Dening :
NIM : 17020114063
2019
ABSTRAK
Analisis wacana adalah analisis atas pola-pola kehidupan sosial. Analisis
wacana juga dapat berarti sebagai struktur pesan dalam kominukasi untuk
menelaah fungsi bahasa. Lirik lagu juga dapat dikaji menggunakan analisis
wacana kritis. Analisis wacana kritis merupakan analisis yang menggungkapkan
mengenai ideology, kekuasaan, politik, dan gender. Dalam keterkaitan ini
analisis wacana kritis digunakan untuk mengkaji makna yang terjadapat dalam
lagu Mupus Layu karya dari Aji Setiyaji. Tujuan diadakan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana makna yang tersirat yang terdapat dalam lirik lagu
tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskrtiptif.
Analisis penelitian ini berfokus pada syair dan makna yang digunakan dalam lirik
lagu Mupus Layu. Dalam lagu yang berdurasi 6 menit 34 detik ini memiliki
makna pada setiap bait lirik lagunya dengan kata-kata indah dan unik disetiap
baitnya. Namun liriknya yang sulit dipahami oleh pendengar sehingga pendengar
membutuhkan terjemahan untuk memahami apa yang terkandung dalam lagu
tersebut. lirik lagu Mupus Layu ini mempunyai pesan moral yang tersirat melalui
pemilihan kata-kata yang rumit. Pesan lirik ini berperan penting dalam sebuah
lagu dimana dapat mempengaruhi pendengarnya, agar pendengar ikut
merasakan apa yang hendak disampaikan oleh penyanyi. Hal-hal yang ingin
peneliti rekomendasi sebagai bahan masukan ialah hendaknya para pendengar
lagu Mupus Layu dapat menjadikan lagu ini sebagai motivasi ketika sedang putus
cinta agar tidak terlalut-larut dalamm kesedihan.
Kata kunci: analisis wacana kritis, lagu, dan putus cinta.
DAFTAR ISI
JUDUL
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
3 Tujuan ................................................................................................................. 3
4 Manfaat ............................................................................................................... 3
BAB II KERANGKA TEORI
Kerangka Teori ..................................................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN
1 Struktur Makro .................................................................................................... 6
2 Superstruktur ..................................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP
5 Simpulan ........................................................................................................... 14
6 Saran ................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15
LAMPIRAN ........................................................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penulis tertarik memilih topik lagu Mupus Layu karya Aji Setiaji
karena pemilihan bahasa yang tidak biasa dan mengandung makna yang
dalam. Karena musik merupakan sarana budaya yang hadir dalam
masyarakat sebagai konstruksi dari realitas sosial yang dituangkan dalam
bentuk lirik lagu. Pada awalnya kebutuhan lagu digunakan untuk
kepentingan upacara adat dan upacara ritual. Tetapi seiring perkembangan
masyarakat, musik telah tertransformasi menjadi sebuah komoditas yang
dikomersialisasikan dan menjadi barang ekonomi yang diperjual belikan.
Lirik lagu atau syair dapat dipandang sebagai salah satu karya seni
yang bersifat tertulis yang bentuknya mirip dengan puisi. Bahasa pada lirik
lagu merupakan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama
dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias imajinatif (Waluyo
2002:1)
Lagu Mupus Layu adalah lagu yang dilantunkan oleh Aji Setiaji
yang menggunakan bahasa jawa yang mengandung makna yang dalam
meskipun banyak orang tidak memahami artinya. Namun karena lagu
tersebut dikemas dengan irama dan melodi yang bagus dan makna lagu
yang menggambarkan seseorang dengan hati tersayat-sayat keetika putus
cinta, banyak masyarakat yang menggemarinya dan mengerti lagu dengan
mengandalkan terjemahan. Hal itu sungguh menarik bagi penulis, itulah
salah satu alasan penulis untuk menjadikan lirik lagu Aji Setiaji sebagai
korpus data.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis teks pada lagu Aji Setiaji yang berjudul Mupus
Layu?
2. Bagaimana nilai sosial pada lirik lagu Aji Setiaji yang berjudul
Mupus Layu?
3. Bagaimana konteks sosial dari lirik lagu Aji Setiaji yang berjudul
Mupus Layu?
3. Tujuan
1. Mendeskripsikan analisis teks pada lagu Aji Setiaji yang berjudul
Mupus Layu.
2. Mendesikripsikan nilai sosial pada lirik lagu Aji Setiaji yang
berjudul Mupus Layu.
3. Mendeskripsikan konteks sosial pada lirik lagu Aji Setiaji yang
berjudul Mupus Layu.
4. Manfaat
1. Dapat memberikan manfaat teoritis.
2. Dapat menambah inspirasi untuk mengaplikasikan teori pendukung
lain.
3. Menambah khazanah kajian linguistik.
4. Memberikan alternatif mengerti isi lirik lagu.
BAB II
KERANGKA TEORI
1. Struktur makro
Pokok persoalan yang dikaji pada struktur makro ialah unsur
tematik yang menunjukkan makna umum dari sisi teks. Makna umum
tersebut diamati melalui tema dalam gagasan inti. Tema menunjukkan
informasi paling penting atau inti dalam teks yang ingin disampaikan
kepada pembaca. Tema tersebut dapat diperoleh setelah membaca
keseluruhan teks. Setiap bagian dalam teks akan mengarah pada satu titik
dan bagian-bagian tersebut turut mendukung satu sama lain untuk
menggambarkan tema umum. Menurut Sobur (2009:75) secara harfiah
tema berbarti “sesuatu yang telah diuraikan” atau “sesuatu yang telah
ditempatkan”. Tema merunjuk gagasan inti, ringkasan atau yang utama
dari suatu teks. Tema kerap didandingkan dengan topik. Dapat dikatakan
bahwa tema tidak berdiri sendiri, tetapi turut didukung oleh subtema yang
satu dengan yang lain untuk membentuk sebuah tema. Tema dalam lagu
dapat ditelusuri pada lagu berikut ini.
Data: 4-1
(1) “Buyar ambyar keronto-ronto eling kalamun tan bisa sumanding,
lepase panah asmara muspra luluh rikalah tinanding tresna liya,
Amarga wis ana kang lungguh ning atimu”
‘Hancur semua sedih hati ini ingat ketika tidak bisa bersanding,
panah asmara yang lepas tidak berguna ketika kamu bersanding
dengan cinta yang lain, karena sudah ada yang menempati hatimu’
Pada tema lagu ini menjelaskan di mana seseorang yang dicintainya telah
pergi bersama orang lain. Padahal orang itu sudah memberikan semua
yang ia punya kepada orang yang ia cintai tersebut. Sehingga apa yang ia
berikan dan yang ia korbankan untuk orang yang ia cintai terasa sia-sia
saja.
Data: 4-2
(2) Buyar ambyar keranta-ranta
‘hancur semua sedih hati’
Eling kalamun tan bisa sumanding
‘teringat ketika tidak bisa bersama’
Lepase panah asmara muspra
‘melepaskan panah asmara yang sia-sia’
Luluh rikala tinanding tresna liya
‘luluh ketika bersanding dengan cinta lain’
Amarga wis ana kang lungguh ning atimu
‘karena sudah ada yang mengisi hatimu’
Pada data (4-2) ditunjukkan tema umum pada lagu yaitu hancurnya
harapan untuk bersama orang yang dicintainya karena orang yang dicintai
tersebut sudah memiliki sosok yang lebih dicintainya. Tema umum
tersebut ditunjukkan dengan kalimat: eling kalamun tan bisa sumanding
dan amarga wis ana kang lungguh ning atimu. Pada bait diatas
dideskripsikan pupusnya harapan pelantun lagu untuk bersama orang yang
disayanginya padahal semua sudah diberikannya namun hanya sia-sia.
Perumpamaan semua yang diberikan ditunjukkan dengan kalimat: lepase
panah asmara. Melaui perumpamaan panah asmara, ia sudah memberikan
semua untuk orang tersebut seperti sebuah anak panah yang sebanyak
apapun rela dilepaskannya demi mencapai target yang dituju. Penggalan
kalimat: luluh rikala tinanding tresna liya. Menunjukkan harapan yang
seketika hilang karena dai sudah menemukan cinta yang lain.
Data: 4-3
Data: 4-4
Data: 4-5
Pada data (4-5) subtema yang turut mendukung tema umum yaitu garis
hidup yang sudah pasti ditentukan yang ditunjukkan dengan kalimat: sarat
tan garising pesthi. pada bait diatas mendeskripsikan kehidupan yang
sudah ditakdirkan, kita tidak bisa mengubah takdir yang ada namun kita
bisa mensyukuri apa yang sudah ditakdirkan. Harapan yang sirna karrena
takdir ditunjukkan dalam kalimat: pupusing trena iki amung amemjudi
sira. Wujud dia bersyukur yaitu dengan tidak menyesali takdi dan hanya
memuji orang yang dicintainya walaupun tidak dapat bersanding dalam
ikatan cinta yang suci.
Dapat disimpulkan bahwa tema umum mencintai seseorang namun
tidak dapat bersama pada data 4-2 yang didukung oleh sub-sub tema pada
data 4-3 yang berupa penggambaran betapa dia merasa khilaf karena
mencintai orang sesempurna itu sedangkan pada data 4-4 adalah
penggambaran pendukung bagaimana sempurnanya wanita yang dicintai
itu. Sedangkan pada data 4-5 ia merasa pasrah pada takdir yang digariskan
karena tiak bisa memiliki wanita yang dicintai itu dan hanya bisa
memujanya.
2. Superstrtuktur
Menurut Van Djik (dalam Eriyanto,2011:234) arti penting dari
skematik adalah strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang
ingin disampaikan dengan menyuwun bagian-bagian denga urutan
tertentu. Sedangkan Eriyanto (2011:231-232) menyatakan bahwa suatu
teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan
sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam
teks disusun dan diurutkan sesuai hingga membentuk kesatuan arti.
Misalnya wacana dalam percakapan sehari-hari yang memiliki skema
seperti perkenalan, isi pembicaraan dan salam perpisahan atau penutup.
Dalam jurnal atau tulisan ilmua yang dikenal sebagai wacana pengetahuan
juga memiliki skema yang ditunjukkan dengan adanya abstraksi, latar
belakang masalah, tujuan, hipotesis, isi dan kesimpulan.
Pokok persoalan yang dikaji pada superstruktur ialah unsur
skematik yang menunjukkan skema/alur dari teks. Alur tersebut
menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks tersusun dan diurutkan
sehingga membentuk kesatuan arti serta menciptakan uantaian nada yang
indah. Dalam objek lagu, alur yang dimaksud dapat dilihat dari untaian
syair dan nada yang tersusun dalam setiap bagit. Alur yang diamti dalam
lagu diawali dengan judul yang menunjukkan tema lagu, kemudian
elemen-elemen yang membangun dalam struktur lagu seperti intro, verse,
bridge, chorus, interlude, modulasi, coda.
5. Simpulan
Analisis wacana kritis pada penelitian ini terbagi atas analisis teks
dan kognisi percintaan. Bertikut ini kesimpulan dan analisis wacana kritis
pada lirik lagu Mupus Layu oleh Aji Setiyaji.
1) Analisis Teks
Hal yang diamati dalam analisis teks berupa Struktur Makro
yang terdiri dari tema dan Super Struktur yang terdiri dari
struktur wacana. Tema yang diusung dalam lagu Mupus Layu
berupa kandasnya hubungan percintaan karena adanya orang
lain. Sturktur wacana atau skema dalam lagu Mupus Layu
tersusun atas judul, intro, verse, bridge, interlude, chorus,
modulasi dan coda. Melalui penyusunan skema tersebut
tampak tema yang menunjukkan inti teks atau syair dalam
setiap lagu diletakkan pada bagian chorus.
2) Kognisi Percintaan
Pada segi kognisi percintaan, penulis melihat bahwa pembuatan
lirik lagu tersebut dilandasi oleh pengalaman atau kondisi
percintaan orang-orang disekitar penyair. Penyair mencoba
memberi pemahaman bahwa perasaannya sangat sakit melihat
seseorang yang dicintainya sudah bersama orang lain.
6. Saran
Pada tulisan ini penulis hanya terfokus pada satu lagu ciptaan Aji Setiyaji
yang berjudul Mupus Layu padahal masih banyak lagi lagu buatannya
selain lagu ini. Bagi penulis selanjutnya alangkah bagiknya jika pada
penulisan selanjutnya dapat meneliti wacana dari lagu cipataan musisi lain.
Selain itu diharapkan untuk membaca dan mecari referensi lebih banyak
lagi agar hasil tulisan selanjutnya dapat seakin baik. Penulis berharap
tulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat dan
perindustrian musik.
DAFTAR PUSTAKA