Anda di halaman 1dari 27

DISIPLIN

ILMU
STILISTIKA
1. Rahajeng Adika P. (20020114001)
2. Kuni Auliya Rahmah (20020114005)
3. Dania Alif Rahmah (20020114011)
4. Zaliyanti Ratnanisa (20020114012)
ANGGO 5. Anni Fadilah
6. Fadila Trianda Puspa
(20020114013)
(20020114020)

TA 7. Finna Etrisya Putri (20020114024)


8. Nailah Alfin N.R. (20020114056)
9. Seva Kristina W. (20020114064)
10. Fitri Natalia (20020114066)
11. Bha'ta Paramitha R. (20020114074)
12. Khafika Isroilliyah (20020114075)
13. Lilik Aisyah (20020114083)
LATAR BELAKANG
● Media eskpresi sastra adalah bahasa. Bahasa sastra bukan sekedar referensial, yang mengacu pada
suatu hal tertentu, tetapi bahasa sastra juga mempunyai fungsi ekspresif, menunjukkan nada dan
sikap pengarangnya.
● Pada bahasa sastra tanda dan simbolisme kata-kata merupakan hal yang dipentingkan. Melalui
eksplorasi bahasa yang khas, pengarang menampilkan aspek keindahan yang optimal. Bahasa di
dalam karya sastra adalah bukan bahasa seperti yang dipakai dalam komunikasi sehari-hari. Bahasa
dalam karya sastra lebih banyak ditujukan untuk mendapatkan efek estetis, dan untuk kepentingan
itulah, maka bahasa dalam karya sastra disiasati dan dimanipulasi sedemikian rupa sehinga berbeda
dengan bahasa nonsastra.
● Gaya penulisan seorang pengarang dapat dipelajari atau dikaji dalam stilistika. Secara garis besar
stilistika adalah cabang linguistik yang mempelajari gaya bahasa. Menurut Lecch & Short, stilistika
adalah pengertian studi tentang style, kajian terhadap wujud performansi kebahasan, khususnya yang
terdapat dalam karya sastra.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimanakan teori dan filosofi stilistika ?
2. Apa sajakah alat/model yang digunakan dalam
stilistika?
3. Bagaimanakah metode kuantitatif dalam linguistik
sastra?
4. Apakah yang dimaksud “stilistika sebagai retorika”?
5. Apa sajakah gaya bahasa dalam stilistika?
6. Apa yang dimaksud “ilmu gaya bahasa sebagai sastra
kritik”?
PEMBAHASAN
A. TEORI DAN
FILOSOFI
STILISTIKA
(Michael Toolan)
1. TEORI
STILISTIKA
Stilistika memiliki teori atau berbagai bentuk
stilistika mencerminkan teori dasar yang berbeda,
diartikulasikan dengan jelas atau sebaliknya. Eagleton
mengatakan bahwa teori stilistika adalah metadiscourse,
interogasi budaya dan akademik praktek; itu bukan hanya
cara lain untuk 'melakukan stilistika', tetapi upaya untuk
mempertimbangkan asumsi cara-cara melakukan stilistika.
Ilmu gaya bahasa atau stilistika sendiri mempelajari
pengetahuan mengenai bahasa dari sastra yang wujudnya
berupa teks
2. Stilistika sebagai
Tata Bahasa
Stilistika sangat berperan penting pada kesulitan prinsip gaya
bahasa. Mengenai gaya bahasa ini dapat membentuk suatu sastra
akan tetapi lebih menekankan kepada gramatikal dan memberikan
komentar. Teori mengenai ilmu gaya bahasa ini intinya sebuah teori
dari tata bahasa yang bermaksud sebuah penataan (mengurutkan)
dari kata-kata sebuah bahasa supaya terlihat sempurna.
3. Kematangan Disiplin Ilmu

Stilistika terkadang dikatakan tidak pernah objektif, defintif,


dan ketat sepanjang garis ilmu eksperimental. Hal ini
disebabkan karena bahasa selalu memiliki potensi untuk
berubah- ubah dalam bentuk dan fungsi, sehingga pada
akhirnya bahasa bukan kode, dan manusia bukanlah mesin
untuk diproses. Stilistika tidak harus berubah 180 derajat,
tetapi cukup untuk para ahli bahasa untuk mengenali
kemajuan dalam ilmu linguistik.
B. ALAT- ALAT
ATAU MODEL
STILISTIKA DAN
SUB DISIPLIN
(Katie Wales)
1. Analisis Stilistika

Analisis gaya pada umumnya memiliki tujuan untuk


memberikan wawasan yang cermat mengenai cara kerja
bahasa yang nantinya akan mempermudah untuk
membuat interpretasi teks yang meyakinkan kepada
generasi pembaca berikutnya. Analisis gaya
menggunakan dua metode utama yaitu deduktif dan
induktif. Ahli gaya dapat bekerja secara deduktif dari
perumusan hipotesis atau posisi ideologis terhadap bukti
dan analisis linguistik dan tekstual. Sedangkan secara
induktif dari analisis tekstual ke perumusan hipotesis.
2. Model Stilistika

Di dalam berbagai macam jenis wacana dan teks


menggunakan alat yang disebut dengan model untuk
menganalisa sebuah wacana yang kompleks. Contohnya
seperti McIntyre dan Culpeper (2010) yang menerapkan
model maksim Cricean, turn-taking, pidato tindakan dan
fitur kesopanan. Dalam wacana saat ini bermediakan
sebuah teknologi, televisi, dan internet. Media-media
tersebut tentunya menyebabkan tantangan bagi analisis
gaya tradisional dimana juga memerlukan keseimbangan
pengetahuan teknologi di tengah-tengah penonton
C. METODE
KUANTITATIF
DALAM
LINGUISTIK
SASTRA (Michael
Stubbs)
1. Kriteria untuk Sastra yang dibantu Komputer
Menurut Burrows ( 1987 : 3) metode berbasis komputer didukung dengan
statistik analisis dapat memasuki di era modern hingga saat ini. Kenny ( 1992 )
merumuskan dua evaluatif kriteria yaitu studi harus menyediakan hasil yang
bukan diperoleh tanpa sebuah komputer, dan menyediakan sebuah ilmiah asli
yang berkontribusi ke sastra studi. Terlihat jelas bahwa menggunakan komputer
untuk menganalisis teks sastra tidak terlalu berguna, jika analisis bisa
terselesaikan dengan mudah dengan menggunkan tenaga dan pikiran sendiri.
Kritik tersebut terlihat merusak metode kuantitatif.
Pertama, perangkat lunak dibatasi dalam fitur linguistik yaitu dapat
ditemukan dengan mudah.
Kedua, dengan adanya bantuan metode komputer dapat menyulitkan kita
ketika jumlah teks yang terlalu banyak dan statistik yang dihasilkan, dan juga
lebih menyulitkan kita dalam mengambil atau memutuskan sesuatu hal yang
penting.
2. Korpus Linguistik dan Komputasi Sastra

Sarjana sastra sering merasa ragu terhadap analisis kuantitatif,


karena mereka berkeberatan mengenai pola tematik dan simbolik yang
lebih dalam harus ditafsirkan, tidak hanya bertentangan dengan norma-
norma linguistik, akan tetapi juga bertentangan dengan latar belakang
sejarah dan budaya. Dalam analisis dengan adanya bantuan komputer,
data maupun metode harus didefinisikan secara eksplisit. Dengan artian
bahwa hasilnya dapat diperiksa secara independen oleh masing-masing
sarjana.
3. Konkordansi

Teknik yang paling penting dalam mempelajari makna dalam teks


adalah konkordansi. Istilah konkordansi berasal dari bahasa Latin yaitu
concordia yang menjelaskan sebuah gagasan yang berhubungan
dengan kesesuaian gramatikal (atau keharmonisan) yang mengarah
pada gender, numeralia, dan kasus yang membedakan bagian dalam
ujaran (Ramey: 2009). Dengan konkordansi dapat membuat keteraturan
frasa didalam teks terlihat dan telah diakui pada abad pertengahan
bahwa konkordani dapat berkontribusi secara substansial pada
interpretasi teks.
D. STILISTIKA
SEBAGAI
RETORIKA
1. Retorika
Retorika adalah upaya-upaya yang dilakukan pembicara (pada bahasa
lisan) dan penulis (pada bahasa tulisan) dalam memilih bentuk ungkapan yang
dianggap paling efektif untuk menarik perhatian pendengar atau pembaca
(Sulistyarini, D., & Zainal, A. G. (2020). Sastra disebut sebagai jenis lain dari
retorika epideiktik, dan kita mungkin lebih memahami hubungan antara
retorika dan stilistika jika kita mengingat peran sastra yang dimainkan dalam
pendidikan retorika. Tujuan dari retorika dan stilistikapun masih searah, yakni
sebagai sarana belajar membaca, menulis dan meningkatkan kosa kata dalam
berbahasa
2. Retorika ke Ilmu Stilistika
Retorika mencapai pengaruh yang tinggi dalam
pendidika Eropa pada tahun 1500 dan 1750. Pada abad ke-
16 mulai terjadinya penyempitan dalam retorika, terbukti
dalam gaya kanon yang hanya mempelajari empat kiasan
utama yaitu metafora, metomini, sinekdok, dan ironi.
3. Stilistika Retorika dan Stilistika Sastra
Menurut Fahnestok bahwa stilistika (tanpa sebuah modifikasi kata
sifat) biasanya merujuk pada stilistika sastra. Sasaran dari stilistika
sastra adalah untuk mengenali tanda atau suatu gaya seorang penulis
sedangkan tujuan retorika stilistika lebih umum. Stilistika sastra
melibatkan teks sastra dan stilistikan retorika melibatkan teks non-
sastra. Stilistika sastra bertujuan untuk memproduksi teks sekunder dan
stilistika retorika bertujuan untuk meprosuksi teks primer.
E. GAYA BAHASA
DALAM
STILISTIKA (Ronald
carter)
1. Apa itu Stilistika?

Stilistika adalah suatu bentuk linguistik terapan dan telah dilembagakan sedemikian
rupa di dalam akademi dalam asosiasi-asosiasi profesional dan deskripsi jangkauan jurnal
utama seperti Linguistik Terapan, juga seperti di universitas dan kursus perguruan tinggi.
Jadi stilistika seperti yang diterapkan pada non-sastra teks seperti wacana media atau
kajian bahasa ilmiah atau register mata pelajaran kurikulum yang berbeda atau sebagai
analisis yang membantu dalam proses pengajaran dan pembelajaran bahasa lebih dekat
dengan perhatian utama linguistik terapan dan definisi linguistik terapan sebagai
penyelidikan masalah dunia nyata.
2. Perkembangan yang Berperan dalam
Ilmu Stilistika
● Stilistika lisan
Stilistika lisan merupakan cabang ilmu linguistik yang memfokuskan diri pada
analisis gaya bahasa lisan.
● Puisi kognitif
Potensi yang menarik dan sangat utama dalam puisis kognitif adalah fokusnya pada
bagaimana pembaca memproses Bahasa mengukurnya dari teks.
● Corpus stilistika
Corpus ilmu gaya Bahasa meluas praktis ilmu gaya Bahasa dan tumbuh sebagai
metodologi dalam dunia stilistika, linguistik dan puisi, serta memungkinkan lagi
dikembangkan dan diperinci kuantitatif studi pola linguistik sastra pembentukan makna.
F. ILMU GAYA
BAHASA SEBAGAI
SASTRA KRITIK
(Geoff Hall)
Ilmu Gaya Bahasa dan Kritik Sastra
Aktifitas kritik sastra adalah membaca, penafsiran dan evaluasi teks sastra,
maka dari itu, aktivitasnya dekat dengan aktifitas sastra ilmu gaya Bahasa
modern. Studi ilmiah sastra yang didirikan dengan nama kritik sastra
menghasilkan komentar-komentar yang berwawasan, cara berkerjanya dan tren
sosial budaya dan estetika yang mereka contohkan. Padahal secara umum,
kritik satra mengarahkan perhatian ke skala yang maknanya lebih besar dari
apa yang diwakili diseni verbal, stilistika berfokus pada bagaimana signifikasi
dapat dikaitkan dengan spesifik fitur dari Bahasa, ke linguistik tekstur dari
sastra teks.
KESIMPULAN

Secara umum stilistika membawa nilai lebih untuk siswa


yang lebih maju seperti sekolah penutur asli dan siswa sarjana.
Dalam kasus mereka, mereka membangun kepekaan yang sudah
ada sebelumnya untuk bahasa. Tapi mengejutkan berapa banyak
pembelajar bahasa Inggris, keduanya Bahasa Inggris sebagai
bahasa asing dan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, dapat
terbukti mendapat manfaat dari membaca teks sastra, mungkin
sebagian karena siswa tersebut terbiasa dengan analisis bentuk-
bentuk bahasa.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai