Anda di halaman 1dari 9

PROSES PENGIMBUHAN DALAM BAHASA

BIDAYUH-SOMU: MORFEM NOMINAL

Eusabinus Bunau

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan


dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura, Pontianak
Email: eusabunau@yahoo.com

Abstract

This research is aimed to identify and describe morphemes and allomorphs applied in
nominal affixation process of Bidayuh-Somu Language. The research is field linguistics
implementing recording technique to collect the data. Utterances containing nominal
morphemes and allomorphs were collected from the language speaker informants and
sorted accordingly to word class. The research found that the nominal morphemes of the
language is both class-maintaining and class-changing. To form word, the nominal
morpheme is affixed to nouns, verbs, and numbers. The nominal morpheme of Bidayuh-
Somu Language comprises prefix, infix, and circumfix.

Keywords: affixation process, morpheme, allomorph, class-maintainng and class-


changing.

PENDAHULUAN morfem terikat seperti dinyatakan oleh


Kieffer dan Lesaux (2007) terbagi kepada
Penelitian ini adalah penelitian di morfem infleksi dan derivasi. Untuk
bidang linguistik dengan subbidang penelitian ini morfem terikat tersebut
morfologi, tepatnya proses pengimbuhan. adalah morfem derivasi, yaitu morfem
Pengimbuhan adalah proses menambah imbuhan yang terdiri dari awalan, sisipan
morfem terikat atau imbuhan kepada dan morfem terikat-terbagi.
morfem akar atau kata akar (Ramlan, 1990, Morfem derivasi adalah morfem
p. 15). Abdullah Hassan (2007, p. 132) imbuhan yang berfungsi menetapkan atau
mengatakan pengimbuhan adalah proses mengubah golongan kata atau kelas kata
pembentukan kata dengan menambahkan (lihat Kieffer dan Lesaux, 2007, p. 137)
morfem terikat atau imbuhan kepada yang dalam bahasa Inggris disebut word-
morfem bebas atau kata dasar. Sedangkan class atau part of speech. Secara umum
menurut Denham dan Lobeck (2010, p. morfem derivasi yang berfungsi sebagai
147) imbuhan adalah morfem yang penetap dan pengubah golongan kata
diimbuhkan kepada morfem lain, yaitu tersebut berada dalam dua golongan utama,
morfem bebas atau kata dasar melalui suatu yaitu golongan nominal dan verbal (lihat
proses yang disebut sebagai pengimbuhan. Asmah Haji Omar, 2009). Untuk
Lebih lanjut, morfem terikat atau seterusnya, penelitian ini hanya bertumpu
imbuhan terdiri dari morfem awalan, pada satu golongan saja, yaitu morfem
morfem akhiran, morfem sisipan, dan nominal.
morfem terikat-terbagi (lihat Harimurti Penelitian ini merupakan penelitian
Kridalaksana, 1996, pp. 28-29). Seterusnya, mengenai pembentukan kata berlapis.
Asmah Haji Omar (2009, p. 21) kata kompleks. Kata tunggal merupakan
mengatakan bahwa kata berlapis morfem bebas sedangkan kata kompleks
berdasarkan struktur terdiri dari sekurang- terbagi atas kata berlapis dan kata majemuk
kurangnya: (lihat Bloomfield, 1994, de Saussure, 1986,
1. satu morfem terikat + morfem bebas, di dan Crystal, 1980).
mana morfem terikat adalah awalan dan Imbuhan adalah morfem terikat yang
sisipan. dicantumkan pada morfem bebas melalui
2. satu morfem bebas + morfem terikat, di proses pengimbuhan (Denham dan Lobeck,
mana morfem terikat adalah akhiran. 2010, p. 147). Unsur dalam pengimbuhan
3. satu morfem terikat + satu morfem adalah morfem, yaitu unit tatabahasa yang
bebas + satu morfem terikat, di mana terkecil yang mempunyai makna dan
morfem terikat adalah awalan dan terletak pada tingkat yang paling bawah
akhiran. pada skala tatatingkat tatabahasa atau
Skop penelitian ini adalah proses merupakan unsur yang mendirikan kata
pengimbuhan yang melibatkan morfem (Asmah Haji Omar, 1993, p. 1). Karena itu,
terikat golongan nominal dan morfem akar berdasarkan bentuknya morfem terbagi atas
atau kata akar dalam Bahasa Bidayuh-Somu morfem bebas dan morfem terikat.
beserta alomorf-alomorf atau variasi- Morfem bebas ialah morfem yang
variasinya. Masalah untuk penelitian ini boleh berdiri sendiri tanpa bantuan morfem-
adalah seperti berikut: (1) Morfem-morfem morfem lain untuk dapat berfungsi sebagai
dan alomorf-alomorf nominal apa sajakah kata. Morfem terikat pula adalah morfem
yang terdapat dalam Bahasa Bidayuh- yang memerlukan morfem lain untuk dapat
Somu? (2) Berdasarkan fungsi, morfem- berfungsi sebagai kata (Rohani Mohd
morfem yang manakah yang merupakan Yusof, 1999). Seperti juga morfem bebas,
penetap golongan kata, dan morfem- morfem terikat dapat digolongkan kepada
morfem yang manakah pula yang morfem nominal dan morfem verbal (lihat
merupakan pengubah golongan kata? Dan Asmah Haji Omar, 1981, p. 43).
(3) Makna-makna apa sajakah yang Perwujudan morfem disebut alomorf
ditimbulkan oleh morfem nominal tersebut atau varian morfem (lihat Ramlan, 1980,
setelah terjadinya proses pengimbuhan? pp. 10-11 dan Samsuri, 1980, p. 170).
Tujuan penelitian ini adalah untuk Seterusnya, Asmah Haji Omar (2008)
mengetahui dan mendeskripsikan: (1) mengatakan bahwa morfem diketahui dari
Morfem-morfem dan alomorf-alomorf alomorfnya dan sesuatu morfem itu
nominal yang terdapat ada dalam Bahasa setidaknya mempunyai satu alomorf.
Bidayuh-Somu, (2) morfem-morfem yang Alomorf merupakan perwujudan morfem
merupakan penetap dan pengubah golongan dari segi fonologi, tatabahasa dan leksikal
kata berdasarkan fungsi morfem golongan serta terbagi kepada dua jenis, yaitu
nominal, dan (3) makna yang ditimbulkan alomorf lingkungan dan alomorf bebas
oleh morfem-morfem nominal setelah (Asmah Haji Omar, 2008, p. 17). Alomorf
terjadinya proses pengimbuhan dalam adalah morfem dalam penggunaan yang
Bahasa Bidayuh-Somu. sebenarnya (lihat Mel’cuk, 2006, p. 390 dan
Penelitian ini merujuk kepada teori Asmah Haji Omar, 2009, p. 8). Seterusnya,
struktural, yaitu bahwa suatu kata alomorf sebenarnya adalah variasi atau
mempunyai struktur atau formasi tertentu. anggota dari satu morf atau bentuk.
Struktur kata boleh terdiri dari gabungan Crastairs-McCharty (2002, p. 21)
atas morfem bebas dan morfem terikat, atau menyatakan bahwa alomorf adalah
merupakan gabungan dari imbuhan dan pengucapan berdasarkan konteks.
kata akar. Kata terdiri dari kata tunggal dan Pengucapan tersebut bisa berbeda
berdasarkan bunyi-bunyi fonem konsonan (Asmah Haji Omar, 2009, pp. 11-12).
dan fonem vokal pada awal atau akhir dari Alomorf dapat diketahui dari ciri-cirinya,
kata atau suku kata. Dengan perkataan lain, misalnya ciri fonologi yang hampir sama,
alomorf adalah varian morfem, atau fungsi yang sama, dan makna yang sama
anggota-anggota morfem (Samsuri, 1980, p. (Ramlan, 1990, p. 11). Selanjutnya,
170). berdasarkan bentuk, kata terbagi kepada
Alomorf terdiri dari alomorf bebas kata tunggal, kata terbitan/bentukan, kata
dan alomorf lingkungan, yaitu alomorf majemuk dan kata ulang (Wan Adilah Wan
lingkungan fonologi, tatabahasa dan Adnan, et al, 1999, p. 735). Berrdasarkan
leksikal. Alomorf lingkungan adalah struktur kata, proses pengimbuhan dalam
alomorf yang saling menyisihkan atau Bahasa Bidayuh-Somu ini berlaku seperti
menyingkirkan apabila diimbuhkan kepada struktur berikut:
morfem akar yang didahului oleh bunyi 1. Morfem terikat + morfem bebas
atau fonem tertentu. Asmah Haji Omar 2. Morfem bebas + morfem terikat
(2009, p. 10) seterusnya mengatakan bahwa 3. Morfem terikat + morfem bebas +
alomorf lingkungan fonologi adalah morfem terikat
alomorf yang wujudnya ditentukan oleh ciri Struktur di atas memperlihatkan
bunyi atau ciri-ciri fonologi yang ada di bahwa proses pengimbuhan dalam Bahasa
sekitarnya, sedangkan alomorf lingkungan Bidayuh-Somu boleh dilakukan dengan
tatabahasa adalah alomorf yang wujudnya menambahkan awalan sebelum morfem
ditentukan oleh ciri-ciri tatabahasa. akar, atau dengan menyisipkan sisipan di
Alomorf lingkungan leksikal pula antara fonem pertama dan fonem vokal dari
adalah alomorf yang wujudnya ditentukan morfem akar. Selain itu pengimbuhan
oleh ciri-ciri perbendaharaan kata dan dalam Bahasa Bidayuh-Somu juga dapat
menimbulkan kata terbitan yang berbeda dilakukan dengan menambahkan akhiran di
dari segi makna, tetapi menggunakan kata belakang morfem akar. Seterusnya, struktur
akar dan awalan atau akhiran yang sama di atas juga menunjukkan bahwa di dalam
(Asmah Haji Omar, 2009, p. 11). proses pengimbuhan, morfem akar dalam
Selanjutnya, menurut Asmah Haji Omar Bahasa Bidayuh-Somu dapat hadir bersama
(2008, p. 22), alomorf bebas adalah alomorf morfem terikat-terbagi/awalan-akhiran.
yang boleh saling bertukar satu sama lain
dan proses pertukarannya tidak mengubah METODE PENELITIAN
makna morfem akar.
Untuk menetapkan morfem dan Bahasa Bidayuh-Somu yang diteliti
alomorf, maka alomorf dasar harus dipilih ini masih dalam bentuk lisan dan karena itu
untuk melambangkan morfem. Selanjutnya diperlukan kajian lapangan untuk
Asmah Haji Omar (2009, p. 11), memperoleh data bahasa tersebut dari
mengatakan bahwa jika suatu morfem itu informan. Metode yang digunakan dalam
mempunyai satu alomorf, maka lambang penelitian ini penelitian lapangan (upstream
untuk alomorf itu juga boleh dijadikan research) atau field linguistic yang
lambang morfem. Jika morfem mempunyai dilakukan secara deskriptif (lihat Asmah
lebih dari satu alomorf, maka pilihlah salah Haji Omar, 2008a:6) dengan teknik
satu dari alomorf ini untuk mewakili daftar pengumpulan data, yaitu merekam
alomorf yang ada sebagai lambang morfem. (recording). Data yang dipilih dan dibahas
Alomorf dasar ditetapkan berdasarkan dalam penelitian ini adalah data Bahasa
frekuensi, keselarasan bentuk, produktivitas Bidayuh-Somu yang mengandung morfem
dan bentuk yang dengan mudah dapat nominal dan alomorf-alomorf atau variasi-
menerangkan timbulnya bentuk-bentuk lain variasinya. Data penelitian berasal dari
cerita rakyat dan percakapan sehari-hari morfem {puN-h} boleh berfungsi sebagai
masyarakat Bidayuh-Somu. Sumber data penetap dan pengubah golongan kata.
penelitian adalah informan laki-laki dan Untuk keperluan tulisan ini, deskripsi hanya
perempuan penutur asli Bahasa Bidayuh- dibatasi pada morfem awalan dan sisipan.
Somu.
Pendekatan yang digunakan dalam 1. Morfem {goni-}
penelitian ini adalah kualitatif (Asmah Haji
Omar, 2008a). Memperhatikan bahwa Analisis terhadap morfem {goni-}
morfem terikat berfungsi sebagai penetap memperlihatkan bahwa morfem {goni-}
dan pengubah golongan kata, maka hanya mempunyai satu alomorf saja. Dalam
pendekatan Sistemik (Berry, 1975) juga membentuk kata, didapati morfem ini
digunakan dalam kajian ini. Teknik ditambahkan kepada morfem akar yang
pemilahan data adalah teknik elisitasi atau terdiri dari kata ganti nama diri (Asmah
penyortiran berdasarkan kelompok atau Haji Omar, 2008, p. 75) serta menunjukkan
golongan data, misalnya kelompok morfem makna ‘kumpulan’ atau ‘kelompok’. Oleh
kata benda atau kata bilangan, atau alomorf karena itu morfem {goni-} ini merupakan
penetap dan pengubah golongan kata. penetap golongan kata. Di samping itu,
Analisis data dilakukan dengan teknik kajian terhadap data menunjukkan morfem
deskriptif. Analisis deskriptif bagi {goni-} dalam bahasa Bidayuh-Somu ini
penelitian bahasa adalah analisis yang mirip dengan imbuhan –self atau –selves
dilakukan untuk mendeskripsikan suatu yang digunakan dalam membentuk
bahasa (lihat Samsuri, 1980:70). Reflexive Pronoun dalam bahasa Inggris
(Denham dan Loebeck, 2010, pp. 261-262).
HASIL DAN PEMBAHASAN Jika dalam bahasa Inggris, imbuhan –self
atau –selves merupakan akhiran, maka
Hasil pemilahan dan analisis data morfem {goni-} merupakan awalan.
menunjukkan morfem nominal dalam Morfem terikat ini boleh hadir bersama kata
Bahasa Bidayuh-Somu adalah: ganti nama diri pertama, kedua dan ketiga,
1. Morfem {goni-} baik sebagai tunggal (singular) atau duaan
2. Morfem {ji-} (dual) serta jamak (plural). Contoh:
3. Morfem {ku-} 1. /dat/ = mereka
4. Morfem {puN-} /gonidat/ = mereka sendiri
5. Morfem {-um-} 2. /doduah/ = mereka
6. Morfem {kuN-h} /gonidoduah/ = mereka (berdua)
7. Morfem {puN-h} 3. /nat/ = kalian
Morfem nominal adalah penambah /goninat/ = kalian sendiri
kepada morfem akar yang terdiri dari 4. /adap/ = kita
golongan kata benda dan kata bilangan. /goniadap/= kita sendiri
Berdasarkan analisis, morfem {goni-}, 5. /okap/ = kamu
{ji-}, {puN-}, {-um-}, {kuN-h} dan /goniokap/ = kamu sendiri
{puN-h} merupakan morfem kata benda 6. /omu/ = kamu
nominal, sedangkan morfem {ku-} adalah /goniomu/ = kamu sendiri
morfem kata bilangan. Morfem {puN-}, 7. /mana/ = kalian
{-um-} dan {kuN-h} berfungsi sebagai
/gonimana/= kalian sendiri
pengubah golongan kata, sedangkan
morfem {goni-}, {ji-} dan {ku-} berfungsi 8. /rina/ = kami
sebagai penetap golongan kata. Seterusnya, /gonirina/ = kami sendiri
2. Morfem {ji-} kata bilangan kuantitas dan menunjukkan
makna ‘kumpulan’ atau ‘kelompok’.
Morfem {ji-} didapati dapat Contoh nomor 2 dan 3 di atas, misalnya
diimbuhkan kepada morfem akar dari kata boleh menjadi:
ganti nama diri. Seperti juga morfem 1. /kuiju-iju/= ketujuh-tujuh
{goni-}, morfem {ji-} dalam bahasa ini 2. /kupuri-puri/= kesembilan-sembilan
merupakan penetap golongan kata.
Seterusnya data memperlihatkan, 4. Morfem {puN-}
pengimbuhan morfem terikat {ji-} kepada
ganti nama diri menimbulkan makna Morfem nominal {puN-} boleh hadir
‘duaan’ dan ‘kelompok’. Morfem {ji-} bersama morfem akar golongan kata kerja.
hanya mempunyai satu alomorf. Berikut Oleh karena itu, morfem {puN-} berfungsi
adalah contoh pengimbuhan morfem {ji-}: sebagai pengubah golongan kata yang
1. /mana/ = kami diawali semua fonem konsonan dan vokal.
/jimana/ = kami berdua Proses pengimbuhan morfem {puN-} juga
2. /rina/ = kami melibatkan proses nasalisasi dengan cara
mengganti dan menambah fonem nasal
/jirina/ = kami semua pada bagian awal morfem akar (lihat
Selain itu berdasarkan analisis, Eusabinus Bunau, 2017).
didapati morfem {ji-} juga boleh menerima Proses secara menambah ini terjadi
morfem variasi atau alomorf bebas {-ti-} kepada morfem akar yang diawali konsonan
yang merupakan sisipan, dan proses bersuara dan tak bersuara. Hal ini
penyisipan tersebut tidak mengubah menunjukkan pengimbuhan morfem
keseluruhan makna kata. Misalnya kata- {puN-} dengan unsur nasalisasi, secara
kata di atas boleh menjadi: fonologi menghasilkan rangkap nasal-oral
1. /jitimana/ = kami berdua yang homorgan seperti /mp/, /nd/, /nc/, /nt/
2. /jitirina/ = kami semua dan /k/ di bagian awal kata dasar (lihat
Rohani Mohd Yusof, 1999, p. 184).
3. Morfem {ku-} Morfem {puN-} menunjukkan makna
‘pelaku’ atau ‘penderita’, ‘alat’, ‘penyebab’
Morfem {ku-} diimbuhkan kepada dan ‘hasil perbuatan’ Berdasarkan contoh-
kata bilangan, atau merupakan morfem contoh, morfem {puN-} memiliki 5
pembentuk kata bilangan ordinal serta alomorf, yaitu:
berfungsi sebagai penetap golongan kata. 1. Alomorf /pu-/
Contoh-contoh diantaranya: 2. Alomorf /pum-/
1. /taruah/ = tiga 3. Alomorf /pun-/
/kutaruah/ = ketiga 4. Alomorf /pu-/
2. /rmh/ = lima 5. Alomorf /pu-/
/kurmh/ = kelima Morfem {puN-} ditetapkan sebagai
3. /nm/ = enam morfem dasar karena lebih sering hadir
/kunm/ = keenam dengan unsur nasalisasi. Berdasarkan ciri
4. /mey/ = delapan fonologi pada fonem awal morfem akar
/kumey/ = kedelapan memperlihatkan alomorf morfem {puN-}
5. /mpatbolas/ = empat belas ini merupakan alomorf lingkungan
/kumpatbolas/= keempat belas fonologi. Selain itu didapati kata dasar yang
Morfem {ku-} juga berlaku untuk boleh menerima morfem {puN-} juga boleh
membentuk kata ulang, yaitu reduplikasi hadir bersama akhiran {-h} untuk
membentuk morfem terikat terbagi 4. /pogat/ = teriak
{puN-h}. /pumpogat/ = peneriak

4.1. Alomorf /pu-/ 4.3. Alomorf /pun-/

Alomorf /pu-/ boleh diimbuhkan Morfem variasi /pun-/ didapati hadir


kepada morfem akar golongan kata kerja bersama kata akar dari golongan kata kerja
dan berfungsi sebagai pengubah golongan dan berfungsi sebagai pengubah golongan
kata. Alomorf /pu-/ boleh ditambahkan kata. Sama seperti pada alomorf /pum-/,
kepada morfem akar yang diawali oleh unsur nasal hadir bersama morfem akar
konsonan likuida, nasal /m/ dan plosif /b/. sebelum menerima alomorf /pun-/. Alomorf
Lihat contoh berikut: /pun-/ boleh diimbuhkan kepada morfem
1. /rɔbɔ/ = siksa akar yang didahului oleh fonem konsonan
/purɔbɔ/ = penyiksa plosif /t/ dan afrikat /c/. Contoh-contoh
2. /rapiat/ = jepit antara lain:
/purapiat/ = penjepit 1. /colk/ = coleng
3. /roka/ = buang (nasi) /puncolk/ = pencoleng
/puroka/ = orang yang suka 2. /caruat/ = carut
membuang (nasi) /puncaruat/ = pencarut
4. /lyk/ = buang (barang) 3. /tirik/ = sinis (memandang)
/pulyk/ = pembuang /puntirik/ = pandangan sinis
5. /mat/ = bawa 4. /toyat/ = dulu
/pumat/ = pembawa /puntoyat/ = pendahulu
6. /binan/ = ijin, boleh
/pubinan/ = orang yang mengijinkan, 4.4. Alomorf /pu-/
memperbolehkan
Seperti juga alomorf-alomorf lain dari
4.2. Alomorf /pum-/ morfem {puN-}, alomorf /pu-/ juga hadir
bersama kata kerja serta sebagai pengubah
Alomorf /pum-/ hanya boleh golongan kata. Unsur-unsur nasalisasi pada
ditambahkan kepada morfem akar morfem akar yang hadir bersama alomorf
golongan kata kerja dan berfungsi sebagai /pu-/ merupakan pengganti (lihat contoh 1)
pengubah golongan kata. Contoh-contoh
dan penambah (lihat contoh 2-5). Alomorf
menunjukkan unsur nasalisasi sebagai
ini diimbuhkan kepada morfem akar yang
penambah hadir pada morfem akar sebelum
diawali oleh fonem vokal dan plosif /k/.
menerima alomorf /pum-/. Alomorf /pum-/
Seterusnya penelitian juga menunjukkan,
hanya boleh hadir bersama morfem akar
alomorf /pur-/ boleh bervariasi secara bebas
yang diawali fonem konsonan plosif /p/ dan
mewujudkan rangkap nasal-oral yang dengan alomorf /pu-/ jika morfem akar
homorgan. Contoh-contohnya adalah: didahului oleh fonem vokal. Variasi
tersebut tidak membawa perubahan kepada
1. /pɔdɔ/ = adu
makna dari kata yang diterbitkan (lihat
/pumpɔdɔ/= pengadu contoh 3-5). Contoh:
2. /piut/ = banting 1. /kora/ = ukur (kilan)
/pumpiut/ = pembanting /puora/ = pengukur (pengilan)
3. /pori/ = kembali 2. /kidas/ = potong (pakai parang)
/pumpori/ = pengembali /pukidas/ = pemotong
3. /amoh/ = alasan 5. /pu-/ diimbuhkan sebelum konsonan
/puamoh/ = perihal alasan afrikat /j/ dan frikatif /s/, fonem /j/ dan
/puramoh/ = perihal alasan /s/ gugur.
4. /ibat/ = menantu Lebih lanjut, morfem {puN-} ini
/puibat/ = perihal menantu boleh berfungsi menerbitkan kata
/puribat/ = perihal menantu reduplikasi total, yaitu reduplikasi kata
5. /abah/ = kejam benda dengan kata dasar. Proses reduplikasi
/puabah/ = orang yang kejam kata dasar dengan unsur penambah morfem
{puN-} dalam Bahasa Bidayuh-Somu
/purabah/ = orang yang kejam
menandakan makna ‘jamak’. Perhatikan
contoh berikut:
4.5. Alomorf /pu-/ 1. /rɔbɔ/ = siksa
/purɔbɔ-purɔbɔ/ = penyiksa-
Alomorf /pu-/ adalah penambah penyiksa
kepada morfem akar golongan kata kerja 2. /pɔdɔ/ = adu
dan merupakan pengubah golongan kata. /pumpɔdɔ-pumpɔdɔ/= pengadu-
Contoh-contoh memperlihatkan, morfem
pengadu
akar akan terlebih dahulu mengalami proses
nasalisasi sebelum menerima alomorf
5. Morfem {-um-}
/pu-/ ini. Alomorf /pu-/ ini hadir bersama
morfem akar yang diawali oleh konsonan Morfem {-um-} adalah sisipan kata
afrikat /j/ dan frikatif /s/ seperti terlihat benda yang diimbuhkan kepada morfem
pada contoh-contoh berikut: akar golongan kata kerja dan kata sifat.
1. /jajey/ = pangkas (rumput, kayu) Oleh akrena itu, morfem tersebut adalah
/puajey/ = pemangkas pengubah golongan kata. Berdasarkan
2. /jomiat/ = anyam contoh-contoh, morfem {-um-} ini
/puomiat/ = penganyam disisipkan setelah konsonan pertama
3. /sobu/ = rumput morfem akar. Perhatikan diantara contoh
/puobu/ = orang yang merumput berikut:
4. /suut/ = sungut 1. /pɔrɔ/ = larang
/puuut/ = penyungut /pumɔrɔ/ = larangan
Kehadiran setiap alomorf dari 2. /pokat/ = sepakat
morfem dalam Bahasa Bidayuh-Somu /pumokat/ = kesepakatan
dipengaruhi oleh fonem pertama morfem
akar seperti uraian berikut: KESIMPULAN
1. /pu-/ diimbuhkan sebelum konsonan
likuida, nasal /m/, dan plosif /b/. Kajian yang dilakukan terhadap
2. /pum-/ diimbuhkan sebelum konsonan contoh-contoh kata berimbuhan
plosif /p/, fonem /p/ tetap. menunjukkan morfem nominal dalam
3. /pun-/ diimbuhkan sebelum konsonan Bahasa Bidayuh-Somu berfungsi sebagai
afrikat /c/ dan plosif /t/, fonem /c/ dan /t/ penetap dan pengubah golongan kata. Dari
tetap. 7 (tujuh) morfem nominal yang diperoleh
melalui penelitian lapangan menunjukkan,
4. /pu-/ diimbuhkan sebelum konsonan 6 (enam) morfem merupakan morfem kata
plosif /k/, fonem /k/ gugur, dan untuk benda dan 1 (satu) morfem merupakan
variasi /pur-/ diimbuhkan sebelum morfem kata bilangan.
fonem vokal.
Morfem {puN-}, {-um-} dan berfungsi sebagai penetap dan pengubah
{kuN-h} berfungsi sebagai pengubah golongan kata.
golongan kata. Morfem {goni-}, {ji-} dan Morfem berunsur nasalisasi (N)
{ku-} adalah penetap golongan kata. seperti {puN-} adalah morfem yang
Seterusnya, morfem {puN-h} boleh diimbuhkan kepada morfem akar yang
fonem awalnya terlebih dahulu mengalami
berfungsi sebagai penetap dan pengubah
proses nasalisasi. Proses nasalisasi tersebut
golongan kata.
terjadi secara mengganti dan menambah
Berdasarkan analisis terhadap proses
fonem pertama morfem akar. Proses
pengimbuhan, kata benda yang dihasilkan
nasalisasi secara mengganti adalah proses
dari pengimbuhan morfem nominal dalam
menggantikan fonem pertama morfem akar
Bahasa Bidayuh-Somu ini adalah kata
dengan fonem nasal.
benda ril dan kata benda abstrak. Selain itu,
Proses penggantian tersebut
berdasarkan fonem pertama pada morfem
menyebabkan fonem pertama morfem akar
akar, alomorf dari morfem nominal dalam
gugur dan tergantikan oleh fonem nasal.
bahasa ini merupakan alomorf lingkungan
Sedangkan proses nasalisasi yang terjadi
fonologi.
secara menambah adalah proses
Morfem-morfem nominal dalam
menambahkan fonem pertama morfem akar
Bahasa Bidayuh-Somu adalah imbuhan
dengan fonem nasal. Proses penambahan
yang ditambahkan kepada morfem akar
tersebut menghasilkan rangkap konsonan,
golongan kata benda, kata bilangan, kata
yaitu konsonan nasal-oral pada bagian awal
kerja dan kata sifat. Oleh karena itu,
morfem akar.
morfem-morfem nominal tersebut dapat

DAFTAR PUSTAKA Berry, M. (1975). An Introduction to


Systemic Linguistics. London: BT.
Abdullah Hassan. (2007). Linguistik Am. Batsford.
Kuala Lumpur: PTS Profesional.
Bloomfield, L. (1994). Language. Delhi:
Asmah Haji Omar. (1981). The Iban Motilal Banarsidass.
Language of Sarawak: A
Grammatical Description. Kuala Carstairs-McCharty, A. (2002). An
Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. Introduction to English Morphology:
Words and Their Structure.
Asmah Haji Omar. (2009). Nahu Melayu Edinburgh: Edinburgh University
Mutakhir (edisi kelima). Kuala Press Ltd.
Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
Crystal, D. (1980). Linguistics.
Harmondsworth, Middlesex,
Asmah Haji Omar. (2008). Nahu Kemas
England: Penguin Books
Kini. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa
dan Pustaka.
Denham, K dan Lobeck, A. (2010).
Linguistics for Everyone: an
Asmah Haji Omar. (2008a). Kaedah
Introduction. Boston: Wadsworth
Penyelidikan Bahasa di
Cengage Learning.
Lapangan. Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka.
de Saussure, F. (1986). Course in Ramlan. (1990). Morfologi: Suatu
General Linguistic. Translated and Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: UP.
annotated by Roy Harris. La Salle Karyono.
III: Open Court.
Rohani Mohd Yusof. (1999).
Eusabinus Bunau. (2017). Alomorf Perbandingan Morfologi Bahasa
Nasalisasi dan Nasal Penambah Melayu dan Bahasa Iban. Tesis
dalam Bahasa Bidayuh-Somu, Untuk Memenuhi Keperluan Ijazah
dalam Jurnal Kajian Pembelajaran Doktor Falsafah Jabatan Pengajian
dan Keilmuan, Vol. 1 No. 2, Oktober Melayu Fakulti Sastera dan Sains
2017-Maret 2018. Hlm. 89-102. Sosial Universiti Malaya Kuala
Pontianak: FKIP UNTAN. Lumpur.

Harimurti Kridalaksana. (1996). Samsuri. (1980). Analisa Bahasa:


Pembentukan Kata Dalam Bahasa Memahami Bahasa Secara Ilmiah
Indonesia (edisi kedua). Jakarta: (cetakan kedua). Jakarta: Erlangga.
Gramedia Pustaka Utama.
Wan Adilah Wan Adnan, Sa’adiyah
Kieffer, M. J., and Lesaux, N. K. Darus dan Abdulah Mohd. Zin.
‘Breaking down words to build (1999). Penganalisis Morfologi
meaning: Morphology, vocabulary, Bahasa Melayu Berkomputer.
and reading comprehension in the Jurnal Dewan Bahasa. Jilid 43 Bil.
urban classroom’ dalam The reading 8. Ogos 1999. Hlm. 732-740. Kuala
teacher 61, no. 2 (2007): 134-144. Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka.
Mel’cuk, I. (2006). Aspects of the Theory
of Morphology. David Beck (ed.).
Berlin: Walter de Gruyter GmbH &
Co.

Anda mungkin juga menyukai