Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“KONSEP STILISTIKA”

Makalah disusun sebagai tugas diskusi mata kuliah “Ilmu Lughoh”.

DOSEN PENGAMPU : Ahmad Nur Mizan, S.Hum, M.A

Disusun oleh Kelompok 9

Kelas 2A :

AKBAR IKHWAN (2111020003)

EKA PRASTYA (2111020019)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN
INTAN LAMPUNG TAHUN AJARAN
1443H/2022M
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpah rahmat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah Pengantar Studi Ilmu Lughoh, dengan judul : “Konsep Stilistika “.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad
SAW beserta sahabat dan keluargaNya.
Kami  juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah banyak membantu
serta teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada kami hingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya, Makalah bertema “Konsep Stilistika” ini telah selesai kami susun guna memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Ilmu Lughoh

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi khalayak pembaca pada umumnya dan
penulis
khususnya.  Kritik dan saran sangat kami harapkan dalam upaya perbaikan dalam membuat 
makalah selanjutnya. Terimakasih. Selamat membaca.

Bandar Lampung, 11 Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI .........................................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN.................................................................................................................1

Latar Belakang ......................................................................................................................1

A. Rumusan Masalah .....................................................................................................2


B. Tujuan .......................................................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN ..................................................................................................................3

A. Pengertian Stilisitika ......................................................................................................3

B. Sejarah Stilistika...............................................................................................................4

C. Objek Kajian Dan Jenis Kajian Stilistika.........................................................................7

D. Manfaat Stilistika.............................................................................................................9

BAB

II PENUTUP..........................................................................................................................11

A. Kesimpulan ......................................................................................................................11

B. Saran..................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stilistika adalah sebuah ilmu gaya bahasa yang berfokus pada penjabaran gaya bahasa dan
merupakan kategori dari ilmu linguistik. Ulasan tentang ilmu gaya bahasa merupakan salah
satu dalam gaya bahasa lisan. Namun stilistika lebih berfokus pada ulasan gaya bahasa pada
sebuah karya sastra.

Dalam bahasa dan sastra, stilistika merupakan bagian dari ilmu sastra, lebih sempit lagi, ilmu
gaya bahasa dalam kaitannya dengan aspek-aspek keindahan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), gaya memiliki beberapa ciri, yaitu :

a) kekuatan, kesanggupan, gaya dalam pengertian denotatif, misalnya gaya pegas, gaya
lentur, gaya tarik bumi.

b) sikap, gerakan, seperti dalam tingkah laku, misalnya gaya tarik, gaya hidup.

c) irama, lagu, seperti dalam music, misalnya gaya musik Barat.

d) cara melakukan, seperti dalam olahraga, gaya renang, gaya dada.

e) ragam, cara, seperti dalam bangunan, seperti bagunan gaya Eropa.

f) cara yang khas, seperti pemakaian bahasa dalam karya sastra, misalnya gaya inversi.

Stilistika meneliti ciri khas penggunaan bahasa dalam wacana sastra, ciri-ciri yang
membedakan atau mempertentangkannya dengan wacana nonsastra, meneliti deviasi terhadap
tata bahasa sebagai sarana literer. Singkatnya, stilistika meneliti fungsi puitik suatu bahasa
Stilistika merupakan ilmu yang mengkaji penggunaan bahasa-bahasa yang bergaya dalam
karya satra. Dalam hal mengkaji bahasa-bahasa yang bergaya tersebut, terdapat berbagai
aspek yang dapat dikaji oleh stilistika, mulai dari intonasi, bunyi, kata, dan kalimat sehingga
lahirlah gaya intonasi, gaya bunyi, gaya kata, dan gaya kalimat.

Stilistika berkembang pada zaman pertengahan dengan dua konsep utama yang dikenal
dengan Form (bentuk) dan Content (Isi) dan terus berlanjut pada zaman selanjutnya dengan
aneka perubahan seperti pada masa Romanticism, style dilekatkan pada bentuk bahasa
tertulis, tidak pada bahasa lisan dan saat itu populer disebut stylos. Stilistika terus
berkembang pada abad-abad selanjutnya dengan aneka konsep baru yang dipengaruhi dan
dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti Ferdinand de Saussure, Charles Bally, hingga
Jakobson. Akan tetapi konsep stilistika ini masih terpaku pada bahasa tertulis dan kaidah
bahasa

iv
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan stilistika?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan stilistika?
3. Apa saja objek kajian stilisitika?
4. Apa saja manfaat dan fungsi stilistika?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian stilistika
2. Mengetahui sejarah dan perkembangan stilistika
3. Mengetahui apa saja objek kajian stilistika
4. Mengetahui manfaat dan fungsi stilistika

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Stilistika

Stilistika adalah sebuah ilmu gaya bahasa yang berfokus pada penjabaran gaya bahasa dan
merupakan kategori dari ilmu linguistik. Ulasan tentang ilmu gaya bahasa merupakan salah
satu dalam gaya bahasa lisan. Namun stilistika lebih berfokus pada ulasan gaya bahasa pada
sebuah karya sastra.

Stilistika adalah bagian linguistik yang menitikberatkan kepada variasi penggunaan bahasa
dan kadangkala memberikan perhatian kepada penggunaan bahasa yang kompleks dalam
karya sastra. Pengertian dari Stilistika, akan kita kutip dari beberapa pendapat, diantaranya :

Secara harfiyah, stlistika berasal dari bahasa Inggris: stylistics, yang berarti studi mengenai
style ‘gaya bahasa’ atau ‘bahasa bergaya’.

(Abrams, 1979: 165-167) menyatakan secara istilah, stilistika (stilistics) adalah ilmu yang
meneliti penggunaan bahasa dan gaya bahasa di dalam karya sastra.

Ratna (2007: 236) menyatakan, stilistika merupakan ilmu yang menyelidiki pemakaian
bahasa dalam karya sastra, dengan mempertimbangakan aspek-aspek keindahannya. Bagi
Simpson (2004: 2), stilistika adalah sebuah metode interpretasi tekstual karya sastra yang
dipandang memiliki keunggulan dalam pemberdayaan bahasa.

Leech dan Short (1984: 13) menyatakan bahwa stilistika adalah studi tentang wujud
performansi kebahasaan, khususnya yang terdapat dalam karya sastra.

Chapman (1977: 15), stilistika juga bertujuan untuk menentukan seberapa jauh dalam hal apa
bahasa yang digunakan dalam sastra memperlihatkan penyimpangan, dan bagaimana
pengarang menggunakan tanda-tanda linguistik untuk mencapai efek khusus.

Junus(1989: xvii), menyatakan hakikat stilistika adalah studi mengenai pemakaian bahasa
dalam karya sastra.

Kridalaksana (1988: 157), menyatakan stilistika (stilistics) adalah:

 ilmu yang menyelidiki bahasa yang dipergunakan dalam karya sastra; ilmu
interdisipliner antara linguistik dan kesusastraan.

 penerapan linguistik pada penelitian gaya bahasa.

Menurut Shipley, stilistika adalah ilmu tentang gaya (style), sedangkan style berasal dari kata
stilus (latin) yang semula berarti alat berujung runcing yang digunakan untuk menulis di atas
bidang berlapis lilin. Bagi mereka yang dapat menggunakan alat tersebut secara baik, disebut
sebagai praktisi gaya bahasa yang sukses, sebaliknya, bagi mereka yang tidak dapat

vi
menggunakan dengan baik, disebut praktisi gaya yang kasar atau gagal. Benda runcing
sebagai alat untuk menulis dapat diartikan bermacam-macam. Salah satu diantaranya adalah
menggores, melukai, menembus, menusuk bidang datar sebagai alat tulisan. Konotasi lain
adalah ”menggores” atau ”menusuk” perasaan pembaca, bahkan juga penulis sendiri
sehingga menimbulkan efek tertentu. Pada dasarnya, di sinilah makna kata stilistika sehingga
kemudian berarti gaya bahasa yang sekaligus berfungsi sebagai penggunaan bahasa yang
khas.

Stilistika mengkaji berbagai fenomena kebahasaan dengan menjelaskan berbagai keunikan


dan kekhasan pemakaian bahasa dalam karya sastra berdasarkan maksud pengarang dan
kesan pembaca. Dengan kata lain, stilistika merupakan studi tentang pemanfaatan bentuk dan
satuan kebahasaan dalam karya sastra sebagai media ekspresi sastrawan guna menciptakan
efek makkna tertentu dalam rangka mencapai efek estetika.

Sudjiman (1993: 3) menyebut bahwa sesungguhnya sumbangan linguistik dalam kritik sastra
ialah, misalnya, sorotan pada penggunaan bahasa dan gaya bahasa sebagai unsur yang
membangun karya sastra, pengunaan dialek dan register tertentu. Pengetahuan linguistik,
khususnya fonologi dan fonemik, sangat bermanfaat dalam pengkajian puisi, yaitu dalam
pautannya dengan metrik, penyusunan struktur segmen bunyi dalam hubungannya dengan
unit-unit bunyi pada bahasa tertentu, atau derap dengan irama. Adapun pengetahuan
linguistik yang termasuk di dalamnya fonologi, dan fonemik, dan juga syntax, lexico-
semantic, adalah merupakan point utama dalam analisis stilistika sastra pada awal
kemunculannya.

B. Sejarah Stilistika

Pada mulanya stilistika berasal dari Yunani Kuno sejak zaman Plato (427-317 SM) dan
Aristoteles (384-322 SM) yang saat itu lebih dikenal dengan kajian linguistik tentang proses
proaktif dalam kesusastraan. Tahun 1916 terbit sebuah kata hasil kerjasama sastrawan dan
bahasa berakhiran Formolisme Rusia dengan buku yang berjudul The Studi in Theory of
Puitics Language. Pada 1923, Roman Jakobsan menulis tentang puisi Ceko yang menerapkan
kriteria semantik modern dalam pengkajian struktur dan pola puisi. Pada 1957, Chomsky
membuka pandangan baru dalam linguistik dalam penerbitan bukunya Syntactic Structures.

Pada awalnya, sastrawan dan kritikus sastra memfungsikan manfaat pengkajian linguistik
terhadap karya sastra. Berbagai anggapan pengkajian demikian akan merusak keindahan seni
karya sastra itu. Semakin lama semakin disadari bahwa pendekatan linguistik merupakan
salah satu pendekatan yang dapat ditempuh untuk menemukan makna karya sastra. Analisis
stilistika berupaya mengganti subjektif dan impresionisme yang digunakan kritikus sastra
sebagai pedoman dalam mengkaji karya sastra dengan suatu pengkajian yang relatif lebih
obyektif dan ilmiah.

Pada 1973, terbit Stylistics, G.Tunner Harmsondworth, Penguin Books. Pada 1980, terbit
buku Linguistics: for Students of Literatur A Stylistics Introduction of the study of Literatur

vii
Pergamo Fustitut of English, Oxford of Michael Cumming dan Robert Simon pada 1985,
terbit Stylistics and Teaching of Literature. Di Malaysia, stilistika juga mengalami
perkembangan. Pada 1966,

Yunus telah banyak menulis makalah stilistika. Ia termasuk pakar stilistika, di samping
Mohammad Yusuf Hasan dan Shahran Ahmad, makalah Yunus telah dibukukan dengan judul
Dari Kata ke Ideologi: Fajar Bakti, Petalung Jaya 1985. Pada 1979, Mangantar Simanjuntak
juga mulai membahas stilistika. Makalahnya berjudul Aplikasi Linguistik dalam Pengkajian
dan Penulisan Karya Sastra. Ia menganalis teks sastra berdasarkan teori linguistik
Transformatif Generatif. Pada saat yang sama Mana Si Kana (Keris Emas), menulis makalah
Kaktus-Kaktus Kemasan Safe Pengandaan Stilistika.

Pada 1980, persatuan Linguistik Malaysia mengadakan seminar bahasa dan sastra. Pada
1982, makalahnya dibukukan dengan judul Stilistika Simposium Keindahan Bahasa yang
disunting oleh Prof. Farid Onn. Penyumbang makalah adalah Prof. Farid Onn, Dr. Nik Safiah
Karim, Awang Sariyah, Dr Mangantar Simanjuntak, Dr. Dahnil Adnani, Abdul Rahman
Napiah, Hashim Awang, Prof. Kamal Hasan, dan Lutfi Abas. Pada 1985, jurusan Linguistik,
jabatan pengkajian Melayu, Universiti Melayu telah mengadakan satu langkah yang
dinamakan Bengkel Stilistik. Dalam bengkel ini, beberapa makalah membahas aspek
stilistika atau gaya bahasa. Makalah-makalah telah diterbitkan dengan judul Stilistik:
Pendekatan dan Penerapan.

Pada 1989, Yunus menerbitkan bukunya berjudul Stilistik: Satu Pengantar yang diterbitkan
oleh Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementrian, Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur. Di
dalamnya dibahas tentang: (1) Berbagai pemahaman tentang gaya; (2) Gaya sebagai
Mekanisme Stilistik dan sebagai tanda. Buku ini merupakan hasil pergelutan selama 30 tahun
semenjak ia berkenalan dengan istilah stilistik. Sejak itu, ia selalu berdialog dengan persoalan
stilistika.

Di Indonesia, stilistika juga mengalami sejarah dan perkembangan. Pada tahun 1956, Slamet
Mulyana menerbitkan buku Peristiwa Bahasa dan Peristiwa Budaya, penerbit Ganaco,
Bandung. Buku ini berisi sekalar pemandangan tentang Poesi juga biasa disebut Puitika.
Pandangan Puitika tidak terlepas dari persoalan poetika pada hakikatnya adalah persoalan
filsafat. Dengan demikian, peristiwa sastra dihubungkan dengan peristiwa Bahasa Indonesia.
Hal ini ada hubungannya dengan pengajaran bahasa. Kekurangan penyelidikan bahasa dan
sastra Indonesia terasa sekali oleh pengajar di sekolah, yaitu sifat pembelajaran tidak lagi
merupakan perluasan, tetapi pendalaman. Bahasa Indonesia merupakan salah satu fenomena
yang berhubungan adat dengan manusia Indonesia. Slamat Mulyana mendefinisikan stilistika
adalah pengetahuan tentang kata yang berjiwa.

Istilah stilistika kemudian dikembangkan oleh Jassin. Ia menguraikan bahwa ilmu bahasa
yang menyelidiki gaya bahasa disebut stilistika atau ilmu gaya biasa orang menyebut gaya

viii
bahasa apa yang disebut Stijl dalam bahasa Belanda, Style dalam bahasa Ingggris dan
Perancis, Stil dalam bahasa Jerman. Jassin selanjutnya mengemukakan bahwa kata gaya
bahasa bermakna cara menggunakan bahasa. Di dalamnya tercakup gaya bercerita. Biasanya
orang jika berbicara tentang stil seseorang pengarang yang dimaksud bukan saja gayanya
dalam mempergunakan bahasa, melainkan juga gayanya bercerita. Seorang stilistikus atau
ahli gaya bahasa menjawab pertanyaan mengapa seorang pembicara atau pengarang
menyatakan pikiran dan perasaan seperti yang dilakukan dan tidak dalam bentuk lain, atau
bagaimana keharmonisan gabungan isi dan bentuk.

Pada 1982, Sudjiman membuat Diktat Mata Kuliah Stilistika, Program S1. Universitas
Indonesia. Kemudian Ia menerbitkan buku Bunga Rampai Stilistika. Grafiti, Jakarta 1993.
Istilah stilistika sejak 1980-an ini mulai dikenal di dunia Pengetahuan Tinggi sebab telah
menjadi satu disiplin ilmu. Hal ini dilatarbelakangi oleh kenyataan selama ini bahwa dalam
usaha memahami karya sastra para kritikus sastra menggunakan pendekatan intrinsik dan
ekstrisik, bahkan ada yang menggunakan beberapa pendekatan sekaligus. Semua itu ada
hukum untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang alasan pengarang menciptakan
karya tertulis, gagasan yang hendak disampaikan ataupun hal-hal yang mempengaruhi cara
penyampaiannya semua itu dilakukan untuk merebut makna yang terkandung dalam karya
sastra serta menikmati keindahannya. Karena medium yang digunakan oleh pengarang adalah
bahasa, pengantar bahasa pasti akan mengungkapkan hal-hal yang membantu kita
menafsirkan makna suatu karya sastra atau bagian-bagiannya untuk selanjutnya memahami
dan menikmatinya. Pengkajian ini disebut pengkajian stilistika. Dalam pengkajian ini tampak
relevansi linguistik atau ilmu bahasa terhadap studi sastra. Dengan stilistika, dapat dijelaskan
interaksi yang rumit antara bentuk dan makna yang sering luput dari perhatian dan
pengamatan para kritikus sastra.

Pada tahun 1986, Natawidjaja menerbitkan buku Apresiasi Stilistika, Intermasa, Yogyakarta.
Dalam buku ini diuraikan penggunaan bahasa suatu karya sastra melalui aspek bahasa,
misalnya peribahasa, ungkapan, dan gaya bahasa dalam karya sastra. Buku ini sangat
bermanfaat bagi siswa SMA dan mahasiswa yang ingin meningkatkan pemahaman mengenai
stilistika bahasa Indonesia. Di Universitas Gadjah Mada, penelitian skripsi sarjana juga
membahas masalah stilistika. Hal ini sudah dilaksanakan sejak 1958 sampai dengan sekarang
ini, misalnya Budi S telah membuat skripsi tentang ”Bahasa Danarto dalam Godlob: Kajian
Stilistika Cerpen-cerpen Danarto”, 1990. Ia memberi penekanan analisis terhadap kosakata,
majas (bahasa kiasan), sarana retorika, struktur sintesis, interaksi bahasa dan humor dari
mantra (Puleh, 1994:X). Pada 1993, Lukman Hakim membahas stilistika judul makalahnya
”Tinjauan Stilistika terhadap Robohnya Surau Kami”, (AA. Navis). Ia membahas cerita
pendek ini dari sisi gaya bahasa/stil, pengarangnya terutama yang berhubungan dengan (1)
struktur kalimat yang dihubungkan dengan gaya bercerita; dan (2) pemilihan leksikal yang
dikaitkan dengan pemakaian majas (Depdikbud, 1993:28-38, Bahasa dan Sastra, X.4).

ix
Pada 1995, Aminuddin menerbitkan bukunya Stilistika Pengantar Memahami Bahasa dalam
Karya Sastra, IKIP Semarang Press, Semarang. Kajian stilistika dalam buku ini terdiri dari
enam bab. Bab 1 mengenai Pengertian Gaya dalam Perspektif Kesejarahan; Bab 2 mengenai
Studi Stilistika dalam Konteks Kajian Sastra; Bab 3 Bentuk Ekspresi sebagai Pangkal Kajian
Stilistika; Bab 4 Aspek Bunyi dalam Teks Sastra; Bab 5 Bentuk Simbolik dalam Karya
Sastra; dan Bab 6 Bentuk Bahasa Kias dalam Karya Sastra. Pada 2003, Tirto Suwondo
membahas cerpen dengan pandangan stilistika, judul makalahnya ”Cerpen Dinding Waktu,
karya Danarto, Studi Stilistika” dimuat dalam bukunya Studi Sastra Beberapa Alternatif,
Hanindita, Yogyakarta, 2003. Suwondo berkesimpulan bahwa cerpen dinding waktu karya
Danarto kaya akan gaya bahasa, baik gaya bahasa berdasarkan struktur kata dan kalimat
maupun berdasarkan langsung atau tidaknya makna. Dengan demikian, hingga saat sekarang
ini, stilistika sudah berkembang dengan pesat.

C. Objek Kajian Stilistika

Stilistika merupakan ilmu yang mengkaji penggunaan bahasa-bahasa yang bergaya dalam
karya satra. Dalam hal mengkaji bahasa-bahasa yang bergaya tersebut, terdapat berbagai
aspek yang dapat dikaji oleh stilistika, mulai dari intonasi, bunyi, kata, dan kalimat sehingga
lahirlah gaya intonasi, gaya bunyi, gaya kata, dan gaya kalimat.

Ranah penelitian stilistika biasanya dibatasi pada teks tertentu. Pengkajian stilistika adalah
meneliti gaya sebuah teks sastra secara rinci dengan sistematis memperhatikan preferensi
penggunaan kata, struktur bahasa, mengamati antarhubungan pilihan kata untuk
mengidentifikasikan ciri-ciri stilistika (stilistic features) yang membedakan pengarang
(sastrawan) karya, tradisi, atau periode lainnya. Ciri ini dapat bersifat fonologi (pola bunyi
bahasa, mantra dan rima), sintaksis (tipe struktur kalimat), leksikal (diksi, frekuensi
penggunaan kelas kata tertentu) atau retoris (majas dan citraan). Apresiasi stilistika
merupakan usaha memahami, menghayati, dan mengaplikasi gaya agar melahirkan efek
artistik. Efek-efek tersebut akan tampak pada ekspresi individual pengarang. Adapun objek
kajian stilistika yaitu peribahasa, ungkapan, aspek kalimat, gaya bahasa, plastik bahasa, dan
kalimat asosiatif (Natawidjaya, 1986:5).

Stilistika dalam sejarahnya mulai bersumber semenjak zaman Yunani kuno yang dikenal
dengan tiga konsep utama nilai bahasa sastra yaitu Rhetoric, Poetics, dan Dialectics dengan
salah satu karya yang dijadikan gambaran mencolok dari salah satu di antara ketiga unsur ini
adalah karya Aristoteles (384 – 322 S.M) yang berjudul Poetics. Tiga unsur bahasa dalam
karya sastra itu lah yang kemudian menjadi awal kelahiran kritik sastra. Sekitar 300 tahun
kemudian di Roma dua style yang berbeda dikemukakan oleh Caesar dan Cicero sebagai
perkembangan awal stilistika.

Stilistika berkembang pada zaman pertengahan dengan dua konsep utama yang dikenal
dengan Form (bentuk) dan Content (Isi) dan terus berlanjut pada zaman selanjutnya dengan
aneka perubahan seperti pada masa Romanticism, style dilekatkan pada bentuk bahasa

x
tertulis, tidak pada bahasa lisan dan saat itu populer disebut stylos. Stilistika terus
berkembang pada abad-abad selanjutnya dengan aneka konsep baru yang dipengaruhi dan
dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti Ferdinand de Saussure, Charles Bally, hingga
Jakobson. Akan tetapi konsep stilistika ini masih terpaku pada bahasa tertulis dan kaidah
bahasa.

Menurut Abrams (1981: 192), stilistika kesusastraan merupakan metode analisis karya sastra.
Stilistika dimaksudkan untuk menggantikan kritik sastra yang subjektif dan impresif dengan
analisis style teks kesastraan yang lebih bersifat objektif dan ilmiah.

Fitur stilistika (stylistic features) adalah fonologi, sintaksis, leksikal, dan retorika (rhetorical)
yang meliputi karaktertistik penggunaan bahasa figuratif, pencitraan, dan sebagainya. Leech
& Short (1984: 75-80) berpendapat bahwa unsur stilistika (stylistic categories) meliputi unsur
leksikal, gramatikal, figure of speech serta kontak dan kohesi.

Menurut Keraf (1991: 112), gaya bahasa meliputi semua hierarki kebahasaan, yakni pilihan
kata (diksi), frase, klausa dan kalimat, serta wacana. Pradopo (2004: 9-14) mengatakan unsur-
unsur gaya bahasa itu meliputi intonasi, bunyi, kata, kalimat, dan wacana.

Junus (1989: 8) mengatakan bahwa bidang kajian stilistika meliputi bunyi bahasa, kata, dan
struktur kalimat. Sudjiman (1995: 12) mengartikan style sebagai gaya bahasa dan gaya
bahasa itu sendiri mencakup diksi, struktur kalimat, majas, citraan, pola rima serta matra
yang digunakan seorang pengarang yang terdapat dalam sebuah karya sastra.

Sayuti (2000: 174) menjelaskan bahwa unsur-unsur yang membangun gaya bahasa seorang
pengarang dalam karya sastranya pada dasarnya meliputi diksi, citraan, dan sintaksis.
Aminuddin (1995: 44) menjelaskan bahwa bidang kajian stilistika dapat meliputi kata-kata,
tanda baca, gambar serta bentuk tanda lain yang dapat dianalogikan sebaga ikata-kata.

Merujuk pendapat para pakar di atas terutama Abrams, Leech & Short, Pradopo, Sayuti, dan
Keraf, kajian stilistika karya sastra dapat dilakukan dengan mengkaji bentuk dan tanda-tanda
linguistik yang digunakan dalam struktur lahir karya sastra sebagai media ekspresi pengarang
dalam mengemukakan gagasannya.

Unsur-unsur stilistika sebagai tanda-tanda linguistik itu dapat berupa:

1. Fonem (phonem), pemanfaatan bunyi-bunyi tertentu sehingga menimbulkan


orkestrasi bunyi yang indah. 
2. Leksikal atau diksi (diction)
3. Kalimat atau bentuk sintaksis
4. Wacana (discourse)
5. Bahasa figuratif (figurative language atau figure of speech) yakni bahasa kias
6. Citraan (imagery) meliputi citraan visual, audio, perabaan, penciuman, gerak,
pencecapan, dan intelektual.

xi
Untuk dapat mengungkapkan gagasan atau makna yang ingin dikemukakan sastrawan
melalui karya sastranya, kajian stilistika karya sastra dilakukan dengan menganalisis tiga
aspek.

1. Analisis terhadap latar belakang pemanfaatan bentuk-bentuk dan satuan kebahasaan


tertentu sebagai wujud stilistika karya sastra. 
2. Analisis terhadap fungsi pemanfaatan satuan dan bentuk-bentuk kebahasaan tertentu
oleh sastrawan dalam karya sastranya.
3. Analisis terhadap tujuan pemanfaatan bentuk atau satuan lingual tertentu dalam karya
sastra.

Jenis Kajian Stilistika

Kajian stilistika meliputi dua jenis yakni stilistika genetis dan stilistika deskriptif (Hartoko
dan Rahmanto, 1986: 138). Stilistika genetis adalah pengkajian stilistika individual sastrawan
berupa penguraian ciri-ciri gaya bahasa yang terdapat dalam salah satu karya sastranya atau
keseluruhan karya sastranya, baik prosa maupun puisinya. Stilistika diskriptif adalah
pengkajian gaya bahasa sekelompok sastrawan atau sebuah angkatan sastra, baik ciri-
ciri gaya Bahasa prosa maupun puisinya.

Dalam kajian stilistika karya sastra terdapat dua macam pendekatan yaitu, (1) dimulai dengan
analisis sistematis mengenai system linguistik karya sastra, dilanjutkan dengan interpretasi
tentang ciri-ciri tujuan estetik karya tersebut sebagai makna total, (2) mempelajari sejumlah
ciri khas yang membedakan sistem satu dengan yang lain, dengan
menggunakan metode pengontrasan.

D. Manfaat Dan Fungsi Stilistika

Sementara itu, stilistika memiliki tiga manfaat sebagai berikut :

(1) Stilistika membantu pembaca membuktikan ciri-ciri keindahan bahasa yang universal dari
segi bahasa karya sastra.

(2) Stilistika menerangkan secara baik keindahan sastra dengan menunjukkan keselarasan
penggunaan ciri-ciri keindahan bahasa dalam sastra.

(3) Stilistika dapat membimbing pembaca menikmati karya sastra dengan baik dan
membedakan bahasa yang digunakan dalam satu karya sastra dengan karya sastra yang lain.

Stilistika memiliki lima fungsi sebagai berikut :

xii
1) Mendapatkan atau membuktikan ciri-ciri keindahan bahasa yang universal dari segi
bahasa dalam karya sastra lebih.

2) Menerangkan keindahan karya sastra dengan menunjukkan keselarasan penggunaan


ciri-ciri keindahan bahasa dalam karya sastra.

3) Membimbing pembaca menikmati karya sastra dengan baik.

4) Membimbing sastrawan dalam memperbaiki atau meninggikan mutu karya sastranya.

5) Kemampuan membedakan bahasa yang digunakan dalam satu karya sastra dengan
karya sastra yang lain.

xiii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengertian stilistika di atas maka dapat disimpulkan bahwa stilistika


adalah cabang linguistik yang mempelajari tentang gaya bahasa. Penggunaan gaya bahasa
menimbulkan efek tertentu yang berkaitan dengan aspek-aspek keindahan yang merupakan
ciri khas pengarang untuk mencapai suatu tujuan yaitu mengungkapkan pikiran, jiwa, dan
kepribadiaannya.

Stilistika adalah sebuah ilmu gaya bahasa yang berfokus pada penjabaran gaya bahasa dan
merupakan kategori dari ilmu linguistik. Ulasan tentang ilmu gaya bahasa merupakan salah
satu dalam gaya bahasa lisan. Namun stilistika lebih berfokus pada ulasan gaya bahasa pada
sebuah karya sastra.

Fitur stilistika (stylistic features) adalah fonologi, sintaksis, leksikal, dan retorika (rhetorical)
yang meliputi karaktertistik penggunaan bahasa figuratif, pencitraan, dan sebagainya. Leech
& Short (1984: 75-80) berpendapat bahwa unsur stilistika (stylistic categories) meliputi unsur
leksikal, gramatikal, figure of speech serta kontak dan kohesi.

Stilistika dalam sejarahnya mulai bersumber semenjak zaman Yunani kuno yang dikenal
dengan tiga konsep utama nilai bahasa sastra yaitu Rhetoric, Poetics, dan Dialectics dengan
salah satu karya yang dijadikan gambaran mencolok dari salah satu di antara ketiga unsur ini
adalah karya Aristoteles (384 – 322 S.M) yang berjudul Poetics. Tiga unsur bahasa dalam
karya sastra itu lah yang kemudian menjadi awal kelahiran kritik sastra. Sekitar 300 tahun
kemudian di Roma dua style yang berbeda dikemukakan oleh Caesar dan Cicero sebagai
perkembangan awal stilistika.

B. Saran

Demikian makalah ini kami susun, yang mana tentunya tak lepas dari kekurangan baik dalam
penyusunan maupun penyajian. Demikianlah pembahasan tentang Konsep Stilistika, Kami
merasa bahwa pembahasan ini masih jauh dari kata sempurna. Sangat diharapkan saran dan
kritikan yang membangun. Terima kasih. Karena kami pun menyadari tak ada gading yang
tak retak. Untuk itu kritik dan saran pembaca sekalian sangat kami harapkan demi perbaikan
dan evaluasi dari apa yang kami usahakan. Harapan kami semoga bermanfaat. Amin

xiv
xv
DAFTAR PUSTAKA

Imron, Ali. 2009 . Stilistika, Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Solo:
Cakra Books.

Ogunsiji, Ayo. 2012. Literary Stylistics. National Open Unversity of Nigeria. Victoria
Island.15

Pradopo, Rachmat Joko, 1996. Diktat Stilistika.

Missikova, Gabriela. 2003. Linguistic Stylistic. Nitra. Filozofická Fakulta Univerzita


Konštantína Filozofa.

Simpson, Paul. 2004. Stylistics, A Resource Book for Students. London. Routledge.

Saito, Yosliifuini. I997. Style and creativity: Towards a theory of creative stylistics.
Nottingham. University of Nottingham.

Nitra. Filozofická Fakulta Univerzita Konštantína Filozofa. 25-26.

Ogunsiji, Ayo. 2012. Literary Stylistics. National Open Unversity of Nigeria. Victoria Island.
14

Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra, Pengantar Teori Sastra. Jakarta Pusat: Dunia Pustaka
Jaya.

Sudjiman, Panuti. 1993. Bunga Rampai Stilistika. PT Pustaka Utama Grafiti. Jakarta.

Aminuddin. 1995. Stilistika: Pengantar Memahami Bahasa dalam Karya Sastra. Semarang:
IKIP Semarang Press.

Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Padang: Citra Budaya Indonesia.

Junus, Umar. 1989. Stilistik: Suatu Pengantar. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka
Kementerian Pendidikan Malaysia.

Natawidjaja, P. Suparman. 1986. Apresiasi Stilistika. Jakarta: Intermasa.

Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Semi, M. Atar. 2008. Stilistika Sastra. Padang: UNP Press.

xvi

Anda mungkin juga menyukai