Anda di halaman 1dari 15

ASPEK SINTAKTIKA DALAM ANALISIS PUISI

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Ramzi

Dosen Pengampu:

Ahmad Amirul Kholid, M. Pd

Disusun Oleh:

1. M. Asrofi Faqih (210601007)


2. Julia Mufidatul Umma (210601026)

PROGAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS SYARIAH DAN ADAB
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI
BOJONEGORO
2023

1
KATA PENGANTAR

Rasa syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepat
waktu. Makalah ini berjudul “ ASPEK SITAKTIKA DALAM ANALISIS PUISI”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari


dosen pengampu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan
tambahan wawasan bagi saya sebagai penulis dan bagi para pembaca.

Saya selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah. Tidak lupa bagi rekan-rekan mahasiswa lain yang telah
mendukung penyusunan makalah ini saya juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya


sempurna. Maka dari itu saya terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa
membangun kemampuan saya, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah
dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan para
pembaca.

Bojonegoro, 15 April 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.................................................................................................................... 3
BAB I................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN............................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
C. Tujuan Masalah ..................................................................................................... 5
BAB II .............................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 6
A. Sintaksis Dalam Analisis Puisi .............................................................................. 6
B. Aspek aspek Sintaksis ........................................................................................... 7
C. Analisis Puisi ......................................................................................................... 8
BAB III........................................................................................................................... 14
PENUTUP...................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan utama menganalisis sebuah sintaktika puisi adalah untuk


memaknai setiap larik yang terdapat pada puisi tersebut. Dengan kata lain,
menganalisis puisi adalah sebuah usaha untuk menangkap serta memberi
makna pada setiap teks yang ada dalam puisi tersebut. Puisi sebagai bagian dari
karya sastra memiliki struktur yang bermakna jika dikaji lebih mendalam. Hal
tersebut diperkuat dengan pandangan bahwa karya sastra adalah sistem tanda
yang memiliki makna dan bahasa sebagai mediumnya.

Bahasa sebagai medium pembentuk dari sebuah karya sastra, seperti


halnya puisi dapat dimaknai sebagai sistem tanda yang memiliki arti. Sistem
tanda tersebut ditentukan oleh konvensi masyarakat. Ilmu yang mempelajari
mengenai sistem tanda ini dikenal dengan istilah semiotika atau semiologi.

Dengan demikian, untuk mengkaji sebuah puisi diperlukan analisis


semiotika karena puisi terbentuk dari struktur tanda-tanda yang bermakna.

Bertalian dengan semiotika, bahasa sebagai medium karya sastra, berada pada
sistem tanda tingkat pertama meaning (arti). Berbeda halnya dengan karya
sastra yang merupakan sistem tanda yang lebih tinggi kedudukannnya dari
bahasa atau dapat disebut sebagai sistem tanda tingkat kedua. Selain itu, arti
kata-kata atau bahasa dalam karya sastra ditentukan oleh konvensi sastra. Maka
tidak heran jika arti sastra disebut juga sebagai dari arti atau meaning of
meaning.

Dalam puisi, makna tidak hanya dilihatdari arti bahasanya saja, tetapi dari
suasana,perasaan, daya liris, konotasi, intensitas arti, dan pemaknaan yang
ditimbulkan oleh tanda tanda kebahasaan atau tanda tanda lainnya

4
B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Aspek sintaktika dalam analisis


puisi?
2. Apakah yang dimaksud Aspek aspek sinataksis?
3. Apakah yang dimaksud dengan Analisis Puisi?

C. Tujuan Masalah

1. Memahami tentang Aspek sintaktika dalam analisis puisi.


2. Memahami tentang aspek aspek sitaksis.
3. Memahami tentang analisis Puisi .

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sintaksis Dalam Analisis Puisi

Sintaksis adalah bagian atau cabang ilmu bahasa (linguistik) yang


membicarakan mempelajari hubungan seluk beluk antar kata untuk
membentuk wacana, kalimat, klausa, frase . Kajian sintaksis ini kurang
lebih hampir sama dengan morfologi. Namun, morfologi berfokus pada
hubungan gramatikal pada kata dan kalimatnya.
(Ramlan, 1995 :18) . Dalam menganalisis puisi ,aspek sintaksis menjadi hal
pertama dan mengawali sebuah analisis/pengkajian.
Menurut ramlan bahasa terdiri dari dua lapisan ,yaitu lapisan bentuk
dan lapisan arti yang dinyatakan oleh bentuk itu. Begitu juga dengan karya
sastra (puisi) yang menggunakan bahasa (teks) sebagai medianya puisi
sebagai karya sastra (puisi) mempunyai struktur kebahasaan yang
kompleks. Untuk memahami puisi diperlukan analisis yang mampu
mengupas satu demi satu kata dalam teks puisi tersebut secara keseluruhan.
Tapi dibidang sastra zoest. (1991:6) memberikan pengertian bahwa
aspek sintaksis dalam puisi adalah berlakunya tanda dengan tanda tanda
yang lain, serta cara bekerja sama tanda tersebut dalam menjalankan
fungsinya. Namun lain halnya dengan Todorov (1985: ia berpendapat
bahwa dalam sintaksis terdapat terdapat berbagai pokok analisis yang
dimulai dari urutan logis temporal , urutan spasial, sintaksis naratif,
khususan, dan reaksi. Untuk analisis puisi cenderung digunakan urutan
spasial, sedang yang lainya lebih cocok digunakan untuk menganalisis
prosa.
Setiap kata-kata yang tersusun menjadi sebuah larik dalam puisi
memiliki struktur kalimat walaupun biasanya kalimat- kalimat dalam puisi
tidak utuh. Tarigan, 1983:21 Dalam menganalisis makna puisi hendaknya

6
larik- larik puisi dipandang sebagai suatu kesatuan sintaksis. Menurut Pierre
Giraud 1980:11 “Sintaksis mempelajari hubungan antara kata-kata pada
pengungkapannya”. Dalam Le Robert Micro 1998:1290 disebutkan bahwa
sintaksis mempelajari pemaparan hubungan antara kata-kata, bentuk dan
fungsi bahasa. Ini dibuktikan dengan kutipan “Syntax ”Sintaksis dalam
sebuah puisi berhubungan dengan larik-larik dalam puisi sebagai kesatuan
sintaksis. Maksudnya ialah sebuah kalimat dalam puisi diperoleh dari
rangkaian larik-larik, bisa terdiri dari dua larik atau lebih, sehingga untuk
menafsirkan makna puisi larik-larik hendaknya dipandang sebagai suatu
kesatuan sintaksis Waluyo, 1987:69. Kesatuan sintaksis dapat dibicarakan
juga dalam 28 larik dan bait, karena sebuah sebuah larik dapat mewakili
kesatuan gagasan yang lebih besar. Bait puisi pada hakekatnya mirip dengan
sebuah paragraf prosa. Di dalam bait terdapat satu larik yang merupakan
kunci gagasan.
Pada umumnya kaidah sintaksis sering diabaikan dalam puisi.
Penyair seringkali membuat pola sintaksis yang aneh atau menyimpang
untuk menunjukkan kreatifitas dan identitas ciri khasnya. Hal itu dilakukan
baik dengan cara mengabaikan kaidah sintaksis yang berlaku infrastruktur
maupun dengan cara mengulang-ulang pola tertentu suprastruktur sehingga
kalimat dalam puisi terkadang mengecohkan dasar pembentukkan unsur-
unsur kalimat yang sebenarnya. Kalimat dalam puisi dapat berbentuk
inverse atau ada bagian- bagian yang dihilangkan Waluyo, 1987:70.
Menurut Pradopo 1995:136, oleh karena penyimpangan bahasa tersebut,
sajak dibaca berdasarkan struktur kebahasaan. Penambahan sisipan kata
atau sinonim diperlukan untuk memperjelas makna sajak.

B. Aspek aspek Sintaksis

Aspek-aspek yang dikaji dalam sintaksis meliputi frasa, klausa, dan


kalimat. Dibawah ini merupakan uraian dari ketiga aspek tersebut.

Frasa

7
Frasa dapat dihasilkan dari perluasan sebuah kata. Sebuah frasa dengan
perluasannya tidak menimbulkan jabatan atau fungsi lain sehingga tidak
melebihi batas fungsi semula. Jika perluasan itu ternyata menimbulkan
jabatan fungsi baru atau membentuk pola subjek-predikat, perluasan itu
sudah menjadi klausa.
Contoh: karya sastra (frasa)
Diperluas
Karya sastra indah itu (frasa)
Karya sastra itu indah (klausa)
S P

Klausa

Klausa merupakan bagian dari kalimat. Klausa memiliki unsur subjek dan
predikat, tetapi tidak mengandung intonasi, jeda, tempo, dan nada.

Klausa dibagi menjadi 2 yakni:

Klausa lengkap, contoh : kami sedang bekerja , dapat dilihat dari


kelengkapan sebuah unsur subjek dan predikat.

Klausa tidak lengkap, contoh : sudah pergi dari tadi siang ,bekebalikan
dengan klausa lengkap, klausa tidak lengkap dapat diamati dengan
ketidaklengkapan unsur yang menyusunnya (subjek dan predikat).

Kalimat

Kalimat adalah satuan gramatik yang ditandai adanya kesenyapan awal dan
kesenyapan akhir yang menunjukkan bahwa kalimat itu sudah selesai
(lengkap) serta mengandung sebuah maksud.

C. Analisis Puisi
Puisi adalah karya sastra yang menjaga pengayaan Bahasa. Dengan
puisi, Bahasa yang telah hilang diaktifkan kembali dan digunakan dengan
makna yang dalam penggunaan sehari-hari telah melemah atau hilang

8
(Zaimar, 2014:48). Puisi dapat dianalisis dengan menggunakan tiga tataran,
salah satunya yaitu analisis aspek sintaksis.

Analisis aspek sintaksis dalam puisi, tidaklah merupakan penguraian


dalam sekuen, melainkan analisis sintaksis kebahasaan. Perlu dilihat ada
tidaknya hal yang keluar dari kebiasaan misalnya apakah di dalam teks puisi
itu tidak ada verba atau justru dipenuhi oleh verba. Bentuk kalimat manakah
yang lebih dominan, apakah kalimat tanya, kalimat ekslamatif atau kalimat
imperative (Zaimar, 2014:51).

Berikut analisis sintaksis puisi:

Pesan Dari Ayah

Datang menjelang petang, aku tercengang melihat

Ayah sedang berduaan dengan telepon genggam

Di bawah pohon sawo di belakang rumah

Ibu yang membelikan Ayah telepon genggam

Sebab Ibu tak tahan melihat kekasihnya kesepian

“Jangan ganggu suamiku,” Ibu cepat-cepat

Meraih tanganku. “Sudah dua hari ayahmu belajar menulis dan mengirim
pesan untuk Ibu.

Kasihan dia, sepanjang hidup berjuang melulu.”

9
Ketika pamit hendak kembali ke Jakarta,

Aku sempat mohon kepada Ayah dan Bunda

Agar sering-sering telepon atau kirim pesan, sekedar

Mengabarkan keadaan, supaya pikiranku tenang.

Ayah memenuhi janjinya. Pada suatu tengah-malam

Telepon genggamku terkejut mendapat kiriman

Pesan dari Ayah, bunyinya: “Sepi makin modern.”

Langsung kubalas: “Lagi ngapain?” Disambung:

“Lagi berduaan dengan ibumu di bawah pohon sawo

Di belakang rumah. Bertiga dengan bulan.

Berempat dengan telepon genggam. Balas!”

(2005)

Pada puisi “Pesan Dari Ayah” karya Joko Pinurbo, puisi ini memiliki
beberapa tanda baca, yaitu (1) tanda petik yang digunakan untuk percakapan
langsung atau dialog langsung para tokoh, terutama percakapan tokoh Ibu.
(2) tanda koma, merupakan tanda baca yang dipakai untuk memisahkan
suatu kalimat atau klausa dalam puisi (3) tanda titik digunakan untuk
mengakhiri sebuah kalimat dalam puisi. Selain itu, dilihat dari huruf besar
(kapital) dan penggunan tanda titik, puisi ini memiliki 13 kalimat. Bait
pertama terdiri dari 5 larik, larik ketiga, keempat dan kelima merupakan
klausa yang terkait pada kalimat utama (larik pertama dan larik kedua). Bait
kedua terdiri dari 4 larik dengan 3 kalimat, larik kedua dan larik ketiga
merupakan kalimat majemuk bertingkat dengan penggunaan konjungsi
subordinatif, dibuktikan dengan adanya konjungsi “dan” pada larik tersebut.

10
Bait ketiga terdiri dari 4 larik yang saling berhubungan sehingga hanya
memiliki 1 kalimat saja, kalimat dalam keempat larik tersebut termasuk ke
dalam kalimat majemuk bertingkat karena adanya penggunaan konjungsi
suboordinatif “dan”, “atau” dalam keseluruhan lariknya. Bait keempat
terdiri dari 2 kalimat dengan 3 larik, larik pertama merupakan kalimat
deklaratif ditandai denga adanya tanda titik untuk memberi pernyataan atau
informasi bahwa Ayah telah memenuhi janjinya. Bait kelima, terdiri dari 3
kalimat dengan 4 larik. Dalam kalimat dan larik di bait kelima, terdapat
kalimat perintah yang berdiri sendiri (terdiri dari satu kata saja: “balas!”)
yang ditandai dengan adanya tanda seru sebagai pembuktian adanya
perintah dalam kalimat tersebut. Bait keenam terdiri dari 2 kalimat dengan
5 larik, larik tersebut termasuk ke dalam kalimat majemuk bertingkat
dengan adanya penggunaan konjungsi suboordinatif “dan” pada larik
terakhir atau larik keliama dalam bait keenam.

Selain dilihat dari segi rangkai kalimat, kami juga menganalisis dari segi
rangkaian makna dalam puisi “Pesan Dari Ayah” karya Joko Pinurbo.

Bait I

Larik 1 dan 2, keterkejutan melihat ayah dengan telepon genggam

Larik 3, deskripsi alam sekitar rumah

Larik 4 dan 5, rasa iba Ibu melihat Ayah yang kesepian; dibelikannya telepon.

Bait II

11
Kekhawatiran Ibu; si Ayah akan merasa terganggu saat belajar telepon genggam
dan rasa terima kasih Ibu atas perjuangan Ayah.

Bait III

Permohonan ‘aku’ untuk diberi kabar saat merantau, agar dirinya merasa tenang.

Bait IV

Menunaikan permintaan ‘aku’ untuk diberi kabar dengan mengirimkannya pesan.

Bait V

Balasan ‘aku’ kepada Ayahnya, juga deksripsi situasi Ayah yang sedang berada di
bawah pohon sawo dengan Ibu.

Bait VI

Ingatan ‘aku’ saat pertama kali menciptakan puisi pertamanya di bawah pohon
sawo hingga tertidur dan Ayah yang membawanya ke ranjang.

Dari analisis sintaksis yang telah dilakukan , dapat disimpulkan bahwa puisi
“Pesan Dari Ayah” karya Joko Pinurbo terdiri dari 6 bait dengan 13 kalimat secara

12
keseluruhan, adanya tanda baca yang digunakan dalam puisi tersebut, dalam puisi
tersebut dominan menggunakan kalimat majemuk bertingkat yang ditandai dengan
adanya penggunaan konjungsi suboodinatif “dan, atau” dalam puisi tersebut. Dalam
segi makna, puisi tersebut menceritakan tokoh Ayah yang dibelikan telepon
genggam dari Ibu sebagai pembunuh rasa sepi dan juga permintaan tokoh Aku
untuk dikabari saat ingin merantau.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sintaksis adalah bagian atau cabang ilmu bahasa (linguistik) yang


membicarakan mempelajari hubungan seluk beluk antar kata untuk
membentuk wacana, kalimat, klausa, frase . Kajian sintaksis ini kurang lebih
hampir sama dengan morfologi. Namun, morfologi berfokus pada hubungan
gramatikal pada kata dan kalimatnya.Aspek sintaksis dalam puisi adalah
berlakunya tanda dengan tanda tanda yang lain, serta cara bekerja sama tanda
tersebut dalam menjalankan fungsinya. Sintaksis dalam sebuah puisi
berhubungan dengan larik-larik dalam puisi sebagai kesatuan sintaksis.
Maksudnya ialah sebuah kalimat dalam puisi diperoleh dari rangkaian larik-
larik, bisa terdiri dari dua larik atau lebih, sehingga untuk menafsirkan makna
puisi larik-larik hendaknya dipandang sebagai suatu kesatuan sintaksis

B. Saran

Jika materi yang saya sampaikan ini ada kesalahan atau kekurangan, saya harap
kritik dan saran dari kawan semua.

14
DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Kris. (2004). Semiotika Visual.Yogyakarta: Penerbit Buku Baik.


Nurgiyantoro, Burhan. (1995). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah
Mada
University Press.
Waluyo, Herman J. (1995). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Pradopo, dkk. (2001).
Teeuw, A. (1984). Sastra dan Ilmu Sastra.
Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya
Zaimar, Okke K.S. (2002). Strukturalisme.
Jakarta: PPKB U
Sobur, Alex. (2004). Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya

15

Anda mungkin juga menyukai