Anda di halaman 1dari 13

RANCANGAN

EVALUASI
DALAM KONTEKS PENGAJARAN BAHASA JAWA
Disusun oleh:
● M. Raffi Daffarian (20020114002)
● Natasya May Fanesha (20020114004)
● Citra Arifiani (20020114008)
● Mareta Dwi Gandini (20020114017)
● Wisnu Jati Pamungkas (20020114023)
● Shayyidah Nurul Arofah (20020114026
Rancangan Evaluasi
Pengajaran

Evaluasi pengajaran merupakan tindakan evaluasi


dalam ruang lingkup tujuan pengajaran, proses
belajar mengajar, hasil belajar, dan evaluasi pada
pengajaran itu sendiri. Pendidik sebagai tenaga
profesional dalam pengajaran haruslah dapat
melakukan kegiatan evaluasi terhadap komponen
pengajarannya. Sehingga kualitas pengajaran dapat
terlaksana dengan baik (Dewi, 2018).
Berdasarkan pernyataan Dewi (2018)

Kegiatan pembelajaran merupakan suatu tindakan yang ditandai


dengan terjadinya perubahan pada seseorang. Dalam aliran
behavioristik, kegiatan belajar dapat terjadi karena kondisi dari
lingkungan. Lingkungan sekolah, keluargam masyarakat memiliki
peran penting dalam pembelajaran.

Ruang lingkup dalam evaluasi pengajaran yang dipimpin oleh guru


berupa aspek kurikulum yang direncanakan sebagai titik fokus
tertentu.
Istilah yang sering digunakan dalam evaluasi yakni tes, pengukuran
dan penilaian.
Rancangan Evaluasi
Pengajaran

Selain pendapat dari buku Richard Kiely, rancangan


pengajaran juga terdapat pada model KickPatrick.
Model tersebut dikenal dengan model Kirkpatrick
four levels evaluation model. Model ini
mengevaluasi pada efektivitas program training yang
mencakup empat level evaluasi, yakni Level 1
(Reaction), level 2 (Learning), level 3 (Behavior),
level 4 (Result).
Model Kirkpatrick Four Levels Evaluation Model

Level 1 (Reaction) Level 2 (Learning)


Dalam proses belajar, tiga hal yang dapat diajarkan
mengevaluasi reaksi peserta training
oleh pendidik pada peserta didik antara lain
pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Level 3 (Behavior) Level 4 Result


Penilaian ini lebih memfokuskan Pengevaluasian ini dilakukan pada
pada perubahan tingkah laku hasil akhir peserta yang telah
eksternal. mengikuti program.
Relevansi Evaluasi Pengajaran
dalam Konteks Bahasa Jawa

Pentingnya pengajaran bahasa Jawa didukung oleh hasil


keputusan Kongres Bahasa Jawa III di Yogyakarta yaitu: (1)
Departemen Pendidikan Nasional agar menegaskan pengajaran
bahasa daerah diajarkan pada pendidikan dasar dan menengah,
(2) Pemerintah daerah dan lembaga terkait agar
menindaklanjuti pembinaan bahasa Jawa, terutama pada
pendidikan formal dan nonformal. Adapun UU Sisdiknas No.
20 tahun 2003 pasal 37 ayat (1) yang berbunyi Kurikulum
pendidikan dasar dan menengah wajib memuat (a) mata
pelajaran bahasa dan (b) muatan lokal.
Relevansi Evaluasi Pengajaran dalam Konteks Bahasa Jawa

Mengingat pentingnya pengajaran bahasa Jawa pada pendidikan


dasar dan menengah, maka perlu diadakannya evaluasi
pengajaran bahasa Jawa untuk lebih mengoptimalkan proses
pembelajaran. Perlunya diadakan evaluasi tersebut terdapat
dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur no.19 Tahun 2014 Bab
IV Pasal 15 ayat (1) menyatakan bahwa ‘Dalam rangka
mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran bahasa daerah di
satuan pendidikan, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi’.
Evaluasi dalam konteks bahasa Jawa penting untuk dilakukan
guna mengukur sejauh mana tujuan yang telah direncanakan
oleh guru bahasa Jawa dengan apa yang telah dicapai sekarang.
Menurut Richard
Kiely (2005: 246) Richard Kiely (2005: 246) menyatakan bahwa
evaluasi yang dipimpin guru mengambil aspek
kurikulum yang direncanakan atau dimaksudkan
sebagai titik fokus. Dengan begitu akan
diketahui tentang efektivitas atau efisiensi
pembelajaran dalam kelas. Evaluasi pengajaran
bahasa Jawa dapat dilakukan dengan mencakup
empat level evaluasi, yaitu reaksi, proses
pembelajaran, perubahan tingkah laku, dan hasil
akhir peserta didik.
Implementasi Rancangan Evaluasi Pengajaran Bahasa Jawa Model
Kirkpatrick

Evaluasi Reaksi Evaluasi Belajar


Pada tahap ini, reaksi peserta didik Tahap evaluasi belajar ini dilakukan
menentukan tingkat ketercapaian tujuan dengan cara mengukur efektivitas
dari program pembelajaran Bahasa Jawa. program pembelajaran Bahasa Jawa.
Keberhasilan dalam mencapai kepuasan Dilakukan dengan asesmen kinerja
dari peserta didik tidak terlepas dari peserta didik melalui rubrik penilaian
minat, perhatian, dan motivasi peserta yang telah ditetapkan.
didik dalam mengikuti program
pembelajaran.
Implementasi Rancangan Evaluasi Pengajaran Bahasa Jawa Model
Kirkpatrick

Evaluasi Tingkah Laku Evaluasi hasil

Dalam tahap ini, pendidik mengukur Evaluasi hasil berkaitan dengan hasil
pengetahuan, ketrampilan atau sikap yang akhir peserta didik dalam pembelajaran
muncul ketika peserta didik mengikuti Bahasa Jawa. Evaluasi ini dikatakan
proses pembelajaran Bahasa Jawa serta berhasil apabila peserta didik mampu
mengidentifikasi sejauh mana program mencapai nilai akademik yang baik.
pembelajran ini diserap atau dipahami
oleh peserta didik.
Simpulan

Selain pendapat dari buku Richard Kiely, rancangan pengajaran juga terdapat pada model KickPatrick.
Relevansi Evaluasi Pengajaran dalam Konteks Bahasa Jawa dapat dilakukan dengan mencakup empat
level evaluasi, yaitu reaksi, proses pembelajaran, perubahan tingkah laku, dan hasil akhir peserta
didik. Serta implementasi evaluasi program pengajaran model Kirkpatrick dilakukan pada proses
pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Jawa. Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa melakukan
implementasi model evaluasi empat tahapan, harus dilakukan secara sekuen, karena setiap tahapan
merupakan hal yang penting dan mempunyai dampak pada level berikutnya.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai