Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN PUISI

Kode Mata Kuliah: 115P353031


3 SKS

Oleh:

Drs. Albertus Purwaka, M.A.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN


ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
Unsur-unsur Pembangun Puisi

• Sebuah puisi adalah sebuah struktur


yang terdiri dari unsur-unsur
pembangun. Unsur-unsur itu bersifat
padu. Unsur-unsur itu bersifat
fungsional dalam kesatuannya dan
juga bersifat fungsional terhadap
unsur lainnya.
Unsur-unsur puisi
1. Struktur fisik puisi, disebut juga bentuk atau bahasa
atau bunyi. Struktur ini berupa
pilihan kata (diksi), pengimajian, kata konkret, majas,
rima dan ritma (versifikasi), dan tipografi.
2. Struktur batin atau struktur makna, yaitu makna yang
terkandung di dalam puisi yang tidak secara langsung
dapat dihayati. Struktur batin ini meliputi tema, nada,
perasaan, dan amanat.

Kedua unsur itu disebut struktur karena terdiri atas unsur-


unsur lebih kecil yang bersama-sama membangun
kesatuan sebagai struktur.
• Struktur fisik sering kali disebut juga struktur
sintaktik puisi. Istilah ini memang tidak tepat,
sebab kesatuan unsur-unsur kebahasaan dalam
puisi tidak membentuk struktur sintaktik, tetapi
membentuk baris-baris puisi. Oleh karena itu,
menurut Waluyo (1987: 27) lebih tepat disebut
sebagai struktur fisik.
• Sedangkan struktur batin, sering kali disebut
struktur tematik atau struktur semantik. Menurut
Waluyo (1987: 27) lebih tepat dengan istilah
struktur batin.
• Struktur fisik puisi terdiri atas baris-baris puisi yang
bersama-sama membangun bait-bait puisi.
Selanjutnya, bait-bait puisi itu membangun
kesatuan makna di dalam keseluruhan puisi
sebagai sebuah wacana. Struktur fisik puisi adalah
medim pengungkap struktur batin puisi.
• Baris-baris puisi dibedakn dari baris prosa karena
setiap baris puisi menunjukkan adanya enjabemen,
yakni kesenyapan yang menunjukkan bahwa setiap
baris puisi mengungkapkan kesatuan makna yang
belum tentu harus menjadi bagian dari kesatuan
makna baris berikutnya.
• Enjambemen memberikan corak puisi berbeda
corak dari bentuk karya sastra yang lainnya.
Kesenyapan dalam baris-baris puisi menunjukkan
bahwa sebuah baris yang nampaknya seperti
bagian dari kalimat atau bagian dari suatu
kesatuan sintaksis itu mungkin merupakan
bentuk kesatuan makna yang lebih luas dari
satu kalimat utuh. Oleh sebab itu, sebuah bait
berbicara yang lebih luas dari kesatuan-kesatuan
sintaksis yang biasanya dimiliki sebuah prosa.
Gambaran Puisi Indonesia
1. Mantra
Mantra terdapat di dalam kesusasteraan daerah di
seluruh Indonesia. Mantra berkaitan dengan sikap
religius manusia. Untuk memohon sesuatu dari
Tuhan diperlukan pilihan kata yang berkekuatan
gaib, yang memudahkan kontak dengan Tuhan.
Dengan demikian, akan dikabulkan. Karena sifat
sakralnya, mantra tidak boleh diucapkan
sembarang orang. Hanya pawang dan tokoh-tokoh
adat yang berhak dan dianggap pantas yang
mengucapkan mantra itu.
2. Pantun dan Syair
Kedua jenis puisi ini adalah jenis puisi lama yang
paling terkenal. Jenis-jenis puisi lama lainnya,
ialah: talibun, gurindam, tersina, dan
sebagainya. Jenis-jenis puisi lain selain pantun
dan syair itu mempunyai struktur yang prinsip-
prinsipnya sama dengan pantun dan syair.
3. Puisi Baru
4. Puisi Angkatan 45
5. Puisi Kontemporer
Referensi

Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi


Puisi. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai