Anda di halaman 1dari 30

KARYA SASTRA DI KELAS RENDAH

DISUSUN:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP MUHAMMADIYAH ENREKANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat
limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyususn makalah ini
membahas tentang “pengembangan media dan sumber belajar”. Kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyususnan makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mngenai pemecahan masalah. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Enrekang, Oktober 2018

Penyusun

Page | i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4

C. Tujuan ..................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian puisi ...................................................................................... 5

B. Pengertian Pantun ................................................................................... 12

C. Pengertian Dongen ................................................................................. 19

D. Pengertian Drama ................................................................................... 22

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 27

Page | ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui
bahasa. Karya sastra terdiri dari beragam bentuk, yaitu puisi, prosa maupun
drama. Prosa dapat berupa novel dan cerpen.Sebuah karya sastra dianggap
sebagai bentuk ekspresi dari sang pengarang. Sastra itu dapat berupa kisah
rekaan melalui pengalaman batin (pemikiran dan imaginasinya), maupun
pengalaman empirik (sebuah potret kehidupan nyata baik dari sang penulis
ataupun realita yang terjadi di sekitarnya) dari sang pengarang. Maka
selanjutnya Faruk (2012:25) menyatakan bahwa sastra dapat dikatakan sebagai
objek yang manusiawi, fakta kemanusiaan yang dapat dikaji lebih lanjut.
Melalui karya sastra pengarang dapat dengan bebas berbicara tentang
kehidupan yang dialami oleh manusia dengan berbagai peraturan dan norma
norma dalam interaksinya dengan lingkungan sehingga dalam karya sastra
erdapat makna tertentu tentang kehidupan. Untuk itu, mengapa sastra cukup
banyak digemari oleh para penikmatnya, hal ini dikarenakan karya sastra
merupakan bentuk penggambaran dari seorang manusia, dalam hal ini sang
pengarang, sebagai bagian dari masyarakat. Sehingga pembaca merasa dekat
menembus pikiran, perasaan dan imajinasi manusia yang juga tidak lepas dari
unsur-unsur filsafat, kemasyarakatan, psikologi, sains, ekologi, dan
sebagainya. Puisi patut menjadi suatu objek penelitian. Pertama, ia
menggunakan bahasa yang padat; artinya keseluruhan maksudnya tidak
ditampilkan dalam pengungkapannya. Kedua, bahasa puisi berbeda dengan
bahasa prosa yang menggunakan bahasa yang longgar; artinya segala
penjelasan dari suatu kata atau kalimat dipaparkan tuntas.
Pengkajian sebuah puisi lebih difokuskan pada pengkajian mengarah
pada suatu kode; artinya dalam upaya memahami makna puisi tidak dapat
dilepaskan dari pemahaman bahasa atau lambang yang digunakan dalam puisi.
Tanpa memahami unsur-unsur kepuitisan puisi seperti susunan bait yang
meliputi persajakan, aliterasi, asonansi diksi, bahasa kiasan dan lambang sulit
untuk memahami makna yang terkandung dalam puisi tersebut. Selain unsur
intrinsik seperti aspek bunyi, metrik, semantik, dan sintaksis, juga perlu
diketahuiunsur ekstrinsik yang berhubungan dengan latar belakang sang
penyair dalam mencipta karya-karyanya. Kesemuanya itu merupakan sebuah
kode. Kode tersebut merupakan suatu alasan mengapa gejala-gejala (kiasan,
kata-kata, dan lain sebagainya) menjadi suatu tanda. Tanda-tanda ini dapat
dipelajari dalam suatu pendekatan yang disebut semiotik. Semiotik sebagai

Page | 1
ilmu tanda dapat mengerti isi puisi yang disampaikan oleh penyair dengan
aturan-aturan sebagai pembuka jalan dalam menginterpretasikan sebuah puisi.
Semiotik adalah suatu ilmu tentang tanda dan segala hal yang ada
relevansi dengannya, cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda
lain, pengirim dan penerimanya oleh mereka yang mempergunakannya. Hal ini
tepat untuk digunakan karena karya sastra merupakan tanda yang mempunyai
makna berdasarkan konvensi. Namun, pada hakikatnya semiotik merupakan
langkah lanjutan yang dilakukan dalam menganalisis sebuah karya sastra.
Sebelum itu, dilakukan pendekatan lain yang disebut analisis struktural.
Analisis struktural ini tidak dapat dipisahkan dengan analisis semiotik. Ini
disebabkan bahasa sebagai medium karya sastra adalah sistem ketandaan atau
semiotik yang mempunyai arti (Pradopo, 2010:121). Riffaterre dalam Teeuw
(1983:65) mengatakan bahwa pembaca bertugas memberi makna pada sebuah
karya sastra yang harus dimulai dengan menentukan meaning unsur-unsurnya,
yaitu kata-katanya. Kata-kata ini harus diberi makna menurut kemampuan
bahasa sebagai alat komunikasi yang harus ditingkatkan ke tataran semiotik.
Penggunaan analisis struktural berdasarkan pada kenyataan bahwa karya sastra
yang merupakan sebuah struktur, artinya susunan unsur-unsur yang bersistem
dan antara unsur-unsur tersebut saling berkaitan dan saling menentukan dalam
pencapaian makna yang paling dalam, yang tersembunyi di dalam karya sastra
tersebut.
Saat ini di jurusan Pendidikan Bahasa Perancis, objek drama dan puisi
menjadi suatu pilihan, meski peminatnya tidak lebih banyak dari peneliti novel
dan cerpen. Dalam pengungkapannya bahasa puisi lebih padat daripada bahasa
novel, sehingga perlu pemahaman khusus untuk mengetahui makna dibalik
pengungkapannya. Oleh karena itu, penulis memilih bidang puisi khususnya
puisi kontemporer sebagai objek penelitian yang menarik untuk dikaji dengan
suatu tinjauan semiotik. Kebanyakan puisi yang diteliti adalah puisi lama
sebelum abad ke-XXI. Puisi kontemporer yang juga termasuk ke dalam puisi
modern atau puisi bebas sangat menarik perhatian penulis karena puisi modern
mengandung amanat yang dapat memberi manfaat kepada pembaca secara
tidak langsung sehingga memerlukan penggalian secara mendalam. Amanat
yang disampaikan secara tersirat yang kelihatannya berbeda dengan apa yang
disampaikan. Di dalam memberikan interpretasi sajak yang demikian dituntut
kemampuan tertentu, dan inilah yang menjadikan puisi sebagai karya yang
interpretable.
Sebuah buku kumpulan puisi edisi Seghers yang berjudul L’année
Poétique 2005 yang dirangkai oleh Patrice Delbourg dan Jean-Luc Maxence
adalah kumpulan karya puisi kontemporer yang dikemas dalam sebuah buku.
Ada lebih dari 120 penyair dari berbagai negara francophone seperti Belgia,

Page | 2
Rumania, Swiss dan Kanada. Puisi-puisi mereka dikumpulkan melalui artikel
majalah dan buku anthologie kemudian dikemas dalam sebuah buku berjudul
L’année Poétique 2005 yang dirangkai oleh Patrice Delbourg dan Jean-Luc
Maxence. Komposisi puisi-puisinya mencerminkan sebuah kenyataan dalam
kehidupan, serta gaya penulisan puisinya berpandangan pada konsep
kehidupan. Ada 3 buah puisi yang akan dikaji, yaitu La Rue Pablo-Neruda
karya René Depestre, Chemin de la Croix di Vieux Bled karya Pierre Dhainaut
dan Rue d’Amsterdam karya Marc Pietri. Ketiga puisi tersebut dipilih
berdasarkan tema yang sama, yaitu tentang jalan.
René Depestre adalah seorang pujangga puisi kontemporer, ia lahir di
Jacmel, Haiti pada tahun 1926. Ia menerbitkan karya pertamanya dalam buku
yang berjudul Étiencelles. Dia terlibat masalah politik di negaranya selama
hampir dua puluh tahun mendapatkan tugas penting bersama Fidel Castro dan
Che Guevara sehingga ia dipenjara dan harus diasingkan di Kuba dan Prancis.
Dia terus menulis puisi dan menerbitkan karyanya yang berjudul Minerai noir
pada tahun 1956 yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Rusia oleh Pavel
Antokolsky pada tahun 1961. Puisi tersebut menggambarkan tentang
penderitaan serta penghinaan dalam masa perbudakan. Pada tahun 1970-an ia
melarikan diri dari Kuba ke Paris dimana ia bekerja bertahun-tahun untuk
UNESCO. René Depestre melanjutkan pekerjaannya sebagai penulis dan
pujangga di Lézignan-Corbières dimana dia tinggal pada tahun 1980-an.
Novelnya yang berjudul Hadriana dans tous mes rêves (1988) mendapatkan
penghargaan Renaudot, penghargaan Novel Surat Masyarakat dan
penghargaan Royal Akademi Bahasa dan Sastra Prancis di Belgia. Pada bulan
April tahun 2007 ia memenangkan penghargaan Robert Ganzo untuk puisinya
yang berjudul La rage de vivre yang diterbitkan oleh Seghers.
René Depestre ada dua penyair lain dalam penelitian ini, mereka adalah
Pierre Dhainaut dan Marc Pietri. Sekilas tentang latar belakang Pierre
Dhainaut, dia lahir pada tahun 1935 di Lille dan tinggal di Dunkirk. Contoh
karya puisinya seperti Le Poème Commence (Mercure de France, 1969),
Entrées en échanges (Arfuyen, 2005). Dia seorang penyair yang bersemangat,
Pierre Dhainaut mencintai pernyataan yang singkat, padat dan jelas. Ia suka
sekali menyanyikan lagu "aux confins du bruit d’aile" kemudian kembali lagi
berkutat dengan perasaannya. Robert Sabatier mengatakan bahwa "dengan dia,
kata-kata dapat terkesan lebih murni dan cerah.”
Marc Pietri lahir tahun 1936 di Marseille. Setelah bekerja di sebuah
kantor administrasi, ia pindah ke Côtes-d'Armor. Ia adalah seorang penyair
Foisonnannt, fantasinya, penemuan lisannya, pilihan kata-katanya adalah ciri
khas karya seninya. Buku pertamanya. Madrepores muncul dalam Le Livre de
Poche pada tahun 1965. Karya lainnya, antara lain: Je me suis déjà vu quelque

Page | 3
part (Belfond, 1980), Le Troisième Livre de la jungle (editor Cheyne, 1993).
La Château de la reine blanche (Le Cherche Midi, 1996). Dia meninggal pada
musim gugur tahun 2004.
Pengkajian puisi-puisi ini diarahkan untuk memperoleh makna
sepenuhnya dengan aturan pemrosesan kode. Pemrosesan tersebut dilakukan
dengan latar belakang bahwa puisi yang dikaji merupakan puisi beraliran
simbolis. Aliran ini menekankan penyebutan secara tidak langsung terhadap
gejala batin. Melainkan, penyebutan ini mempergunakan lambang yang secara
tidak langsung mengandung batin penyair dan mewakilinya dengan lebih
menyeluruh. Pencarian makna secara semiotika ini memungkinkan peneliti
atau pembaca karya sastra untuk lebih cermat dalam memperoleh penalaran
dan pemanfaatan kode-kode yang ditunjukkan oleh penyair.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian puisi ?
2. Apa saja jenis – jenis puisi?
4. Apa pengertian Pantun?
5. Apa saja ciri – ciri Pantun?
6. Apa pengertian dongeng?
7. Apa Pengertian drama?

C. Tujuan
1. Agar siswa mengetahui apa pengertian puisi dan jenis jenis puisi
2. Agar siswa dapat memahami apa itu pantun dan cara menyusun pantun
3. Agar siswa memahami apa pengertian dongeng dan jenis – jenis dongeng
4. agar siswa dapat mengetahui pengertian drama dan jenis – jenis drama

Page | 4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian puisi
Pengertian Puisi adalah bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan
perasaan penyair dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan
lirik dan bait, serta penuh makna. Puisi mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan kekuatan
bahasa dengan struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi mengutamakan bunyi,
bentuk dan juga makna yang ingin disampaikan yang mana makna sebagai
bukti puisi baik jika terdapat makna yang mendalam dengan memadatkan
segala unsur bahasa. Puisi merupakan seni tertulis menggunakan bahasa
sebagai kualitas estetiknya (keindahan). Puisi dibedakan menjadi dua yaitu
puisi lama dan juga puisi baru.

Adapun pengertian puisi menurut para ahli :

a. Herman Waluyo: Pengertian puisi menurut herman waluyo adalah karya


sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia.
b. Sumardi: Pengertian puisi menurut sumardi adalah karya sastra dengan
bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang
padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).
c. Thomas Carlye: Pengertian puisi menurut thomas carley adalah ungkapan
pikiran yang bersifat musikal.
d. James Reevas: Pengertian puisi menurut James Reevas bahwa arti puisi
adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat.
e. Pradopo: Pengertian puisi adalah rekaman dan interpretasi pengalaman
manusia yang penting, diubah dalam wujud yang paling berkesan.
f. Herbert Spencer: Pengertian puisi adalah bentuk pengucapan gagasan
yang bersifat emosional dengan mempertimbangkan keindahan.

Page | 5
a. Unsur-Unsur Puisi
Unsur-unsur puisi terdiri dari struktur fisik dan struktur batin puisi
antara lain sebagai berikut:
1) Struktur Fisik Puisi

i. Perwajahan Puisi (Tipografi), adalah bentuk puisi seperti


halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri,
pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu di
mulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal
tersebut menentukan pemaknaan terhadap puisi.
ii. Diksi ialah pemilihat kata-kata yang dilakukan oleh penyair
dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang
sedikit kata-katanya dapat mengungkapkan banyak, hal maka
kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-
kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan
bunyi, dan urutan kata.
iii. Imaji, yaitu kata atau susunan kata yang mengungkapkan
pengalaman indrawi, misalnya penglihatan, pendengaran, dan
perasaan. Imaji terbagi atas tiga yakni imaji suara (auditif), imaji
penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil).
Imaji mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat,
mendengar, dan merasakan apa yang dialami penyair.
iv. Kata Konkret, adalah kata yang memungkinkan memunculkan
imaji karena dapat ditangkap indera yang mana kata ini
berhubungan dengan kiasan atau lambang. Seperti kata konkret
"salju" dimana melambangkan kebekuan cinta, kehampaan
hidup, dll, sedangkan kata kongkret "rawa-rawa"
melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan
dll.
v. Gaya Bahasa, adalah penggunaan bahasa dengan
menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan
konotasi tertentu dengan bahasa figuratif yang menyebabkan
puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna
atau kaya makna. Gaya bahasa disebut dengan majas. Macam-
macam majas yaitu metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi,
sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis,
alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro
parte, hingga paradoks
vi. Rima/Irama ialah persamaan bunyi puisi dibaik awal, tengah,
dan akhir baris puisi. Rima mencakup yakni: Onomatope (tiruan

Page | 6
terhadap bunyi seperti /ng/ yang memberikan efek magis puisi
staudji C. B); Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi,
persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak
berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata), dan sebagainya;
Pengulangan kata/ungkapan ritma merupakan tinggi rendah,
panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol
dalam pembacaan puisi.

2) Struktur Batin Puisi


i. Tema/Makna (sense); media pusi adalah bahasa. Tataran
bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka pusi harus
memiliki makna ditipa kata, baris, bait, dan makna keseluruhan.
ii. Rasa (Feeling) yaitu sikap penyair mengenai pokok
permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan
tema dan rasa erat kaitannya akan latar belakang sosial dan
psikologi penyair, seperti latar belakang pendidikan, agama,
jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia,
pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.
Kedalaman pengungkapan tema dan ketetapan dalam menyikapi
suatu masalah tidak tergantung dari kemampuan penyair memili
kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, namun juga
dari wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan keperibadian
yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
iii. Nada (tone) adalah sikap penyair terdapat pembacanya. Nada
berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat
menyampaikan tema baik dengan nada yang menggurui,
mendikte, bekerja sama dengan pembaca dalam pemecahan
masalah, menyerahkan masalah kepada pembaca, dengan nada
sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
iv. Amanat/tujuan maksud (intention) adalah pesan yang akan
disampaikan penyair kepada pembaca yang terdapat dalam puisi
tersebut.

Page | 7
b. Jenis-jenis Puisi
Berdasarkan waktu, puisi dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Puisi Lama
Puisi lama merupakan bentuk puisi yang masih terikat aturan.
Dalam hal ini, puisi harus ditulis dengan kata dan baris yang jumlahnya
sudah ditentukan. Hal ini pun berlaku saat kita membentuk persajakan
atau rima dan jumlah suku kata yang berada di tiap baris. puisi yang
masih terikat oleh aturan-aturan yaitu sebagai berikut..

a) Jumlah kata dalam 1 baris


b) Jumlah baris dalam 1 bait
c) Persajakan (rima)
d) Banyak suku kata di tiap baris
e) Irama
a. Ciri-Ciri Puisi Lama
1. Tak diketahui nama pengarangnya.
2. Penyampaian dari mulut ke mulut, sehingga merupakan
sastra lisan.
3. Sangat terikat akan aturan-aturan misalnya mengenai jumlah
baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

Berikut ini beberapa jenis dari puisi lama:


1. Mantra. Ucapan-ucapan atau kalimat-kalimat yang dipercaya
mempunyai kekuatan gaib. Contoh Mantra : mantra untuk
mengobati orang dari pengaruh makhluk halus Sihir lontar pinang
lontar terletak diujung bumi Setan buta jembalang buta Aku sapa
tidak berbunyi.
2. Pantun. Jenis puisi lama ini masih sering digunakan sampai
sekarang. Pantun memiliki ciri sajak a-b-a-b, berjumlah empat
baris di setiap bait dan setipa baris terdiri dari 8 sampai 12 suku
kata. Dua baris awal merupakan sampiran dua baris berikutnya
adalah isi. Tema pantun pun beragam, mulai dari pantun anak,
remaja, nasihat, jenaka, dan lain sebagainya. Contoh Pantun

sungguh elok emas permata


lagi elok intan baiduri
sungguh elok budi bahasa
jika dihias akhlaq terpuji

Page | 8
3. Karmina. Hampir sama dengan pantun, tapi lebih pendek.
Contoh Karmina
buah ranun kulitnya luka
bibir tersenyum banyak yang suka
4. Seloka. Pantun yang berkait. Contoh Seloka
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis terguncang
5. Gurindam. Puisi yang terdiri dari dua baris dalam satu
bait,sajaknya a-a-a-a dan sebagian besar berisi nasihat. Contoh
Gurindam

Barang siapa tiada memegang agama (a)


Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama (a)
Barang siapa mengenal yang empat (b)
Maka ia itulah orang yang ma'arifat (b)
Gendang gendut tali kecapi (c)
Kenyang perut senang hati (c)
6. Syair. Puisi yang berasal dari Arab dan terdiri dari empat baris
di tiap baitnya dengan sajak a-a-a-a dan berisi cerita atau
nasihat. Contoh Syair

Berfikirlah secara sehat


Berucap tentang taubat dan solawat
Berkarya dalam hidup dan manfaat
Berprasangka yang baik dan tepat
7. Talibun. Pantun genap yang tiap baitnya terdiri dari enam,
delapan, hingga sepuluh baris. Contoh Talibun

Anak orang di padang tarap


Pergi berjalan ke kebun bunga
hendak ke pekan hari tiah senja
Di sana sirih kami kerekap
meskipun daunnya berupa
namun rasanya berlain juga

Page | 9
2. Puisi Baru

Berbanding terbalik dengan puisi lama, jenis puisi ini sudah tidak
terikat aturan dan bentuknya pun lebih bebas. Dalam hal ini kita bisa
menulis puisi tanpa terikat jumlah baris, suku kata, serta rima.

a. Ciri-Ciri Puisi Baru

1. Memiliki bentuk yang rapi, simetris


2. Persajakan akhir yang teratur
3. Menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola
yang lain
4. Umumnya puisi empat seuntai
5. Di setiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
6. Di tiap gatranya terdiri dari dua kata (pada umumnya) : 4-5 suku
kata

Berikut ini jenis-jenis puisi baru yang dikatogerikan menjadi


dua macam yaitu sebagai berikut:

1. Jenis-Jenis Puisi Baru Berdasarkan Isinya

a) Balada adalah puisi yang berisi kisah atau cerita. Puisi jenis ini
terdiri atas tiga (3) bait, yang setiap delapan (8) larik dengan
skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Lalu skema berubah menjadi a-b-a-
b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai
refren pada bait-bait berikutnya. Contohnya pada puisi karya
Sapardi Damono berjudul "Balada Matinya Seorang
Pemberontak".
b) Himne adalah puisi pujaan kepada Tuhan, tanah air, atau
pahlawan. Ciri-ciri himne adalah lagu pujian yang menghormati
seorang dewa, tuhan, pahlawan, tanah air, almamater (pemandu
di Dunia Sastra). Semakin berkembangnya zaman, arti himne
berubah yang mana pengertian himne sekarang adalah sebagai
puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap yang dihormati
seperti guru, pahlawan, dewa, tuhan yang bernapaskan
ketuhanan.
c) Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
Arti romansa berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang,
rindu dendam, serta kasih mesra (perancis "Romantique).

Page | 10
d) Ode adalah puisi yang berisi sanjungan untuk orang yang telah
berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat),
bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat
menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
e) Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup.
Epigram berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke
arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.
f) Elegi adalah puisi yang berisi rata tangis atau kesedihan yang
berisi sajak atau lagu dengan mengungkapkan rasa duka atau
keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena
kematian/kepergian seseorang.
g) Satire adalah puisi yang berisi sindira/kritik. Istilah berisi bahasa
latin Sature yang berarti sindiran; kejaman tajam terhadap sesuatu
fenomena; tidak puasa hati satu golongan (ke atas pemimpin yang
pura-pura, rasuah, zalim, dsb).

2. Jenis-Jenis Puisi Baru Berdasarkan Bentuknya

1. Distikon adalah puisi yang mana di tiap baitnya terdiri dari dua
baris (puisi dua seuntai).
2. Terzina adalah puisi yang mana di tiap baitnya terdiri dari tiga
baris (puisi tiga seuntai).
3. Kuatrain adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari empat
baris (puisi empat seuntai).
4. Kuint adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari lima baris
(puisi lima seuntai).
5. Sektet adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari enam baris
(puisi enam seuntai).
6. eptime adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari tujuh baris
(tujuh seuntai).
7. Oktaf adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari delapan baris
(double kutrain atau puisi delapan seuntai).
8. Soneta adalah puisi yang terdiri dari empat belas baris yang
terbagi dalam dua, dimana dua bait pertama masing-masing
empat baris dan pada dua bait kedua masing-masing tiga baris.
Kata soneta berasal dari bahasa Italia yaitu Sonneto. Kata
sono berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara. Puisi
soneta diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam
Effendi yang diambil dari negeri Belanda,sehingga mengapa
kedua nama tersebut sebagai"Pelopor/Bapak Soneta Indonesia".

Page | 11
Bentuk soneta Indonesia tak lagi patuh pada syarat-syarat soneta
yang ada di italia atau Inggris namun soneta Indonesia memiliki
kebebasan baik dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi
pegangan adalah jumlah barinya (empat belas baris).

Ada banyak contoh puisi yang dapat menjadi inspirasi dalam


menulis. Dalam dunia puisi kontemporer di Indonesia, tiga tokoh di
bawah ini memiliki peranan penting dalam bidangnya:

1. Sutardji Calzoum Bachri yang mempunyai tiga kumpulan puisi


berjudul O, Amuk, serta O Amuk Kapak;
2. Ibrahim Sattah yang mempunyai kumpulan puisi berjudul Hai Ti;
3. Hamid Jabbar yang mempunyai kumpulan puisi berjudul Wajah
Kita.

B. Pengertian Pantun

Pantun adalah puisi melayu lama asli indonesia yang terdiri dari
sampiran dan isi dengan rima a-b-a-b atau a-a-a-a. Kata “Pantun” berasal dari
bahasa jawa kuno yaitu tuntun, yang berarti mengatur atau menyusun. Pantun
adalah sebuah karya yang tidak hanya memiliki rima dan irama yang indah,
namun juga mempunyai makna yang penting. Pantun awalnya merupakan
karya sastra indonesia lama yang diungkapkan secara lisan, namun seiring
berkembangnya zaman sekarang pantun mulai diungkapkan tertulis.

Pantun merupakan karya yang dapat menghibur sekaligus mendidik dan


menegur. Pantun merupakan ungkapan perasaan dan pikiran, karena ungkapan
tersebut disusun dengan kata-kata hingga sedemikian rupa sehingga sangat
menarik untuk didengar atau dibaca. Pantun menunjukkan bahwa indonesia
memiliki ciri khas tersendiri untuk mendidik dan menyampaikan hal yang
bermanfaat.

Secara keseluruhan, pantun terdiri dari empat baris yang terdiri dari
sampiran dan isi. Sampiran adalah kata-kata kiasan yang menjadi pengantar
rima atau isi pada sebuah pantun. Sedangkan isi adalah tujuan atau maksud
yang ingin disampaiakan oleh pantun tersebut.

Page | 12
a. Ciri – Ciri Pantun

 Pantun Memiliki Bait, setiap bait pantun disusun oleh baris – baris. Satu
bait terdiri dari 4 baris.
 Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
 Setiap baris terdiri dari 4 – 6 kata.
 Setiap bait pantun terdiri atas sampiran dan isi. Baris pertama dan kedua
merupakan sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi. (Walaupun
sampiran tidak berhubungan langsung dengan isi, namun lebih baik
apabila kata – kata pada sampiran merupakan cerminan dari isi yang
hendak disampaikan)
 Pantun bersajak / berima a-b-a-b atau a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b atau
sajak lain)

b. Macam – Macam Pantun


1. Macam-Macam Pantun Berdasarkan Usia
Ditinjau dari segi usia, pantun dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a) Pantun Anak-Anak
Pantun anak-anak adalah pantun yang merefleksikan dunia anak-anak,
baik pikiran maupun perasaan mereka.
Contoh Pantun Anak-anak :
Sawah dibajak dengan sapi
Jadi anak yang baik hati
Tentu tahu balas budi

Lumba-lumba ikan pintar


Pandai bermain lingkaran api
Jika sudah tumbuh besar
Harus taat mami papi
b) Pantun Orang Muda
Pantun orang muda adalah pantun yang berkaitan dengan dunia anak-
anak muda, seperti cinta kasih, rindu, ataupun perjuangan.
Contoh Pantun Orang Muda :
Kura-kura dalam perahu
Perahu dayung patah kemudian
Siang malam engkau ku rindu
Datangnya kekasih pujaan hati

Page | 13
Ulam bukan sebarang ulam
Ulamnya dibawa anak penggalas
Demam bukan sebarang demam
Demam cinta tidak terbalas

c) Pantun Orang Tua


Pantun orang tua adalah pantun yang berkaitan dengan nasehat orang
tua, agama, dan adat.
Contoh Pantun Orang Tua :
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang

Pecah cawan di atas peti


Cawan minum Sutan Amat
Tuhan Allah maha suci
Jangan dilupakan setiap saat

2. Macam-Macam Pantun Berdasarkan Isi-nya


Inilah macam-macam pantun berdasarkan isinya.
a. )Pantun Bersuka Cita
Pantun bersuka cita adalah pantun anak-anak yang menceritakan
kegembiraan atau kebahagiaan. Misalnya gembira karena mendapat
hadiah, bermain bersama teman, ataupun gembira karena hal lainnya.
Contoh Pantun Bersuka Cita :

Kancil senang bila berkemah


Tendanya diberi segenggam uyah
Kalau ayah pulang ke rumah
Selalu saja bawa hadiah

b. )Pantun Duka Cita


Pantun duka cita adalah pantun yang menceritakan kondisi susah atau
sengsara. Misalnya susah karena hidup miskin, harus bekerja keras,
ataupun karena menjadi anak yatim piatu.
Contoh Pantun Berduka Cita :

Page | 14
Tangsi nasibku rotan beranyam,
tidak rotan bilah patahkan.
Untung bundaku sebagai ayam,
tidak mengekas tidaklah makan.

Sungguh harum bunga kamboja


jika disiram tak pernah layu
hati ini sungguh merana
ditinggal ayah ditinggal ibu

c. )Pantun Jenaka
Pantun Jenaka adalah pantun yang berisi mengenai sesuatu yang lucu.
Contoh Pantun Jenaka :

Elok rupanya pohon belimbing


Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga

Ikan lele di rawa-rawa,


Ikan gabus tak muncul jua,
Perutku sakit menahan tawa,
Melihat gigi Anda ompong semua
d. )Pantun Nasib
Pantun nasib adalah pantun yang menceritakan keadaan diri. Pantun
nasib biasanya menceritakan keadaan seseorang ketika berada di
perantauan. Suku Melayu biasa merantau dan berdagang ke tempat
yang jauh dari kampung halamannya. Mereka menceritakan rasa
rindu, susahnya berdagang, atau sulitnya mengadu nasib di negeri
orang melalui pantun. Dan pantun tersebut disebut pantun nasib.
Contoh Pantun Nasib :

Pohon randu bunga selasih


Bila berteman jangan bergaduh
Sangat rindu dengan kekasih
Sayang badan sangatlah jauh

Page | 15
e. )Pantun Perkenalan
Pantun perkenalan adalah pantun remaja (orang muda) yang isinya
berisi memperkenalkan diri, atau bertanya.
Contoh Pantun Perkenalan :

Burung gelatik bagus warnanya


Hinggap di paku alangkah cantiknya
Gadis cantik siapa yang punya
Bolehkan aku tahu namanya?

f. )Pantun Beriba Hati


Beriba hati artinya bersedih. Pantun beriba hati berbeda dari pantun
berduka cita. Pantun ini biasanya digunakan oleh orang dewasa.
Contoh Pantun Beriba Hati :

Buanglah paku ambilkan kain


Kain lembut dipakainya
Lupakan diriku ambil yang lain
Aku ini manusia tak punya

g. )Pantun Berceraian
Pantun berceraian adalah pantun yang yang isinya mengenai
perpisahan. Suasana dalam pantun berceraian adalah kesedihan dan
duka cita. Orang yang saling mengasihi akan merasa sangat sedih bila
berpisah dari orang-orang yang dikasihinya. Terlebih bila perpisahan
itu untuk selamanya.
Contoh Pantun Berceraian :

Bagaimana datang ke Malaka


Malaka berperang dengan Belanda
Bagaimana menanggung duka
Duka karena kepergian kanda

h. )Pantun Percintaan
Pantun percintaan adalah pantun yang isinya berhubungan dengan
cinta atau asmara.
Contoh Pantun percintaan :

Page | 16
Beras sekati untuk hari raya
Para peronda melihat rawa
Sampai mati aku tetap setia
Kepada Dinda pesona jiwa

i. )Pantun Nasehat
Pantun nasehat adalah pantun yang berisikan nasehat sebagai
pedoman hidup.
Contoh Pantun Nasehat :

Kelapa Gading buahnya banyak


Lebat berjurai dipangkal pelepah
Bila berunding sesama bijak
Kusut selesai, sengketapun sudah

Kalau ke Teluk pergi memukat


Tali temali kita kokohkan
Kalau duduk mencari mufakat
Iri dan dengki kita jauhkan

j. )Pantun Adat
Sebelum ada hukum tertulis, hukum yang berlaku di masyarakat
adalah hukum adat. Oleh karena itu, adat sangat dijunjung tinggi
dalam kehidupan masyarakat.
Dalam masyarakat Melayu dan suku-suku lainnya di
Nusantara, hukum adat disesuaikan dengan hukum agama.
Masyarakat Minang Kabau mengenal pepatah, “Adat bersandi
syarak.” Artinya, adat harus mengikuti ajaran syariat Islam.
Contoh Pantun Adat :

Kancil berlari mengejar rusa


Burung pipit memakan padai
Indah itu pada bahasa
Martabat itu pada budi

Page | 17
Kembang merayu tidaklah padat
Kembang indah bukanlah tomat
Jagalah adat istiadat
Agar orang lain jadi hormat

k. )Pantun Agama
Sebagaimana namanya, pantun agama adalah pantun yang berisikan
ajaran-ajaran agama Islam. Pantun digunakan untuk berdakwah,
mengajarkan ilmu, hikmah, dan kebijaksanaan.
Contoh Pantun Agama :

Laju laju naik sampan


Sungai deras sekali arusnya
Walaupun berwajah tampan
Tak sembahyang apa gunanya

Bila angin menghantam kuat


Semua habis secepat kilat
Bila manusia selalu khianat
Dunia dan akhirat takkan selamat

Bunga mawar bunga melati


jika dicium harum baunya
banyak cara sembuhkan hati
baca Al-Qur’an pahami maknanya

l. )Pantun Teka-Teki
Pantun teka-teki adalah pantun yang berisi mengenai teka teki,
umumnya pendengar atau pembaca diberi kesempatan guna
menebak tebak teka teki dari pantun tersebut.
Contoh Pantun Teka-Teki :

Kalau puan, puan cemara


Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki
Hari ini orang bertengkar
Hari esok orang berkawan;
Kalau adik orang yang pintar,
Coba tebak binatang apa yang cantik rupawan?

Page | 18
m. )Pantun Kiasan
Pantun kiasan adalah Pantun yang berisi mengenai kiasan yang
umumnya untuk menyampaikan sesuatu hal secara tersirat.
Contoh Pantun Kiasan :

Berburu kepadang datar


Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi

C. Pengertian Dongen
Definisi dari dongeng menurut situs ensiklopedi wikipedia bahasa
Indonesia. Dongeng adalah bentuk sastra lama yang menceritakan mengenai
suatu kejadian yang luar biasa berupa fiksi atau khayalan yang dianggap
merupakan suatu hal yang tidak mungkin terjadi.
Dongeng merupakan bentuk cerita tradisional atau cerita yang
disampaikan secara terun-temurun dari nenek moyang yang memiliki fungsi
untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan juga sebagai hibuaran.

a. Pengertian Dongeng menurut para ahli


1. Pengertian Dongeng menurut Kamisa, 1997: 144
Secara umum pengertian dongeng ialah sebuah cerita yang
dibicarakan atau dituliskan yang bersifat hanya sebagai hiburan dan
biasanya tidak benar-benar nyata dalam kehidupan . Dongeng
adalah suatu wujud karya sastra yang ceritanya tidak benar-benar tejadi/
fiktif yang bersifat menghibur dan terdapat ajaran moral yang terkandung
dalam cerita dongeng tersebut.
2. Pengertian Dongeng menurut James Danandjaja
Dongeng merupakan termasuk cerita rakyat lisan yang tidak
dianggap benar-benar adanya oleh yang punya cerita. Dongeng juga
tidak terkait oleh tempat maupun waktu, karena dongeng diceritakan
terutama untuk menghibur.
3. Pengertian Dongeng menurut Nurgiantoro, 2005:198
Pengertian dongeng ialah cerita yang tidak benar-benar nyata dan
dalam banyak hal sering tidak masuk akal. Pendapat lain mengenai
dongeng merupakan cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama
tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh. ( KBBI, 2007 : 274).

Page | 19
4. Pengertian Dongeng menurut KBBI.web. id
Arti dongeng merupakan cerita yg tidak benar-benar terjadi
(terutama tentang kejadian zaman dulu yg aneh) yg bukan-bukan atau
tidak benar: uraian yg panjang itu dianggapnya hanya sebuah cerita saja.
5. Pengertian Dongeng menurut Agus Triyanto 2007: 46
Pengertian dongeng merupakan cerita fantasi sederhana yang tidak
benar-benar terjadi bertujuan untuk menyampaikan ajaran moral
(mendidik) dan juga menghibur. Jadi, dongeng ialah salah satu bentuk
karya sastra yang ceritanya tidak benar-benar terjadi/fiktif.
6. Pengertian Dongeng secara umum
Dongeng merupakan cerita khayalan atau cerita yang tidak benar-
benar terjadi. Dongeng biasanya bersifat menghibur dan mengandung
nilai pendidikan. Dongeng merupakan cerita yang dikarang dan
diceritakan kembali secara berulang-ulang oleh orang.

b. Struktur Dongeng
Sebuah dongeng dibangun oleh tiga bagian penting, yaitu
pendahuluan, isi atau peristiwa, dan penutup. Berikut penjelasan dari
masing-masing bagian dari dongeng.

1. Pendahuluan, berisi kalimat pengantar untuk memulai dongeng.


2. Isi (Peristiwa), bagian penting dari dongeng yang isinya mengenai
urutan kejadian dari suatu peristiwa.
3. Penutup, bagian akhir cerita yang dibuat untuk mengakhiri cerita.

c. Ciri-Ciri Dongeng yang Benar


Seperti layaknya cerita-cerita yang lain, dongeng memilki beberapa
ciri yang membedakannya dengan bentuk cerita yang lain. Berikut
beberapa ciri-ciri dongeng yang benar.

1. Diceritakan dengan alur yang sederhana.


2. Alur cerita singkat dan cepat.
3. Tokoh yang ada tidak diceritakan secara detail.
4. Peristiwa yang ada didalamnya kebanyakan fiktif atau khayalan.
5. Ditulis dengan gaya pencitraan secara lisan.
6. Lebih menekankan pada bagian isi atau persitiwa.

Page | 20
d. Jenis-Jenis Dongeng
Ada beberapa macam dongeng yang perlu kamu ketahui, berikut
pembagian jenis-jenis dongeng.
1. Mite adalah salah satu bentuk dongeng yang menceritakan mengenai
hal-hal gaib seperti cerita dewa, hantu, peri, dan hal-hal gaib lainnya.
Contoh Mite adalah doengeng dewi sri, Manuru dan Peri Mangarario.
2. Sage adalah cerita dongeng yang menceritakan tentang kepahlawanan,
keperkasaan, dan kesaktian dari seseorang tokoh. Contoh sage adalah
Wiro Sableng Istana Kebahagiaan, dongeng kesaktian Patih Gajah
Mada.
3. Fabel adalah bentuk dongeng yang tokoh utamanya adalah hewan yang
memiliki perilaku seperti manusia. Contoh fabel adalah dongeng Si
Kancil.
4. Legenda adalah dongeng yang menceritakan tentang peristiwa atau
kejadian atau asal-usul dari suatu tempat atau benda. Contoh legenda
adalah legenda surabaya, legenda danau toba, legenda banyuwangi dan
lain-lain.
5. Cerita jenaka adalah cerita yang berisi tentang kejadian-kejadian lucu
yang menghibur siapa saja yang menontonnya. Contoh Cerita Jenaka
adalah Si Kabayan, Cerita Pak Belalang.
6. Cerita pelipur lara adalah cerita yang biasanya digunakan untuk
menjamu tamu dan menggunakan media seperti wayang dan alat
lainnya.
7. Cerita perumpamaan adalah bentuk dongeng yang mengandung
kiasan/ibarat nasihat-nasihat.

e. Unsur intrinsik dongeng


Unsur intrinsik dongeng adalah unsur yang membentuk dongeng dari
dalam. Biasanya dongeng mengandung 5 unsur intrinsik yaitu unsur tema,
alur, penokohan, latar dan amanat.

 Tema adalah ide pokok dari cerita dongeng yang menjadi patokan dalam
membangun sebuah cerita.
 Alur adalah jalannya cerita yang diurutkan berdasarkan sebab-akibat
ataupun berdasarkan urutan waktu. Secara umumm alur dibagi menjadi
3 jenis yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran.
 Penokohan adalah proses penampilan tokoh dengan pemberian sifat dan
watak pada tokoh.

Page | 21
 Latar adalah sesuatu yang menunjukan kapan dan dimana rangkaian-
rangkaian cerita dalam dongeng terjadi serta suasana seperti apa yang
terjadi. Jadi latar ada 3 macam yaitu: Latar waktu, waktu terjadinya
peristiwa dalam cerita. Contoh latar waktu: di zaman kuno, pada malam
hari, di pagi hari, saat matahari terbenam, bertahun-atahun dan lain-lain.
Latar tempat, lokasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Contoh latar
tempat: di desa, di pantai, di hutan, di kerajaan, di surga dan lain-lain.
Latar suasan, keadaan atau suasana dalam cerita. Contoh latar suasana:
masyarakat hidup damai dan makmur, hutan menjadi ramai setelah
purbasari tinggal di sana, dan lain-lain.
 Amanat adalah pesan atau nilai-nilai yang disampaikan oleh pengarang
dongeng kepada pendengar atau pembaca melalui cerita dongeng yang
telah dibuatnya.

f. Unsur ekstrinsik Dalam Dongeng


Unsur ekstrinsik dongeng adalah unsur-unsur yang membentuk
dongeng dari luar. Dapat dikatakan kalau unsur ekstrinsik adalah subjektif
milik penulis dongeng yang dapat berupa budaya, agama, motivasi, dan
kondisi sosial yang dapat mendorong dalam menciptakan sebuah karya
sastra dongeng. Berikut ini adalah unsur ekstrinsik dongeng.

 Budaya dan nilai yang dianut.


 Kondisi sosial yang ada di masyarakat.
 Tingkat pendidikan.
 Agama dan kepercayaan.
 Keadaan politik, ekonomi, hukum dan lain-lain

D. Pengertian Drama
Drama sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang berarti
berbuat, bertindak, dan sebagainya. Kata drama dapat diartikan sebagai suatu
perbuatan atau tindakan. Secara umum, pengertian drama merupakan suatu
karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan dengan maksud
dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dapat dikenal dengan
istilah teater. Drama juga dapat dikatakan sebagai cerita yang diperagakan di
panggung dan berdasarkan sebuah naskah.
Pada umumnya, drama memiliki 2 arti, yaitu drama dalam arti luas serta
drama dalam arti sempit. Pengertian drama dalam arti luas adalah semua
bentuk tontonan atau pertunjukkan yang mengandung cerita yang ditontonkan
atau dipertunjukkan di depan khalayak umum. Sedangkan pengertian drama
dalam arti sempit ialah sebuah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang
diproyeksikan di atas panggung.

Page | 22
Drama merupakan karangan yang menggambarkan suatu kehidupan
serta watak manusia dalam berperilaku yang dipentaskan dalam beberapa
babak.

a. Pengertian Drama Menurut Para Ahli

1. Balthazar Vallhagen, Drama merupakan seni yang menggambarkan alam


dan sifat manusia dalam gerakan.
2. Ferdinand Brunetierre, Drama harus melahirkan keinginan oleh aksi atau
gerakan.
3. Moulton, Drama ialah kisah hidup digambarkan dalam bentuk gerak
(disajikan langsung dalam tindakan).
4. Budianta dkk (2002), Drama adalah genre sastra yang menunjukkan
penampilan fisik secara lisan setiap percakapan atau dialog antara
pemimpin di sana.
5. Seni Handayani, Drama merupakan wujud komposisi berdasarkan dua
cabang seni, seni sastra dan seni pertunjukan sehingga drama dibagi
menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama
dipentaskan.
6. Wildan, Drama merupakan komposisi berdasarkan beberapa cabang seni,
sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis
dan drama dipentaskan.
7. Tim Matrix Media Literata, Drama adalah bentuk narasi yang
menggambarkan kehidupan dan alam manusia melalui perilaku (akting)
yang dipentaskan.
8. Anne Civardi, Drama ialah sebuah kisah yang diceritakan melalui kata-
kata dan gerakan.

b. Sejarah Drama
Drama sudah menjadi tontonan sejak zaman dahulu. Nenek moyang
kita sudah pernah memainkan drama sejak ribuan tahun yang lalu. Terdapat
sebuah bukti tertulis yang dapat di pertanggungjawabkan yang
mengungkapkan bahwa drama sudah ada pada abad kelima SM. Hal ini
didasarkan pada temuan naskah drama kuno di Yunani. Penulisnya yaitu
Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi ceritanya berupa
persembahan kepada dewa-dewa.
Di Indonesia, sejarah lahirnya drama ini juga tidak jauh berbeda
dengan kelahiran drama di Yunani. Drama di Indonesia juga diawali dengan
upacara keagamaan yang diselenggarakan pada zaman dahulu oleh para
pemuka agama Dalam perkembangan drama di Indonesia, drama berkali-
kali mendapat pengaruh untuk diperbarui. Hal itu bertujuan untuk

Page | 23
menggelorakan drama di Indonesia. Berikut sejarah perkembangan
penulisan drama meliputi:

1. Periode Drama Melayu-Rendah


Dalam Periode Melayu-Rendah penulis lakonnya didominasi oleh
pengarang drama Belanda peranakan dan Tionghoa peranakan.
Sepanjang tahun 1930-an para dramawan pribumi kita umumnya adalah
sastrawan yang tidak begitu akrab dengan seni pertunjukan sehingga
naskah-naskah yang mereka buat digolongkan dalam drama kamar, jenis
yang lebih merupakan bacaan daripada bahan pementasan. Para
sastrawan muda angkatan Sanusi Pane mendapatkan pendidikan di
sekolah menengah Belanda yang memberikan pengetahuan mengenai
kesenian sekitar tahun 1880-an di negeri itu. Itulah sebabnya angkatan
1880-an yang muncul di negeri Belanda menjadi acuan bagi
perkembangan drama romantic di Indonesia.
2. Periode Drama Pujangga Baru
Dalam Periode Drama Pujangga Baru lahirlah Bebasari karya Roestam
Effendi sebagai lakon simbolis yang pertama kali ditulis oleh pengarang
Indonesia. Bebasari adalah drama yang mempropogandakan gagasan
kemerdekaan sebagai lakon simbolis.
3. Periode Drama Zaman Jepang
Dalam Periode Drama Zaman Jepang setiap pementasan drama harus
disertai naskah lengkap untuk disensor terlebih dulu sebelum
dipentaskan. Dengan adanya sensor ini, di satu pihak dapat menghambat
kreativitas, tetapi di pihak lain justru memacu munculnya naskah drama.
Perkembangan drama boleh dikatakan praktis berubah ke arah lain ketika
pada awal tahun 1940-an para pemerintah Jepang menguasai militer
Indonesia dan menentukan dengan tegas bahwa segala jenis seni, tak
terkecuali pertunjukkan, harus dipergunakan sebagai alat propaganda
untuk mendukung gagasan Asia Timur RayaDalam Periode Drama
Zaman Jepang setiap pementasan drama harus disertai naskah lengkap
untuk disensor terlebih dulu sebelum dipentaskan, dengan adanya sensor
ini, di satu pihak dapat menghambat kreativitas, tetapi di pihak lain justru
memacu munculnya naskah drama. Drama pada masa ini hanya
dipergunakan sebagai alat propaganda untuk mendukung gagasan Asia
Timur Raya.
4. Periode Drama Sesudah Kemerdekaan
Pada Periode Drama Sesudah Kemerdekaan naskah-naskah drama yang
dihasilkan sudah lebih baik dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
sudah meninggalkan gaya Pujangga Baru. Pada saat itu penulis drama

Page | 24
yang produktif dan berkualitas baik adalah Utuy Tatang Sontani,
Motinggo Boesye dan Rendra.
5. Periode Drama Mutakhir
Pada Periode Mutakhir peran TIM dan DKJ menjadi sangat menonjol.
Terjadi pembaruan dalam struktur drama. Pada umumnya tidak memiliki
cerita, antiplot, nonlinear, tokoh-tokohnya tidak jelas identitasnya, dan
bersifat nontematis. Penulis-penulis dramanya yang terkenal antara lain
Rendra, Arifin C. Noer, Putu Wijaya, dan Riantiarno.
c. Jenis-Jenis Drama
Ada beberapa jenis drama tergantung dari dasar yang digunakannya.
Dalam bentuk pembagian jenis drama, biasanya digunakan 3 dasar, yaitu :
berdasarkan penyajian kisah drama, berdasarkan sarana, serta berdasarkan
keberadaan naskah drama tersebut. Berdasarkan penyajian kisah, drama
dapat dibedakan menjadi 8 jenis, antara lain:

1. Tragedi: drama yang bercerita tentang kesedihan.


2. Komedi: drama yang bercerita tentang komedi yang penuh dengan
kelucuan.
3. Tragekomedi: perpaduan antara kisah drama tragedi dan komedi.
4. Opera: drama yang dialognya dengan cara dinyanyikan dan diiringi
musik.
5. Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dan dengan diiringi musik.
6. Farce: drama yang menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya drama
tersebut dagelan.
7. Tablo: jenis drama yang lebih mengutamakan gerak, para pemainnya
tidak mengucapkan suatu dialog, namun dengan melakukan berbagai
gerakan.
8. Sendratari: gabungan antara seni drama serta seni tari.

Berdasarkan dari sarana pementasannya, pembagian jenis drama antara


lain:
1.Drama Panggung: drama yang sepenuhnya dimainkan dipanggung.
2.Drama Radio: drama radio tidak seperti biasanya. Drama ini tidak
dapat dilihat, tepai hanya dapat didengerkan oleh penikmatnya saja
dengan melalui radio.
3. Drama Televisi: hampir sama dengan drama panggung, namun
drama televisi tidak dapat diraba.
4. Drama Film: drama film menggunakan media layar lebar serta
biasanya dipertunjukkan di bioskop.
5. Drama Wayang: drama yang diiringi dengan pagelaran wayang.

Page | 25
6. Drama Boneka: para tokoh drama tidak dimainkan oleh aktor
manusia sungguhan, tetapi digambarkan dengan boneka yang
dimainkan beberapa orang.

Jenis drama berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian


jenis drama berdasarkan ada tidaknya naskah drama antara lain :

1. Drama Tradisional: yaitu drama yang tidak menggunakan naskah.


2. Drama Modern: yaitu drama yang menggunakan naskah.
d. Unsur-Unsur Drama
Berikut unsur-unsur drama :

1. Tema merupakan ide pokok atau sebuah gagasan utama dalam cerita
drama.
2. Alur yaitu jalan cerita dari pertunjukkan drama dimulai pada babak
pertama sampai babak terakhir.
3. Tokoh drama terdiri atas tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama
disebut juga dengan primadona sedangkan peran pembantu disebut
dengan figuran.
4. Watak merupakan perilaku yang diperankan oleh si tokoh drama
tersebut. Watak protagonis adalah salah satu jenis watak dan protagonis
adalah berwatak baik. Sedangkan watak antagonis merupakan watak
yang jahat.
5. Latar adalah gambaran tempat, waktu, serta situasi yang terjadi dalam
kisah drama yang berlangsung.
6. Amanat drama merupakan pesan yang disampaikan dari pengarang cerita
drama tersebut kepada penonton. Amanat drama dapat disampaikan
dengan melalui peran para tokoh drama tersebut.

e. Ciri-Ciri Teks Drama


1. Seluruh cerita drama berbentuk dialog, baik tokoh dan juga narator.
Inilah ciri utama dalam naskah dialog, semua ucapan ditulis dalam
bentuk teks.
2. Dialog dalam drama tidak menggunakan tanda petik ("..."). Hal ini
karena dialog drama bukan sebuah kalimat langsung. Oleh karena itu,
naskah drama sendiri tidak menggunakan tanda petik.
3. Naskah drama sendiri dilengkapi dengan sebuah petunjuk tertentu yang
harus dilakukan pada tokoh yang pemeran bersangkutan. Petunjuk
tersebut ditulis dalam tanda kurung atau dapa juga dengan menggunakan
jenis huruf yang berbeda dengan huruf pada dialog.
4. Naskah drama terletak diatas dialog atau disamping kiri dialog.

Page | 26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sastra adalah hasil rasa yang merupakan keindahan, yang termasuk
dalam hasil karya sastra. Sastra lahir dari sebuah peradaban dalam masyrakat,
yang hidup, berkembang dan terus ada dalam masyarakat tersebut. Dalam
keberadaanya di tengah –tengah masyarakat sastra memiliki peran dalam
mengaktualkan pengetahuan masyarakat.
Sastra bisa di anggap luhur dan tinggi ketika sastra masuk ke dalam
sendi kehidupan masyarakat yaitu budaya, dimana sastra adalah alat budaya
masyarakat dalam berbudaya.
Maka dari itu sebuah sastra akan selalu berkembang dan dinamis oleh
perkembangan masyarakat, yang dapat di terima dan diolah dengan
menggerakkan masyarakat akan tepat untuk mengaktulisasi keungan tersebut.
Jika sastra tidak bisa dinamis maka berbanding balik dengan tujuan dari sastra
sendiri.

Page | 27

Anda mungkin juga menyukai