Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AGAMA
“PERADABAN ISLAM DAN KEBUDAYAAN MELAYU”

DOSEN PENGAJAR
Dr. Hervrizal, S. Ag., MA.

DISUSUN OLEH
Kelompok 12
Kurniawan
Dilfan irfandi
Hafiz alimi

PRODI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU TA.2023/2024
DAFTAR ISI:............................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................3
I.PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
A. PENGERTIAN PERADABAN DAN TAMADDUN...............................................................................5
B. HUBUNGAN KEBUDAYAAN DAN PERADABAN .............................................................................9
II. Peradaban Islam...............................................................................................................................9
A.Sejarah Awal Peradaban Islam......................................................................................................9
B.Kontribusi Peradaban Islam dalam Ilmu Pengetahuan.................................................................9
C.Peran Islam dalam Membentuk Sistem Sosial............................................................................10
III. Kebudayaan Melayu......................................................................................................................10
A.Keanekaragaman Budaya Melayu...............................................................................................10
B.Nilai-Nilai Budaya Melayu...........................................................................................................10
C.Tradisi dan Ritual dalam Kebudayaan Melayu............................................................................10
IV. Hubungan Peradaban Islam dan Kebudayaan Melayu.....................................................10
A.Penyebaran Islam ke Nusantara..................................................................................................10
B,Adaptasi Islam dalam Kebudayaan Melayu................................................................................10
C.Pengaruh Peradaban Islam terhadap Kesenian dan Arsitektur Melayu..............................10
.........................................................................................................................................................10
V. Kesimpulan....................................................................................................................................10
Daftar Pustaka:................................................................................................................................10
KATA PENGANTAR

Peradaban Islam dan kebudayaan Melayu merupakan dua entitas yang saling terkait dan
mempengaruhi satu sama lain secara signifikan. Dalam makalah ini, kami akan menjelajahi
hubungan antara peradaban dan kebudayaan, dengan fokus pada pengaruh Islam terhadap
peradaban dan kebudayaan Melayu.

Peradaban dapat didefinisikan sebagai tingkat kemajuan suatu masyarakat dalam berbagai
aspek kehidupan, termasuk agama, politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Sementara itu,
kebudayaan adalah warisan nilai-nilai, norma, kepercayaan, tradisi, bahasa, seni, dan
pengetahuan yang dimiliki dan dilestarikan oleh suatu kelompok masyarakat.

Pengaruh Islam pada kebudayaan Melayu sangat besar. Dengan masuk dan menyebarnya
Islam di kepulauan Melayu-Nusantara, pandangan alam masyarakat Melayu berubah secara
signifikan [1]. Agama Islam membawa ajaran-ajaran moral, etika, dan spiritual yang
mempengaruhi cara hidup dan berperilaku masyarakat Melayu. Nilai-nilai Islam seperti
keadilan, kesederhanaan, dan kebersamaan tercermin dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Melayu.

Selain itu, Islam juga memberikan pengaruh dalam bidang seni, arsitektur, sastra, dan bahasa.
Seni dan arsitektur Melayu menggabungkan elemen-elemen Islam dengan gaya khas lokal,
menciptakan karya seni yang unik dan indah. Sastra Melayu juga dipengaruhi oleh agama
Islam, dengan banyak karya sastra yang mengandung nilai-nilai agama dan moral [2].

Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan lebih lanjut tentang pengaruh Islam pada
peradaban dan kebudayaan Melayu, serta bagaimana peradaban dan kebudayaan Melayu
saling berhubungan dengan agama Islam. Kami juga akan membahas asal-usul dan sejarah
peradaban Melayu sebelum dan setelah kedatangan Islam di kepulauan Melayu-Nusantara.

Makalah ini didasarkan pada penelitian dan sumber-sumber yang relevan, termasuk artikel
jurnal, buku, dan catatan sejarah. Referensi yang digunakan dalam makalah ini antara lain
[2].

Kami berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang
peradaban Islam dan kebudayaan Melayu, serta pentingnya hubungan antara keduanya.
Semoga makalah ini bermanfaat dan menginspirasi pembaca untuk mempelajari lebih lanjut
tentang topik yang menarik ini.

I.PENDAHULUAN
Istilah peradaban atau civilization (dalam bahasa Inggris) atau tamadun (bahasa
Melayu) sudah sering kita dengar diberbagai diskusi baik resmi maupun tidak resmi.
Berbicara tentang peradaban memang sangat menarik dan tidak akan ada habisnya,
terkhusus peradaban Islam. Topik peradaban ini selalu relevan untuk diperbincangkan
di sepanjang zaman. Hal ini karena manusia selalu bersinggungan dengan peradaban.
Tak akan ada sebuah peradaban tanpa manusia, karena manusia merupakan pelaku
utama peradaban itu sendiri. Demikian halnya dengan topik peradaban Islam yang
dianologikan seperti bagian dari roda yang berputar tadi, tidak akan pernah surut dari
perbincangan manusia.
Peradaban manusia terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman.
Perkembangan peradaban tersebut tidak saja terjadi dalam ranah fisiknya saja, namun
juga terjadi dalam ranah substansi. Sebagai contoh, pemahaman akan istilah peradaban
saja sampai mengalami fase-fase yang cukup signifikan. Terlebih lagi jika terjadi
persinggungan antara peradaban satu dengan yang lainnya.
Seiring dengan perjalanan hidup manusia yang sudah begitu panjang di muka
bumi ini, maka berbagai macam peradaban pun telah terbentuk. Banyak peradaban yang
telah mewarnai kehidupan manusia. Setiap peradaban tentu saja memiliki konsep
tersendiri yang nantinya akan membedakan peradaban tersebut dengan peradaban
lainnya dan akan tampil dengan keberbedaan satu-sama lain. Begitu juga dengan
peradaban Islam Melayu.
Untuk itulah artikel ini mencoba memaparkan tentang pengertian peradaban,
Peradaban Islam. Dalam pembentukan dan pengembangan peradaban Islam tidak
terlepas dari dasar-dasar petunjuk peradaban Islam, yakni: pertama: Al-Qur’an dan
Sunnah, kedua: masyarakat Islam dan ketiga: pembuka jalan kepada pihak lain. Setiap
peradaban yang ada di dunia ini memiliki ciri dan karakteristik tersendiri yang berbeda
dengan peradaban yang lainnya. Karakteristik peradaban Islam tersebut yaitu: bersifat
universalitas, tauhid, seimbang dan moderat, serta adanya sentuhan akhlak, dan terakhir
membahas tentang Peradaban Melayu dan Pengaruh Islam Terhadap Dunia Melayu.

A. PENGERTIAN PERADABAN DAN TAMADDUN


Para penulis Arab memberikan istilah yang berbeda-beda untuk kata peradaban. Sejarawan
Islam pertama yang menulis tentang peradaban adalah Ibn Khaldun yang menggunakan kata
`umran untuk menggambarkan konsep peradaban. Pengagum Ibn Khalid dan penerjemah al-
Muqaddimah li Kitab al-`Ibrar ke dalam bahasa Inggris, Prof. Franz Rosenthal
menerjemahkan `umran sebagai urbanization dan civilization.[i] Apa yang disebut dengan
`umran pada abad keempat belas memiliki arti yang sama dengan pengertian civilization
(peradaban) pada abad kedua puluh. Ibn Khaldun adalah seorang penggagas studi tentang
peradaban di dunia. Tulisannya diilhami oleh visi sejarah yang unik. Ketika Ibn Khaldun
menggunakan kata `umran, kata civilization belum ada dalam bahasa Inggris. Baru pada
tahun 1772 M. istilah civilization muncul, tetapi Dr. Samuel Johnson (1709-84 M.) seorang
penulis kamus bahasa Inggris, menolak memasukkan kata civilization[ii] dalam kamusnya.
Dia lebih suka menggunakan kata civilizaty untuk arti yang sama. “Sejak saat itulah kata
civilizaty menjadi sebuah kata yang lazim digunakan dalam seluruh bahasa modern yang
berarti jenis tertentu atau tahap budaya yang telah ada selama masa tertentu.” Kata
civilization pertama kali digunakan dalam buku-buku berbahasa Inggris[iii] pada abad
kesembilan belas Masehi. Oleh sebab itu, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kata dan
konsep peradaban lahir di Eropa pada abad kesembilan belas Masehi. Secara etimologi, kata
civilization berhubungan erat dengan kata urbanization. Kata civilization (peradaban) berasal
dari bahasa Latin, civitas, yang berarti city (kota). Alasan yang menegaskan asal kata ini
adalah, bahwa setiap peradaban besar memiliki kota-kota besar dan karakteristik dasar
peradaban yang paling mudah untuk diamati, ada di dalam kota.[iv] Beberapa antropolog
juga menegaskan adanya fakta bahwa tiap-tiap peradaban meluas dari pusat kota,
mempengaruhi daerah sekeliling, baik dalam bidang ekonomi, politik, mauopun budaya
(misalnya peradaban Mesir, Aztec, dan Yunani).[v] Dalam literatur Arab, kata `umran
(berasal dari kata kerja `amara) yang berarti “wilayah atau rumah yang didiami, berpenduduk,
padat penduduknya dan sejenisnya dalam sebuah daerah yang maju atau makmur, bukan di
daerah terpencil atau padang pasir atau daerah tandus. Kata `umran juga bisa berarti daerah
koloni, daerah pertanian, daerah subur, gedung dalam suatu wilayah yang pembangunannya
baik. Kata `umran merupakan padanan kata dari bunyan, yang berati bangunan, struktur,
gedung pencakar langit, atau bisa berarti kegiatan membangun.[vi] Dengan kata lain, `umran
mempunyai implikasi kehidupan menetap yang menjadi dasar bagi semua peradaban. Ibn
Khaldun menggunakan kata `umran berulang kali dalam hubungannya dengan studinya
tentang perkotaan yang dibangun oleh para penguasa Islam atau dinasti kuno. Ibn Khaldun
juga menggunakan kata hadharah [vii]di samping kata `umran . Tetapi hadharah di sini hanya
memiliki arti secentary life (kehidupan yang menetap). Kata hadharah pada masa Ibn
Khaldun sendiri tidak berarti civilization (peradaban). Penerjemah buku al-Muqaddimah
menerjemahkan kata hadharah dari tulisan Ibn Khaldun sebagai sedentary (menetap).
Perubahan semantik kata hadharah terjadi dalam bahasa Arab modern. Penulis Arab modern
menggunakan kata hadharah sebagai sinonim untuk civilization (peradaban). Prof. G.E. Von
Grunebaum[viii] menerjemahkan kata hadharah sebagai civilization. Secara literer, kata
hadharah berarti daerah, distrik, atau wilayah dari suatu kota atau desa, dan kawasan
pertanian.[ix] (Lawan kata badw). Penulis Arab terkenal, Kurd Ali, mengefektifkan
penggunaan kata hadharah dalam bukunya tentang peradaban, yang berjudul al-Islam wa al-
Hadharah al-Arabiyyah, yaitu Peradaban Arab dan Islam. Dr. Muhammad Abdul Hadi,
penerjemah buku Adam Metz, Die Renaissance des Islam (diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris oleh Khuda Bukhsh, dengan judul The Renaissance of Islam, Patna, 1937) dengan
judul bahasa Arab al-Hadharah al-Islamiyyah fi al-Qarn al-Rabi al-Hijri (Cairo, 1957).
Penerjemahan kata renaissance dalam buku Adam Metz yang berjudul Die Renaissance des
Islam ke dalam bahasa Arab oleh Dr. Muhammad Abdul Hadi sebagai hadharah secara literal
tidaklah tepat. Kata renaissance dalam bahasa Arab adalah nahdhah. Oleh sebab itu,
penggunaan kata hadharah oleh Dr. Muhammad Abdul Hadi lebih tepat diartikan sebagai
renaissance. Penggunaan kata hadharah yang sembarangan oleh para penulis Arab modern
semacam ini, mungkin mendiskreditkan kata hadharah tersebut dan menimbulkan keraguan
yang serius tentang kesesuaian kata hadharah sebagai pengganti kata civilization (peradaban)
dalam bahasa Arab. Demikian pula V.V. Bortold dalam bukunya (terjemahan Inggris)
berjudul Mussulman Culture yang diterjemahkan dalam bahasa Arab dengan judul al-
Hadharah al-Islamiyyah. Dalam hal tertentu, hadharah memang berarti culture. Tampaknya
hadharah merupakan kata yang memiliki banyak arti dan luwes. Dari sudut pandang
semantik, `umran dan hadharah mungkin berasal dari satu rumpun. Penggunaan kata `umran
pada abad keempat belas dan kata hadharah pada abad kedua puluh mungkin saja sama, tetapi
keduanya tidaklah identik. Hadharah mengandung makna budaya kota maupun desa. Oleh
karena itu hadharah dan civilization (peradaban) tidak sama dalam arti dan hubungannya.
Inilah sebabnya mengapa kemudian para penulis Arab lebih suka menggunakan kata lain
untuk menggambarkan peradaban daripada menggunakan kata hadharah. Abad kesembilan
belas berakhir, dan abad kedua puluh dimulai dengan munculnya kata madaniyyah dalam
tulisan beberapa sarjana Islam. Dua tokoh terpenting yaitu Muhammad Farid Wajdi dan
Syekh Muhammad Abduh sama-sama menggunakan istilah madaniyyah sebagai sinonim
untuk kata civilization (peradaban). Wajdi memperkenalkan buku al-Madaniyyah wa al-
Islam (Peradaban dan Islam) tahun 1899 M. di mana buku ini merupakan sebuah buku yang
bersifat apologis.

Tamadun atau madaniyah mendekati arti “civilisasi atau “politeuma “ (madina atau
civitas atau polis).george zaitun menyebut seluruh kebudayaan muslim tarikh Al Tamadun
(cairo,1932:5 dalam Bakker,1984) Tamadun sebagai kebudayaan (civilization) ialah unsur-
unsur kebudayaan yang maju,tinggi, dan halus yang dimiliki oleh warga masyarakat melalui
proses pendidikan dan pengajaran yang luas dan mendalam .
Hal tersebut sesuai dengan pengertian Tamadun berasal dari kata Arab 'maddana'
yang berarti membangun suatu kota atau seseorang/masyarakat yang mempunyai peradaban.
Kata tamadun dapat diartikan kepada keadaan hidup bermasyarakat yang bertambah maju.
Istilah-istilah lain yang sama pengertiannya dengan tamadun adalah: umran, hadarah,
madaniyah. Dalam bahasa Inggris, istilah yang hampir sama dengan tamadun
adalah: culture dan civilisation atau kebudayaan dalam bahasa Indonesia. Para sarjana telah
membahas persamaan dan perbedaan istilah-istilah tersebut. Istilah Tamadun banyak
digunakan dalam penulisan Tamadun Islam.
Bahari mengandung dua pengertian,yaitu sesuatu yang telah terjadi pada masa
lampau dan berkaitan dengan laut atau maritim.dari pengertiaan tersebut dapat diambil
makna,yaitu kebudayaan sebagai wujud dan berisi unsure- unsur kebudayaan dari masyarakat
atau orang melayu
Menurut Filsafat kebudayaan, ilmu kebudayaan mempelajari peristiwa dan bentuk-
bentuk kebudayaan yang terdapat pada kesatuan-kesatuan sosial berbeda-berbeda. Menurut
ruang dan waktu filsafat kebudayaan mendekati hakikat kebudayaan sebagi sifat esensi
manusia yang untuk sebagian mengatasi ruang dan waktu empiris,dimensi sejarah, dan
setempat. Filsafat kebudayaan memandang kebudayaan dari realisasi kemanusiaan(J.V.Schall
S.J.dalam baker,1984).Berbagai pandangan ahli ilmu sosial dapat diartikan
kebudayaan(Baker,1984) sebagai berikut:
Sosiolog mengartikan kebudayaan ialah keseluruhan kecakapan(Adat,ahlak, kesenian,
ilmu, dll. Yang dimiliki manusia sebagai subjek.
Sedangkan menurut ilmu khaldun Tamadun adalah diantara sarjana islam
yang pertama membahas konsep ketamadunan.beliau menggunakan istilah hadarah yang
merupakan lawan daripada bdawah yaitu kehidupan badwi.beliau juga menggunakan istilah
umran yang bermakana pembangunan.dalam kitabnya al-muqaddimah beliau lebih banyak
menggunakan istilah umran yang bersal dari kata amarah, ta”mir yang bermaksud
membangun,memajukan menghidupkan dan memakmurkan.bermula pada kurun ke 20,
muncullah perkataan tamaddun dan maddaniyah.pemikir islam seperti Muhammad Abduh
menggunakan istilah madaniyyah bersal dari madinah yang bermaksud Bandar atau kota
yang merupakan asas dan tempat perkembangan sesuatu Tamadun.
Seorang tokoh yang banyak menekuni bidang ketamadunan,malik bennabi mengakui
perlunya tamadun difahami kedua-dua aspek dan bukan aspek fizikal saja. Dalam definisi
yang diberikan oleh malik bannabi peradaban adalah jumlah kesatuan dari pada
perbendaharaan yang bersifat moral dan material yang dapat membawa sebuah masyarakat
dan memberikan setiap individu dalam masyarakat tersebut segala keperluan sosialnya untuk
kemajuaan. Beliau juga menambahkan kemajuan tersebut bukan diukur dalam perkembangan
ekonomi dan teknologi. Akan tetapi yang lebih penting dari pada itu adlah pembangunan
moral. Pada pandangan beliau sebuah peradaban adalah hasil penggunaan yang efisien
terhadap tiga komponen utama peradaban yaitu: manusia + tanah + masa akan tetapi ketiga
komponen ini bergantung kepada satu kekuatan dalaman yaitu agama.
Oleh yang demikian kita dapat simpulkan terdapat kesepakatan di kalangan pemikir
islam tentanng tamadun dan perdaban. Dapat disimpulkan bahwa peradaban mempunyai dua
asas atau aspek yang penting:
1.aspek rohani dan pemikiran (bukan fizikal) ini meliputi agama, dasar pemikiran,
budaya, nilai, adapt, warisan, undang-undang, bahasa, sejarah dan adab. Aspek ini akan
menentukan identity sesuatu umat dan masyarakat, dan mempengaruhi kekuatan dan
kebertahanan sesuatu tamadun.
2. aspek fizikal, dikenali dengan ketamadun (al_madaniyyah) atau menurut
ibn_khaldun al_umran adalah aspek jasmani atau kebendaan dari pada peradaban.ia meliputi
pembangunan infrastruktur, kemajuan dari segi produk, pekerjaan, kemahiran, dan
penghidupan. Aspek ini bersifat universal dan dapat dimiliki mana-mana masyarakat dengan
usaha dan daya saing.olehsebab itu setiap hasil kemajuan sains dan teknologi menjadi milik
masyarakat global.

Pandangan Barat
Ø M.A.J Beg – pencapaian manusia – kota, skrip, kesenian, seni bina, agama, undang-undang
dan politik
Ø Edward L. Farmer – satu unit budaya yang merangkumi norma-norma sosial, tradisi dan
institusi yang diwarisi dari satu generasi ke satu generasi.
Ø Arnold J. Toynbee – suatu pemikiran dan gaya kebudayaan yang melahirkan institusi politik,
undang-undang, kesenian, kesusasteraan, agama dan akhlak.

B. HUBUNGAN KEBUDAYAAN DAN PERADABAN


Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan mempunyai 3 wujud yaitu:
1. Wujud Ideal
Yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma- norma, peraturan-peraturan dll
2. Wujud Kelakuan
Yaitu kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia
dalam masyarakat.
3. Wujud Benda
Yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya.
Hubungan antara kebudayaan dan peradaban menurut pendapat Oswald Spingler yang dikutip
dari Samuel P Hungtingson bahwa:.
Kebudayaan adalah untuk menunjukan upaya manusia yang masih terus berlanjut,sedangkan
peradaban untuk menunjukan titik akhir dari kegiatan.
Peradaban mengandung pengertian yang lebih luas sebagaimana puncak, spirit keseluruhan,
dan bersifat universal, sebagai karakter umum dari sebuah zaman dan titik akhir dari berbagai
proses kebudayaannya.

II. Peradaban Islam


A.Sejarah Awal Peradaban Islam
Peradaban Islam dimulai dengan misi Nabi Muhammad SAW pada abad ke-7 M. Penyebaran Islam
mengarah pada pembentukan peradaban yang mencakup ilmu pengetahuan, sastra, arsitektur, dan
pemerintahan
B.Kontribusi Peradaban Islam dalam Ilmu Pengetahuan
Peradaban Islam memberikan kontribusi besar dalam bidang matematika, astronomi, kedokteran,
dan filsafat. Pusat-pusat ilmu seperti Baghdad dan Cordoba menjadi tempat berkumpulnya para
cendekiawan Muslim.

C.Peran Islam dalam Membentuk Sistem Sosial


Prinsip-prinsip Islam membentuk dasar sistem sosial, hukum, dan ekonomi dalam peradaban
Muslim. Sistem keadilan sosial dan pemberdayaan masyarakat menjadi karakteristik peradaban
Islam.

III. Kebudayaan Melayu


A.Keanekaragaman Budaya Melayu
Kebudayaan Melayu mencakup ragam tradisi, bahasa, dan seni yang diperkaya oleh pengaruh Hindu-
Buddha dan Islam. Keberagaman ini tercermin dalam adat istiadat, tarian, dan pakaian tradisional.

B.Nilai-Nilai Budaya Melayu


Kebudayaan Melayu menganut nilai-nilai seperti gotong-royong, hormat terhadap sesama, dan
kearifan lokal yang tercermin dalam pantun, syair, dan cerita rakyat.

C.Tradisi dan Ritual dalam Kebudayaan Melayu


Ritual keagamaan, upacara adat, dan festival tradisional merupakan bagian integral dari kebudayaan
Melayu. Mereka mencerminkan hubungan erat antara manusia dan alam.

IV. Hubungan Peradaban Islam dan Kebudayaan Melayu


A.Penyebaran Islam ke Nusantara
Peradaban Islam menyebar ke Nusantara melalui perdagangan dan misi-misi dakwah. Hal ini
membentuk kerangka peradaban Islam di wilayah Melayu.

B,Adaptasi Islam dalam Kebudayaan Melayu


Islam secara organik diadopsi ke dalam kebudayaan Melayu, menghasilkan seni, sastra, dan arsitektur
yang mencerminkan nilai-nilai Islam.

C.Pengaruh Peradaban Islam terhadap Kesenian dan Arsitektur Melayu


Seni ukir, seni kaligrafi, dan arsitektur Melayu dipengaruhi oleh estetika Islam.
Bentuk-bentuk seni ini menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Melayu.

V. Kesimpulan
Dengan merangkum peradaban Islam dan kebudayaan Melayu, kita dapat melihat
bagaimana nilai-nilai Islam dan keberagaman budaya Melayu saling melengkapi dan
membentuk sebuah warisan kultural yang kaya dan unik.
Daftar Pustaka:
1. Ibn Khaldun. (1967). "Muqaddimah: An Introduction to History." Princeton University
Press.
2. Hourani, A. (1991). "Arabic Thought in the Liberal Age, 1798-1939." Cambridge
University Press.

3. Jurnal Raden fatah

Anda mungkin juga menyukai