Disusun oleh:
JURUSAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kontribusi Islam
dalam Perkembangan dan Peradaban Dunia”. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi
satu di antara nilai Mata Kuliah Agama Islam.
Penulis memahami tanpa bantuan dan bimbingan dari semua orang yang
terlibat, makalah ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan terima kasih atas kontribusi kepada:
Penulis sangat menghargai akan saran dan kritik untuk makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan penulisan karya
ilmiah ke depannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja kontribusi Islam dalam perkembangan dan peradaban
dunia.
1
BAB II PEMBAHASAN
2
3
Pada saat Islam sibuk dengan masalah politik yang ada, di wilayah Barat ada
kesadaran terhadap ilmu pengetahuan. Dengan demikian, umat Islam tidak hanya
diam melihat kegemilangan dunia Barat. Masa ini disebut dengan Gerakan
Pembaharuan Islam di Dunia. Terdapat tokoh-tokoh pemikiran pembaharuan Islam
seperti Ibnu Taimiyah, Muhammad bin Abdul Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani,
Sayyid Ahmad Khan, Muhammad Abdullah, Muhammad Ali Jinnah, dan Rasyid
Ridha.
Peradaban Islam sangat dekat dengan konteks sosial budaya, politik, ekonomi,
dan lain-lain. Masa kejayaan Bani Abbasiyah terjadi pada masa Khalifah Harun Al-
Rasyid dan Al-Ma’mun. Pada masanya ilmu pengetahuan agama dan ilmu
pengetahuan umum berkembang pesat. Perkembangan ilmu agama meliputi
pembukaan sejumlah bidang agama, yaitu fikih, tafsir, hadis, kalam dan tasawuf.
Adapun bidang ilmu pengetahuan umum antara lain filsafat, ilmu kedokteran, ilmu
astronomi, farmasi, geografi, sejarah, dan bahasa. Kemajuan tersebut disebabkan oleh
terjadinya pembauran antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang telat
mengalami perkembangan ilmu pengetahuan, terdapat gerakan penerjemah buku-
buku ke dalam bahasa Arab, dan keterbukaan Islam terhadap peradaban bangsa lain
membuat Islam semakin maju dan tinggi dalam nilai peradaban.
perpustakaan, sekaligus universitas terbesar di dunia pada saat itu. Pada periode yang
cukup panjang ini (sekitar 500 tahun), dapat dikatakan tidak ada peradaban lain di
muka bumi yang bisa menandingi pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan di dunia
Islam, dari mulai Eropa, Cina, India, semuanya salut dengan kegigihan kekhalifahan
yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan melebihi peradaban manapun pada masa
itu.
Era filsafat klasik Yunani dimulai abad 6 sebelum Masehi, yang menjadi titik
fondasi filsafat dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada era tersebut, konsep awal
sebuah negara dibuat, hukum-hukum logika, deduksi, induksi, silogisme digagas.
Pada era inilah, klasifikasi ilmu yang kita ketahui sekarang dirangkai dari mulai
biologi, matematika, astronomi, ekonomi, politik, hukum, dan lain sebagainya.
Sementara itu, di India dan Persia, peradaban kuno di daerah tersebut telah membuat
perhitungan sampai 1012 yang ditulis pada Kitab Yajurveda (1200 SM). Pada 800
SM, seorang filsuf bernama Baudhayana telah memikirkan konsep dasar teorema
Pythagoras. Dalam dunia astronomi, kitab Vedanga Jyotisa (abad 6—4 SM) telah
membahas masalah perhitungan kalender, pengukuran astronomis, dan penetapan
aturan-aturan dasar observasi benda langit. Kemudian, angka yang kita pakai
sekarang ini (0—9) awalnya dikembangin oleh matematikawan India di zaman
dinasti Maurya. Sementara itu, konsep angka 0 (nol) sendiri juga pertama kali
dikembangin oleh Aryabhata (kira-kira 500 M) yang kemudian dikembangkan lebih
lanjut oleh Al Khawarizmi (780—850 M) dan Al Kindi (801—873 M). Namun,
banyak yang salah sangka sekarang bahwa angka ini disebut “angka Arab”, tetapi
seharusnya yang benar ialah “angka Hindu-Arab”.
Tokoh-tokoh yang berperan penting dalam Islamic Golden Age, yaitu sebagai
berikut.
1. Abu Ali al Husayn Ibn Abdallah Ibn Al Hasan Ibn Ali Ibn Sina
Ibn Sina atau Avicenna adalah seorang polymath genius asal Uzbekistan yang
mendalami hampir semua ilmu pengetahuan dari mulai filsafat, kedokteran,
astronomi, sekaligus ilmuwan. Avicenna mengeluarkan mahakarya kedokteran yang
berjudul “Al Qanun fi al Tibb” atau “The Canon of Medicine” yang menjadi buku
pegangan utama para mahasiswa kedokteran di penjuru Eropa sampai abad ke-18
atau kurang lebih 700 tahun ke depan.
5
Pada zaman itu, dunia medis masih sangat miskin pengetahuan. Kebanyakan
tabib hanya meraba-raba berdasarkan pengalaman tanpa didasari eksperimen serta
pengetahuan yang sahih tentang bagaimana sistem tubuh manusia bekerja. Pada
zaman itu, Avicenna-lah mengumpulkan seluruh pengetahuan ilmu faal, anatomi,
intervensi medis dari zaman klasik Yunani/Romawi dan Persia/India sejak zaman
Hippokrates dan Galen, sekaligus digabung dengan riset medis yang dilakukannya
sendiri. Karena bukunya, Avicenna disebut sebagai “Bapak Pengobatan Modern”.
Pada masanya, Avicenna dikenal sebagai orang yang berpikiran sangat logis
dan rasional, jauh melampaui manusia-manusia pada zamannya. Perkembangan
intelektual Avicenna sangat dipengaruhi dari ajaran Aristoteles dan Plato sebagai
perintis tonggak pertama konsep filsafat logika serta budaya untuk selalu
mempertanyakan segala sesuatu sampai sedalam-dalamnya. Berdasarkan hal tersebut,
Avicenna tidak hanya mengembangkan banyak ilmu pengetahuan, tetapi juga
mengkritik banyak perkembangan ilmu yang keliru dan masih mencampurkan dengan
hal-hal mistis dan supranatural.
Peranan yang diberikan oleh Ibn Sina (Avicenna) dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan, yaitu sebagai berikut.
1. Metodologi Penelitian
Selain buku the Canon of Medicine, Avicenna juga membuat “Kitab al
Shifa” atau lebih dikenal dengan The Book of Healing. Dalam buku
tersebut, Avicenna meletakkan dasar-dasar dan aturan dalam menjalankan metode
eksperimen dalam mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan. Sampai akhirnya
metode saintifik tersebut disempurnakan oleh Galileo yang menjadi Bapak Sains
Modern.
2. Astronomi
Avicenna membantah klaim-klaim para astrolog yang
menyatakan bahwa pergerakan benda langit memiliki efek kepada nasib
manusia(dalam kitab: Ar Risalah fi Ibtal Ahkam al Nujum). Hal tersebut merupakan
hal yang tidak masuk akal.
3. Kimia
Avicenna membantah klaim para alkimiawan (alchemist) yang menyatakan
bahwa ada zat yang bisa mengubah timbal menjadi emas yang pada waktu itu disebut
dengan istilah “The Philosopher’s Stone”.
6
4. Geologi
5. Fisika
6. Psikologi
1. Bidang Optik
Al Kindi menyebutkan bahwa agar mata bisa melihat benda, perlu perantara
yang bisa mengarahkan benda ke mata kita, dalam hal ini udara.
2. Kimia
Al Kindi bisa dibilang salah satu orang yang pertama kali menyuling alkohol
dan memproduksi alkohol pabrikan dalam jumlah banyak. Selain itu, ia juga
menentang para ahli alkimia yang menyebutkan bahwa unsur bisa berubah-ubah.
3. Matematika
Selain mencetuskan gagasan tentang seleksi alam, Tusi juga merupakan orang
yang berjasa dalam memberikan jalan untuk munculnya era Renaissance di Eropa
karena ialah yang menyelamatkan 400.000 buku ketika Bayt al Hikmah dihancurkan
oleh Mongol. Ia membawa kabur naskah-naskah tersebut ke Observatorium
Maragheh, Azerbaijan. Di tempat itu, ia melanjutkan risetnya tentang pergerakan
Bumi yang akhirnya menjadi inspirasi bagi Nicolaus Copernicus (tiga abad
kemudian) sebagai orang pertama yang membuktikan bahwa bumi mengelilingi
matahari bukan sebaliknya.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Perkembangan dan kemajuan peradaban Islam yang telah ada sejak zaman
dahulu dapat dijadikan sebagai motivasi dalam meningkatkan semangat belajar bagi
generasi sekarang. Budaya dan bahasa bukanlah batasan berarti dalam mencari dan
menuntut ilmu. Dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang seperti saat ini,
kita dapat dengan mudah mencari dan mengakses berbagai sumber ilmu pengetahuan.
Kemajuan dalam ilmu pengetahuan juga harus diiringi dengan kemajuan dalam ilmu
agama karena ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang, agama tanpa ilmu
adalah buta.
10
DAFTAR PUSTAKA
Aslim, F. (24 April 2020). Peran Peradaban Islam dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan.
Diakses 18 April 2021, dari Zenius.net: https://www.zenius.net/blog/sejarah-peradaban-
islam-ilmu-pengetahuan
Bobrick, B. (2013). Kejayaan Sang Khalifah Harun Ar-Rasyid : Kemajuan Peradaban Dunia
pada Zaman Keemasan Islam. Jakarta: PT Pustaka Alvabet.
Maman. (2012). Pola Berpikir Sains Membangkitkan Kembali Tradisi Keilmuan Islam. Bogor:
QMM Publishing .
11