Anda di halaman 1dari 11

REVIEW JURNAL EVALUASI PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi sebagian tugas mata kuliah Evaluasi IPS di Sekolah yang
diampu oleh Dr. Agus Suprijanto, M.Pd

Disusun oleh:
Icmi Noorwinindita Novembriana
16070885005

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2017
1. Judul : Evaluasi Pembelajaran: Sebuah Kajian Teori

Penulis : Nunung Nuriyah


Jurnal : Jurnal Penelitian. Vol:9 No:1 Th:2016

Perkembangan baru terhadap pandangan pelaksanaan belajar mengajar


membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan
kompetensinya, karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian
besar ditentukan oleh peran guru yang kompeten. Guru yang kompeten akan lebih
mampu memciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu
mengelola kelasnya, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal. Salah
satu peran guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai evaluator. Dalam satu
kali proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan
itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua
pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalaui kegiatan evaluasi atau penilaian.
Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan,
penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode
mengajar.

Tujuan lain dari penilaian diantaranya adalah untuk mengetahui kedudukan


siswa, di dalam kelas atau kelompoknya. Denga penilaian, guru dapat
mengkalsifikasikan apakah seoarang siswa termasuk kelompok siswa yang pandai,
sedang, kurang, atau cukup baik di kelasnya jika dibandingkan dengan teman-
temannya. Penelaahan pencapaian tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dapat diketahui, apakah proses belajar mengajar yang dilakukan cukup efektif
memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya. Jadi jelaslah bahwa
guru hendaknya mampu dan terampil melaksanakan penilaian, karena dengan
penilaian guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah aia
melaksanakan proses belajar.
Dari jurnal diatas tidak dijelaskan bagaiman cara mengevaluasi soal dengan baik
hanya berisi tentang tujuan dari evaluasi pendidikan secara umu dan hal-hal yang
seharusnya dicapai setelah diadaknnya evaluasi.

2. Judul : Evaluasi Pendidikan Jasmani Dalam Pendekatan Portofolio


Penulis : Sujarwo
Jurnal : Jurnal Pendidikan Vol:9 No:2 Th:2010

Evaluasi adalah istilah yang bukan merupakan hal yang asing bagi setiap guru
pendidikan jasmani di sekolah. Bagi seorang guru tentu mengetahui dan sangat
menyadari bahwa evaluasi harus selalu dilakukan, agar dapat selalu mengetahui
kemajuan belajar siswa. Pelaksanaan evaluasi ini akan dapat dilaksanakan lebih baik,
apabila guru sangat memahami akan makna dan fungsi dari sebuah evaluasi tersebut.
Sebagai guru mata pelajaran pendidikan jasmani, mendapatkan manfaat yang sangat
banyak disaat para guru tersebut melaksanakan evaluasi secara baik, manfaat tersebut
antara lain: (1) Evaluasi memungkinkan guru lebih terampil dan cermat dalam
menafsirkan kemajuan hasil belajar siswa. (2) Evaluasi akan memberi umpan balik
bagi keberhasilan suatu program. (3) Evaluasi akan meningkatkan pengakuan pihak
luar terhadap manfaat Pendidikan Jasmani. (4) Evaluasi dapat dijadikan ukuran
keberhasilan guru dalam mengajar (PBM).
Evaluasi dalam pendekatan portofolio, adalah kumpulan hasil kerja siswa untuk
suatu tujuan tertentu, yang menggambarkan upaya, kemajuan, dan prestasi siswa
dalam bidang tertentu. Proses pengumpulan harus melibatkan partisipasi siswa,
terutama dalam menentukan materi, petunjuk pemilihan, kriteria penilaian dan bukti-
bukti refleksi diri siswa. Instrumen yang digunakan berupa lembar kerja, laporan
siswa, karya siswa dan lain-lain. Aspek yang dinilai sebaiknya mencerminkan aspek
pengetahuan, aspek kebugaran siswa, prestasi kecabangan (Bukan teknik dasar dan
prestasi olahraga). Aspek-aspek ini dijabarkan dalam indikator penilaian.
3. Judul : Evaluasi Trend Kualitas Pendidikan Indonesia
Penulis : Sabar Budi Raharjo
Jurnal :Jurnal Teknik. Vol:2 No:1 Th:2012

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang


tanggapan dan kelayakan satuan pendidikan terhadap penerapan delapan standar
nasional pendidikan (SNP), trend kuantitas dan kualitas pendidikan, status akreditasi
sekolah, tingkat pemenuhan, rasional dan tanggapan terhadap SNP, urutan delapan
standar nasional yang harus dicapai, standar nasional yang paling sulit dicapai,
tingkat kepuasan peserta didik terhadap pelayanan sekolah dan hambatan-hambatan
dalam mencapai SNP. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan Focus
Group Discussion (FGD) dan studi dokumentasi. Data hasil FGD dianalisis secara
kualitatif dan data hasil mengedarkan instrument dianalisis secara kuan-titatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa, setiap satuan pendidikan memberi tanggapan yang
positif dan layak untuk menerapkan standar nasional pendidikan.
Kualitas lulusan dan persentase lulusan cenderung naik. Jumlah sekolah yang
terakreditasi yang terbanyak adalah nilai B, de-ngan tingkat pemenuhan delapan
standar nasional untuk SD 73,55%, SMP 85,97%, SMA 77,07% dan SMK 76,15%.
SNP yang sulit dicapai adalah standar kompetensi lulusan, ketenagaan, sarana dan
prasarana. Variabel standar isi, ketenagaan, sarana dan prasarana, pembiayaan,
pengelolaan, penilaian, mempunyai hubungan yang positif yang besarnya bervariasi
ter-hadap variabel standar proses dan komptensi lulusan. Kualitas pelayanan untuk
SD telah mencapai 87,4%, SMP 82,6%, Urutan prioritas dalam me-ningkatkan
kompetensi lulusan, dilakukan dengan meningkatkan kualitas standar ketenagaan, isi,
sarana dan prasarana, pengelolaan, penilaian, proses dan pembiayaan meskipun
terdapat berbagai hambatan yang dialami sekolah.
4. Judul : Model Evaluasi Praktikum Kimia di Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan
Penulis : Endang Susiliningsih
Jurnal : e-journal Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Vol: 4 No: 2 Th: 2014

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh model evaluasi program yang teruji,
untuk mengevaluasi kualitas praktikum kimia. Pengembangan model evaluasi
program terdiri atas empat variabel sebagai komponen model yaitu: (1) environmemt
context yang dieksplanasi menjadi environment, laboratory work, technology and
society; (2) evaluasi Input; (3) evaluasi process; dan (4) evaluasi result yang
disesuaikan dengan praktikum kimia analisis dasar. Penetapan konstruk instrumen
terdiri atas instrumen penilaian model dan instrumen penilaian kinerja mahasiswa
dilakukan melalui pendapat: (1) pakar evaluasi; (2) pakar psikometri, dan (3) praktisi
laboratorium. Subjek coba penelitian ini terdiri atas mahasiswa dan praktisi. Uji
model evaluasi program dilakukan dengan uji: (1) utility; (2) feasibility; (3)
proprietly; dan (4) accuracy. Uji kecocokan model untuk mengetahui reliability
komponen program dan goodness of fit index menggunakan program Lisrel. Hasil
pe-nelitian menunjukkan bahwa evaluasi program yang dikembangkan diberi nama
model ECIPR sudah teruji memenuhi kriteria: (1) utility; (2) feasibili-ty; (3)
proprietly; dan (4) accuracy reliability untuk komponen Environment context
=0,8649, input=0,8429, process=0,7828, result=0,9560. Goodness of fit index: p =
0,107 RMSEA=0,051, GFI=0,910. Dampak implentasi model yang dikembangkan
terbukti dapat meningkatkan kinerja mahasiswa, keterampilan dan pengalaman
laboratorium mahasiswa sebagai sasaran program.
5. Judul : Evaluasi Pemanfaatan Laboratorium dalam Pembelajaran Biologi
di Madrasah Aliyah Negeri Sekabupaten Sleman
Penulis : Retna Sundari
Jurnal : Jurnal Pendidikan Vol: 3 No:7 Th:2015

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pemanfaatan laboratorium pembelajaran


biologi di Madrasah Aliyah Negeri se-Kabupaten Sleman. Penelitian ini merupakan
penelitian evaluasi model CIPP (Contex, Input, Process, Product). Subjek penelitian
meliputi 5 Kepala Madrasah, 12 guru biologi dan 400 siswa kelas X di Madrasah
Aliyah Negeri se-Kabupaten Sleman. Data dikumpulkan dengan angket, observasi
dan wawancara terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan (1) dukungan kepala
madrasah terhadap program kegiatan laboratorium cukup tinggi, (2) ketersediaan
sarana prasarana dalam kategori cukup, (3) pengelolaan laboratorium dalam kategori
cukup, (4) pemanfaatan laboratorium dalam kategori cukup, (5) kendala-kendala
yang dihadapi guru cukup tinggi, (6) minat siswa terhadap kegiatan laboratorium dan
manfaat kegiatan laboratorium bagi siswa pada kategori tinggi.

6. Judul :Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya SMA di


Kabupaten Lombok Timur, NTB.
Penulis :Jien Tirta Raharja, Trie Hartiti Retnowati.
Jurnal : Jurnal Pencerahan Vol: 9 No:2 Th: 2015

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Seni


Budaya di SMA Kabu-paten Lombok Timur. Pelaksanaan pembelajaran Seni
Budaya dideskripsikan sesuai Permendiknas No.41 Tahun 2007, yang meliputi
empat komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan
proses pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan
pendekatan kuantitatif deskriptif menggunakan Model Evaluasi Kesenjangan
terdiri dari tiga tahap yaitu tahap telaah standar, tahap deskripsi penampakan di
lapangan, dan tahap komparasi penampakan dengan standar yang ditetapkan.
Sampel penelitian terdiri dari 5 sekolah negeri dan 3 sekolah swasta di
Kabupaten Lombok Timur, dengan jumlah responden 256 orang, terdiri atas 8
guru Seni Budaya, 8 Kepala Sekolah, dan 240 siswa.
Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, angket, dan analisis
dokumen. Instrumen pengumpulan data terdiri dari lembar observasi, angket, dan
lembar dokumentasi. Validasi instrumen dilakukan dengan metode Expert
Judgement, dan uji reliabilitas instrumen angket menggunakan estimasi Alpha
Cronbach dengan koefisien sebesar 0,725. Data yang terkumpul dianalisis
dengan teknik deskriptif kuantitatif. Kesimpulan hasil penelitian ini sebagai
berikut. (1) Perencanaan proses pembelajaran kurang baik; (2) Pelaksanaan
proses pembelajaran kurang baik; (3) Penilaian proses pembelajaran cukup baik;
(4) Pengawasan proses pembelajaran kurang baik; (5) Secara keseluruhan, ada
kesenjangan antara pelaksanaan proses pembelajaran Seni Budaya SMA di
Kabupaten Lombok Timur dengan standar minimal Permendiknas No.41 Tahun
2007.

7. Judul : Evaluasi Kinerja Guru Fisika, Biologi, dan Kimia SMA yang
Sudah Lulus Sertifikasi
Penulis : Yusrizal, Soewarno
Jurnal : Pendidikan Dasar Vol: 5 No: 7 Th: 2007

Penelitian ini bertujuan (1) mengembangkan instrumen evaluasi kinerja


guru yang valid dan reliabel, (2) mengevaluasi kinerja guru Fisika, Biologi, dan
Kimia SMA yang sudah terser-tifikasi/menerima tunjangan profesi. Populasi
penelitian yaitu seluruh guru Fisika, Biologi dan Kimia SMA tersertifikasi/pene-rima
tunjangan profesi yang berada di Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar dan
Kabupaten Pidie. Validitas konstruk instrumen yang dikembangkan dibuktikan
melalui analisis fak-tor, dan reliabilitasnya diestimasi dengan rumus alpha Cron-
bach. Analisis tingkat kinerja ditentukan dengan persentase. Hasil penelitian
menunjukkan: (1) instrumen yang dikembang-kan terdiri atas 33 butir pernyataan,
dan memiliki koefisien reliabilitas konsistensi internal sebesar 0,953; (2) kinerja guru
Fisika, Biologi, dan Kimia SMA yang sudah lulus sertifikasi dan sudah menerima
tunjangan belum seluruhnya berkinerja tinggi; (3) kinerja guru Kimia relatif lebih
baik dari pada kinerja guru Biologi dan guru Fisika.

8. Judul : Pengembangan Model Evaluasi Kualitas dan Output


Pembelajaran IPS di SMP
Penulis : Sugeng Eko Putro Widyoko
Jurnal : Journal of Educational Social Studies. Vol: 3 No: 2 Th:2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model evaluasi program


pembelajaran IPS di SMP. Model yang dikembangkan disebut dengan model evaluasi
kualitas dan output pembelajaran (model EKOP). Subjek uji coba berjumlah 736
responden. Uji coba dilaksanakan di wilayah propinsi DIY dan Jawa Tengah. Proses
pengembangan dilakukan melalui tiga tahap. Pengumpulan data menggunakan
metode inventori sikap dan rating scale. Analisis data menggunakan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Analisis kecocokan model pengukuran menggunakan
confirmatory factor analysis (CFA). Kecocokan model pengukuran menggunakan
empat indikator, yaitu: 1) Chi-Square; 2) ρ-value; 3) RMSEA; dan 4) GFI.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: a) model EKOP
merupakan salah satu model evaluasi yang baik. Hal ini didasarkan pada hasil
penilaian pakar, pemakai, maupun praktisi pembelajaran IPS; b) model pengukuran
kualitas dan output pembelajaran IPS sudah sesuai dengan data lapangan, dan c) hasil
penilaian pakar, pemakai, maupun praktisi pembelajaran IPS menunjukkan bahwa
panduan evaluasi dinilai cukup baik sebagai acuan implementasi evaluasi model
EKOP.
9. Judul : Model Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kaizen di Sekolah
Menengah Atas

Penulis : Primardiana Hermilia Wijayati, Suyata Suyata,


Sumarno

Jurnal : e-journal Program Pasca Sarjana Universitas Ganesha


Vol:3 No:1 Th:2015

Tujuan penelitian adalah mengembangkan model evaluasi pembelajaran yang


hasilnya dapat digunakan untuk mendeteksi kekeliruan dan melakukan koreksi
sendiri, serta sistem informasi-nya. Pengembangan dilakukan melalui pendekatan
kuantitatif dan kualitatif dalam empat tahap, yaitu penelitian, penciptaan dan desain,
rekayasa dan pengemasan, tahap pengujian dan evaluasi. Konstruk model evaluasi
dimodifikasi dari model Marzano dan divalidasi melalui focus group discussion dan
teknik Delphi. Subjek penelitian terdiri dari guru dan siswa di enam SMAN dan satu
SMA swasta di Malang. Hasil penelitian: 1) model evaluasi didukung oleh instrumen
evaluasi diri guru, evaluasi teman sejawat, dan evaluasi siswa; 2) karakteristik
instrumen evaluasi mencakup validitas, reliabilitas, dan kepraktisan telah teruji; 3)
sistem informasi hasil evaluasi disajikan dalam bentuk bar chart yang memuat
informasi kelebihan dan kekurangan guru, rencana perbaikan guru, dan saran
perbaikan untuk guru dan sekolah; 4) instrumen evaluasi berbentuk software disertai
manualnya
10. Judul : Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Kecakapan
Hidup Pendidikan Luar Sekolah

Penulis : Sofyan Hadi, Yoyon Suryono

Jurnal : e-journal Program Pascasarjana Universitas Ganesha

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan


model evaluasi penyelenggaraan pendidikan life skills. Model pengembangan yang
digunakan adalah research and development yang dikembangkan Borg dan Gall
dengan pendekatan kuantitatif. Prosedur pengembangan dipetakan menjadi tahap
pra-pengembangan, pengembangan, dan penerapan model. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan (1) Model evaluasi life skills education (ELSEd)
meliputi komponen input, proses, dan hasil pendidikan life skills, (2) Evaluasi model
ELSEd memiliki kepekaan yang baik terhadap objek yang diteliti dan mengungkap
data yang dihasilkan, (3) Tingkat koherensi instrument ELSEd sesuai dengan
rancangan, (4) Karakteristik Model ELSEd berbeda dengan evaluasi model lain, (5)
Reliabilitas butir ketiga komponen evaluasi bernilai antara 0,826 - 0,975 dan
validitas konstruk untuk semua komponen pada model ELSEd ini diketahui nilai chi
square sebesar: 4,188-191,686; p-value: 0,063-0,241; dan nilai RMSEA: 0,029-
0,076. Oleh karena nilai p-value lebih besar dari 0,05 dan RMSEA kurang dari 0,08
maka dapat dinyatakan bahwa model Life Skills Education (ELSEd) adalah cocok
dan fit, (6) Kelebihan model ELSEd yaitu komprehensif, sederhana, fleksibel,
efektif, dan life skills oriented.

Dari 10 jurnal tentang evaluasi pendidikan yang telah dijelaskan diatas belum
ada satu jurnalpun yang meneliti tentang bagaiman cara mengevaluasi soal IPS
dengan baik dan bagaimana cara membuat soal latihan siswa yang sesuai dengan
anjuran dalam kurikulum 2013, yang mendekati atau menggunakan aspek kognitif di
dalamnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat sudah banyak sekolah bahkan
hampir seluruh sekolah di Indonesia telah menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses
belajar mengajar, namun ternyata mereka salah dalam menerapkna konsep
pembelajaran tersebut. Hal ini perlu segera diatasi mengingat dampak yang
diakibatkan sangatlah berbahaya dan dapat berakibat sangat fatal, karena para peserta
didik mendapatkan ilmu dengan proses yang salah, sehingga pada akhirnya hasil
yang ditun jukkan pun akan tidak sesuai dengan tujuan pembelejaran kurikulum
2013 yang telah dirancang oleh kementrian pendidikan.
Beberapa hal mengenai penerapan kurikulum 2013 yang masih perlu
dibenarkan anatara lain tentang metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
ketika berada di kelas terutama penerapan metode atau pendekatan pembelajaran
saintifik. Banyak ditemui guru-guru yang nasih kurang teoat dalam menggunakan
metode tersebut, selanjutnya mengenai pembuatan soal evaluasi khususnya IPS yang
masih sangat jauh berbeda dari acuan dalam kurikulum 2013. Kebanyakan soal-soal
yang diberikan kepada murid hanya soal-soal yang memuat aspek pengetahuan
bukan aspek kognitif. Padahal seharusnya aspek yang ditunjukkan dalam kurikulum
2013 adalah aspek kognitif, yang telah menjadi acuan dalam kurikulum 2013.
Maka dari itu kiranya seluruh civitas pendidikan harus turut andil dalam
pemebnahan kesalahan yang terjadi selama ini, atas kesalahan penerapan konsep
yang tgerjadi.

Anda mungkin juga menyukai