Anda di halaman 1dari 2

Aktualisasi Pancasila sila ke-5 dalam kehidupan sehari-hari

1) Pasal 1 ayat (3)

Indonesia merupakan Negara hukum. Sesuai dengan pasal 1 ayat (3) yang menyatakan, “Negara
Indonesia adalah Negara Hukum”. Dalam konsep Negara Hukum itu, diidealkan bahwa yang
harus dijadikan panglima dalam dinamika kehidupan kenegaraan adalah hukum, bukan politik
ataupun ekonomi. Karena itu, jargon yang biasa digunakan dalam bahasa Inggris untuk
menyebut prinsip Negara Hukum adalah “the rule of law, not of man”. Yang disebut
pemerintahan pada pokoknya adalah hukum sebagai sistem, bukan orang per orang yang hanya
bertindak sebagai ‘wayang’ dari skenario sistem yang mengaturnya.

Berdasarkan pasal 1 ayat (3), hubungannya dengan Pancasila sila ke-5 adalah hukum di
Indonesia harus adil dan merata. Maksudnya hukum di Indonesia tidak boleh memandang bulu,
jabatan, gelar, miskin, kaya, bahkan petinggi dan rakyat bisa harus sama dimata hukum. Dalam
kehidupan sehari-hari banyak pelanggaran-pelanggaran hukum yang terjadi. Dari pencurian,
korupsi, pelecehan seksual bahkan pembunuhan sering terjadi di Indonesia. Adanya oknum-
oknum yang tidak bertanggung jawab membuat hukum serasa lancip kebawah tumpul keatas.
Rakyat biasa mencuri sepotong roti dihakimi hingga tewas, orang berjas (petinggi Negara)
korupsi di brantas hanya dengan hukuman 2-3 tahun penjara. Maka dari itu, sesuai dengan pasaal
1 ayat (3) negara Indonesia adalah Negara hukum maka harus menegakan hukum seadil-adilnya
sesuai dengan Pancasila sila ke-5.

2) UU No. 20 Tahun 2003

Dalam Undang-undang tersebut menjelaskan mengenai tujuan nasional pendidikan Indonesia.


Bunyi dari UU No. 20 Tahun 2003 tersebut ialah “Mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Dari tujuan nasional pendidikan yang tertera dalam UU No. 20 Tahun 2003 maka hubungannya
dengan Pancasila sila ke-5 adalah keadilan di pemerataan pendidikan pada anak-anak bangsa.
Pemerintah harus adil dalam memfasilitasi sarana dan prasarana untuk mencerdaskan kehidupan
baangsa melalui pendidikan. Pemerintah dapat memberikan kebijakan Program Indonesia Pintar
(PIP) melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) dalam upaya pemerataan pendidikan. Dalam hal ini
pemeritah juga harus benar-benar mendata siapa yang benar-benak layak untuk diberikan KIP
ini.

3) Pasal 33 ayat (1)

Pasal 33 ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 menegaskan, bahwa “Perekonomian di susun
sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”. Hubungannya dengan Pancasila sila
ke-5 adalah pemerataan ekonomi di Indonesia harus merata dan menyeluruh. Pemerintah harus
berupaya merantas kemiskinan yang ada di Indonesia. Pemerintah bisa memberikan bantuan-
bantuan kepada warga yang tergolong tidak mampu untuk mengatasi perekonomiannya. Bisa
juga dalam bentuk modal agar warga dapat membuka usaha untuk jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai