Anda di halaman 1dari 27

47

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi subjek pelaksanaan


Penelitian ini di laksanakan di SD Negeri Ujung – Ujung 01 dan SD
Negeri Ujung – Ujung 02 Kecamatan Pabelan semester II tahun ajaran 2015/2016
dengan subjek penelitian kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01 yang berjumlah
17 siswa dengan jumlah siswa laki – laki 7 siswa dan 10 perempuan siswa.
Sedangkan jumlah siswa SD Negeri Ujung – Ujung 02 adalah 20 siswa dengan
jumlah siswa laki – laki 11 siswa dan 9 siswa perempuan. Lokasi SD Negeri
Ujung – Ujung 01 dan SD Negeri Ujung – Ujung 02 berada disatu wilayah
sekolah yang sama di Desa Ujung –Ujung, Dusun Ujung – Ujung Kecamatan
Pabelan Kabupaten Semarang. Suasana SD Negeri Ujung – Ujung 01 dan 02
berada ditengah pedesaan dekat dengan pemukiman penduduk desa Ujung –
Ujung.
SD Negeri Ujung – Ujung 01 merupakan SD Imbas dan SD Negeri Ujung
– Ujung 02 merupakan SD inti yang ada di Dusun Ujung – Ujung yang terdiri dari
kelas 1 samapai 6 dengan jumlah keseluruhan siswa SD Negeri Ujung – Ujung 01
adalah 88 siswa. Sedangkan SD Negeri Ujung – Ujung 02 adalah 97 siswa,
terdapat 17 ruangan 12 belas diantaranya adalah ruang kelas yang digunakan
untuk proses belajar mengajar kelas 1 samapi 6 SD Negeri Ujung – Ujung 01 dan
SD Negeri Ujung – Ujung 02, 1 kantor guru, 1 ruang perpustakaan dan 1
komputer, 1 ruang agama Kristen, dan 1 ruang UKS. Ruang kelas sudah cukup
luas, sangat nyaman digunakan siswa untuk belajar. Fasilitas yang disediakan
sekolah cukup lengkap terdapat alat – alat peraga seperti kit air, kit cahaya, dan
alat – alat olahraga. SD Negeri Ujung – Ujung 01 dan SD Negeri Ujung – Ujung
02 juga memiliki alat – alat drum band yang disediakan untuk kegiatan
ekstrakulikuler bagi siswa kelas 4 sampai kelas 6. Tersedia 9 toilet, 4 toilet untuk
SD Negeri Ujung – Ujung 01, 4 toilet SD Negeri Ujung – Ujung 02 dan 1 toilet
48

guru. Halaman sekolah cukup luas yang digunakan sebagai lapangan upacara,
lapangan bola, lapangan volly dan lapangan badminton.
Jumlah tenaga pengajar di SD Negeri Ujung – Ujung 01 terdiri dari 11
tenaga pengajar dengan rincian 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama
islam, 1 guru bahasa inggris, 1 guru olahraga dan 1 guru komputer. Sedangkan
jumlah pengajar SD Negeri Ujung – Ujung 02 dengan rincian 1 kepala sekolah, 6
guru kelas, 1 guru agama islam, 1 guru agama Kristen, 1 guru komputer dan
terdapat 3 karyawan yang bertugas sebagai 2 orang penjaga sekolah serta 1 orang
sebagai satpam.

4.1.1. Pelaksanaan Penelitian


Uji validitas dilakukan pada hari jumat, 26 februari 2016 di SD Negeri
Semowo 01 Kecamatan Pabelan, UJi validitas diujikan di kelas 3 SD Semowo 01
dengan jumlah 12 siswa, 7 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Setelah
mendapat data validitas dari soal yang diujikan. Peneliti menganalisis validitas
dan realibitas menggunakan spss 16. Dari soal yang diujikan, 10 soal valid dan 20
soal tidak valid, yang nantinya akan digunakan sebagai pretest dan posttest di
kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
Penelitian dilaksanakan pada bulan februari sampai maret 2016 SD Negeri
Ujung – Ujung 01 dan SD Negeri Ujung – Ujung 02, pada bulan februari
dilakukan observasi sebelum melakukan penelitian. Penelitian dilakukan dengan 4
pertemuan yaitu pada tanggal 16 sampai 17 maret pelaksanakan penelitian untuk
kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran example non example di
SD Negeri Ujung – Ujung 01. Sedangkan pada tanggal 21 sampai 22 maret
pelaksanaan penelitian untuk kelas eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran make a match di SD Negeri Ujung – Ujung 02. Dalam penelitian ini
dibutuhkan observer sebagai pengamat jalannya proses belajar mengajar
sedangkan peneliti sebagai pengajar.
49

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 16 maret 2016 di SD


Negeri Ujung – Ujung 01 pembelajaran dilakukan selama 2 X 35 menit dimulai
pukul 07.00 – 08.10 wib. Guru dan siswa berdoa bersama sebelum memulai
pembelajaran, menata tempat duduk, menanyakan keadaan siswa dan
mengabsensi siswa. Guru membagikan soal pretest untuk mengetahui
pengetahuan siswa sebelum diadakan pembelajaran dengan model pembelajaran
example non example. Guru dan siswa melakukan tanya jawab berhubungan
dengan materi yang akan disampaikan, guru menjelaskan pengertian sumber daya
alam dengan materi pokok sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan
masyarakat. Guru menempelkan contoh – contoh sumber daya alam berdasarkan
manfaatnya di papan tulis, guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada
siswa untuk memperhatikan serta menganalisa gambar, melalui diskusi kelompok
satu bangku. Hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada lembar kerja
siswa yang sudah disediakan guru, setelah semua selesai mengerjakan guru
menempelkan contoh – contoh gambar sumber daya alam berdasarkan
ketersediaannya. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa
untuk memperhatikan serta menganalisa gambar. Hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada lembar kerja siswa yang sudah disediakan guru pada
halaman berikutnya. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, guru
memberi konfirmasi mengenai jawaban dan memberi kesempatan siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum dipahami. Sebelum mengakhiri pembelajaran
guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari,
melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan mengenai perasaan siswa
selama berlangsungnya pembelajaran apakah menyenangkan dan memahami
materi yang disampaikan.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari kamis, 17 maret 2016
pembelajaran dilaksanakan 2 X 35 menit pukul 09.00 – 10.10, pembelajaran
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan mengenai materi yang dipelajari pada
pertemuan sebelumnya. Guru menempelkan beberapa contoh gambar sumber daya
alam kemudian menjelaskan pengertian sumber daya alam hayati, guru memberi
petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan serta
50

menganalisa gambar, melalui diskusi kelompok satu bangku, untuk


menggolongkan sumber daya alam hayati. Hasil diskusi dari analisa gambar
tersebut dicatat pada lembar kerja siswa yang sudah disediakan. Setelah semua
selesai mengerjakan guru menjelaskan pengertian sumber daya alam non hayati,
guru meminta setiap kelompok untuk menggolongkan sumber daya alam non
hayati berdasarkan gambar yang ditempel di papan tulis pada lembar kerja
dihalaman berikutnya. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, guru
memberi konfirmasi mengenai jawaban dan memberi kesempatan siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum dipahami. Sebelum mengakhiri pembelajaran
guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari,
mengerjakan soal evaluasi (posttest).
Pada tanggal 21 maret 2016 pelaksanaan penelitian hari pertama di SD
Negeri Ujung - Ujung 02 dengan menggunakan model pembelajaran make a
match pembelajaran dilakukan selama 2 X 35 menit dimulai pukul 07.00 – 08.10
wib. Guru dan siswa berdoa bersama sebelum memulai pembelajaran, menata
tempat duduk, menanyakan keadaan siswa dan mengabsensi siswa. Guru
membagikan soal pretest untuk mengetahui pengetahuan siswa sebelum diadakan
pembelajaran dengan model pembelajaran make a match. Guru dan siswa
melakukan tanya jawab berhubungan dengan materi yang akan disampaikan, guru
menjelaskan pengertian sumber daya alam, guru menempelkan poster contoh
gambar sumber daya alam berdasarkan manfaatnya dan ketersediaannya, guru
menjelaskan maksud dari poster yang ditempelkan. Siswa dibagi menjadi 2 kubu,
kubu pertama mendapatkan kartu pertanyaan, kubu kedua mendapatkan kartu
jawaban, Guru meminta setiap anggota kelompok yang mendapatkan kartu berisi
pertanyaan untuk mencari pasangan yang cocok dengan kelompok yang
mendapatkan kartu yang berisi jawaban dalam waktu 3 menit. Siswa yang sudah
menemukan pasangan sebelum waktu habis mendapatkan poin. Sedangkan siswa
yang tidak mendapatkan pasangan berkumpul di tempat tersendiri. Bagi siswa
yang sudah mendapat pasangan diminta untuk presentasi di depan kelas, siswa
yang tidak mendapatkan pasangan memperhatikan serta memberikan tanggapan
apakah pasangan itu cocok atau tidak antara pertanyaan dan jawabannya. Guru
51

memberikan konfirmasi tentang kebenaran serta kecocokan pertanyaan dan


jawaban dari pasangan yang telah presentasi. Diakhir pembelajaran guru bersama
– sama siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah dipelajari.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 22 maret 2016, pembelajaran
dilakukan selama 2 X 35 menit dimulai pukul 07.00 – 08.10 wib. Guru dan siswa
berdoa bersama sebelum memulai pembelajaran, menata tempat duduk,
menanyakan keadaan siswa dan mengabsensi siswa. Pembelajaran dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan mengenai materi yang dipelajari pada pertemuan
sebelumnya. Guru menempelkan contoh gambar sumber daya alam, dari gambar
yang ditempelkan guru menjelaskan pengertian sumber daya alam hayati dan non
hayati, dengan bantuan guru siswa mengelompokkan contoh sumber daya alam
hayati dan non hayati. Siswa dibagi menjadi 2 kubu, kubu pertama mendapatkan
kartu pertanyaan, kubu kedua mendapatkan kartu jawaban, Guru meminta setiap
anggota kelompok yang mendapatkan kartu berisi pertanyaan untuk mencari
pasangan yang cocok dengan kelompok yang mendapatkan kartu yang berisi
jawaban dalam waktu 3 menit. Siswa yang sudah menemukan pasangan sebelum
waktu habis mendapatkan poin. Sedangkan siswa yang tidak mendapatkan
pasangan berkumpul di tempat tersendiri. Bagi siswa yang sudah mendapat
pasangan diminta untuk presentasi di depan kelas, siswa yang tidak mendapatkan
pasangan memperhatikan serta memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok
atau tidak antara pertanyaan dan jawabannya. Guru memberikan konfirmasi
tentang kebenaran serta kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang
telah presentasi, membuat kesimpulan bersama dan mengerjakan soal evaluasi
(posttest).
52

4.2. Tingkat Hasil Belajar Kelompok Kontrol

4.2.1. SD Negeri Ujung – Ujung 01


Deskripsi hasil belajar pretest dan posttest siswa pada pelajaran IPA
dengan materi Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan di SD Negeri
Ujung – Ujung 01 kelas IV sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model
pembelajaran Example non example dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1
Deskriptive Statistik
Descriptive Statistics

Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

pretest_kontrol 17 30 90 51.76 3.951 16.292


posttest_kontrol 17 50 100 77.06 3.614 14.902
Valid N 17
(listwise)

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai minimal pretest kelompok
kontrol adalah 30 dan nilai tertinggi 90, dengan nilai rata – rata yang diperoleh
adalah 51,76. Sedangkan nilai minimal posttest dari kelompok kontrol adalah 50
dan nilai tertinggi adalah 100, dengan rata – rata 77,06.

a. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar


Guna mengetahui adanya model pembelajaran example non example perlu
di lakukan distribusi frekuensi perolehan hasil belajar siswa kelas kontrol siswa
kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01 Kecamatan Pabelan.
53

Melihat distribusi frekuensi perlu dilakukan kategori. Untuk mengetahui


distribusi frekuensi perlu dilakukan kategori. Cara untuk menentukan kategori
menggunakan rumus:
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3.log 17
= 1 + 3,3.1,23044892
= 5,06048144
Keterangan :
K = Kriteria
N = Jumlah siswa
Dari perhitungan ini diperoleh banyaknya kategori dari 17 siswa kelas
kontrol adalah lima kategori. Acuan kategori perolehan nilainya adalah sebagai
berikut: kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik. Agar mengetahui
perolehan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01 Kecamatan
Pabelan berada pada kategori apa, maka perlu dilakukan interval terlebih dahulu.
Interval nilai siswa menggunakan rumus yaitu skor tertinggi dikurangi skor
terendah dibagi dengan banyaknya kategori yang ditetapkan (kurang, hampir
cukup, cukup, baik dan sangat baik). Secara visual rumus untuk mencari interval
tersebut dirumuskan sebagai berikut :

Interval yang didapatkan adalah 14 maka nilai terendah atau kurang berada
pada interval 30 - 43, hampir cukup berada pada interval 44 - 57, cukup berada
pada interval 58 - 71, baik berada pada interval 72 - 85, sangat baik berada pada
interval 86 – 100.
54

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV
SD Negeri Ujung – Ujung 01
Kecamatan Pabelan
No Interval Kategori Hasil Belajar
Pretest Posttest
Frekuensi % Frekuensi %
1 30-44 Kurang 7 41,18 - -
2 45-59 Hampir 4 23,52 1 5,88
Cukup
3 60-74 Cukup 5 29,42 6 35,30
4 75-89 Baik - - 6 35,30
5 90-100 Sangat Baik 1 5,88 4 23,52
Total 17 100 17 100

Berdasarkan pada tabel 4.2 diatas, diketahui bahwa hasil belajar pretest
pada siswa kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01 Kecamatan Pabelan, siswa yang
mendapat nilai pada interval 30 – 44 berada pada kategori kurang adalah 7 siswa
dengan persentase 41,18%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 45 – 59
berada pada kategori hampir cukup adalah 4 siswa dengan persentase 23,52%.
Siswa yang mendapat nilai interval 60 - 74 berada pada kategori cukup adalah 5
siswa dengan presentase 29,42%. Tidak ada siswa yang mendapat nilai pada
interval 75 – 89 yang berada pada kategori baik, siswa yang mendapatkan nilai
pada interval 90 – 100 berada pada kategori baik adalah 1 siswa dengan
persentase 5,88%. Dari hasil distribusi frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar pretest kelas IV SD Negeri Ujung - Ujung 01, sebagian berada pada
kategori cukup.
Hasil belajar posttest siswa kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01,
berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi diatas, diketahui bahwa Tidak ada
siswa yang mendapat nilai pada interval 30 – 44 yang berada pada kategori
kurang dan siswa yang mendapatkan nilai pada interval 45 – 49 pada kategori
55

hampir cukup adalah 1 siswa dengan persentase 5,88 %. Sebanyak 6 siswa yang
mendapat nilai pada interval 60 – 74 masuk pada kategori cukup dengan
persentase 35,30%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 75 – 89 yang berada
pada kategori baik adalah 6 siswa dengan persentase 35,30 %, dan siswa yang
mendapat nilai pada interval 90 – 100 adalah 4 siswa dengan persentase 23,52%
berada pada kategori sangat baik. Berdasarkan hasil diatas, maka dapat
disimpukan bahwa hasil belajar posttest pada kelompok kontrol sebagian masuk
dalam kategori baik.

b. Rata – rata Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01


Rata-rata hasil belajar adalah nilai perolehan rata-rata keseluruhan baik
pretest maupun posttest. Pemaparan rata-rata hasil belajar dimaksudkan untuk
melihat perubahan perolehan/peningkatan persentase sebelum dan setelah
diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Examples Non Examples.
Adapun rata-rata maupun perubahan peningkatannya, disajikan dalam tabel 4.3

Tabel 4.3
Rata – Rata Belajar dan Perubahan Hasil Belajar IPA siswa
Kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01
Rata-Rata Hasil Belajar Perubahan
Pretest Posttest
51,76 77,05 25,29

Dari tabel di atas, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar pretest adalah
51,76 kemudian rata-rata hasil belajar posttest yaitu 77,05. Itu berarti bahwa hasil
belajar siswa setelah diberikan pembelajaran dengan model Examples Non
Examples siswa Kelas IV SD Negeri Ujung -Ujung 01 terjadi kenaikan sebesar
25,29. Berikut ini grafik nilai pretest dan posttest pada kelompok eksperimen
disajikan pada grafik 4.1
56

Skor Interval
8
7
6
Frekuensi

5
4
3
2
1
0
30-43 44-57 58-71 72-85 86-100

pretest posttest

Grafik 4.1
Distribusi Frekuensi Skor Pretestt dan Postest Kelompok Kontrol SD Negeri
Ujung - Ujung 01

4.3. Tingkat Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

4.3.1. SD Negeri Ujung – Ujung 02


Deskripsi hasil belajar pretest dan posttest siswa pada pelajaran IPA
dengan materi Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan di SD Negeri
Ujung – Ujung 02 kelas IV sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran make a match dapat dilihat pada tabel 4.4
57

Tabel 4.4
Deskriptive Statistik
Descriptive Statistics

Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

pretest_ek 20 20 70 50.00 2.991 13.377


sperimen

pot_eksper 20 40 90 71.00 2.982 13.338


imen
Valid N 20
(listwise)

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai minimal pretest kelompok
eksperimen adalah 20 dan nilai tertinggi 70, dengan nilai rata – rata yang
diperoleh adalah 48,50. Sedangkan nilai minimal posttest dari kelompok
eksperimen adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 90, dengan rata – rata 71,00.

a. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar


Guna mengetahui adanya model pembelajaran make a match perlu di
lakukan distribusi frekuensi perolehan hasil belajar siswa kelas eksperimen siswa
kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 02 Kecamatan Pabelan.
58

Melihat distribusi frekuensi perlu dilakukan kategori. Untuk mengetahui


distribusi frekuensi perlu dilakukan kategori. Cara untuk menentukan kategori
menggunakan rumus:
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3.log 20
= 1 + 3,3.1,30103
= 5,293399
Keterangan :
K = Kriteria
N = Jumlah siswa
Dari perhitungan ini diperoleh banyaknya kategori dari 20 siswa kelas
kontrol adalah lima kategori. Acuan kategori perolehan nilainya adalah sebagai
berikut: kurang, hampir cukup, cukup, baik dan sangat baik. Agar mengetahui
perolehan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 02 Kecamatan
Pabelan berada pada kategori apa, maka perlu dilakukan interval terlebih dahulu.
Interval nilai siswa menggunakan rumus yaitu skor tertinggi dikurangi skor
terendah dibagi dengan banyaknya kategori yang ditetapkan (kurang, hampir
cukup, cukup, baik dan sangat baik). Secara visual rumus untuk mencari interval
tersebut dirumuskan sebagai berikut :

Interval yang didapatkan adalah 14 maka nilai terendah atau kurang berada
pada interval 20 – 34, hampir cukup berada pada interval 35 - 49, cukup berada
pada interval 50 - 64, baik berada pada interval 65 - 79, sangat baik berada pada
interval 80 - 100.
59

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV
SD Negeri Ujung – Ujung 02
Kecamatan Pabelan

No Interval Kategori Hasil Belajar


Pretest Posttest
Frekuensi % Frekuensi %
1 20-34 Kurang 3 15,00 - -
2 35-49 Hampir 5 25,00 1 5,00
Cukup
3 50-64 Cukup 10 50,00 4 20,00
4 65-79 Baik 2 10,00 6 30,00
5 80-100 Sangat Baik - - 9 45,00
Total 20 100 20 100

Berdasarkan pada tabel 4.4 diatas, diketahui bahwa hasil belajar pretest
pada siswa kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 02 Kecamatan Pabelan, siswa yang
mendapat nilai pada interval 20 – 34 sebanyak 3 siswa pada kategori kurang,
dengan persentase 15,00%. Siswa yang mendapat nilai pada interval 35 – 49
berada pada kategori hampir cukup adalah 5 siswa dengan persentase 25,00%.
Siswa yang mendapat nilai pada interval 50 – 64 adalah 10 siswa pada kategori
cukup dengan persentase 50,00%, siswa yang mendapatkan nilai pada interval 65
– 79 berada pada kategori baik adalah 2 siswa dengan persentase 10,00% dan
tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada interval 80 – 100 atau berada pada
kategori sangat baik. Dari hasil distribusi frekuensi diatas dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar pretest kelas IV SD Negeri Ujung - Ujung 02, sebagian berada
dikategori cukup.
Hasil belajar posttest siswa kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01,
berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi diatas, diketahui bahwa tidak ada
siswa yang mendapatkan nilai pada interval 20 – 33 pada kategori kurang dan
60

siswa yang mendapatkan nilai pada interval 34 – 47 pada kategori hampir cukup
adalah 1 siswa dengan persentase 5,00 %. Sebanyak 4 siswa yang mendapat nilai
pada interval 48 – 61 masuk pada kategori cukup dengan persentase 20,00%.
Siswa yang mendapat nilai pada interval 62 – 75 yang berada pada kategori baik
adalah 6 siswa dengan persentase 30,00%, dan siswa yang mendapat nilai pada
interval 76 – 100 adalah 9 siswa dengan persentase 45,00%. Berdasarkan hasil
diatas, maka dapat disimpukan bahwa hasil belajar posttest pada kelompok
kontrol masuk dalam kategori baik.

b. Rata – rata Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01


Rata-rata hasil belajar adalah nilai perolehan rata-rata keseluruhan baik
pretest maupun posttest. Pemaparan rata-rata hasil belajar dimaksudkan untuk
melihat perubahan perolehan/peningkatan persentase sebelum dan setelah
diberikan perlakuan dengan model pembelajaran make a macth. Adapun rata-rata
maupun perubahan peningkatannya, disajikan dalam tabel 4.3
Tabel 4.6
Rata – Rata Belajar dan Perubahan Hasil Belajar siswa
Kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 02
Rata-Rata Hasil Belajar Perubahan
Pretest Posttest
48,50 71,00 22,50

Dari tabel di atas, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar pretest adalah
48,50 kemudian rata-rata hasil belajar posttest yaitu 71,00. Itu berarti bahwa hasil
belajar siswa setelah diberikan pembelajaran dengan model make a match siswa
Kelas IV SD Negeri Ujung -Ujung 02 terjadi kenaikan sebesar 22,50. Berikut ini
grafik nilai pretest dan posttest pada kelompok eksperimen disajikan pada grafik
4.2
61

Skor Interval
16
14
12
Frekuensi

10
8
6
4
2
0
20-33 34-47 48-61 62-75 76-90

pretest posttest

Grafik 4.2
Distribusi Frekuensi Skor Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen SD
Negeri Ujung - Ujung 02

4.4. Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Hasil Belajar Kelompok Kontrol


dan Kelompok Eksperimen
Berdasarkan uraian di atas terdapat perubahan hasil belajar pada kelas
kontrol dengan menggunakan model pembelajaran example non example, dan
perubahan hasil belajar kelas eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran make a match. Untuk hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Ujung
– Ujung 01 dan SD Negeri Ujung – Ujung 02 ternyata sedikit lebih tinggi dengan
menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples dibanding dengan
menerapkan model pembelajaran Make a match. Untuk hasil perbedaan pada
kedua kelompok ini dapat dilihat pada tabel 4.5
62

Tabel 4.7
Komparasi Hasil Belajar Kelompok Eksperimen ( SD Negeri Ujung – Ujung
01 ) dan Kelompok Kontrol (SD Negeri Ujung – Ujung 02 )

Tahap Rerata Skor (Mean) Kelompok Keterangan


Pengukuran Kontrol Eksperimen (SD Selisih
(SD Negeri Ujung – Negeri Ujung - Ujung Skor
Ujung 01) 02)
Awal 51,76 50,00 1,76
Akhir 77,05 71,00 6,05
Gain Skor 25.29 21,00 4,29

Dari tabel di atas dapat dilihat tahap awal pada kelas kontrol SD Negeri
Ujung – Ujung 01 nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 51,76 dan nilai akhir
77,05 dengan keuntungan yang diperoleh adalah 25,29. Sedangkan di SD Negeri
Ujung – Ujung 02 pada kelas eksperimen nilai awal yang diperoleh adalah 50,00
dan nilai akhir 71,00 dengan keuntungannya adalah 21,00. Untuk selisih secara
keseluruh antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen di SD Negeri Ujung
– Ujung 01 dan SD Negeri Ujung – Ujung 02 dari tahap awal mendapat 1,75
sedangkan pada tahap akhir 6,05 dengan nilai keuntungannya 4,29.

4.5. Hasil Uji Beda T-Test


Uji statistik parametrik hanya dapat digunakan apabila persyaratan analisis
atau asumsi analisis data yang akan diuji sudah terpenuhi/teruji. Persyaratan
analisis statistik parametrik antara lain data terdistribusi normal dan homogen.
Apabila distribusi tidak noirmal maka uji statistik menggunakan uji statistik non
parametrik. Data yang digunakan pada statistik parametrik berupa data kuantitatif
dengan skala pengukuran interval dan rasio. Alat statistik yang termasuk dalam
statistik parametrik, salah satunya adalah independent sample T-Test.
63

Independent sample T-Test atau Uji T Sampel Independen adalah


penafsiran data dengan 2 kasus yang berbeda, dengan cara membandingkan rata –
rata dua kelompok data. Syaratnya data harus berupa variable kuantitatif dalam
dua kelompok yang berbeda dan sampel yang digunakan acak terdistribusi
normal.
Langkah-langkah Uji Independent Samples T Test sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
Ho : tidak ada perbedaan antara rata-rata skor posttest kelas eksperimen dengan
kelas kontrol.
Ha : ada perbedaan antara rata-rata skor posttest kelas eksperimen dengan kelas
kontrol.
2. Menentukan tingkat signifikansi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5% atau
0,05.
3. Menentukan t hitung
Nilai t hitung (Equal Variances Assumed atau Equal Variances Not Assumed).
4. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan (df) n-2.
5. Kriteria Pengujian
Ho diterima jika t hitung < t tabel
Ho ditolak jika t hitung > t tabel
Berdasarkan signifikansi:
Ho diterima jika signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika signifikansi < 0,05
6. Kesimpulan
Tahap Uji Beda Rata-Rata dengan Uji Independent T Test ini menggunakan
program SPSS Statistics 16. for windows.
Rumusan hipotesis statistik (Sugiyono, 2010:120) sebagai berikut:
Ho: μ1 = μ2
Ha: μ1 ≠ μ2
64

a. SD Negeri Ujung – Ujung 01 dan SD Negeri Ujung – Ujung 02 Uji Normalitas


Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya
distribusi data. Pada uji normalitas ini digunakan non parametric, dengan
menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov sebagai asusmsi data berdistribusi
normal jika nilai memiliki probabilitas (P) lebih besar dari 0,05. Perhitungan uji
normalitas menggunakan SPSS 16.0. Berikut hasil Uji Normalitas hasil belajar
Posttest.

Tabel. 4.8
Hasil Uji Normalitas Data Posttest SD Negeri Ujung – Ujung 01
dan SD Negeri Ujung – Ujung 02
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

posttest_kontrol posttest_eksperimen

N 17 20
Normal Parametersa,,b Mean 77.06 71.00
Std. 14.902 13.338
Deviation
Most Extreme Absolute .186 .220
Differences Positive .186 .150
Negative -.166 -.220
Kolmogorov-Smirnov Z .769 .984
Asymp. Sig. (2-tailed) .596 .287

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Berdasarkan uji normalitas tersebut diketahui bahwa nilai probabilitas


Asymp.Sig.(2-Tailed) pada uji Kolmogorov-Smirnov pada kelompok kontrol
0,596 dan pada kelompok eksperimen nilai probabilitas Asymp.Sig.(2-Tailed)
65

pada uji Kolmogorov-Smirnov 0,287. Probabilitas signifikansi Kolmogorov-


Smirnov kedua kelompok menunjukkan lebih dari 0,05, maka diketahui bahwa
data berdistribusi normal atau memenuhi persyaratan uji normalitas.

Grafik 4.3
Grafik Normalitas Distribusi Data Kelompok Kontrol Kelas IV SD
Negeri Ujung – Ujung 01
66

Grafik 4.4
Grafik Normalitas Distribusi Data Kelompok Eksperimen Kelas IV
SD Negeri Ujung – Ujung 02

b. SD Negeri Ujung – Ujung 01 dan SD Negeri Ujung – Ujung 02 Uji


Homogenitas
Pengujian homogenitas digunakan untuk mengetahui tidaknya sama dua
kelompok penelitian. Kriteria pengujian ini yakni jika nilai signifikansi lebih dari
0,05 maka data dikatakan bahwa kedua kelompok penelitian ini sama berikut hasil
uji homogenitas soal posttest terhadap dua kelompok penelitian dengan
menggunakan Test Of Homogeneity Of Variance.
67

Tabel 4.9
Uji Homogenitas Hasil Posttest SD Negeri Ujung – Ujung 01 dan SD Negeri
Ujung – Ujung 02

Test of Homogeneity of Variances


Nilai

Levene
Statistic df1 df2 Sig.

.319 1 35 .576

Dari uji homogenitas tersebut nilai signifikansi 0,576. Maka dapat


dikatakan bahwa dua kelompok penelitian ini sama atau homogen. Hal ini
ditunjukkan pada nilai probabilitas yang lebih besar dari nilai alpha ( α ) 0.05.
Sebagai uji prasyarat untuk melakukan uji beda, data hasil posttest pada dua
kelompok penelitian ini normal dan homogen.
Berdasarkan hasil dari uji normalitas yang menunjukkan bahwa persebaran
data posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal dan uji
homogenitas pada kelompok eksperimen dan kontrol yang menunjukkan bahwa
data posttest homogen, maka dengan demikian uji prasyarat telah terpenuhi
sehingga populasi data posttest tersebut dapat dikenakan untuk uji t (uji beda rata-
rata) sebagai acuan menguji hipotesis yaitu ada/tidak perbedaan rata-rata nilai
posttest yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Di
bawah ini disajikan hasil uji t (uji beda rata-rata) kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol masing-masing SD.
68

Tabel 4.10
Analisis Uji Beda Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
SD Negri Ujung – Ujung 01 dan SD Negeri Ujung – Ujung 02
Independent Samples Test

Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means

95%
Confidence
Interval of the
Difference

Std.
Sig. Mean Error
(2- Differe Differe
F Sig. T Df tailed) nce nce Lower Upper

nilai Equal .319 .576 1.305 35 .200 6.059 4.643 -3.367 15.484
variances
assumed

Equal 1.293 32.5 .205 6.059 4.686 -3.480 15.598


variances 14
not assumed

Berdasarkan tabel diatas diketahui probabilitas sig (2 tailed) 0,200.


Probabilitas ini lebih dari 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa kedua kelompok
penelitian ini tidak memiliki perbedaan.
Tahap yang dilakukan setelah melakukan uji beda pada kelompok
penelitian yaitu uji hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui diterima atau
tidaknya hipotesis yang sudah diajukan. Sebelumnya, hipotesis yang diajukan
yaitu ada perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri
69

Ujung – Ujung 01 yang menggunakan model Examples Non Examples dengan


siswa SD Negeri Ujung – Ujung 02 yang menggunakan model Make a match.
Adapun kriteria pengujian hipotesis berdasarkan taraf signifikansi yakni jika
probabilitas lebih dari 0,05 maka dapat dinyatakan tidak terdapat perbedaan, dan
jika probabilitas signifikansinya dapat dikatakan bahwa kurang dari 0,05 maka
dapat dinyatakan terdapat perbedaan antara dua kelompok penelitian.

4.6. Hasil Uji Hipotesis


Hasil uji t (uji beda rata-rata) terhadap nilai posttest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dapat dijadikan acuan untuk menguji hipotesis. Hipotesis
yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut.
Ho: Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas IV SD dalam
pembelajaran menggunakan examples non examples dan model model make a
match.
Ha: Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas III SD dalam
pembelajaran menggunakan model examples non examples dan make a match.
Berdasarkan uji t (uji beda rata-rata) yang telah dilakukan terhadap nilai
posttest kelompok kontrol dan eksperimen, diperoleh hasil yaitu sig. (2-tailed)
0,200. Karena angka signifikansi/probabilitas menunjukkan nilainya > 0,05 maka
Ho diterima yaitu Tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa kelas
IV SD dalam pembelajaran menggunakan model examples non examples dan
model make a match.

4.7. Pembahasan Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ujung-Ujung 01 dan SD Negeri
Ujung-Ujung 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. SD tersebut masuk
dalam gugus Ki Hajar Dewantara. Peneliti melaksanakan penelitian di SD Negeri
Ujung-Ujung 01 sebagai kelas kontrol, dengan menggunakan model pembelajaran
Example non example dan SD Negeri Ujung-Ujung 02 sebagai kelas eksperimen
dengan menggunakan model pembelajaran make a match. Proses pembelajaran
kedua model tersebut berjalan lancar sesuai dengan rencana pelaksanaan
70

pembelajaran. Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah


terdapat perbedaan yang signifikan keekfetifan model make a match dan example
non example ditinjau dari hasil belajar siswa dalam mapel IPA kelas IV SD
Negeri Ujung-Ujung 01/02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Semester II
tahun ajaran 2015/2016.
Hasil analisis persyaratan kedua kelompok adalah homogen karena nilai
signifikan kelas IV SD Negeri Ujung-Ujung 01 dengan SD Negeri Ujung-Ujung
02, 0,576 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok tersebut
homogen. Nilai posttest pada uji normalitas SD Negeri Ujung-Ujung 01 sebagai
kelompok control dari Asymp. Sig (2 tailed) adalah 0,596 > 0,05, sedangkan SD
Negeri Ujung-Ujung 02 sebagai kelompok eksperimen nilai dari Asymp. Sig ( 2
tailed) adalah 0,287 > 0,05, maka dapat diambil kesimpulan nilai posttest kedua
kelompok tersebut berdistribusi normal.
Analisis deskriptif dari skor hasil belajar siswa setelah pembelajaran,
diketahui nilai tertinggi pada kelas kontrol (SD Negeri Ujung-Ujung 01) yaitu 100
dan nilai terendahnya adalah 50, dengan rata-rata skor hasil belajar 77,05.
Sedangkan pada kelas eksperimen (SD Negeri Ujung-Ujung 02) nilai tertingginya
90 dan nilai terendahnya 40 dengan rata-rata skor hasil belajar 71,00. Dari 17
siswa dalam kelas kontrol 16 siswa yang mendapat nilai tuntas KKM dengan
presentase 94% dan 1 siswa yang mendapat nilai dibawh KKM dengan presentase
6%. 20 siswa dalam kelas eksperimen 17 siswa yang mendapat nilai tuntas KKM
dengan presentase 85% dan 3 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM dengan
presentase 15%.
Uji T atau uji beda dilakukan untuk membandingkan skor hasil belajar
kedua kelompok penelitian. Uji beda dilakukan dengan menggunakan
independent sample T-Test pada SPSS.16, uji beda dilakukan dengan melihat
probabilitas sig.(2tailed), di SD Negeri Ujung – Ujung 01 dan SD Negeri Ujung –
Ujung 02 yang menunjukkkan koefisien 0,200. Probabilitas ini menunjukkan
bahawa lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
antara kedua kelompok penelitian baik di SD Negeri Ujung – Ujung 01 maupun
SD Negeri Ujung – Ujung 02. Setelah melakukan uji beda dilakukan uji hipotesis
71

dengan kriteria signifikan probabilitas sig.(2tailed) dari uji beda menunjukkan


lebih dari 0,05, maka penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang
positif signifikan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Ujung – Ujung 01
dan SD Negeri Ujung – Ujung 02 dengan menggunakan model pembelajaran
example non example dan make a match.
Hasil uji beda dan hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan antara kedua kelompok penelitian terhadap hasil posttest, sejalan
dengan adanya perbedaan rata-rata antara kedua kelompok penelitian dan jumlah
siswa yang tidak tuntas KKM. dari rata-rata skor hasil belajar, siswa pada
kelompok eksperimen maupun kelas kontrol tidak terpaut jauh dan hanya berbeda
tipis dengan nilai rata-rata kelas kontrol 77,05 sedangkan pada kelas eksperimen
mendapat nilai rata-rata 70,00. Berdasarkan jumlah siswa yang tuntas KKM,
siswa di SD Negeri Ujung – Ujung 01 pada kelompok kontrol mempunyai jumlah
persentasenya 95% dan SD Negeri Ujung – Ujung 02 pada kelompok eksperimen
jumlah persentasenya 85%.
Hasil belajar kelompok kontrol yang diperoleh SD Negeri Ujung – Ujung
01 dengan perlakuan menggunakan model pembelajaran example non example
dinyatakan lebih unggul dibanding dengan kelompok eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran make a match dengan perbedaan yang tidak
signifikan. Dalam pembelajaran yang dilakukan pada kelas kontrol dengan
menggunakan model pembelajaran example non example terlihat beberapa
aktivitas – aktivitas siswa yang memberi pengaruh positif diantaranya
a. siswa aktif dan antusias saat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran example non example, sehingga sebagian
besar siswa dapat memahami materi yang disampaikan.
b. Dengan menggunakan gambar sebagai sumber belajar siswa dengan mudah
menerima isi dari materi yang disampaikan.
c. Saat siswa menganalisis gambar yang ditunjukkan, siswa memulai penggali
informasi dari gambar yang ditunjukkan, menunjukkan bahwa rasa ingin tahu
siswa mulai terlihat dari diskusi kelompok satu bangku.
72

d. Saat mengerjakan soal posttest siswa mengerjakan dengan baik, dibuktikan


tidak ada siswa yang mencontek pekerjaan teman lainnya, dan mereka mampu
mengerjakan soal yang diberikan dengan percaya diri.
Dari hasil penelitian beberapa jurnal penelitian bahwa model pembelajaran
example non example dan make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa
yang berjudul :
Defri Haryono (2012) dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh model
pembelajaran examples non examples terhadap hasil belajar IPA kelas IV SDN
Mangunsari 04 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Ajaran
2011 / 2012”. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dibahas
pada bab IV dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh model
pembelajaran examples non examples dengan pembelajaran konvensional
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Mangunsari 04 Kecamatan
Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Berdasarkan hasil
rata-rata (mean) menunjukan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar
19,4848, sedangkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol sebesar 8,2500. Hal tersebut
menunjukan pengaruh pada kelas yang menggunakan model pembelajaran
examples non examples (kelas eksperimen). Artinya bahwa rata-rata nilai kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Dan hasil dari uji t-tes diketahui
nilai signifikansi pada uji F adalah 0,242 lebih besar dari 0,05, maka Ho diterima,
jadi dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelompok kelas
eksperimen dan kontrol adalah sama). Dengan ini penggunaan uji t menggunakan
equal variances assumed (diasumsikan kedua varian sama) untuk itu
dibandingkan t hitung dengan t tabel dan probabilitas. Oleh karena t hitung > t
tabel (4,759 > 1,996) dan signifikansi (0,000 < 0,05), maka Ho ditolak, artinya
bahwa ada perbedaan antara rata-rata nilai kelas eksperimen dengan rata-rata nilai
kelas kontrol. Nilai t hitung positif, berarti rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi
dari pada kelas kontrol. Sedangkan perbedaan rata-rata (mean diference) sebesar
1.23485 (19,4848 – 8,2500) dan perbedaan berkisar antara 6,52277 sampai
15,94693
73

Pengaruh penggunaan model pembelajaran make a match dengan media


gambar terhadap hasil belajar IPA materi SDA siswa kelas IV SDN Kertosari Kab
Temanggung (Esti Purwanti, 2012). Terdapat perbedaan hasil belajar IPA pada
materi SDA ditinjau dari perbedaan penggunaan pendekatan pembelajaran. Pada
kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran make
a match dengan media gambar diperoleh rata – rata sebesar 65,28. Sedangkan
pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran secara konvesional
(ceramah) diperoleh rat – rata sebesar 55,28, sehingga hasil belajar siswa kelas IV
SDN 2 Kertosari meningkat. Pengaruh tehnik pembelajaran make a match dengan
menggunakan media gambar terhadap hasil belajar siswa kelas IV semester genap
di SD Imbas Gugus Bekisar Kec. Tuntang Kab. Semarang tahun ajaran 2011 /
2012 (Meta Purwanti, 2012). Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan dapat
disimpulkan bahwa tehnik pembelajaran make a match dengan menggunakan
media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa Kelas IV daripada
pembelajaran konvensional (ceramah).

Anda mungkin juga menyukai