Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH ILMU PENGETAHUAN, KEBUDAYAAN DAN

PERADABAN YANG DIKEMBANGKAN UMAT ISLAM TERHADAP


PERADABAN EROPA DI BARAT

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

MARTIN HUDA FIRDIANSYAH (2120501088)

JORDY (2120501089)

MATA KULIAH : ILMU PENGETAHUAN ISLAM

KELAS: 2151D

MODERATOR:………….

DOSEN PENGAMPUH:

ANANG WALIAN, MA.HUM.

PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS


KOMUNIKASI DAN DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN
FATAH

2022-2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan
karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian sebagaimana
mestinya. Shalawat dan salam juga tak lupa pula kita limpahkan kepada baginda
Nabiullah Muhammad SAW selaku tokoh reformasi bagi kita sekalian yang mengajarkan
kepada kebenaran khususnya bagi umat muslim yang telah menunjukan kepada kita jalan
kebenaran dan kebaikan terutama yang masih tetap teguh pendirian sampai hari ini.

Makalah ini dibuat guna memenuhi kewajiban selaku mahasiswa dalam rangka memenuhi
tugas yang telah diberikan dan merupakan syarat untuk memperoleh nilai pada mata
kuliah Islam Ilmu Pengetahuan. Makalah ini disusun berdasarkan referensi yang ada,
serta merupakan gabungan dari refrensi teman-teman serta dari Dosen pengampu, yang
inti dari Makalah ini yang berjudul Analisis Pengaruh ilmu pengetahuan, kebudayaan dan
peradaban yang dikembangkan umat islam terhadap peradaban Eropa barat

Dalam penulisan Makalah ini penulis banyak menerima bantuan bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnnya.

Dalam penyusunan Makalah ini, penulis sadar sepenuhnya atas segala kekurangan dan
kesempurnaan sehingga di butuhkan masukan dari berbagai pihak demi kesempurnaan
proposal penelitian selanjutnya.

Semoga Allah SWT. selalu menyertai dan meridhoi kita bersama dalam upaya ikut
mencerdaskan kehidupan yang berbudi pekerti luhur. Amin Ya Rabbal‘Alamin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Ditanda tangani oleh

Penulis
DAFTAR ISI

Cover
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................................5
C. Tujuan Masalah.............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
A. Menelisik Mata Rantai Peradaban.............................................................................................6
B. Volume Transformasi Intelektual Islam ke Dunia Barat............................................................6
C. Pengaruh Peradaban Islam Terhadap Barat................................................................................9
BAB III PENUTUP............................................................................................................................10
A. Kesimpulan..................................................................................................................................10
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sejarah perkembangan peradaban Islam, mengalami pasang surut dan
periodesasi, Harun Nasution membagi atas lima periode, yaitu 1) Klasik (650-1250
M); 2) Disintegrasi (1000-1250 M); 3) Pertengahan (1250-1800 M); 4) Tiga kerajaan
besar (1500-1800 M); dan 5) Modern (1800-sekarang).1 Dengan memperhatikan
periodesasi sejarah tersebut, terlihat peranan umat Islam dalam percaturan
perkembangan peradaban dunia yang memegang peranan penting. Kalau pada
awalnya, peradaban dunia dimotori oleh orang-orang Yunāni dengan lahirnya para
filosof besar seperti Sokrates, Plato, Aristoteles, dan sebagainya, sebagai peletak dasar
teori-teori ilmu pengetahuan dan filsafat. Namun dalam perkem bangannya,
peradaban Yunāni yang terhenti beberapa abad lamanya mengakibatkan
perkembangan ilmu pengetahuan mengalami masa kegelapan. Akan tetapi, dengan
lahirnya pemikir-pemikir Islam pada masa klasik (650-1250 M) mulai
menerjemahkan peninggalan-peninggalan Yunāni ke dalam bahasa Arab, 2 melahirkan
filsuf-filsuf Muslim yang memegang peranan penting dalam sejarah perkembangan
pemikiran Islam, seperti al-Kindi, al-Farābi, Ibn Sinā, Ibn Ţufail, Ibn Bājah, al-
Ghazāli, dan Ibn Rusyd, serta lahirnya pemikir-pemikir Islam dalam berbagai bidang
ilmu pengetahuan, seperti al-Birūni, al-Khawarismi, Jabir ibn Hayān, Ibn Khaldūn,
dan sebagainya.
Tokoh-tokoh seperti inilah yang muncul pada masa keemasan Islam yang
dapat mengembangkan peradaban Islam, yang cukup berpengaruh ke dunia Barat, di
mana pada masa kejayaan Islam Barat masih tertinggal. Sejarah dunia Eropa
sepanjang abad pertengahan diwarnai oleh ajaran tradisional dan dogmatisme gereja.
Hal ini disebabkan pemimpinpemimpin gereja terlibat langsung dalam menangani
urusan-urusan kenegaraan, bahkan lebih dari itu pada masa paus dan kardinal, serta
uskup adalah pemegang kebijakan yang tertinggi sehingga secara praktis ajaran dan
1
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: Bulan Bintang, 1975),
13-14.
2
Buku-buku tentang logika misalnya Categorical (al-maqālāt), Interpretatione, Analytica Priora, Topika; buku
fisika seperti De Caelo, Animalium, Anima; buku etika yaitu Nicomachaea, dan buku metafisika. Ahmad Hanafi,
Pengantar Filsafat Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), 46-47
dogmatisme gereja itu diterapkan dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. 3
Bahkan, gereja pada waktu itu bersifat otoriter memaksakan pendapatnya, misalnya
monopoli kebenaran mutlak di tangan paus dan dan otoritas yang demikian ketat di
tangan gereja. Galilio Galelei yang tidak sepaham dengan doktrin gereja tersebut
dijatuhi hukuman mati karena mempertahankan pendapatnya.
B. Rumusan Masalah
a. Pengaruh apa yang telah diberikan islam pada bangsa eropa barat ?
b. Bagaimana para bangsa eropa barat mendapatkan hal tersebut ?
C. Tujuan Masalah
a. Mengetahui pengaruh yang di alami oleh bangsa eropa barat
b. Mengetahui urutan yang terjadi pada saat itu

3
Disadur dari MAW Brower, Latar Belakang Pemikiran Barat, Cet. I (Bandung: Alumni, 1982), 22
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menelisik Mata Rantai Peradaban


Bila kita cermati pada tingkat kemajuan peradaban manusia seperti yang
pernah dicapai oleh manusia di atas pentas sejarahnya, tampaknya naik turunnya
sebuah peradaban suatu umat atau bangsa itu selalu dipergilirkan di antara sekalian
manusia. Tentu kemajuan satu bangsa/umat dengan bangsa/umat lainnya terdapat
benang merah yang dapat menghubungkan antarkeduanya. Umat Islam dapat meraih
kemajuan peradaban Islam, tentu ada keterpengaruhan – baik sedikit atau pun banyak
- dengan capaian kemajuan peradaban yang pernah diraih oleh umat/bangsa
sebelumnya, seperti dari warisan Barat mulanya merupakan istilah yang bermakna
“arah kiblat”, maka ada arah Barat, Timur, Utara dan Selatan. Tetapi kemudian makna
Barat berkembang, menjadi “budaya, tradisi, gaya”, bahkan “agama”. Hanya saja
yang dimaksudkan dalam tulisan ini, Barat adalah bangsa negara-negara di benua
Eropa.
B. Volume Transformasi Intelektual Islam ke Dunia Barat
terdapat dua pendapat mengenai, sumbangan peradaban Islam terhadap filsafat
dan ilmu pengetahuan, yang terus berkembang hingga saat ini. Pendapat pertama
mengatakan bahwa orang Eropa belajar filsafat dari filosof Yunani seperti Aristoteles,
melalui kitab-kitab yang disalin oleh St. Agustine (354 – 430 M), yang kemudian
diteruskan oleh Anicius Manlius Boethius (480 – 524 M) dan John Scotus. Pendapat
kedua menyatakan bahwa orang Eropa belajar filsafat orang-orang Yunani dari buku-
buku filasafat Yunani yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh filosof
Islam seperti Al-Kindi dan Al-Farabi. Terhadap pendapat pertama Hoesin (1961)
dengan tegas menolaknya, karena menurutnya salinan buku filsafat Aristoteles seperti
Isagoge, Categories, dan Porphyry telah dimusnahkan oleh pemerintah Romawi
bersamaan dengan eksekusi mati terhadap Boethius, yang dianggap telah
menyebarkan ajaran yang dilarang oleh Negara :
1. Melalui Andalusia (Spanyol)
Perubahan peradaban umat manusia berawal dari bertemunya peradaban Islam
dan peradaban bangsa Eropa. Setelah bangsa Arab memiliki semenanjung Liberia dan
Spanyol, mereka membangun Daulah Andalusiah yang dikenal dengan nama
Kekhalifahan Barat. Sebagai bangsa yang tergila-gila pada membaca dan menimba
ilmu, mereka melahap semua buku Filsafat Yunani kuno, baik yang ada di Daratan
Eropa mau pun yang ada di pusat kekaisaran Romawi Timur, yaitu di Binzantium.
Sejalan dengan itu, lahirlah para cendekiawan muslim yang di samping
menerjemahkan karya-karya kuno, juga menghasilkan karya sendiri dalam berbagai
cabang ilmu. Buku-buku tersebut kemudian dibaca kembali oleh orang Eropa, setelah
sekian lama tidak mereka kenali. Ketika itu, Spanyol merupakan pusat peradaban
Islam yang sangat penting, menyaingi Baghdad di Timur. Sehingga banyak orang
Eropa (Barat) yang belajar ke sana, kemudian menerjemahkan karya-karya ilmiah
umat Islam. Setelah mereka pulang ke negeri masing-masing, mereka mendirikan
universitas de- ngan meniru pola Islam dan mengajarkan ilmu-ilmu yang dipelajari di
universitas-universitas Islam (Badri Yatim: 2004; 169).
2. Pulau Sisilia
Pulau Sisilia (Siqiliah) juga menjadi salah satu pintu gerbang transformasi
intelektual Islam ke dunia Barat. Penguasaan Islam atas pulau ini dimulai oleh
Muawiyah pada tahun 652 M, kemudian disempurnakan tahun 827 M oleh Amir Bani
Aghlab masa al-Ma’mun. selama 189 tahun, pulau Sisilia ini merupakan satu provinsi
Daulah Bani Aghlab dengan ibu kota Palermo dan menguasai Semenanjung Italia,
kota Nopels (Napoli), Venesia, Vatikan, dan kota Roma sehingga Paus Johanes VIII
menganggap perlu membayar upeti selama dua tahun. Bahkan pulau Malta dan pulau-
pulau di Laut Tengah juga dikuasai Bani Aghlab sehingga Laut Tengah pada abad
pertengahan disebut Laut Arabia.
Ketika Bani Aghlab melemah, keadaan berbalik. Daerah kekua- saannya di
Semenanjung Italia, Pulau Sisilia, dan Malta direbut kembali oleh Raja Nurmandia
Kristen. Roger I merebut daerah itu sehingga pada tahun 1090 M penguasa Bani
Aghlab berakhir. Setelah Italia direbut kembali oleh Kristen, di kota Salerno dekat
Nepals didirikan sekolah kedokteran oleh Costantin African. Sekolah tinggi
kedokteran inilah yang pertama di Eropa, pengembang ilmu kedokteran Islam dan di
daerah ini juga dilakukan penerjemahan karya-karya Islam.
3. Perang Salib
Jalur lain dalam proses pertukaran peradaban antara dua bangsa yang tinggal
di kedua pantai Laut Tengah itu adalah lewat Perang Salib. Dalam kontak demi
kontak sosial itu terjadi pertukaran budaya Timur dan Barat. Sebagai akibat
pertukaran budaya itu, dan pembacaan kembali karya-karya Yunani kuno, bangsa
Eropa mengenali kembali alam pikir yang rasional. Awalnya Tentara Salib datang ke
tanah suci dengan anggapan bahwa derajat mereka jauh lebih tinggi dari rakyat
setempat dan memandangnya sebagai orang-orang penyembah berhala yang memuja
Muhammad sebagai Tuhan. Tetapi setelah berhadapan untuk pertama kali ternyata
kebalikannya yang mereka temui. Mereka menyaksikan betapa maju dan makmurnya
negeri Timur. Setelah penyerbuan selesai dan dalam waktu dua abad mereka hidup di
daerah itu, mereka pun mulai menyesuaikan diri.
Pada akhirnya mereka melihat ketinggian kebudayaan Islam dalam segala
aspek kehidupan dan mereka menirunya, mulai dari segi makanan, pakaian, alat-alat
rumah tangga, musik, alat-alat perang, obat-obatan, ilmu pengetahuan, perekonomian,
irigasi, tanam- tanaman, sistem pemerintahan, dan lain sebagainya. Bahkan dalam
pergaulan mereka memakai bahasa Arab, ada pula yang menikah dengan penduduk
asli. Yang tidak kalah pentingnya, banyak pula di antara mereka yang menjadi
muslim.
4. Penerjemahan
Dengan adanya upaya dari pemuda Eropa yang menuntut ilmu pengetahuan ke
Perguruan Tinggi Islam ini, selanjutnya memunculkan gerakan penerjemahan karya
intelektual muslim secara besar-besaran ke dalam bahasa latin. Orang-orang
Mozarabes sangat berperan dalam menerjemahkan karya-karya sarjana muslim yang
berbahasa Arab ke dalam bahasa latin, sebab mereka menguasai kedua bahasa
tersebut dengan baik. Hal ini mengingatkan kembali akan transformasi ilmu
pengetahuan dari Yunani, Romawi, dan Persia ke dunia Islam.
Di antara penerjemah yang terkenal adalah Avendeath (Ibnu Daud bangsa
Yahudi) yang menyalin buku astronomi dan astrologi dalam bahasa latin. Penerjemah
yang lain adalah Gerard dari Cremona, mencoba mengimbangi pekerjaan Hunain ibn
Ishaq dalam menyalin buku-buku Filsafat, matematika, dan kedokteran. Sekitar
seratus terjemahan yang ditugaskan padanya. Seperti halnya yang terjadi di
Andalusia, tepatnya di Toledo, didirikan sekolah tinggi penerjemahan yang dipimpin
oleh Raymond. Penerjemah-penerjemah Baghdad banyak yang pindah ke Toledo,
terutama yang berasal dari bangsa Yahudi. Mereka rata-rata menguasai bahasa Arab,
Yahudi, Spanyol, dan Latin (Musyrifah Sunanto;239). Hal ini menunjukkan bahwa
kemajuan Islam di Baghdad pun turut menjadi bagian penting dalam transformasi
ilmu pengetahuan dari dunia Islam ke dunia Barat.
C. Pengaruh Peradaban Islam Terhadap Barat
Pengaruh peradaban Islam terhadap perkembangan Barat terlihat pada saat
Renaisans yang dapat melahirkan kebangkitan Eropa. Seperti yang diakui oleh Robert
Briffault dalam bukunya The Making of Humanity menyatakan, “Tidak ada kemajuan
Eropa melainkan ia berhutang budi kepada Islam dan peradaban Islam dan
diarahkannya dengan positif.”4 Lebih lanjut, dikemukakan bahwa ilmu pengetahuan
merupakan sumbangan peradaban Arab yang paling penting bagi dunia modern tidak
hanya ilmu saja yang menghidupkan kembali Eropa. Pengaruh-pengaruh peradaban
Islam lainnya pun memberikan sinar pertamanya kepada kehidupan bangsa Eropa.
Adapun orang Eropa pertama yang mendapat pendidikan Islam di Toledo adalah
Adelard Bath, yang kemudian ia menjadi ahli matematika dan filsafat Inggris yang
masyhur. Dengan demikian, tidak bisa diingkari bahwa akibat daripada
keterbelakangan yang dialami oleh Barat menyebabkan mereka harus dan antusias
untuk mengadakan kontak dengan peradaban Islam yang dinilai maju pada waktu itu.
Pada tahun 1224 Frederich mendirikan Universitas Naples, universitas ini
membangunkan sebuah akademi untuk keperluan mempelajari pengetahuan-
pengetahuan Arab dan agama Islam untuk pengembangan di dunia Barat. Pada
pertengahan abad ke-13 seluruh buku-buku filsafat Ibn Rusyd telah diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin dan telah dipakai di pelbagai sekolah tinggi di Eropa, terutama di
Eropa barat. Sampai pada abad ke-14, ke-15, dan seterusnya, salinan buku-buku
pengetahuan Muslim ke dalam bahasa Eropa terus berjalan5

4
al-Nadawi, Masa Khasira al-Alam, 126.
5
Oemar Amin Hossein, Filsafat Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), 196-198
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian di atas, pengaruh peradaban Islam terhadap dunia
Barat dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam sejarah perkembangan pemikiran Islam mengalami pasang surut,
namun tidak bisa diingkari bahwa peradaban Islam pernah mencapai puncak
kejayaannya menjadi sentrum bagi peradaban dunia.
2. Berkat rintisan, temuan, dan kemajuan yang telah dicapai oleh pemikir-
pemikir Islam tersebut dapat menjadi daya tarik bagi Barat untuk melakukan kontak
dengan peradaban Islam.
3. Kemajuan yang dicapai oleh Barat tidak lain dari hasil Renaisans, yang
membangkitkan peradaban Barat, sedangkan Renaisans adalah anak kandung dari
peradaban Islam
Dengan demikian, pengaruh peradaban Islam terhadap dunia Barat bukanlah barang
asing bagi Islam dan umatnya. Oleh karena itu, kepada segenap pihak (Muslim dan
non Muslim) agar peradaban-peradaban Islam yang masih terwariskan sampai saat ini
tetap dijaga, dipelihara, dan dikembangkan.
Daftar Pustaka

Al-Nadawi, Abū al-Hasan. Masa Khasira al-Alam bin Inthiţāti al-Muslimīn Apa
Derita Dunia Bila Islam Mundur terj. H. Zubair Ahmad. Jakarta: Media Dakwah,
1993.

Brower, MAW. Latar Belakang Pemikiran Barat. Cet. I. Bandung: Alumni, 1982.

Hanafi, Ahmad. Pengantar Filsafat Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1990

Hossein, Oemar Amin. Filsafat Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1975.

Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan.


Jakarta: Bulan Bintang, 1975.

Anda mungkin juga menyukai