DISUSUN:
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat
limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyususn makalah ini
membahas tentang “pengembangan media dan sumber belajar”. Kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyususnan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mngenai pemecahan masalah. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun
Page | i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ..................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 27
Page | ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui
bahasa. Karya sastra terdiri dari beragam bentuk, yaitu puisi, prosa maupun
drama. Prosa dapat berupa novel dan cerpen.Sebuah karya sastra dianggap
sebagai bentuk ekspresi dari sang pengarang. Sastra itu dapat berupa kisah
rekaan melalui pengalaman batin (pemikiran dan imaginasinya), maupun
pengalaman empirik (sebuah potret kehidupan nyata baik dari sang penulis
ataupun realita yang terjadi di sekitarnya) dari sang pengarang. Maka
selanjutnya Faruk (2012:25) menyatakan bahwa sastra dapat dikatakan sebagai
objek yang manusiawi, fakta kemanusiaan yang dapat dikaji lebih lanjut.
Melalui karya sastra pengarang dapat dengan bebas berbicara tentang
kehidupan yang dialami oleh manusia dengan berbagai peraturan dan norma
norma dalam interaksinya dengan lingkungan sehingga dalam karya sastra
erdapat makna tertentu tentang kehidupan. Untuk itu, mengapa sastra cukup
banyak digemari oleh para penikmatnya, hal ini dikarenakan karya sastra
merupakan bentuk penggambaran dari seorang manusia, dalam hal ini sang
pengarang, sebagai bagian dari masyarakat. Sehingga pembaca merasa dekat
menembus pikiran, perasaan dan imajinasi manusia yang juga tidak lepas dari
unsur-unsur filsafat, kemasyarakatan, psikologi, sains, ekologi, dan
sebagainya. Puisi patut menjadi suatu objek penelitian. Pertama, ia
menggunakan bahasa yang padat; artinya keseluruhan maksudnya tidak
ditampilkan dalam pengungkapannya. Kedua, bahasa puisi berbeda dengan
bahasa prosa yang menggunakan bahasa yang longgar; artinya segala
penjelasan dari suatu kata atau kalimat dipaparkan tuntas.
Pengkajian sebuah puisi lebih difokuskan pada pengkajian mengarah
pada suatu kode; artinya dalam upaya memahami makna puisi tidak dapat
dilepaskan dari pemahaman bahasa atau lambang yang digunakan dalam puisi.
Tanpa memahami unsur-unsur kepuitisan puisi seperti susunan bait yang
meliputi persajakan, aliterasi, asonansi diksi, bahasa kiasan dan lambang sulit
untuk memahami makna yang terkandung dalam puisi tersebut. Selain unsur
intrinsik seperti aspek bunyi, metrik, semantik, dan sintaksis, juga perlu
diketahuiunsur ekstrinsik yang berhubungan dengan latar belakang sang
penyair dalam mencipta karya-karyanya. Kesemuanya itu merupakan sebuah
kode. Kode tersebut merupakan suatu alasan mengapa gejala-gejala (kiasan,
kata-kata, dan lain sebagainya) menjadi suatu tanda. Tanda-tanda ini dapat
dipelajari dalam suatu pendekatan yang disebut semiotik. Semiotik sebagai
Page | 1
ilmu tanda dapat mengerti isi puisi yang disampaikan oleh penyair dengan
aturan-aturan sebagai pembuka jalan dalam menginterpretasikan sebuah puisi.
Semiotik adalah suatu ilmu tentang tanda dan segala hal yang ada
relevansi dengannya, cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda
lain, pengirim dan penerimanya oleh mereka yang mempergunakannya. Hal ini
tepat untuk digunakan karena karya sastra merupakan tanda yang mempunyai
makna berdasarkan konvensi. Namun, pada hakikatnya semiotik merupakan
langkah lanjutan yang dilakukan dalam menganalisis sebuah karya sastra.
Sebelum itu, dilakukan pendekatan lain yang disebut analisis struktural.
Analisis struktural ini tidak dapat dipisahkan dengan analisis semiotik. Ini
disebabkan bahasa sebagai medium karya sastra adalah sistem ketandaan atau
semiotik yang mempunyai arti (Pradopo, 2010:121). Riffaterre dalam Teeuw
(1983:65) mengatakan bahwa pembaca bertugas memberi makna pada sebuah
karya sastra yang harus dimulai dengan menentukan meaning unsur-unsurnya,
yaitu kata-katanya. Kata-kata ini harus diberi makna menurut kemampuan
bahasa sebagai alat komunikasi yang harus ditingkatkan ke tataran semiotik.
Penggunaan analisis struktural berdasarkan pada kenyataan bahwa karya sastra
yang merupakan sebuah struktur, artinya susunan unsur-unsur yang bersistem
dan antara unsur-unsur tersebut saling berkaitan dan saling menentukan dalam
pencapaian makna yang paling dalam, yang tersembunyi di dalam karya sastra
tersebut.
Saat ini di jurusan Pendidikan Bahasa Perancis, objek drama dan puisi
menjadi suatu pilihan, meski peminatnya tidak lebih banyak dari peneliti novel
dan cerpen. Dalam pengungkapannya bahasa puisi lebih padat daripada bahasa
novel, sehingga perlu pemahaman khusus untuk mengetahui makna dibalik
pengungkapannya. Oleh karena itu, penulis memilih bidang puisi khususnya
puisi kontemporer sebagai objek penelitian yang menarik untuk dikaji dengan
suatu tinjauan semiotik. Kebanyakan puisi yang diteliti adalah puisi lama
sebelum abad ke-XXI. Puisi kontemporer yang juga termasuk ke dalam puisi
modern atau puisi bebas sangat menarik perhatian penulis karena puisi modern
mengandung amanat yang dapat memberi manfaat kepada pembaca secara
tidak langsung sehingga memerlukan penggalian secara mendalam. Amanat
yang disampaikan secara tersirat yang kelihatannya berbeda dengan apa yang
disampaikan. Di dalam memberikan interpretasi sajak yang demikian dituntut
kemampuan tertentu, dan inilah yang menjadikan puisi sebagai karya yang
interpretable.
Sebuah buku kumpulan puisi edisi Seghers yang berjudul L’année
Poétique 2005 yang dirangkai oleh Patrice Delbourg dan Jean-Luc Maxence
adalah kumpulan karya puisi kontemporer yang dikemas dalam sebuah buku.
Ada lebih dari 120 penyair dari berbagai negara francophone seperti Belgia,
Page | 2
Rumania, Swiss dan Kanada. Puisi-puisi mereka dikumpulkan melalui artikel
majalah dan buku anthologie kemudian dikemas dalam sebuah buku berjudul
L’année Poétique 2005 yang dirangkai oleh Patrice Delbourg dan Jean-Luc
Maxence. Komposisi puisi-puisinya mencerminkan sebuah kenyataan dalam
kehidupan, serta gaya penulisan puisinya berpandangan pada konsep
kehidupan. Ada 3 buah puisi yang akan dikaji, yaitu La Rue Pablo-Neruda
karya René Depestre, Chemin de la Croix di Vieux Bled karya Pierre Dhainaut
dan Rue d’Amsterdam karya Marc Pietri. Ketiga puisi tersebut dipilih
berdasarkan tema yang sama, yaitu tentang jalan.
René Depestre adalah seorang pujangga puisi kontemporer, ia lahir di
Jacmel, Haiti pada tahun 1926. Ia menerbitkan karya pertamanya dalam buku
yang berjudul Étiencelles. Dia terlibat masalah politik di negaranya selama
hampir dua puluh tahun mendapatkan tugas penting bersama Fidel Castro dan
Che Guevara sehingga ia dipenjara dan harus diasingkan di Kuba dan Prancis.
Dia terus menulis puisi dan menerbitkan karyanya yang berjudul Minerai noir
pada tahun 1956 yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Rusia oleh Pavel
Antokolsky pada tahun 1961. Puisi tersebut menggambarkan tentang
penderitaan serta penghinaan dalam masa perbudakan. Pada tahun 1970-an ia
melarikan diri dari Kuba ke Paris dimana ia bekerja bertahun-tahun untuk
UNESCO. René Depestre melanjutkan pekerjaannya sebagai penulis dan
pujangga di Lézignan-Corbières dimana dia tinggal pada tahun 1980-an.
Novelnya yang berjudul Hadriana dans tous mes rêves (1988) mendapatkan
penghargaan Renaudot, penghargaan Novel Surat Masyarakat dan
penghargaan Royal Akademi Bahasa dan Sastra Prancis di Belgia. Pada bulan
April tahun 2007 ia memenangkan penghargaan Robert Ganzo untuk puisinya
yang berjudul La rage de vivre yang diterbitkan oleh Seghers.
René Depestre ada dua penyair lain dalam penelitian ini, mereka adalah
Pierre Dhainaut dan Marc Pietri. Sekilas tentang latar belakang Pierre
Dhainaut, dia lahir pada tahun 1935 di Lille dan tinggal di Dunkirk. Contoh
karya puisinya seperti Le Poème Commence (Mercure de France, 1969),
Entrées en échanges (Arfuyen, 2005). Dia seorang penyair yang bersemangat,
Pierre Dhainaut mencintai pernyataan yang singkat, padat dan jelas. Ia suka
sekali menyanyikan lagu "aux confins du bruit d’aile" kemudian kembali lagi
berkutat dengan perasaannya. Robert Sabatier mengatakan bahwa "dengan dia,
kata-kata dapat terkesan lebih murni dan cerah.”
Marc Pietri lahir tahun 1936 di Marseille. Setelah bekerja di sebuah
kantor administrasi, ia pindah ke Côtes-d'Armor. Ia adalah seorang penyair
Foisonnannt, fantasinya, penemuan lisannya, pilihan kata-katanya adalah ciri
khas karya seninya. Buku pertamanya. Madrepores muncul dalam Le Livre de
Poche pada tahun 1965. Karya lainnya, antara lain: Je me suis déjà vu quelque
Page | 3
part (Belfond, 1980), Le Troisième Livre de la jungle (editor Cheyne, 1993).
La Château de la reine blanche (Le Cherche Midi, 1996). Dia meninggal pada
musim gugur tahun 2004.
Pengkajian puisi-puisi ini diarahkan untuk memperoleh makna
sepenuhnya dengan aturan pemrosesan kode. Pemrosesan tersebut dilakukan
dengan latar belakang bahwa puisi yang dikaji merupakan puisi beraliran
simbolis. Aliran ini menekankan penyebutan secara tidak langsung terhadap
gejala batin. Melainkan, penyebutan ini mempergunakan lambang yang secara
tidak langsung mengandung batin penyair dan mewakilinya dengan lebih
menyeluruh. Pencarian makna secara semiotika ini memungkinkan peneliti
atau pembaca karya sastra untuk lebih cermat dalam memperoleh penalaran
dan pemanfaatan kode-kode yang ditunjukkan oleh penyair.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian puisi ?
2. Apa saja jenis – jenis puisi?
4. Apa pengertian Pantun?
5. Apa saja ciri – ciri Pantun?
6. Apa pengertian dongeng?
7. Apa Pengertian drama?
C. Tujuan
1. Agar siswa mengetahui apa pengertian puisi dan jenis jenis puisi
2. Agar siswa dapat memahami apa itu pantun dan cara menyusun pantun
3. Agar siswa memahami apa pengertian dongeng dan jenis – jenis dongeng
4. agar siswa dapat mengetahui pengertian drama dan jenis – jenis drama
Page | 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian puisi
Pengertian Puisi adalah bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan
perasaan penyair dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan
lirik dan bait, serta penuh makna. Puisi mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan kekuatan
bahasa dengan struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi mengutamakan bunyi,
bentuk dan juga makna yang ingin disampaikan yang mana makna sebagai
bukti puisi baik jika terdapat makna yang mendalam dengan memadatkan
segala unsur bahasa. Puisi merupakan seni tertulis menggunakan bahasa
sebagai kualitas estetiknya (keindahan). Puisi dibedakan menjadi dua yaitu
puisi lama dan juga puisi baru.
Page | 5
a. Unsur-Unsur Puisi
Unsur-unsur puisi terdiri dari struktur fisik dan struktur batin puisi
antara lain sebagai berikut:
1) Struktur Fisik Puisi
Page | 6
terhadap bunyi seperti /ng/ yang memberikan efek magis puisi
staudji C. B); Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi,
persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak
berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata), dan sebagainya;
Pengulangan kata/ungkapan ritma merupakan tinggi rendah,
panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol
dalam pembacaan puisi.
Page | 7
b. Jenis-jenis Puisi
Berdasarkan waktu, puisi dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Puisi Lama
Puisi lama merupakan bentuk puisi yang masih terikat aturan.
Dalam hal ini, puisi harus ditulis dengan kata dan baris yang jumlahnya
sudah ditentukan. Hal ini pun berlaku saat kita membentuk persajakan
atau rima dan jumlah suku kata yang berada di tiap baris. puisi yang
masih terikat oleh aturan-aturan yaitu sebagai berikut..
Page | 8
3. Karmina. Hampir sama dengan pantun, tapi lebih pendek.
Contoh Karmina
buah ranun kulitnya luka
bibir tersenyum banyak yang suka
4. Seloka. Pantun yang berkait. Contoh Seloka
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis terguncang
5. Gurindam. Puisi yang terdiri dari dua baris dalam satu
bait,sajaknya a-a-a-a dan sebagian besar berisi nasihat. Contoh
Gurindam
Page | 9
2. Puisi Baru
Berbanding terbalik dengan puisi lama, jenis puisi ini sudah tidak
terikat aturan dan bentuknya pun lebih bebas. Dalam hal ini kita bisa
menulis puisi tanpa terikat jumlah baris, suku kata, serta rima.
a) Balada adalah puisi yang berisi kisah atau cerita. Puisi jenis ini
terdiri atas tiga (3) bait, yang setiap delapan (8) larik dengan
skema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Lalu skema berubah menjadi a-b-a-
b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai
refren pada bait-bait berikutnya. Contohnya pada puisi karya
Sapardi Damono berjudul "Balada Matinya Seorang
Pemberontak".
b) Himne adalah puisi pujaan kepada Tuhan, tanah air, atau
pahlawan. Ciri-ciri himne adalah lagu pujian yang menghormati
seorang dewa, tuhan, pahlawan, tanah air, almamater (pemandu
di Dunia Sastra). Semakin berkembangnya zaman, arti himne
berubah yang mana pengertian himne sekarang adalah sebagai
puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap yang dihormati
seperti guru, pahlawan, dewa, tuhan yang bernapaskan
ketuhanan.
c) Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
Arti romansa berarti keindahan perasaan; persoalan kasih sayang,
rindu dendam, serta kasih mesra (perancis "Romantique).
Page | 10
d) Ode adalah puisi yang berisi sanjungan untuk orang yang telah
berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat),
bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat
menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
e) Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup.
Epigram berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke
arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.
f) Elegi adalah puisi yang berisi rata tangis atau kesedihan yang
berisi sajak atau lagu dengan mengungkapkan rasa duka atau
keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena
kematian/kepergian seseorang.
g) Satire adalah puisi yang berisi sindira/kritik. Istilah berisi bahasa
latin Sature yang berarti sindiran; kejaman tajam terhadap sesuatu
fenomena; tidak puasa hati satu golongan (ke atas pemimpin yang
pura-pura, rasuah, zalim, dsb).
1. Distikon adalah puisi yang mana di tiap baitnya terdiri dari dua
baris (puisi dua seuntai).
2. Terzina adalah puisi yang mana di tiap baitnya terdiri dari tiga
baris (puisi tiga seuntai).
3. Kuatrain adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari empat
baris (puisi empat seuntai).
4. Kuint adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari lima baris
(puisi lima seuntai).
5. Sektet adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari enam baris
(puisi enam seuntai).
6. eptime adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari tujuh baris
(tujuh seuntai).
7. Oktaf adalah puisi yang di tiap baitnya terdiri dari delapan baris
(double kutrain atau puisi delapan seuntai).
8. Soneta adalah puisi yang terdiri dari empat belas baris yang
terbagi dalam dua, dimana dua bait pertama masing-masing
empat baris dan pada dua bait kedua masing-masing tiga baris.
Kata soneta berasal dari bahasa Italia yaitu Sonneto. Kata
sono berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara. Puisi
soneta diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam
Effendi yang diambil dari negeri Belanda,sehingga mengapa
kedua nama tersebut sebagai"Pelopor/Bapak Soneta Indonesia".
Page | 11
Bentuk soneta Indonesia tak lagi patuh pada syarat-syarat soneta
yang ada di italia atau Inggris namun soneta Indonesia memiliki
kebebasan baik dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi
pegangan adalah jumlah barinya (empat belas baris).
B. Pengertian Pantun
Pantun adalah puisi melayu lama asli indonesia yang terdiri dari
sampiran dan isi dengan rima a-b-a-b atau a-a-a-a. Kata “Pantun” berasal dari
bahasa jawa kuno yaitu tuntun, yang berarti mengatur atau menyusun. Pantun
adalah sebuah karya yang tidak hanya memiliki rima dan irama yang indah,
namun juga mempunyai makna yang penting. Pantun awalnya merupakan
karya sastra indonesia lama yang diungkapkan secara lisan, namun seiring
berkembangnya zaman sekarang pantun mulai diungkapkan tertulis.
Secara keseluruhan, pantun terdiri dari empat baris yang terdiri dari
sampiran dan isi. Sampiran adalah kata-kata kiasan yang menjadi pengantar
rima atau isi pada sebuah pantun. Sedangkan isi adalah tujuan atau maksud
yang ingin disampaiakan oleh pantun tersebut.
Page | 12
a. Ciri – Ciri Pantun
Pantun Memiliki Bait, setiap bait pantun disusun oleh baris – baris. Satu
bait terdiri dari 4 baris.
Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
Setiap baris terdiri dari 4 – 6 kata.
Setiap bait pantun terdiri atas sampiran dan isi. Baris pertama dan kedua
merupakan sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi. (Walaupun
sampiran tidak berhubungan langsung dengan isi, namun lebih baik
apabila kata – kata pada sampiran merupakan cerminan dari isi yang
hendak disampaikan)
Pantun bersajak / berima a-b-a-b atau a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b atau
sajak lain)
Page | 13
Ulam bukan sebarang ulam
Ulamnya dibawa anak penggalas
Demam bukan sebarang demam
Demam cinta tidak terbalas
Page | 14
Tangsi nasibku rotan beranyam,
tidak rotan bilah patahkan.
Untung bundaku sebagai ayam,
tidak mengekas tidaklah makan.
c. )Pantun Jenaka
Pantun Jenaka adalah pantun yang berisi mengenai sesuatu yang lucu.
Contoh Pantun Jenaka :
Page | 15
e. )Pantun Perkenalan
Pantun perkenalan adalah pantun remaja (orang muda) yang isinya
berisi memperkenalkan diri, atau bertanya.
Contoh Pantun Perkenalan :
g. )Pantun Berceraian
Pantun berceraian adalah pantun yang yang isinya mengenai
perpisahan. Suasana dalam pantun berceraian adalah kesedihan dan
duka cita. Orang yang saling mengasihi akan merasa sangat sedih bila
berpisah dari orang-orang yang dikasihinya. Terlebih bila perpisahan
itu untuk selamanya.
Contoh Pantun Berceraian :
h. )Pantun Percintaan
Pantun percintaan adalah pantun yang isinya berhubungan dengan
cinta atau asmara.
Contoh Pantun percintaan :
Page | 16
Beras sekati untuk hari raya
Para peronda melihat rawa
Sampai mati aku tetap setia
Kepada Dinda pesona jiwa
i. )Pantun Nasehat
Pantun nasehat adalah pantun yang berisikan nasehat sebagai
pedoman hidup.
Contoh Pantun Nasehat :
j. )Pantun Adat
Sebelum ada hukum tertulis, hukum yang berlaku di masyarakat
adalah hukum adat. Oleh karena itu, adat sangat dijunjung tinggi
dalam kehidupan masyarakat.
Dalam masyarakat Melayu dan suku-suku lainnya di
Nusantara, hukum adat disesuaikan dengan hukum agama.
Masyarakat Minang Kabau mengenal pepatah, “Adat bersandi
syarak.” Artinya, adat harus mengikuti ajaran syariat Islam.
Contoh Pantun Adat :
Page | 17
Kembang merayu tidaklah padat
Kembang indah bukanlah tomat
Jagalah adat istiadat
Agar orang lain jadi hormat
k. )Pantun Agama
Sebagaimana namanya, pantun agama adalah pantun yang berisikan
ajaran-ajaran agama Islam. Pantun digunakan untuk berdakwah,
mengajarkan ilmu, hikmah, dan kebijaksanaan.
Contoh Pantun Agama :
l. )Pantun Teka-Teki
Pantun teka-teki adalah pantun yang berisi mengenai teka teki,
umumnya pendengar atau pembaca diberi kesempatan guna
menebak tebak teka teki dari pantun tersebut.
Contoh Pantun Teka-Teki :
Page | 18
m. )Pantun Kiasan
Pantun kiasan adalah Pantun yang berisi mengenai kiasan yang
umumnya untuk menyampaikan sesuatu hal secara tersirat.
Contoh Pantun Kiasan :
C. Pengertian Dongen
Definisi dari dongeng menurut situs ensiklopedi wikipedia bahasa
Indonesia. Dongeng adalah bentuk sastra lama yang menceritakan mengenai
suatu kejadian yang luar biasa berupa fiksi atau khayalan yang dianggap
merupakan suatu hal yang tidak mungkin terjadi.
Dongeng merupakan bentuk cerita tradisional atau cerita yang
disampaikan secara terun-temurun dari nenek moyang yang memiliki fungsi
untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan juga sebagai hibuaran.
Page | 19
4. Pengertian Dongeng menurut KBBI.web. id
Arti dongeng merupakan cerita yg tidak benar-benar terjadi
(terutama tentang kejadian zaman dulu yg aneh) yg bukan-bukan atau
tidak benar: uraian yg panjang itu dianggapnya hanya sebuah cerita saja.
5. Pengertian Dongeng menurut Agus Triyanto 2007: 46
Pengertian dongeng merupakan cerita fantasi sederhana yang tidak
benar-benar terjadi bertujuan untuk menyampaikan ajaran moral
(mendidik) dan juga menghibur. Jadi, dongeng ialah salah satu bentuk
karya sastra yang ceritanya tidak benar-benar terjadi/fiktif.
6. Pengertian Dongeng secara umum
Dongeng merupakan cerita khayalan atau cerita yang tidak benar-
benar terjadi. Dongeng biasanya bersifat menghibur dan mengandung
nilai pendidikan. Dongeng merupakan cerita yang dikarang dan
diceritakan kembali secara berulang-ulang oleh orang.
b. Struktur Dongeng
Sebuah dongeng dibangun oleh tiga bagian penting, yaitu
pendahuluan, isi atau peristiwa, dan penutup. Berikut penjelasan dari
masing-masing bagian dari dongeng.
Page | 20
d. Jenis-Jenis Dongeng
Ada beberapa macam dongeng yang perlu kamu ketahui, berikut
pembagian jenis-jenis dongeng.
1. Mite adalah salah satu bentuk dongeng yang menceritakan mengenai
hal-hal gaib seperti cerita dewa, hantu, peri, dan hal-hal gaib lainnya.
Contoh Mite adalah doengeng dewi sri, Manuru dan Peri Mangarario.
2. Sage adalah cerita dongeng yang menceritakan tentang kepahlawanan,
keperkasaan, dan kesaktian dari seseorang tokoh. Contoh sage adalah
Wiro Sableng Istana Kebahagiaan, dongeng kesaktian Patih Gajah
Mada.
3. Fabel adalah bentuk dongeng yang tokoh utamanya adalah hewan yang
memiliki perilaku seperti manusia. Contoh fabel adalah dongeng Si
Kancil.
4. Legenda adalah dongeng yang menceritakan tentang peristiwa atau
kejadian atau asal-usul dari suatu tempat atau benda. Contoh legenda
adalah legenda surabaya, legenda danau toba, legenda banyuwangi dan
lain-lain.
5. Cerita jenaka adalah cerita yang berisi tentang kejadian-kejadian lucu
yang menghibur siapa saja yang menontonnya. Contoh Cerita Jenaka
adalah Si Kabayan, Cerita Pak Belalang.
6. Cerita pelipur lara adalah cerita yang biasanya digunakan untuk
menjamu tamu dan menggunakan media seperti wayang dan alat
lainnya.
7. Cerita perumpamaan adalah bentuk dongeng yang mengandung
kiasan/ibarat nasihat-nasihat.
Tema adalah ide pokok dari cerita dongeng yang menjadi patokan dalam
membangun sebuah cerita.
Alur adalah jalannya cerita yang diurutkan berdasarkan sebab-akibat
ataupun berdasarkan urutan waktu. Secara umumm alur dibagi menjadi
3 jenis yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran.
Penokohan adalah proses penampilan tokoh dengan pemberian sifat dan
watak pada tokoh.
Page | 21
Latar adalah sesuatu yang menunjukan kapan dan dimana rangkaian-
rangkaian cerita dalam dongeng terjadi serta suasana seperti apa yang
terjadi. Jadi latar ada 3 macam yaitu: Latar waktu, waktu terjadinya
peristiwa dalam cerita. Contoh latar waktu: di zaman kuno, pada malam
hari, di pagi hari, saat matahari terbenam, bertahun-atahun dan lain-lain.
Latar tempat, lokasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Contoh latar
tempat: di desa, di pantai, di hutan, di kerajaan, di surga dan lain-lain.
Latar suasan, keadaan atau suasana dalam cerita. Contoh latar suasana:
masyarakat hidup damai dan makmur, hutan menjadi ramai setelah
purbasari tinggal di sana, dan lain-lain.
Amanat adalah pesan atau nilai-nilai yang disampaikan oleh pengarang
dongeng kepada pendengar atau pembaca melalui cerita dongeng yang
telah dibuatnya.
D. Pengertian Drama
Drama sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang berarti
berbuat, bertindak, dan sebagainya. Kata drama dapat diartikan sebagai suatu
perbuatan atau tindakan. Secara umum, pengertian drama merupakan suatu
karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan dengan maksud
dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama dapat dikenal dengan
istilah teater. Drama juga dapat dikatakan sebagai cerita yang diperagakan di
panggung dan berdasarkan sebuah naskah.
Pada umumnya, drama memiliki 2 arti, yaitu drama dalam arti luas serta
drama dalam arti sempit. Pengertian drama dalam arti luas adalah semua
bentuk tontonan atau pertunjukkan yang mengandung cerita yang ditontonkan
atau dipertunjukkan di depan khalayak umum. Sedangkan pengertian drama
dalam arti sempit ialah sebuah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang
diproyeksikan di atas panggung.
Page | 22
Drama merupakan karangan yang menggambarkan suatu kehidupan
serta watak manusia dalam berperilaku yang dipentaskan dalam beberapa
babak.
b. Sejarah Drama
Drama sudah menjadi tontonan sejak zaman dahulu. Nenek moyang
kita sudah pernah memainkan drama sejak ribuan tahun yang lalu. Terdapat
sebuah bukti tertulis yang dapat di pertanggungjawabkan yang
mengungkapkan bahwa drama sudah ada pada abad kelima SM. Hal ini
didasarkan pada temuan naskah drama kuno di Yunani. Penulisnya yaitu
Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi ceritanya berupa
persembahan kepada dewa-dewa.
Di Indonesia, sejarah lahirnya drama ini juga tidak jauh berbeda
dengan kelahiran drama di Yunani. Drama di Indonesia juga diawali dengan
upacara keagamaan yang diselenggarakan pada zaman dahulu oleh para
pemuka agama Dalam perkembangan drama di Indonesia, drama berkali-
kali mendapat pengaruh untuk diperbarui. Hal itu bertujuan untuk
Page | 23
menggelorakan drama di Indonesia. Berikut sejarah perkembangan
penulisan drama meliputi:
Page | 24
yang produktif dan berkualitas baik adalah Utuy Tatang Sontani,
Motinggo Boesye dan Rendra.
5. Periode Drama Mutakhir
Pada Periode Mutakhir peran TIM dan DKJ menjadi sangat menonjol.
Terjadi pembaruan dalam struktur drama. Pada umumnya tidak memiliki
cerita, antiplot, nonlinear, tokoh-tokohnya tidak jelas identitasnya, dan
bersifat nontematis. Penulis-penulis dramanya yang terkenal antara lain
Rendra, Arifin C. Noer, Putu Wijaya, dan Riantiarno.
c. Jenis-Jenis Drama
Ada beberapa jenis drama tergantung dari dasar yang digunakannya.
Dalam bentuk pembagian jenis drama, biasanya digunakan 3 dasar, yaitu :
berdasarkan penyajian kisah drama, berdasarkan sarana, serta berdasarkan
keberadaan naskah drama tersebut. Berdasarkan penyajian kisah, drama
dapat dibedakan menjadi 8 jenis, antara lain:
Page | 25
6. Drama Boneka: para tokoh drama tidak dimainkan oleh aktor
manusia sungguhan, tetapi digambarkan dengan boneka yang
dimainkan beberapa orang.
1. Tema merupakan ide pokok atau sebuah gagasan utama dalam cerita
drama.
2. Alur yaitu jalan cerita dari pertunjukkan drama dimulai pada babak
pertama sampai babak terakhir.
3. Tokoh drama terdiri atas tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama
disebut juga dengan primadona sedangkan peran pembantu disebut
dengan figuran.
4. Watak merupakan perilaku yang diperankan oleh si tokoh drama
tersebut. Watak protagonis adalah salah satu jenis watak dan protagonis
adalah berwatak baik. Sedangkan watak antagonis merupakan watak
yang jahat.
5. Latar adalah gambaran tempat, waktu, serta situasi yang terjadi dalam
kisah drama yang berlangsung.
6. Amanat drama merupakan pesan yang disampaikan dari pengarang cerita
drama tersebut kepada penonton. Amanat drama dapat disampaikan
dengan melalui peran para tokoh drama tersebut.
Page | 26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sastra adalah hasil rasa yang merupakan keindahan, yang termasuk
dalam hasil karya sastra. Sastra lahir dari sebuah peradaban dalam masyrakat,
yang hidup, berkembang dan terus ada dalam masyarakat tersebut. Dalam
keberadaanya di tengah –tengah masyarakat sastra memiliki peran dalam
mengaktualkan pengetahuan masyarakat.
Sastra bisa di anggap luhur dan tinggi ketika sastra masuk ke dalam
sendi kehidupan masyarakat yaitu budaya, dimana sastra adalah alat budaya
masyarakat dalam berbudaya.
Maka dari itu sebuah sastra akan selalu berkembang dan dinamis oleh
perkembangan masyarakat, yang dapat di terima dan diolah dengan
menggerakkan masyarakat akan tepat untuk mengaktulisasi keungan tersebut.
Jika sastra tidak bisa dinamis maka berbanding balik dengan tujuan dari sastra
sendiri.
Page | 27