Kelompok 3
Our team
Pengertia
n
04
Hubungan
dengan
0 t Tujuan
2 05
03 Macam
Macam
H
a
k
i
k
a
01
Pengertia
n Stilistika
Apa itu stilistika?
style berasal dari bahasa yunani stylos atau sitlus
dalam bahasa latin.
secara umum stilos adalah bentuk sesuatu
misalnya arsitektur yang memiliki karakteristik
ruang dan waktu.
sedangkan sitlus bermakna untuk menulis sesuai
cara yang diinginkan oleh penulis.
istilah stakistika atau stylistic terdiri dari dua
katastyl dan ics
staylis adalah pengarang atau pembicara yang
baik gaya bahasanya, perancang atau ahli dalam
mode
ics atau ika adalah kajian ilmu atau telaah
stilistika dalah ilmu gaya atau ilmu bahasa
stilistika adalah bagian linguistik yang memustakan diri pada variasi
penggunaan bahasa. stilistika berarti studi gaya, yang menyarankan bentuk
suatu ilmu pengetahuan.
Selanjutnya dikatakan ada dua pendekatan analisis stilistika: “(1) dimulai
dengan analisis sistem tentang linguistik karya sastra, dan dilanjutkan ke
interpretasi tentang ciri-ciri sastra, interpretasi diarahkan ke makna
secara total; (2) mempelajari sejumlah ciri khas yang membedakan satu
sistem dengan sistem lain”. Fananie (2000: 25) mengemukakan stilistika atau
gaya merupakan ciri khas pemakaian bahasa dalam karya sastra yang
mempunyai spesifikasi tersendiri dibanding dengan pemakaian bahasa dalam
jaringan komunikasi yang lain. Gaya tersebut dapat berupa gaya pemakaian
bahasa secara universal maupun pemakaian bahasa yang merupakan
kecirikhasan masing-masing pengarang.
02
Hakikat
Stilistika
Secara umum, stilistika lebih dikenal sebagai keilmuan yang memperlajari
tentang bentuk performasi kebahasaan pada suatu teks, terutama dalam teks
kesusastraan. kajian stilistika pada dasarnya dapat dilakukan pada ragam
penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, dalam bidang
akademik kajian stilistika saat ini sudah mempunyai dua ranah kajian yang
berbeda, yaitu kajian bahasa sastra dan nonsastra.
stilistika adalah bidang ilmu yang mengacu pada pembelajaran gaya
bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan artian bahwa stilistika adalah alat
yang digunakan oleh peneliti untuk membedah jiwa yang ditanam oleh pencipta
pada karya sastranya. Maka dari itu.
hakikatnya stilistika berguna untuk menguraikan pesan tersurat yang
disisipkan oleh penulis dalam kalimat-kalimat tertentu. Kalimat-kalimat
biasanya tersebut dibalut atau disamarkan dengan bahasa yang tidak mudah
dipahami, maka disinilah peran stilistika akan berfungsi
03
Stilistika
Tujua
n
Tujuan
Dalam kedudukannya sebagai teori dan pendekatan penelitian karya sastra yang
berorientasi linguistik (dengan parameter linguistik), stilistika mempunyai
tujuan sebagai berikut.
Menurut Luxemburg (dalam Semi, 2008:3) terdapat lima aspek karya sastra
A Teew (1984:6) mendefinisikan Semiotik adalah tanda sebagai tindak komunikasi dan
kemudian disempurnakan menjadi model sastra yang mempertanggung jawabkan
semua faktor untuk pemahaman gejala sastra. Semiotik adalah ilmu sastra yang
memahami satra yang mengalami tanda-tanda/perlambangan yang di temui dalam
teks. Bahasa sebagai sistem tanda,sering kali mengandung sesuatu yang terkadang
apa yang dilihat tidak sesuai dengan realita. Apalagi dalam karya satra, banyak sekali di
temukan bahasa-bahasa pengarang yang mengandung makna yang ambigu, sehingga
menimbulkan interprestasi yang berbeda di setiap pembaca.
Berdasarkan penjabaran defenisi diatas, dapat dilihat kedekatan
hubungan stilistika dengan retorika yaitu sama-sama mengkaji bahasa
dalam
karya sastra, namun subkajiannya yang berbeda yaitu stilistika mengkaji
gaya bahasa, sedangkan semiotik mengkaji tanda-tanda / perlambangan
dalam karya sastra.
Litotes.
Litotes yaitu gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan cara-cara yang berlawanan dengan
kenyataan, dengan cara mengecilkan ataupun menguranginya. Majas ini digunakan untuk
melemahkan ungkapan pikiran, jadi untuk menampilkan gagasan tentang sesuatu yang kuat
atau besar dengan ungkapan yang lemah.
Antitese
Antitesis yaitu gaya bahasa yang pengungkapannya berhubungan dengan situasi,
benda ataupun sifat yang keadaannya saling bertentangan dan juga memakai kata-
kata yang berlawanan arti.
Contoh: “Besar kecil, tua muda, kaya miskin, semua berlombalomba ingin
hidup senang“. Ketiga kata majemuk yang ditampilkan, mempunyai makna
yang berlawanan satu sama lain
Gaya Bahasa
Sindiran Ironi atau sindiran
halus
Ironi yaitu menyampaikan sesuatu yang sebaliknya dari apa yang ingin dikatakannya, jadi
terdapat satu penanda dengan dua kemungkinan petanda.
Contoh : Kakakku memang anak yang rajin, pukul sepuluh pagi dia baru terbangun dari
tidur.
Sinisme
Sinisme yaitu gaya bahasa sindiran lebih kasar dari Ironi, dengan cara menyindir secara
langsung kepada orang lain. Sinisme adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan
menggunakan hal yang berlawanan dengan tujuan agar orang tersindir secara lebih tajam
dan menusuk perasaan.
Contoh: Kau kan sudah hebat, tak perlu lagi mendengar nasihat orang tua seperti aku ini!
Sarkasme
Serkasme yaitu gaya bahasa sindiran yang sangat kasar, terkadang dapat
menyakitkan hati. Sarkasme adalah gaya bahasa yang melontarkan tanggapan
secara pedas dan kasar tanpa menghiraukan perasaan orang lain.
Contoh : Sudah tahu jalan sedang diperbaiki, kenapa masih lewat sini?
Gaya Bahasa
Penegasan Inversi
Inversi yaitu gaya bahasa yang kalimat predikatnya berada di depan subjek kalimat tersebut. Anastrof atau
inversi adalah semacam gaya bahasa retoris yang diperoleh dengan pembalikan susunan kata yang biasa
dalam kalimat.
Retoris
Retoris yaitu gaya bahasa yang kalimat tanya tidak bertanya, yang dimana menyatakan kesangsian
ataupun bersifat mengejek. retoris merupakan gaya bahasa yang semata-mata merupakan penyimpangan
dari konstruksi biasa untuk mencapai efek tertentu (Keraf, 2006:130). Gaya bahasa ini memiliki berbagai
fungsi antara lain: menjelaskan, memperkuat, menghidupkan objek mati, menimbulkan gelak tawa, atau
untuk hiasan.
Paralelisme
Paralelisme yaitu gaya bahasa yang pengulangan kata-katanya digunakan untuk penegasan didalam bahasa
puisi. Paralelisme Adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau kalimat.
Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang
Enumerasio
Enumerasio yaitu gaya bahasa yang digunakan untuk melukiskan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara
menguraikan satu demi satu keadaan tersebut, sehingga merupakan suatu keseluruhan.
Koreksio
Koreksio yaitu gara bahasa yang membetulkan kembali ucapan yang tidak benar atau salah, baik itu secara sengaja
ataupun tidak disengaja.
Repertis
Repetisi yaitu gara bahasa yang pengulangan kata-katanya dalam bahasaprosa.
Ekslamasio
Ekslamasio adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi.
Tautologi
Tautologi adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau mempergunakan kata-kata yang
diterangkan atau mendahului.
Contoh : Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan
Klimaks
Gaya Bahasa Klimaks adalah sejenis gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang semakin
lama semakin mengandung penekanan; kebalikannya adalah antiklimaks. Gaya bahasa klimaks
adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan beberapa peristiwa. Hal atau keadaan secara
berturut-turut mulai dari urutan pikiran yang nilai atau fungsinya kurang penting kemudian
meningkat keurutan pikiran yang lebih penting.
Contoh: Nikmati serunya internetan di PONSEL LEPTOP atau PC dengan Flash Unlimited.
Ingin sehat, bayar murah dan dapatkan kesehatan berguna...sering seringlah
pakai Treadmill JACO.
Anti klimaks
Gaya bahasa antiklimaks adalah kebalikan gaya bahasa klimaks. Antiklimaks dihasilkan oleh kalimat
yang berstruktur mengendur. Kalimat yang bersifat kendur yaitu bila bagian kalimat yang
mendapat penekanan ditempatkan pada awal kalimat. Sebagian gaya bahasa antiklimaks
merupakan suatu acuan yang berisi gagasan yang diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke
gagasan yang kurang penting (Keraf, 1990: 125).
Motor otomatis berkecepatan tinggi dengan mesin 125 cc yang seirit 115 cc.
Pleonasme
Pleonasme adalah pengulangan dengan penanda yang berbeda. Sebenarnya,
komponen makna yang ada pada kata pertama, telah mencakup wilayah makna
kata (atau bentuk lain) berikutnya. Orang sering mengatakannya sebagai
pemakaian kata yang lewah. Di sini kedua (atau beberapa) kata itu muncul
bersama dalam teks. Dalam wilayah maknanya, tidak ada penambahan atau
pengurangan komponen makna, hanya kesan intensitas saja yang bertambah
berkat pemunculan beberapa kata (bentuk lain), yang mengandung komponen
makna yang sama dengan kata (bentuk lain) yang pertama.
Contoh: “Sebagai bupati, Ibu Tuti harus sering turun ke bawah untuk
melihat penderitaan rakyat.”
Gaya Bahasa
Perbandingan Asosiasi atau
perumpamaan
Asosiasi yaitu gaya bahasa yang perbandingan terhadap 2 (dua) hal yang maksudnya berbeda, akan tetapi
sengaja dianggap sama
Metafora
Metafora yaitu gaya bahasa yang cara dalam menungkapkan ungkapan kalimatnya dilakukan secara
langsung berupa suatu perbandingan analogis.
personifikasi
Personifikasi yaitu gaya bahasa yang memberikan karakteristik atau sifatsifat manusia kepada benda yang
tidak hidup
Simile
Simile yaitu gaya bahasa yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya dengan memakai kata penghubung atau
pembanding pada kalimatnya yang dimana 2 (dua) hal tersebut berbeda akan tetapi mempunyai karakteristik yang
sama
Sinekdok
Sinekdoke yaitu gaya bahasa yang memakai kata dengan arti yang menunjukan hal lain di luar kata yang
diungkapkan. Sindekdoke terbagi menjadi 2 (dua) macam yang diantaranya.
Yang pertama Sinekdoke pars pro tato merupakan gaya bahasa yang menyebutkan sebagian kecil kata dari sesuatu
untuk menyatakan secara keseluruhan
Contoh : semua mata tertuju padaku, membuatku gugup selama pertunjukan teater berlangsung
yang kedua Sinekdoke totem pro parte menyebutkan keeluruhan untuk menyatakan sebagian
kecil, ini adalah kebalikan dari sinekdoke pars pro tato
Simbolik
Simbolik yaitu merupakan gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu dengan memakai
benda, binatang dan juga tumbuh-tumbuhan sebagai simbol.
Metonimia
Metonimia yaitu gaya bahasa yang memakai ciri, atribut ataupun merk untuk
menggambarkan suatu benda. Perbedaan dengan metafora, yang berlandaskan hubungan
persamaan antar unsur-unsur intern bahasa, metonimi berlandaskan hubungan kontiguitas
yang berarti hubungan ekstern