Anda di halaman 1dari 10

STILISTIKA DAN KRITIK

Makalah ini ditulis guna memenuhi tugas pada mat akuliah Ilmu
Uslub Oleh :
Kelompok 6
Nur amira rifkah 40100120010
Nurdzakiah ramadani 40100120016
Deni wijaya 40100120035

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
PEMBAHASAN

1. STILISTIKA
a. Pengertian Stilistika
Istilah stilistika tidak dapat dipisahkan dari style, mengingat kedua istilah itu
saling berkaitan satu sama lain. Style adalah salah satu aspek yang digarap oleh
stilistika. Menurut Gorys Keraf, style yang diambil dari bahasa Latin stylus adalah alat
untuk menulis pada lempengan lilin.1 Kejelasan tulisan dalam lempengan tersebut
tergantung pada keahlian sang penulis. Sementara orang-orang Yunani yang juga telah
mengembangkan teori terkait style, mengartikannya sebagai kualitas dari sebuah
ungkapan.
Stilistika sendiri dapat dipahami sebagai suatu kajian atau ilmu yang objeknya
adalah rangkaian gaya bahasa atau style. Menurut Syihabuddin Qalyubi dalam
disertasinya menyebutkan bahwa stilistika adalah ilmu yang mempelajari style dan
berusaha menjelaskan ekspresi pengarang, nilai estetis yang ditimbulkan dari pemilihan
kata, dan efek yang ditimbulkan dari makna.3 Selain itu, bidang ilmu stilistika juga
menjelaskan mengenai fonologis, sintaksis, leksikal, diksi, bahkan potensi bahasa yang
tengah digunakan pengarang dalam karya-karyanya.
Stilistika adalah salah satu studi yang mengkaji bagaimana seorang sastrawan
memanipulasi kaidah-kaidah yang ada dalam sebuah bahasa, sekaligus efek yang
ditimbulkan dari penggunaannya dalam sebuah karya. Menurut Nyoman, stilistika
adalah ilmu yang menyelidiki penggunaan bahasa dalam karya sastra dengan
mempertimbangkan keindahan aspek-aspeknya. Bidang ini lebih mengerucut pada
pengkajian performansi kebahasaan, yang mana membuat stilistika tidak bisa
dilepaskan dari teori-teori kesastraan. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa bahasan
stilistika tidak hanya mengacu pada ragam bahasa sastra.Stilistika adalah studi tentang
gaya bahasa dan ekspresi dalam teks sastra. Ini melibatkan analisis elemen-elemen
seperti metafora, simile, ritme, dan struktur kalimat untuk memahami bagaimana
penulis menyampaikan pesan.
b. Metode Stilistika
Metode stilistika melibatkan analisis mendalam terhadap bahasa dan gaya yang
digunakan dalam suatu teks sastra. Berikut beberapa metode yang umumnya digunakan
dalam stilistika:
Analisis Gaya Bahasa:
- Pemilihan Kata: Menganalisis pemilihan kata-kata oleh penulis, termasuk
padanan kata, konotasi, dan denotasi.
- Struktur Kalimat: Memeriksa struktur kalimat untuk memahami
kompleksitas dan variasi dalam penyampaian pesan.
2. Analisis Figur Retoris:
- Metafora dan Simile:Mengidentifikasi penggunaan metafora (pembanding
tidak langsung) dan simile (pembanding langsung) dalam teks.
- Metonimi dan Sinestesia: Memeriksa penggunaan metonimi (penggantian
nama berdasarkan hubungan logis) dan sinestesia (penggabungan indra) untuk efek
estetis.
3. Pola Pengulangan:
- Anaphora dan Epistrophe: Mengidentifikasi penggunaan pengulangan awal
kalimat (anaphora) atau pengulangan akhir kalimat (epistrophe) untuk menciptakan
ritme dan efek retoris.
4. Analisis Struktur Teks:
- Pembagian dan Susunan: Meneliti pembagian dan susunan teks untuk
memahami cara penulis mengatur ide dan informasi.
5. Analisis Gaya Ganda:
- Perubahan Gaya Bahasa (Iltifat): Memeriksa perubahan tiba-tiba dalam gaya
bahasa atau sudut pandang (iltifat) untuk menciptakan efek tertentu.
6. Pengidentifikasian Alat Retoris Khusus:
- Aliterasi dan Assonansi: Menganalisis penggunaan aliterasi (pengulangan
bunyi awalan) dan assonansi (pengulangan bunyi vokal) untuk menciptakan kesan suara
tertentu.
7. Analisis Makna Latar Belakang (Intertekstualitas):
- Referensi Budaya dan Sastra: Mencari referensi atau intertekstualitas dengan
karya sastra atau budaya lain untuk memahami lapisan makna tambahan.
8. Pemahaman Makna Konotatif:
- Konotasi dan Nuansa Kata: Meneliti konotasi (asosiasi emosional) dan
nuansa kata untuk memahami makna yang mungkin tidak langsung diungkapkan.
9. Analisis Makna Ganda (Poliinterpretabilitas):
- Makna yang Tidak Langsung: Membahas makna yang tidak langsung atau
simbolis yang dapat diinterpretasikan dengan cara yang berbeda.
2. KRITIK SASTRA
a. Pengertian Kritik Sastra
Sementara itu, kritik sastra adalah penilaian dan analisis karya sastra. Ini
melibatkan eksplorasi tema, karakter, plot, dan konteks kultural yang membentuk karya
tersebut. Kritik sastra dapat membantu membongkar lapisan makna dan merinci
elemen-elemen sastra yang membangun sebuah karya.
Istilah "kritik" (sastra) berawal dari bahasa Yunani crites,
yang berarti "menghakimi", sama halnya dengan kritik yang
berasal dari krinein "menghakimi"; Criterion berarti
“penilaian dasar” dan Criticism berarti “hakim kasus”
(Baribin, 1993). Pradotokusumo (2005) menjelaskan bahwa
kritik sastra dapat didefinisikan sebagai salah satu objek studi
sastra (cabang sastra) yang menganalisis, menafsirkan, dan
mengevaluasi teks isi sastra sebagai karya seni, sedangkan
Kata kritis dalam arti yang paling tajam adalah penghakiman, dan dalam
pengertian ini ia cenderung menyusun penggunaan istilah kita, bahkan ketika digunakan
dalam arti yang paling luas. Oleh karena itu, kritikus sastra pada awalnya dipandang
sebagai seorang ahli dengan keterampilan dan pendidikan khusus untuk menggarap
sebuah karya seni sastra, yang karyanya mengkaji kelebihan dan kekurangan serta
mengemukakan pendapatnya (Pradopo,2009).
Definisi kritik sastra, seperti yang sebelumnya, tidak mutlak, karena saat ini
tidak ada kesepakatan umum tentang makna sastra. Namun pada dasarnya kritik sastra
adalah suatu kegiatan atau tindakan untuk mencari dan menentukan nilai intrinsik karya
sastra melalui sistem pemahaman dan interpretasi kritis dalam bentuk tulisan. Atau
kritik sastra adalah ilmu sastra untuk menilai karya sastra dengan memberikan penilaian
dan memutuskan apakah karya tersebut berkualitas yang dikritik atau tidak. Kritik sastra
sejati bukan hanya tentang menilai, masih ada aktivitas kritis.
Analisis sangat penting dalam kritik sastra, seperti yang dijelaskan Jassin dalam
Studi Sastra, kritik sastra adalah baik buruknya suatu hasil sastra dengan menetapkan isi
dan bentuknya.
Kritik sastra dengan ini merupakan kegiatan evaluasi yang memanifestasikan
dirinya dalam karya sastra atau teks. Namun, karena semua karya sastra adalah hasil
karya pengarangnya, kritik sastra mencakup masalah hubungan antara sastra dan
kemanusiaan. tujuan utama kritik sastra adalah karya sastra atau teks dan maknanya
bagi kritikus, bukan penulisnya.
Menggabungkan kedua konsep ini memungkinkan pemahaman yang lebih
mendalam tentang bagaimana gaya bahasa mendukung atau memengaruhi interpretasi
suatu karya sastra. Jika Anda tertarik, kita bisa memulai dengan merinci poin-poin
utama dan membangun dari sana.
b. Metode Kritik Sastra
Sepertinya ada kesalahan ketik dalam pertanyaan Anda. Jika Anda bertanya
tentang "metode kritik sastra," mari jelaskan beberapa metode yang umum digunakan
dalam melakukan kritik sastra:
1. Pendekatan Historis:
- Menempatkan dalam Konteks Waktu: Menganalisis karya sastra dalam
konteks sejarah dan periode penulisannya.
- Menyelidiki Pengaruh Sastra Terdahulu: Memeriksa pengaruh karya sastra
sebelumnya terhadap karya yang sedang diulas.
2. Pendekatan Formalistik:
- Analisis Struktur Teks: Mempelajari struktur internal karya sastra, seperti
tema, plot, karakter, dan bahasa.
- Pentingnya Gaya Bahasa: Mengevaluasi penggunaan bahasa dan gaya
penulisan.
3. Pendekatan Psikologis:
- Analisis Karakter: Menggunakan prinsip-prinsip psikologi untuk memahami
karakter dalam karya sastra.
- Penafsiran Motivasi dan Perilaku: Menganalisis motivasi dan perilaku
karakter untuk memahami pesan penulis.
4. Pendekatan Feminis:
-Analisis Gender dan Seksualitas: Menilai bagaimana gender dan seksualitas
tercermin atau dihadirkan dalam karya sastra.
- Pentingnya Peran Wanita: Fokus pada peran dan representasi wanita dalam
teks.
5. Pendekatan Sosiologis:
- Kajian Masyarakat dan Budaya: Menganalisis bagaimana masyarakat dan
budaya tercermin dalam karya sastra.
- Kritik Terhadap Struktur Sosial: Menilai bagaimana karya sastra mengkritik
atau mencerminkan struktur sosial.
6. Pendekatan Intertekstual:
- Referensi dan Pengaruh: Menganalisis bagaimana karya sastra berinteraksi
dengan karya sastra lain atau dengan konteks budaya dan sejarah yang lebih luas.
7. Pendekatan Pemikiran Kritis:
- Kritik terhadap Kekuatan dan Kekuasaan: Menganalisis bagaimana kekuatan
dan kekuasaan direpresentasikan dan dikritik dalam karya sastra.
- Pertanyaan tentang Keadilan dan Ketidaksetaraan: Mempertanyakan struktur
sosial dan politik melalui karya sastra.
Setiap pendekatan kritik sastra membawa perspektif uniknya sendiri, dan
seringkali kritik sastra modern menggabungkan elemen dari beberapa pendekatan ini.
3. HUBUNGAN STILISTIKA DAN KRITIK SASTRA
Stilistika dan kritik sastra saling terkait karena keduanya fokus pada pemahaman
dan analisis teks sastra. Berikut beberapa hubungan antara keduanya:
1. Pemahaman Gaya Bahasa: Stilistika membantu kritik sastra dalam memahami
dan menganalisis gaya bahasa yang digunakan oleh penulis. Hal ini melibatkan
pemahaman lebih dalam tentang penggunaan kata, kalimat, dan struktur bahasa dalam
karya sastra.
2. Analisis Mendalam: Keduanya melibatkan analisis mendalam terhadap
elemen-elemen sastra, seperti metafora, simile, personifikasi, dan gaya penulisan
lainnya. Stilistika membantu mengidentifikasi elemen-elemen ini, sementara kritik
sastra menilai dampaknya terhadap keseluruhan karya.
3. Penilaian Kualitas Sastra: Kritik sastra sering kali melibatkan penilaian
terhadap kualitas karya sastra. Stilistika membantu memberikan dasar untuk penilaian
ini dengan menyoroti kekayaan dan keunikan gaya bahasa yang digunakan penulis.
4. Konteks dan Makna: Keduanya mempertimbangkan konteks sosial, sejarah,
dan budaya dalam analisis mereka. Stilistika membantu mengidentifikasi cara di mana
penulis mencerminkan konteks ini melalui gaya bahasa, sementara kritik sastra menilai
makna yang mungkin terkandung dalam konteks tersebut.
5. Pembentukan Interpretasi: Stilistika dan kritik sastra membantu membentuk
interpretasi yang lebih kaya dan mendalam terhadap karya sastra. Keduanya bekerja
bersama untuk membuka lapisan makna dan memahami lebih baik pesan yang ingin
disampaikan oleh penulis.
Persamaan antara Stilistika dan Kritik Sastra:
1. Fokus pada Teks Sastra: Keduanya memiliki fokus utama pada analisis dan
pemahaman teks sastra.
2. Menggunakan Metode Analisis: Baik stilistika maupun kritik sastra
menggunakan metode analisis untuk memecah elemen-elemen dalam karya sastra.
3. Mendalam dan Kritis: Keduanya memerlukan pendekatan mendalam dan
kritis terhadap karya sastra untuk memahami makna dan nilai estetisnya.
4. Melibatkan Penggunaan Bahasa: Stilistika dan kritik sastra sangat terkait
dengan penggunaan bahasa dalam karya sastra dan bagaimana bahasa tersebut
membentuk makna.
4. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KRITIK SASTRA
1. Fokus Utama:
- Stilistika: Lebih fokus pada analisis gaya bahasa dan penggunaan bahasa
dalam karya sastra.
- Kritik Sastra: Lebih fokus pada penilaian dan analisis menyeluruh terhadap
berbagai aspek karya sastra, termasuk tema, karakter, dan plot.
2. Tujuan Analisis:
- Stilistika: Bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami gaya bahasa dan
elemen bahasa tertentu dalam teks.
- Kritik Sastra: Bertujuan untuk mengevaluasi dan memberikan penilaian
terhadap karya sastra secara keseluruhan.
3. Lingkup Analisis:
- Stilistika: Fokus pada elemen mikro seperti penggunaan kata, kalimat, dan
figur retoris.
- Kritik Sastra: Mengambil pendekatan yang leluas, mempertimbangkan
elemen-elemen makro seperti tema, struktur, dan karakter.
4. Hasil Analisis:
- Stilistika: Memberikan wawasan tentang kekayaan dan keunikan gaya bahasa
penulis.
- Kritik Sastra: Menilai kualitas karya sastra dan memberikan interpretasi yang
lebih luas terhadap makna dan pesan yang disampaikan.
Dengan memahami perbedaan dan persamaan ini, kita dapat melihat bagaimana
stilistika dan kritik sastra dapat saling melengkapi untuk memberikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang karya sastra.
DAFTAR PUSTAKA

Herawati, Lilik. Kritik Sastra, Depok: CV Zenius Publisher nuvember 2021


Ilmu Agama Islam Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2006, hlm. 5
Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2008), cet. VIII, hlm. 112 Akhmad Muzakki, Stilistika al-Qur'an Gaya
Bahasa al-Qur'an dalam Konteks Komunikasi (Malang: UIN-Malang
Press, 2009) hlm. 10
Mambrol, nasrullah. Literary theory and chritism. Diakses pada hari senin, 13
november 2016 Affective Stylistics – Literary Theory and Criticism
(literariness.org)

Qalyubi, Syihabuddin. Stilistika Kisah Ibrahim AS dalam al-Qur'an, dalam


Disertasi.
Setyawan, Yusuf mohamm “ilmu al-uslub dan hubungan dengan ilmu-ilmu lain:
pengantar stilistika arab”. Jilsa: jurnal ilmu linguistik dan sastra arab,
yogyakarta: universitas sunan kalijaga yogyakarta, 2022.

Anda mungkin juga menyukai