Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH ILMU USLUB

TOKOH ILMU USLUB DAN SEJARAH STILISTIKA BARAT

DAN ILMU NAHWU

Disusun Oleh: Kelompok III

Dedi Susanto (2143005)

Ulul Azmi

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN


TAHUN AKADEMIK 2022/2023

KATA PENGANTAR

.Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Marilah kita senantiasa mengucapkan rasa syukur kita kehadirat Allah SWT, , yang
mana telah memberikan rahmat, hidayah, serta Taufik nya, sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah ini, yang berjudul ‘’Sejarah Ilmu Uslub , Para Tokohnya, Dan
Stilistika Barat “

Shalawat serta salam, semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Agung Nabi
Muhammad SAW. Semoga kita bisa berkumpul dan mendapat kan syafaat dari Beliau di
yaumul akhir, amin

Penulis ucapkan terimakasih, kepada Bapak Budi Ilham M.Hum khususnya yang telah
membimbing kami dalam pembuatan makalah, dan kepada semua teman-teman saya pada
umumnya, yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Jaza kumulloh khoiro jaza.

Di akhir kata pengatar ini, penulis mengharapkan kepada para pembaca sekalian, agar
memberikan kritik dan saran yang mampu meningkatkan kualitas makalah-makalah yang
akan tercetak pada waktu yang akan datang.

Sekian,

Wassalamu’ailikum, warahmatullahi wabarakatuh

Anjani ,19 November 2022

Kelompok III
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ..............................................................................3


B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................3
C. TUJUAN....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. SEJARAH ILMU USLUB............................................................................4


B. TOKOH ILMU USLUB...............................................................................5
C. SEJARAH SLISTIKA BARAT...................................................................6
D. ILMU NAHWU ...........................................................................................7

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN............................................................................................10
B. SARAN DAN KRITIK................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................11


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi dan pendukung dalam Pergaulan manusia dalam
sehari-hari baik antara individu dengan individu masyarakat, maupun dengan bangsa
tertentu,adapun bahasa Arab merupakan bahasa yang istimewa di dunia ini, Seperti yang kita
ketahui, bahwasanya bahasa Arab tidak hanya merupakan, bahasa peradaban, melainkan juga
sebagai bahasa persatuan umat Islam di Dunia. Bahasa Arab adalah selain merupakan bahasa
al-Qur‟an (firman Allah atau kitab pedoman umat Islam) yang memiliki uslub yang bermutu,
Juga memiliki sastra yang sangat menakjubkan bagi manusia dan manusia tidak mampu
untuk menandinginya.

Bahwa bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga merupakan bahasa
Islam, Bahasa-bahasa lain termasuk bahasa Indonesia, tidak dapat Diandalkan untuk memberi
kepastian arti yang tersurat dan tersirat yang Terkandung dalam al-Qur‟an, karena al-Qur‟an
diturunkan dalam bahasaArab, maka kaidah-kaidah yang diperlukan dalam memahami al-
Qur‟an, Bersendia atas kaidah-kaidah bahasa Arab dan memahami uslub-uslubnya,
Merupakan asas untuk memahami rahasia-rahasianya.

B.Rumusan Masalah

a. Bagaimana Sejarah Ilmu Uslub ?


b. Siapa saja tokoh tokoh dalam Ilmu Uslub ?
c. Bagaimana Sejarah Stilistika Barat ?
d. Apa Definisi Ilmu Nahwu ?

C . Tujuan Masalah

a. Untuk mengetahui bagaimana sejarah ilmu uslub


b. Untuk mengetahui siapa saja tokoh ilmu uslub
c. Untuk mengetahui sejarah stilistika barat
d. Untuk mengetahui definisi ilmu nahwu

BAB II

PEMBAHASAN

A . Sejarah Ilmu Uslub

Bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan brdasarkan kebutuhan


seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk
berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam
lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial, maka
dalam fungsi-fungsi ini, seseorang akan mengungkapkan bahasa trsebut dengan cara-cara
dan gaya yang berbeda. Dan dipengaruhi banyak hal diantaranya perkembangan teknologi
dan budaya.ada orang yang mengatakan bahwa bahasa adalah budaya. Dan setiap bangsa,
suku, ras dan kelompok memiliki budaya yang berbeda-beda. Ini berarti mereka
mempunyai satu bentuk bahasa yang berbeda antara satu dengan yang lainnya meskipun
meskipun secara substansi sama. Hal ini disebabkan karena setiap individu memiliki cara
yang brbeda-beda dalam mengungkapkan maksud dan tujuan yang hendak disampaikan
melalui bahasa. Dalam ilmu bahasa hal ini dinamakan gaya bahasa (uslub).da istilah lain
yang mengiringi istilah uslub yaitu Uslubiyyah, menurut sejarahnya, istilah Uslub (Le
Style) dipakai sejak abad ke-15, dan pada masa itu Istilah Uslubiyah (Stylistique) belum
ada, kecuali pada prmulaan abad ke-20 sebagiamana ditunjukkan oleh kamus sejarah
dalam bahasa Peancis misalnya, artinya pada abad ke-15 sampai abad ke-19 hanya ada
istilah Uslub saja. Dan itu dimaksudkan sebagai aruran dan kaidah umum, sebagaimana
Uslub al-Ma’isyah, al-Uslub al-Musyiqy, atau al-Uslub al-Klasiky yang menjelaskan
tentang pakaian dan perangkat Dan al-Uslub al-Balaghy untuk setiap penulis. Adapun
pada abad ke-20 istilah ini terus berlanjut dan muncul istilah baru, yaitu al-Uslubiyyah
yang membahas tentang lapangan penkajian sastra, mekipun sebagian pengkaji seperti
Goerge Mounin memperluas pada artistik yang indah secara umum, dan ilmu ini tumbuh
subur dalam dua tradisi, yaitu tradisi Barat dan Arab.Tradisi Barat kajian stilistika
dipelopori Charless Bally (1865-1947) dengan teori stiilistika descriptive ekspresive-nya.
Ia adalah murid Ferdinand de Saussure (1855-1913) yang dikenal sebagai peletak
linguistik modern, sedangkan Chaless Bally sendiri dikenal sebagai peletak stilistika
modern, dalam tradisi Arab stilistika mengalami perkembangan. Berawal ada masa, pra-
Islam dengan dikenalnya karya-karya puisi bernilai tinggi yang mereka gelar Uslub Pasar
‘Ukaz ataupun di sekitar Ka’bah.

B .Tokoh tokoh Ilmu Uslub

Adapun Tokoh-tokoh ilmu uslub adalah :

1.Ibnu Qutaibah (w. 267 H)

Hadir dalam bukunya _Ta’wil musykil Al-Qur’an_menurutnya, banyaknya gaya bahasa


yang tergantung pada banyaknya situasi, medan makna dan kemampuan pribadi untuk
menyusun tuturan kata yang bagus.

2.Al-khattabi (Abad ke -4 H)

Dalam bukunya Bayan I’jaz Al-Qur’an menjelaskan bahwa perubahan gaya bahasa
disebabkan oleh perubahan tujuan, ketika sebuah tujuan itu berubah, maka berubah pula gaya
pengungkapanya, Demikian pula perubahan gaya bahasa mengikuti perubahan metode atau
cara yang ditempuh penuturannya.

3.Al-Naqillani (paruh kedua abad ke-4 H)

Berkiblat dari pembahasan mengenai Al-Qur’an, ia pun membahas tentang gaya bahasa,
menurutnya gaya bahasa sangat berhubungan dengan penuturannya, Karna Tuturannya itu
dapat memberikan gambaran tentang tujuan-tujuan yang ada pada diri yang menuturkan kata
tersebut, Dengan demikian gaya bahasa menurut Al-Baqillani berfungsi sebagai
pengungkapan tujuan-tujuan ada apa yang dituturkan.

4.Goerge Mounin ( abad 20)

C .Sejarah Stilistika Barat

Sastra menggunakan bahasa sebagia salah satu medianya. Banyak bentuk sastra yang
menggunakan lagu, lukisan dan tersebar hingga saat ini adalah sastra bahas dan tulisan. Hasil
sebuah karya akan bagus tergantungsi pengemasnya seniman tersebut.Karya dalam sastra
bukan hanya kumpulan ungkapan-ungkapan kata atau tulisan, melainkan juga hasil
pemikiran, media menyampaikan perasaan dalam nasionalisme, seni, tingkah laku dan misi
kemanusiaan.

Perkembangan stilistika di Barat dimulai pada zaman Aristotels (384-322 SM),


dilanjutkan pada zaman Romawi (300-204 SM), Abad Pertengahan (V-XV), dan era
Renaissancew (XV-XVIII). Ketiga zaman ini dikelompokkan penulis pada zaman klasik
yaitu zaman pra De Saussures, yaitu zaman stilistika masih belum memiliki aliran modern.

1.Asal Mula Stilistika dizaman Klasik (pra De Sussures)

Sejarah Stilistika di barat mulai dari zaman yunani kuno yang dikenal 3 konsep utama
yaitu Rhetorik, Poetic dan Dialektic. Karya yang diteliti saat itu adalah karya Aristotels (384-
322) SM yaitu Poetics. Perkembangan Stilistika di zaman Yunani dimulai dengan uraian
cara-cara membuat pidato dan diakhiri dengan diskusi mengenai Style (gaya bahasa), Masa
selanjutnya yaitu perkembangan Stilistika pada masa Romawi (300-204 SM). Perkembangan
Stilistika di mulai dengan (Eluctio/ lexis atau style: pengungkapan atau penyajian gagasan
dalam bahasa yang sesuai . Eluctio banyak didapatkan dalam buku-buku pegangan rhetorica.
Pada masa ini Caesar dan Cicaro sastrawan Romawi menemukan 2 style yang berbeda
sebagai perkembangan awal Stilistika.

2.Perkembangan Stilistika Pada Masa Tokoh Aliran Modern

Teori Stilistika pada perkembangan selanjutnya fokusnya pada language dan parola
menurut De Saussure. Sedangkan Jacobson memandang Stilistika menjadi 4 elemen yaitu
addres, context code, contac message, addresseez. Dan tahapan demi tahapan Stilistika tidak
lagi mengkaji nilai pesan (estetika) tapi juga kepada penyimpangan makna kata (deviasi).
Deviasi sendiri dapat disebabkan oleh banyak faktor mulai dari faktor manusiannya
(penulisnya), budaya dan lingkungan tempat ia berada.

Pada abad ke-19 dan ke-20 kritik sastra mengalami pemisahan antara kritikus.. Beberapa
kritikus menganggap sastra yaitu hubungan sastrawan dengan karyanya. Mereka menganggap
karya sastra adalah pengekspresian objek atau keseluruhan kehidupannya. Dengan pemikiran
ini muncullah biografi sastrawan. Dan pandangan kritikus lainnya yaitu sastra dari aspek
kejiwaan sasatrawannya. Dari perspektif ini muncullah psikologi sastra. Kritikus lainnya
memandang sastra dari kaitannya dengan msyarakat dan muncullah sosiologi sastra. Juga
macam-macam pandangan kritikus sastra lainnya, seperti nasionalisme, politik, teologi,
filsafat dan lain-lain.

D.Definisi Ilmu Nahwu

Secara bahasa ,Kata al-nahwu (‫ )النَّحْ ُو‬merupakan bentuk maṣdar dari naḥā (‫ )نحا‬yang memiliki
beberapa makna.

1. Bermakna ‫ألقَصْ ُد‬ (menyengaja)

2. Bermakna ُ‫ْال ِجهَة‬ ِ ‫نَ َحوْ ةُ نَحْ َو ْالبَ ْى‬


(arah), Contoh : ‫ت‬ Saya menyengaja ke arah
rumah.

3. Bermakna ‫اَ ْل ِم ْث ُل‬ (seperti), Contoh : ‫زَ ْى ٌد نَحْ ُو َع ْم ٍرو‬ Zaid seperti umar.

4. Bermakna ‫اَ ْل ِم ْقدَا ُر‬ ٍ ‫ِع ْن ِدى نَحْ ُو ْال‬


(kira-kira), Contoh : ‫ف‬ Saya memiliki kira-kira
seribu.

5. Bermakna ‫اَ ْلقِ ْس ُم‬ (bagian), Contoh : ‫هَ َذا َعلَى َخ ْم َس ِة ا ْن َحا ِء‬ Perkara ini adalah
lima bagian.

6. Bermakna ُ‫اَ ْلبَ ْغض‬ ُ ‫ ا َك ْل‬Saya telah memakan


(sebagian), Contoh : ‫ت نَحْ َو ال َّس َم َك ِة‬
sebagian ikan.

Yang paling banyak dari enam makna di atas adalah maknah yang pertama.

Secara Istilah Nahwu menurut istilah diucapkan pada dua hal :

a. Diucapkan untuk istilah fan ilmu nahwu yang mencakup ilmu nahwu shorof atau juga
disebut ilmu bahasa arab, yang devinisinya adalah :

َ ‫ت ْال َع َربِيَ ِة َحا َل اِ ْف َر ِدهَا َو َح‬


‫ال تَرْ ِكبِهَا‬ ِ ‫ب يُع َْرفُ بِهَا اَحْ َكا ُم ْال َكلِ َما‬
ِ ‫ِع ْل ٌم بِاُصُوْ ِل ُم ْستَ ْمبَطَ ٍة ِمن َكالَ ِم ْال َع َر‬

Ilmu tentang Qoidah-qoidah (pokok-pokok) yang diambil dari kalam arab, untuk mengetahui
hukum (Hukumnya Kalimat) kalimat arab yangtidak disusun (sepwrti panggilan, idghom,
membuang dan mengganti huruf) dan keadaan kalimat ketika ditarkib (seperti I’robdan
mabni).

b . Istilah nahwu untuk fan ilmu yang menjadi perbandingan dari ilmu shorof, yang
definisinya adalah :
‫اخ ِر ْال َكلِ ِم إ ْع َرابًا َوبِنَا ٌء‬ ِ ‫ِع ْل ٌم بِاُصُوْ ٍل ُم ْستَ ْنطَ ِة ِم ْن قَ َوا ِع ِد ْال َع َر‬
ِ ‫ب يُ ْع َرفُ بِهَا اَحْ َوا ُل َآ َو‬

Ilmu tentang pokok-pokok yang diambil dari qoidah-qoidah arab, untuk mengetahui keadaan
akhirnya kalimat dari segi I’rob dan mabni. Dari dua definisi diatas, yang dikehendaki adalah
definisi yang pertama, karena nahwu tidak hanya menjelaskan keadaan akhirnya kalimah dari
segi I’rob dan mabninya tetapi menjelaskan keadaan kalimat ketika tidak ditarkib, yang
berupa I’lal, idhom, pembuangan dan pergantian huruf, dan lain-lain

C istilah nahwu menurut pakar nahwu

‫ِع ْل ٌم بُِأصُوْ ٍل تُع َرفُ بِهَا َأحْ َوا ُل َأ َوا ِخ ِر ْال َكلِ ِم ِإ ْع َرابًا َوبِنَا ًء‬

“Ilmu tentang prinsip-prinsip yang menjelaskan keadaan atau status harakat akhir kata, dari
segi i’rāb dan binā’.”

A.Ruang Lingkup Ilmu Nahwu

1.Sebab-sebab yang Mendorong Disusunnya Ilmu Nahwu

Bangsa Arab pada awalnya merupakan bangsa yang memiliki keahlian dalam
menggunakan dua bahasa sekaligus, yakni bahasa fasih dan bahasa dialek. Saat sedang
bersantai dengan keluarga misalnya, mereka menggunakan bahasa dialek. Namun apabila
pada saat yang lain mereka harus menggunakan bahasa fasih, mereka pun sanggup
melakukannya secara sempurna. Al-Qur’an dan sabda Nabi juga disampaikan dalam bahasa
Arab yang fasih.

Namun seiring dengan berjalannya zaman, Islam pun datang dan menyebar ke seluruh
penjuru Arab. Dengan banyaknya orang-orang dari berbagai penjuru yang tertarik untuk
memeluk agama Islam, ditambah meluasnya wilayah kekuasaan Islam melalui penaklukan-
penaklukan yang dilakukan pada masa Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan khalifah-
khalifah setelahnya, terjadilah pergumulan antara bangsa Arab dengan ‘ajami (baca: non
Arab).

Kondisi demikian mulai menyebabkan banyak terjadi laḥn, baik itu dari kalangan bangsa
Arab sendiri maupun non Arab. Kondisi ini semakin parah dengan banyaknya penggunaan
diksi yang tidak tepat dengan konteks pembicaraan aslinya. Selain itu, banyak juga terjadi
kesalahan dalam membaca harakat akhir kata.
Banyaknya kesalahan, terutama dalam mengucapkan ayat-ayat Al-Qur’an, telah
mendorong sebagian orang yang mahir berbahasa untuk menyusun kaidah-kaidah bahasa,
yang pada kemudian hari dikenal sebagi ilmu nahwu.

2. Tujuan disusunnya ilmu nahwu

Tujuan utama penyusunan ilmu nahwu ialah agar bahasa Arab yang fasih tetap terjaga
sehingga Al-Qur’an dan hadits Nabi juga terjaga dari kesalahan. Di sisi lain, ilmu nahwu juga
bisa dipakai sebagai sarana untuk mengungkap keajaiban bahasa Al-Qur’an.

BAB III

PENUTUP

A.kesimpulan

Bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang,


yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai
alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi
tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial ,

Adapun Tokoh-tokoh ilmu uslub adalah :


1.Ibnu Qutaibah (w. 267 H)

2.Al-khattabi (Abad ke -4 H)

3.Al-Naqillani (paruh kedua abad ke-4 H)

Sastra menggunakan bahasa sebagia salah satu medianya. Banyak bentuk sastra yang
menggunakan lagu, lukisan dan tersebar hingga saat ini adalah sastra bahas dan tulisan. Hasil
sebuah karya akan bagus tergantungsi pengemasnya seniman tersebut.Karya dalam sastra
bukan hanya kumpulan ungkapan-ungkapan kata atau tulisan, melainkan juga hasil
pemikiran, media menyampaikan perasaan dalam nasionalisme, seni, tingkah laku dan misi
kemanusiaan.

Definisi Ilmu Nahwu secara Bahasa Lafadz ‫ النَحْ ُو‬secara bahasa memiliki enam makna yaitu
menyengaja,arah, seperti, kira-kira,bagian dan sebagian.

B.Saran dan kritik

Jika dalam pembahasan dalam makalah kami ada yang tidak lengkap atau mungkin ada
kekurangan maka kami mohon maaf dan kami ingin meminta kritik dan sarannya, agar
pembuatan makalah selanjutnya lebih baik lagi dari pada sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abd al-Mun’im Khafaji dkk, _al-Uslubiyyah wa al-Bayan al-Araby_, (al-Dar al-Mashriyyah


al-Lubnaniyyah, 1992)

Ahmad Darwisy, _ Uslub Bain al-Mu’ashirah wa al-Turath_( Kairah: Dar Gharib, 1998)

Akhmad Muzakki, Dialektika Gaya Bahasa al-Qur'an dan Budaya Arab Pra-Islam Sebuah
Kajian Sosiologi Bahasa, Makalah dalam jurnal studi keislaman "Islamica" diterbitkan
Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya, Volume 2, Nomor 1, September 2007
Ali al-Jarim dan Mushtafa Uthman, al-Balaghah al-Wadlihah

D. Hidayat, Al-Balaghah li al-Jami' wa al-Syawahid lk kalam al-Badi', (Semarang: PT.


Karya Toha Putra, 2011)

Fathullah Ahmad Sulaiman, al-Uslubiyyah, (Cairo: Maktabah al-Ab, 2004)

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001)

Anda mungkin juga menyukai