Anda di halaman 1dari 42

Stilistika

Kelompok 3
Our team

Alya R. Amalia Aufa T. Amanda Putri


Thahira P. P24840420009
P24840420007 P24840420008
Daftar Isi
01 ilmu lain

Pengertia
n

04
Hubungan
dengan
0 t Tujuan

2 05
03 Macam
Macam
H
a
k
i
k
a
01
Pengertia
n Stilistika
Apa itu stilistika?
style berasal dari bahasa yunani stylos atau sitlus
dalam bahasa latin.
secara umum stilos adalah bentuk sesuatu
misalnya arsitektur yang memiliki karakteristik
ruang dan waktu.
sedangkan sitlus bermakna untuk menulis sesuai
cara yang diinginkan oleh penulis.
istilah stakistika atau stylistic terdiri dari dua
katastyl dan ics
staylis adalah pengarang atau pembicara yang
baik gaya bahasanya, perancang atau ahli dalam
mode
ics atau ika adalah kajian ilmu atau telaah
stilistika dalah ilmu gaya atau ilmu bahasa
stilistika adalah bagian linguistik yang memustakan diri pada variasi
penggunaan bahasa. stilistika berarti studi gaya, yang menyarankan bentuk
suatu ilmu pengetahuan.
Selanjutnya dikatakan ada dua pendekatan analisis stilistika: “(1) dimulai
dengan analisis sistem tentang linguistik karya sastra, dan dilanjutkan ke
interpretasi tentang ciri-ciri sastra, interpretasi diarahkan ke makna
secara total; (2) mempelajari sejumlah ciri khas yang membedakan satu
sistem dengan sistem lain”. Fananie (2000: 25) mengemukakan stilistika atau
gaya merupakan ciri khas pemakaian bahasa dalam karya sastra yang
mempunyai spesifikasi tersendiri dibanding dengan pemakaian bahasa dalam
jaringan komunikasi yang lain. Gaya tersebut dapat berupa gaya pemakaian
bahasa secara universal maupun pemakaian bahasa yang merupakan
kecirikhasan masing-masing pengarang.
02
Hakikat
Stilistika
Secara umum, stilistika lebih dikenal sebagai keilmuan yang memperlajari
tentang bentuk performasi kebahasaan pada suatu teks, terutama dalam teks
kesusastraan. kajian stilistika pada dasarnya dapat dilakukan pada ragam
penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, dalam bidang
akademik kajian stilistika saat ini sudah mempunyai dua ranah kajian yang
berbeda, yaitu kajian bahasa sastra dan nonsastra.
stilistika adalah bidang ilmu yang mengacu pada pembelajaran gaya
bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan artian bahwa stilistika adalah alat
yang digunakan oleh peneliti untuk membedah jiwa yang ditanam oleh pencipta
pada karya sastranya. Maka dari itu.
hakikatnya stilistika berguna untuk menguraikan pesan tersurat yang
disisipkan oleh penulis dalam kalimat-kalimat tertentu. Kalimat-kalimat
biasanya tersebut dibalut atau disamarkan dengan bahasa yang tidak mudah
dipahami, maka disinilah peran stilistika akan berfungsi
03
Stilistika
Tujua
n
Tujuan
Dalam kedudukannya sebagai teori dan pendekatan penelitian karya sastra yang
berorientasi linguistik (dengan parameter linguistik), stilistika mempunyai
tujuan sebagai berikut.

1. Stilistika untuk menghubungkan perhatian kritikus sastra dalam apresiasi estetik


dengan perhatian linguis dalam deskripsi linguistik, seperti yang dikemukakan oleh
Leech dan Short (1984: 13).
2. Stilistika untuk menelaah bagaimana unsur-unsur bahasa ditempatkan dalam
menghasilkan pesan-pesan aktual lewat pola-pola yang digunakan dalam sebuah
karya sastra (Widdowson, 1979: 202).
3. Stilistika untuk menghubungkan intuisi-intuisi tentang makna-makna dengan
pola-pola bahasa dalam teks (sastra) yang dianalisis.
Tujuan
4. Stilistika untuk menuntun pemahaman yang lebih baik terhadap
makna yang dikemukakan pengarang dalam karyanya dan memberikan
apresiasi yang lebih terhadap kemampuan bersastra pengarangnya
(Broke, 1970: 131).
5. Stilistika untuk menemukan prinsip-prinsip artistik yang mendasari
pemilihan bahasa seseorang pengarang. Sebab, setiap penulis memiliki
kualitas individual masing-masing (Leech dan Short, 1984: 74).
6. Kajian stilistika akan menemukan kiat pengarang dalam
memanfaatkan kemungkinan yang tersedia dalam bahasa sabagai
sarana pengungkapan makna dan efek estetik bahasa (Sudjiman, 1995:
v-vi).
04
Hubungan
Stilistika Dengan Ilmu
Lain
Hubungan Stilistika dengan Sastra
Sastra mengandung sifat khas yang memiliki kualitas atau nilai yang istimewa.
Selain itu, sastra juga memiliki sistem penyajian yang berupa bahasa. Sastra juga
memiliki komunikasi yang khas sehingga gaya penulisan yang dipilih sastrawan
sangat beragam. Pengarang memiliki kebebasan dalam memilih gaya penyampaian
gagasan atau ide tanpa perlu mempertimbangkan siapa penanggap atau siapa yang
membaca karyanya.

Menurut Luxemburg (dalam Semi, 2008:3) terdapat lima aspek karya sastra

1. Sastra merupakan sebuah kreasi


2. Sastra bersifat otonom
3. Sastra memiliki koherensi
4. Sastra menghidupkan sebuah sintesis
5. Sastra mengungkapkan hal yang terungkapkan
Kebebasan pengarang dalam menuangkan ide atau gagasan ke
dalam bentuk karya sastra tidak bisa dianalisis atau ditelaah
hanya menggunakan ilmu biasa, tetapi harus ditelaah dengan
ilmu khusus yaitu stilistika. Karena stilistika merupakan ilmu
yang mengkaji gaya bahasa yang terdapat dalam suatu karya.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa stilistika merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari sastra. Bahkan ada yang
mengungkapkan bahwa sastra itu adalah stilistika, dan stilistika
itu adalah sastra.
Hubungan Stilistika dengan Estetika
Estetika berasal dari bahasa Yunani yaitu Aisthetike. Pertama kali digunakan oleh
filsuf Alexander Gottlibe Baumgarten pada tahun 1735 untuk pengertian ilmu tentang
hal yang dirasakan lewat perasaan. Kajian estetika akan mengungkapkan keindahan
karya sastra. Keindahan adalah ciptaan pengarang dengan seperangkat bahasa. Melalui
eksplorasi bahasa yang khas, pengarang akan menampilkan aspek keindahan yang
optimal.

Pada hakikatnya, Stilistika atau Style merupakan teknik pemilihan ungkapan


kebahasaan yang dirasa dapat mewakili sesuatu yang akan disampaikan atau
diungkapkan. Stilistika sangat erat kaitannya dengan estetika. Di dalam stilistika
terdapat nilai estetik. Estetika merupakan ilmu yang mempelajari tentang keindahan
dari suatu objek yang indah. Nilai estetik mempunyai arti nilai dari suatu keindahan
yang kita rasakan setelah kita menemukan makna kita dapat menilai seberapa indah
objek tersebut. Jadi, di dalam Stilistika terdapat Estetika.
Stilistika mengkaji berbagai fenomena kebahasaan dengan menjelaskan berbagai
keunikan dan kekhasan pemakaian bahasa adalam karya sastra berdasarkan
maksud pengarang dan kesan pembaca. Estetika sendiri merupakan aspek yang
berhubungan dengan keindahan. Estetika mempelajari aspek yang memberi
keindahan pada sebuah karya seni, termasuk karya sastra.

Dengan demikian, Stilistika dan estetika mempunyai kesatu paduan dimana


Stilistika itu adalah gaya. Gaya selalu dihubungkan dengan pemakaian bahasa
dalam karya sastra. Karya sastra tersebut merupakan keindahan. Dari
keindahan tersebut Estetika berperan sebagai ilmu yang membahas keindahan,
bagaimana karya sastra itu terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa
merasakannya.
Hubungan Stilistika dengan Retorika
Stilistika dan retorika merupakan dua ilmu yang saling berhubungan, berjalan
bersama-sama, kadang-kadang berhimpitan. Hal tersebut terjadi karena kedua
ilmu menyangkut kajian yang sama, yaitu mempersoalkan kehebatan atau
keandalan menggunakan bahasa yang bergaya, yang menarik dan memikat.
Retorika adalah ilmu yang mengajarkan tindak dan usaha yang efektif dalam
persiapan, penataan, dan penampilan tutur untuk membina saling mengerti dan
kerja sama serta kedamainan dalam kehidupan bermasyarakat (Oka, 1976). Ahli
lain, Keraf (1986) menyebutkan batasan retorika sebagai cara pemakaian
bahasa sebagai seni baik lisan maupun tertulis yang didasarkan pada suatu
pengetahuan atau suatu metode yang teratur atau tersusun baik. Kedua
rumusan tersebut mempunyai maksud yang sama yaitu, retorika merupakan
ilmu pemakaian bahasa yang sistematis dan efektif yang memiliki seni.
Stilistika dan retorika merupakan dua ilmu yang memiliki beberapa
persamaan, yaitu sebagai berikut:

1. Menggunakan topik bahasan pokok yang sama, yaitu kemampuan


berkomunikasi verbal, baik dalam bentuk lisan dan tulisan.
2. Menganut pandangan bahwa komunikasi yang baik dapat dicapai
dengan persiapan atau perencanaan yang baik dan dengan
menggunakan teknik atau tata krama penyajian yang baik pula.
3. Menganggap bahwa pencapaian hasil atau tujuan komunikasi
yang baik ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu faktor
kemampuan penutur, faktor kualitas topik atau gagasan, faktor
sistem penyajian gagasan dengan menggunakan bahasa yang
bergaya dan bernilai estetik, dan faktor kemampuan penanggapan
atau penikmatan oleh pembaca atau pendengar.
Beberapa perbedaan antara komunikasi sastra (stilistika) dengan
komunikasi nonsastra (retorika) adalah sebagai berikut:

1. Stilistika bersifat subjektif sedangkan retorika bersifat


objektif. 2. Stilistika bersifat ekpresif sedangkan retorika bersifat
impresif. 3. Stilistika sasarannya perasaan sedangkan retorika
sasarannya
adalah pikiran.
4. Stilistika merupakan komunikasi yang memancing keindahan,
sedangkan retorika merupakan komunikasi yang memancing
kekuatan.
5. Stilistika berkecendrungan memunculkan keragaman makna
sedangkan retorika memunculkan kesatuan makna
Hubungan Stilistika dengan Semiotika
Istilah semiotik berasal dari bahasa Yunani “semeion” yang berarti tanda atau sign.
Tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif, dapat
menggantikan suatu yang lain yang dapat dipikirkan (broadben 1980). Dengan kata lain
Semiotik adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda atau teori tentang pemberian
tanda.

A Teew (1984:6) mendefinisikan Semiotik adalah tanda sebagai tindak komunikasi dan
kemudian disempurnakan menjadi model sastra yang mempertanggung jawabkan
semua faktor untuk pemahaman gejala sastra. Semiotik adalah ilmu sastra yang
memahami satra yang mengalami tanda-tanda/perlambangan yang di temui dalam
teks. Bahasa sebagai sistem tanda,sering kali mengandung sesuatu yang terkadang
apa yang dilihat tidak sesuai dengan realita. Apalagi dalam karya satra, banyak sekali di
temukan bahasa-bahasa pengarang yang mengandung makna yang ambigu, sehingga
menimbulkan interprestasi yang berbeda di setiap pembaca.
Berdasarkan penjabaran defenisi diatas, dapat dilihat kedekatan
hubungan stilistika dengan retorika yaitu sama-sama mengkaji bahasa
dalam
karya sastra, namun subkajiannya yang berbeda yaitu stilistika mengkaji
gaya bahasa, sedangkan semiotik mengkaji tanda-tanda / perlambangan
dalam karya sastra.

Persamaan stilistika dan semiotika terdapat pada bidangnya yaitu sama-


sama mengkaji sastra, stilistika mengkaji gaya bahasa dalam sastra
sedangkan semiotika mengkaji tanda (penanda dan petanda) dalam karya
sastra. Selain itu, stilistika dan semiotika sama-sama menggunakan
bahasa sebagai mediumnya.
Perbedaan stilistika dengan semiotika secara garis besar dapat dikatakan
terletak pada kajiannya, stilistika mengkaji bahasa yang digunakan
pengarang dalam mencapai efek keindahan, sedangkan semiotika
mengkaji bahasa dalam karya sastra berdasarkan tanda-
tanda/perlambangan.
05
Macam Macam
Gaya
Bahasa
Gaya Bahasa
Pertentangan Hiperbola
Hiperbola yaitu gaya bahasa yang berupa suatu pernyataan yang terlalu berlebihan dari
kenyataan yang ada dengan maksud untuk memberikan kesan yang mendalam atau meminta
perhatian.

Contoh: Kepalaku kini terasa melayang

Litotes.
Litotes yaitu gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan cara-cara yang berlawanan dengan
kenyataan, dengan cara mengecilkan ataupun menguranginya. Majas ini digunakan untuk
melemahkan ungkapan pikiran, jadi untuk menampilkan gagasan tentang sesuatu yang kuat
atau besar dengan ungkapan yang lemah.

Contoh: silahkan singgah digubuk saya.


Gaya bahasa ini tidak pernah digunakan untuk reklame.
Paradoks
Paradoks adalah opini atau argumen yang berlawanan dengan pendapat umum, bisa
dianggap aneh atau luar biasa.

Contoh: aku merasa kesepian di tengah keramaian ini

Meski nenek sudah tua, semangatnya membara seperti masih muda.

Antitese
Antitesis yaitu gaya bahasa yang pengungkapannya berhubungan dengan situasi,
benda ataupun sifat yang keadaannya saling bertentangan dan juga memakai kata-
kata yang berlawanan arti.

Contoh: “Besar kecil, tua muda, kaya miskin, semua berlombalomba ingin
hidup senang“. Ketiga kata majemuk yang ditampilkan, mempunyai makna
yang berlawanan satu sama lain
Gaya Bahasa
Sindiran Ironi atau sindiran
halus
Ironi yaitu menyampaikan sesuatu yang sebaliknya dari apa yang ingin dikatakannya, jadi
terdapat satu penanda dengan dua kemungkinan petanda.

Contoh : Kakakku memang anak yang rajin, pukul sepuluh pagi dia baru terbangun dari
tidur.

Sinisme
Sinisme yaitu gaya bahasa sindiran lebih kasar dari Ironi, dengan cara menyindir secara
langsung kepada orang lain. Sinisme adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan
menggunakan hal yang berlawanan dengan tujuan agar orang tersindir secara lebih tajam
dan menusuk perasaan.

Contoh: Kau kan sudah hebat, tak perlu lagi mendengar nasihat orang tua seperti aku ini!
Sarkasme
Serkasme yaitu gaya bahasa sindiran yang sangat kasar, terkadang dapat
menyakitkan hati. Sarkasme adalah gaya bahasa yang melontarkan tanggapan
secara pedas dan kasar tanpa menghiraukan perasaan orang lain.

Contoh : Sudah tahu jalan sedang diperbaiki, kenapa masih lewat sini?
Gaya Bahasa
Penegasan Inversi
Inversi yaitu gaya bahasa yang kalimat predikatnya berada di depan subjek kalimat tersebut. Anastrof atau
inversi adalah semacam gaya bahasa retoris yang diperoleh dengan pembalikan susunan kata yang biasa
dalam kalimat.

Contoh: Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat perangainya.

Retoris
Retoris yaitu gaya bahasa yang kalimat tanya tidak bertanya, yang dimana menyatakan kesangsian
ataupun bersifat mengejek. retoris merupakan gaya bahasa yang semata-mata merupakan penyimpangan
dari konstruksi biasa untuk mencapai efek tertentu (Keraf, 2006:130). Gaya bahasa ini memiliki berbagai
fungsi antara lain: menjelaskan, memperkuat, menghidupkan objek mati, menimbulkan gelak tawa, atau
untuk hiasan.

Paralelisme
Paralelisme yaitu gaya bahasa yang pengulangan kata-katanya digunakan untuk penegasan didalam bahasa
puisi. Paralelisme Adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau kalimat.
Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang
Enumerasio
Enumerasio yaitu gaya bahasa yang digunakan untuk melukiskan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara
menguraikan satu demi satu keadaan tersebut, sehingga merupakan suatu keseluruhan.

Koreksio
Koreksio yaitu gara bahasa yang membetulkan kembali ucapan yang tidak benar atau salah, baik itu secara sengaja
ataupun tidak disengaja.

Repertis
Repetisi yaitu gara bahasa yang pengulangan kata-katanya dalam bahasaprosa.

Ekslamasio
Ekslamasio adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi.

Contoh : Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.

Tautologi
Tautologi adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau mempergunakan kata-kata yang
diterangkan atau mendahului.

Contoh : Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan
Klimaks
Gaya Bahasa Klimaks adalah sejenis gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang semakin
lama semakin mengandung penekanan; kebalikannya adalah antiklimaks. Gaya bahasa klimaks
adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan beberapa peristiwa. Hal atau keadaan secara
berturut-turut mulai dari urutan pikiran yang nilai atau fungsinya kurang penting kemudian
meningkat keurutan pikiran yang lebih penting.

Contoh: Nikmati serunya internetan di PONSEL LEPTOP atau PC dengan Flash Unlimited.
Ingin sehat, bayar murah dan dapatkan kesehatan berguna...sering seringlah
pakai Treadmill JACO.

Anti klimaks
Gaya bahasa antiklimaks adalah kebalikan gaya bahasa klimaks. Antiklimaks dihasilkan oleh kalimat
yang berstruktur mengendur. Kalimat yang bersifat kendur yaitu bila bagian kalimat yang
mendapat penekanan ditempatkan pada awal kalimat. Sebagian gaya bahasa antiklimaks
merupakan suatu acuan yang berisi gagasan yang diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke
gagasan yang kurang penting (Keraf, 1990: 125).

Contoh: Kamera 12 megapixels, harga 10 megapixels!!!

Motor otomatis berkecepatan tinggi dengan mesin 125 cc yang seirit 115 cc.
Pleonasme
Pleonasme adalah pengulangan dengan penanda yang berbeda. Sebenarnya,
komponen makna yang ada pada kata pertama, telah mencakup wilayah makna
kata (atau bentuk lain) berikutnya. Orang sering mengatakannya sebagai
pemakaian kata yang lewah. Di sini kedua (atau beberapa) kata itu muncul
bersama dalam teks. Dalam wilayah maknanya, tidak ada penambahan atau
pengurangan komponen makna, hanya kesan intensitas saja yang bertambah
berkat pemunculan beberapa kata (bentuk lain), yang mengandung komponen
makna yang sama dengan kata (bentuk lain) yang pertama.
Contoh: “Sebagai bupati, Ibu Tuti harus sering turun ke bawah untuk
melihat penderitaan rakyat.”
Gaya Bahasa
Perbandingan Asosiasi atau
perumpamaan
Asosiasi yaitu gaya bahasa yang perbandingan terhadap 2 (dua) hal yang maksudnya berbeda, akan tetapi
sengaja dianggap sama

Contoh : Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam

Metafora
Metafora yaitu gaya bahasa yang cara dalam menungkapkan ungkapan kalimatnya dilakukan secara
langsung berupa suatu perbandingan analogis.

Contoh : si jago merah itu melahap kios dipasar lama

personifikasi
Personifikasi yaitu gaya bahasa yang memberikan karakteristik atau sifatsifat manusia kepada benda yang
tidak hidup

Contoh : daun kelapa itu melambai-lambai menanti kehadirannya


Alegori
Alegori yaitu gaya bahasa yang menyatakan dengan menggunakan cara lain lewat kiasan ataupun penggambaran.
Alegori merupakan perbandingan yang berkaitan antara satu dan yang lainnya didalam kesatuan yang utuh. Atau
yang menggambarkan

Contoh : hidup itu seprti roda kadang diatas kadang dibawah

Simile
Simile yaitu gaya bahasa yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya dengan memakai kata penghubung atau
pembanding pada kalimatnya yang dimana 2 (dua) hal tersebut berbeda akan tetapi mempunyai karakteristik yang
sama

Contoh : wajah rina sangatlah cantik seperti bunga

Sinekdok
Sinekdoke yaitu gaya bahasa yang memakai kata dengan arti yang menunjukan hal lain di luar kata yang
diungkapkan. Sindekdoke terbagi menjadi 2 (dua) macam yang diantaranya.

Yang pertama Sinekdoke pars pro tato merupakan gaya bahasa yang menyebutkan sebagian kecil kata dari sesuatu
untuk menyatakan secara keseluruhan

Contoh : semua mata tertuju padaku, membuatku gugup selama pertunjukan teater berlangsung
yang kedua Sinekdoke totem pro parte menyebutkan keeluruhan untuk menyatakan sebagian
kecil, ini adalah kebalikan dari sinekdoke pars pro tato

Contoh : aku menyukai bunga karena harum dan wanginya.

Simbolik
Simbolik yaitu merupakan gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu dengan memakai
benda, binatang dan juga tumbuh-tumbuhan sebagai simbol.

Contoh : dia dibawa ke meja hijau

Metonimia
Metonimia yaitu gaya bahasa yang memakai ciri, atribut ataupun merk untuk
menggambarkan suatu benda. Perbedaan dengan metafora, yang berlandaskan hubungan
persamaan antar unsur-unsur intern bahasa, metonimi berlandaskan hubungan kontiguitas
yang berarti hubungan ekstern

Contoh ; ayah menikmati kapal api di pagi dan di sore hari


Simpulan

stilistika adalah bidang ilmu yang mengacu pada


pembelajaran gaya bahasa sebagai objek
kajiannya. Dengan artian bahwa stilistika adalah
alat yang digunakan oleh peneliti untuk
membedah jiwa yang ditanam oleh pencipta pada
karya sastranya.
Gaya bahsa ada gaya bahsa pertentangan,
sindiran, penegasan dan perbandingan

Anda mungkin juga menyukai