Anda di halaman 1dari 14

KONTRIBUSI ISLAM

DALAM PERKEMBANGAN DAN PERADABAN DUNIA

Disusun oleh:

ANDI REFSI FADHILAH (H1091201020)

DIKI WAHYUDI (H1091201056)

NUR ISMI RADINASARI (H1091201058)

RESTI ARSANTI (H1091201032)

WIJI UMIATI (H1091201007)

PROGRAM STUDI STATISTIKA

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kontribusi Islam
dalam Perkembangan dan Peradaban Dunia”. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi
satu di antara nilai Mata Kuliah Agama Islam.

Penulis memahami tanpa bantuan dan bimbingan dari semua orang yang
terlibat, makalah ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan terima kasih atas kontribusi kepada:

1. Syabandi, M.Pd. selaku dosen Mata Kuliah Agama Islam;


2. teman-teman dari Kelompok 7 Agama Islam Program Studi Statistika Angkatan
2020 untuk semua saran, kritik, pendapat, dan bantuannya;
3. semua pihak yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan.

Penulis sangat menghargai akan saran dan kritik untuk makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan penulisan karya
ilmiah ke depannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pontianak, 7 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2
2.1 Perkembangan dan Peradaban Islam ................................................................ 2
2.2 Faktor Penyebab Kemajuan Peradaban Islam .................................................. 3
2.3 Islamic Golden Age ......................................................................................... 3
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 10
3.2 Saran............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 11

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Allah Swt. telah menciptakan manusia dengan menganugerahinya akal dan


pikiran. Dengan anugerah tersebut, manusia mampu mencapai puncak peradaban.
Sejarah telah membuktikan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan di dunia modern
menjadi fakta sejarah yang tidak bisa terbantahkan. Bermula dari dunia Islam, ilmu
pengetahuan mengalami penyebaran, penularan, dan pengembangan ke dunia Barat
yang sebelumnya diliputi oleh masa gelap (Dark Ages) sehingga dapat mendorong
munculnya zaman Renaisans atau Enlightenment (pencerahan) di Eropa. Melalui
dunia Islam, mereka mendapat akses untuk mendalami dan mengembangkan ilmu
pengetahuan modern.

Perkembangan ilmu pengetahuan telah memberikan dampak yang besar


terhadap peradaban manusia. Munculnya teknologi-teknologi maju sekarang ini tidak
terlepas akan ilmu pengetahuan yang terus mengalami perkembangan. Teknologi-
teknologi tersebut memberikan banyak manfaat bagi manusia. Dalam makalah ini,
penulis bertujuan untuk menjelaskan tentang apa saja kontribusi Islam dalam
perkembangan dan peradaban dunia.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini, yaitu sebagai berikut.

1. Apa saja kontribusi Islam dalam perkembangan dan peradaban dunia?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, makalah ini memiliki tujuan sebagai


berikut.

1. Untuk mengetahui apa saja kontribusi Islam dalam perkembangan dan peradaban
dunia.

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan dan Peradaban Islam

Perkembangan agama Islam sejak 14 abad lalu sudah mewarnai sejarah


peradaban dunia. Pesatnya perkembangan Islam ke Barat dan Timur disebut sebagai
peradaban yang paling berpengaruh di dunia. Berbagai bukti kemajuan peradaban
Islam kala itu dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain sebagai berikut.
1. Keberadaan perpustakaan Islam dan lembaga-lembaga keilmuan seperti Baitul
Hikmah, Masjid Al-Azhar, Masjid Qarawiyyin, dan sebagainya, yang merupakan
pusat para intelektual muslim berkumpul untuk melakukan proses pengkajian dan
pengembangan ilmu dan sains.
2. Peninggalan karya intelektual muslim seperti Ibnu Sina, Ibn Haytam, Imam
Syafii, Ar-Razi, Al-Kindy, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun, dan lain sebagainya.
3. Penemuan-penemuan intelektual yang dapat mengubah budaya dan tradisi umat
manusia, seperti penemuan kertas, karpet, kalender Islam, penyebutan hari-hari,
seni arsitektur, dan tata perkotaan
4. Pengaruh keutamaan nilai-nilai kebudayaan asasi sebagai manifestasi dari konsep
Islam, iman, ihsan, dan taqwa. Islam mendorong budaya yang di bangun atas
dasar silm (ketenangan dan kodusifitas), salam (kedamaian), salaamah
(keselamatan), sedangkan iman melahirkan budaya yang dilandasi amn (rasa
aman) dan amaanah (tanggung jawab terhadap amanah). Akhirnya, Ihsan
mendorong budaya hasanah (keindahan) dan husn (kebaikan).

Masa kemajuan Islam dikembangkan oleh empat sahabat Nabi Muhammad


saw. yang disebut dengan Khulafaur Rasyidin yang terdiri dari Abu Bakar, Umar bin
Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Pada masa ini, penyebaran Islam
dimulai pada wilayah Semenanjung Arab.

Pergerakan Khulafaur Rasyidin dilanjutkan dengan Dinasti Bani Umayyah.


Pada masa ini, lebih dikenal dengan berkembangnya kebudayaan Arab. Peradaban
Islam semakin pesat pada masa Bani Abbasiyah dengan puncak kejayaan pada masa
Al-Ma’mun dan Harun Al-Raasyid. Pada masa Harun Al-Rasyid, perkembangan
khazanah keilmuan dan kebudayaan mencapai puncaknya. Dari kejayaan ini, Harun
Ar Rasyid mulai mendirikan banyak lembaga pendidikan, rumah sakit, dan farmasi.
Bahkan, pada masa Al Ma’mun, didirikanlah sebuah pusat kajian ilmu dan
penerjemahan yang bernama Bait Al Hikmah. Pada masa inilah, Baghdad menjadi
pusat kajian ilmu.

2
3

Pada masa 1000—1250 M, terjadi disintegrasi politik yang menyebabkan


perpecahan umat Islam dengan ditandai adanya kerajaan-kerajaan yang memisahkan
diri dari kepemimpinan khalifah serta diakhiri dengan diterjemahkannya buku-buku
ilmu pengetahuan dan filsafat ke dalam bahasa Eropa. Pada periode pertengahan
(1250—1800 M), perkembangan hanya dilakukan pada perluasan wilayah. Sejarah
yang paling dikenal adalah penaklukan Konstantinopel pada tahun 1453 M oleh
Sultan Muhammad Al-Fatih. Pada zaman ini, terdapat tiga kerajaan besar yaitu
Mughal, Safawi, dan Utsmani. Disintegrasi politik pada masa ini semakin besar dan
sekaligus menandai berakhirnya perkembangan peradaban Islam.

Pada saat Islam sibuk dengan masalah politik yang ada, di wilayah Barat ada
kesadaran terhadap ilmu pengetahuan. Dengan demikian, umat Islam tidak hanya
diam melihat kegemilangan dunia Barat. Masa ini disebut dengan Gerakan
Pembaharuan Islam di Dunia. Terdapat tokoh-tokoh pemikiran pembaharuan Islam
seperti Ibnu Taimiyah, Muhammad bin Abdul Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani,
Sayyid Ahmad Khan, Muhammad Abdullah, Muhammad Ali Jinnah, dan Rasyid
Ridha.

2.2 Faktor Penyebab Kemajuan Peradaban Islam

Peradaban Islam sangat dekat dengan konteks sosial budaya, politik, ekonomi,
dan lain-lain. Masa kejayaan Bani Abbasiyah terjadi pada masa Khalifah Harun Al-
Rasyid dan Al-Ma’mun. Pada masanya ilmu pengetahuan agama dan ilmu
pengetahuan umum berkembang pesat. Perkembangan ilmu agama meliputi
pembukaan sejumlah bidang agama, yaitu fikih, tafsir, hadis, kalam dan tasawuf.
Adapun bidang ilmu pengetahuan umum antara lain filsafat, ilmu kedokteran, ilmu
astronomi, farmasi, geografi, sejarah, dan bahasa. Kemajuan tersebut disebabkan oleh
terjadinya pembauran antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang telat
mengalami perkembangan ilmu pengetahuan, terdapat gerakan penerjemah buku-
buku ke dalam bahasa Arab, dan keterbukaan Islam terhadap peradaban bangsa lain
membuat Islam semakin maju dan tinggi dalam nilai peradaban.

2.3 Islamic Golden Age

Zaman Keemasan Islam (Islamic Golden Age ) merupakan sebuah periode


ketika Dunia Arab secara politis bersatu di bawah kekhalifahan. Pada era ini,
khususnya di bawah pemerintahan Harun Al Rasyid dan Al Ma’mun, dunia Islam
mengalami kemajuan ilmu pengetahuan, sains, dan budaya yang luar biasa pesat.
Secara tradisional, periode ini punya rentang antara abad 8 Masehi hingga abad 13
Masehi. Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa periode ini juga ditandai
dengan waktu berdirinya Bayt al Hikmah (750—1258) yang merupakan pusat studi,
4

perpustakaan, sekaligus universitas terbesar di dunia pada saat itu. Pada periode yang
cukup panjang ini (sekitar 500 tahun), dapat dikatakan tidak ada peradaban lain di
muka bumi yang bisa menandingi pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan di dunia
Islam, dari mulai Eropa, Cina, India, semuanya salut dengan kegigihan kekhalifahan
yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan melebihi peradaban manapun pada masa
itu.

Era filsafat klasik Yunani dimulai abad 6 sebelum Masehi, yang menjadi titik
fondasi filsafat dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada era tersebut, konsep awal
sebuah negara dibuat, hukum-hukum logika, deduksi, induksi, silogisme digagas.
Pada era inilah, klasifikasi ilmu yang kita ketahui sekarang dirangkai dari mulai
biologi, matematika, astronomi, ekonomi, politik, hukum, dan lain sebagainya.
Sementara itu, di India dan Persia, peradaban kuno di daerah tersebut telah membuat
perhitungan sampai 1012 yang ditulis pada Kitab Yajurveda (1200 SM). Pada 800
SM, seorang filsuf bernama Baudhayana telah memikirkan konsep dasar teorema
Pythagoras. Dalam dunia astronomi, kitab Vedanga Jyotisa (abad 6—4 SM) telah
membahas masalah perhitungan kalender, pengukuran astronomis, dan penetapan
aturan-aturan dasar observasi benda langit. Kemudian, angka yang kita pakai
sekarang ini (0—9) awalnya dikembangin oleh matematikawan India di zaman
dinasti Maurya. Sementara itu, konsep angka 0 (nol) sendiri juga pertama kali
dikembangin oleh Aryabhata (kira-kira 500 M) yang kemudian dikembangkan lebih
lanjut oleh Al Khawarizmi (780—850 M) dan Al Kindi (801—873 M). Namun,
banyak yang salah sangka sekarang bahwa angka ini disebut “angka Arab”, tetapi
seharusnya yang benar ialah “angka Hindu-Arab”.

Tokoh-tokoh yang berperan penting dalam Islamic Golden Age, yaitu sebagai
berikut.

1. Abu Ali al Husayn Ibn Abdallah Ibn Al Hasan Ibn Ali Ibn Sina
Ibn Sina atau Avicenna adalah seorang polymath genius asal Uzbekistan yang
mendalami hampir semua ilmu pengetahuan dari mulai filsafat, kedokteran,
astronomi, sekaligus ilmuwan. Avicenna mengeluarkan mahakarya kedokteran yang
berjudul “Al Qanun fi al Tibb” atau “The Canon of Medicine” yang menjadi buku
pegangan utama para mahasiswa kedokteran di penjuru Eropa sampai abad ke-18
atau kurang lebih 700 tahun ke depan.
5

Pada zaman itu, dunia medis masih sangat miskin pengetahuan. Kebanyakan
tabib hanya meraba-raba berdasarkan pengalaman tanpa didasari eksperimen serta
pengetahuan yang sahih tentang bagaimana sistem tubuh manusia bekerja. Pada
zaman itu, Avicenna-lah mengumpulkan seluruh pengetahuan ilmu faal, anatomi,
intervensi medis dari zaman klasik Yunani/Romawi dan Persia/India sejak zaman
Hippokrates dan Galen, sekaligus digabung dengan riset medis yang dilakukannya
sendiri. Karena bukunya, Avicenna disebut sebagai “Bapak Pengobatan Modern”.

Pada masanya, Avicenna dikenal sebagai orang yang berpikiran sangat logis
dan rasional, jauh melampaui manusia-manusia pada zamannya. Perkembangan
intelektual Avicenna sangat dipengaruhi dari ajaran Aristoteles dan Plato sebagai
perintis tonggak pertama konsep filsafat logika serta budaya untuk selalu
mempertanyakan segala sesuatu sampai sedalam-dalamnya. Berdasarkan hal tersebut,
Avicenna tidak hanya mengembangkan banyak ilmu pengetahuan, tetapi juga
mengkritik banyak perkembangan ilmu yang keliru dan masih mencampurkan dengan
hal-hal mistis dan supranatural.

Peranan yang diberikan oleh Ibn Sina (Avicenna) dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan, yaitu sebagai berikut.

1. Metodologi Penelitian
Selain buku the Canon of Medicine, Avicenna juga membuat “Kitab al
Shifa” atau lebih dikenal dengan The Book of Healing. Dalam buku
tersebut, Avicenna meletakkan dasar-dasar dan aturan dalam menjalankan metode
eksperimen dalam mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan. Sampai akhirnya
metode saintifik tersebut disempurnakan oleh Galileo yang menjadi Bapak Sains
Modern.
2. Astronomi
Avicenna membantah klaim-klaim para astrolog yang
menyatakan bahwa pergerakan benda langit memiliki efek kepada nasib
manusia(dalam kitab: Ar Risalah fi Ibtal Ahkam al Nujum). Hal tersebut merupakan
hal yang tidak masuk akal.

3. Kimia
Avicenna membantah klaim para alkimiawan (alchemist) yang menyatakan
bahwa ada zat yang bisa mengubah timbal menjadi emas yang pada waktu itu disebut
dengan istilah “The Philosopher’s Stone”.
6

4. Geologi

Dalam buku “The Book of Healing”, Avicenna membuat hipotesis bahwa


awal terbentuknya gunung adalah proses pergerakan permukaan bumi seperti gempa
bumi dan pergerakan sungai.

5. Fisika

Dalam bidang mekanika, Avicenna mengelaborasikan teori “motion” atau


gerakan, sedangkan dalam bidang fisika optik, ia menyatakan bahwa cahaya
memiliki kecepatan sampai akhirnya disempurnakan oleh Ole Romer, Maxwell,
dan Einstein.

6. Psikologi

Dalam psikologi, Avicenna menyatakan bahwa “jiwa” itu sebenarnya hanya


merupakan bentuk persepsi fisiologis kesadaran manusia dan bukan merupakan hal
yang supernatural. Filosofi mengenai kejiwaan ini mempengaruhi banyak filsuf
Barat zaman Renaissance terutama René Descartes.

2. Abu Yusuf Ya’qub Ibn Ishaq Al Sabbah Al Kindi


Walaupun namanya tidak seterkenal seperti Avicenna atau Al Farabi, Al
Kindi bisa disebut sebagai ilmuwan Muslim terbesar sepanjang masa. Awalnya, Al
Kindi dipercaya oleh Khalifah Al Ma’mun untuk menjadi ketua tim penerjemah
naskah-naskah filsafat kuno dari Yunani dan Romawi di Bayt al Hikmah. Dengan
adanya hal tersebut, berarti ia menerjemahkan dan sambil membaca macam-macam
ilmu pengetahuan dari berbagai sumber paling awal peradaban filsafat klasik. Tanpa
adanya Al Kindi, kita tidak akan bisa mengenal yang namanya Avicenna, Al Farabi,
dan Al Ghazali karena mereka berhutang besar terhadap buah karya terjemahan dari
naskah-naskah kuno hasil jerih payah Al Kindi. Dengan pengetahuan yang ia serap, ia
juga mensintesis hasil pemikirannya sendiri dengan membuat buku dengan total
jumlah buku yang ia tulis lebih dari 260 judul. Buku-buku yang ia tulis tidak hanya
berasal dari satu disiplin ilmu, tetapi mulai dari filsafat, matematika, kedokteran,
fisika, astronomi, kimia, sampai teori tentang musik.
7

Beberapa kontribusi Al Kindi dalam ilmu pengetahuan, yaitu sebagai berikut.

1. Bidang Optik

Al Kindi menyebutkan bahwa agar mata bisa melihat benda, perlu perantara
yang bisa mengarahkan benda ke mata kita, dalam hal ini udara.

2. Kimia

Al Kindi bisa dibilang salah satu orang yang pertama kali menyuling alkohol
dan memproduksi alkohol pabrikan dalam jumlah banyak. Selain itu, ia juga
menentang para ahli alkimia yang menyebutkan bahwa unsur bisa berubah-ubah.

3. Matematika

Al Kindi merupakan salah satu orang pertama yang mengadaptasikan angka


India menjadi sistem bilangan Hindu-Arab (0—9) yang kita pakai sampai saat ini.

3. Abu al Fath ‘Umar Ibn Ibrahim Al Khayyam


Al-Khayyam atau Omar Khayyam adalah seorang matematikawan dan
astronom. Ilmuwan Persia ini lahir di Nishapur-Iran. Ia menimba ilmu matematika di
Samarkand, lalu bekerja sebagai astronom di kota Bukhara yang dua-duanya
sekarang terletak di Uzbekistan.

Sumbangan terbesar Khayyam di dunia matematika adalah Segi


Empat Khayyam-Saccheri yang ia temukan saat pusing ketika menerangkan kepada
masyarakat tentang postulat-postulat Euclid (postulat matematika). Selain itu, ia juga
dikenal sebagai orang yang pertama kali secara lengkap menjabarkan konsep Segitiga
Pascal sehingga saat ini banyak ahli matematika yang sebenarnya menyebut
penjabaran binomial ini sebagai “Segitiga Khayyam-Pascal”.

Dalam dunia astronomi, Khayyam bisa membuktikan bahwa Bumi berputar


pada sumbunya. Selain itu, ia juga salah satu anggota tim perumus kalender Iran yang
dikenal sebagai Jalali Calendar. Salah satu karya terkenalnya, yaitu Rubaiyat of Omar
Khayyam (Buku Puisi). Rubaiyat tersebut telah diterjemahkan dalam puluhan bahasa
di dunia.
8

4. Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al Khawarizmi


Al Khawarizmi adalah Ilmuwan asal Khwarezm, Uzbekistan. Ia berasal dari
keluarga dengan latar belakang penganut agama Zoroastrianisme (Majusi). Nama
ilmuwan ini sering kita sebut tanpa sadar. Kata “Algoritma” sebenarnya berasal dari
nama ilmuwan ini. Kontribusi terbesarnya ialah mengembangkan pendekatan khusus
untuk memecahkan persamaan linear dan kuadrat yang kita kenal dengan
nama “Aljabar”. Konsep aljabar ini, ia tulis dalam Kitāb Al Mukhtasar fi Hisāb al
Jabr wa’l-Muqābalah atau “Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan
Melengkapkan dan Menyeimbangkan”.

Selain itu, Al Khwarizmi berhasil memetakan pergerakan matahari, bulan, dan


kelima planet yang ia tulis dalam kitab Zīj al-Sindhind (Perhitungan Astronomi
Pakistan dan India). Al Khwarizmi juga ditugaskan oleh Khalifah Al Ma’mun untuk
membuat peta dunia sekaligus mengukur keliling bumi melalui proyeksi terhadap
gerakan matahari dan pendekatan matematis. Proyek ini menghasilkan salah satu
kitab terbesarnya juga yaitu Kitāb surāt al-Ardh (Kitab Citra Permukaan Bumi) yang
lebih terkenal di Barat dengan judul “Geography”.

5. Nasir al Din Tusi


Ilmuwan Persia abad ke 13 ini (Nasir al Din Tusi) merupakan ilmuwan yang
lumayan terakhir muncul di dunia Islam, setelah Baghdad diluluhlantakkan oleh
bangsa Mongol di bawah kepemimpinan Hulagu Khan. Karena terjadi pergeseran
kekuasaan, Tusi mengabdikan dirinya kepada Khan. Ia merupakan
seorang polymath yang menguasai banyak bidang ilmu seperti matematika,
astronomi, fisika, kimia, biologi, serta sastra. Namun, yang paling membuat ilmuwan
ini terkenal, yaitu teorinya tentang mekanisme Seleksi Alami yang membentuk
keanekaragaman hayati di dunia yang ia kemukakan 750 tahun sebelum Charles
Darwin dan Alfred Wallace (duet pengungkap rahasia Seleksi Alami)

Tusi menyebutkan bahwa organisme-organisme yang lebih cepat untuk


bermutasi dan berubah bentuk/memiliki perubahan fungsi organ akan lebih bervariasi
dibandingkan individu lainnya. Badan organisme tersebut berubah karena faktor
internal dan eksternal. Hal tersebut menjadi titik awal pemikiran manusia tentang asal
mula spesies terbentuk.“The organisms that can gain the new features faster are
more variable. As a result, they gain advantages over other creatures. […] The
bodies are changing as a result of the internal and external interactions.”– Al Tusi,
Kitab Akhlaq-i-Nasri.
9

Selain mencetuskan gagasan tentang seleksi alam, Tusi juga merupakan orang
yang berjasa dalam memberikan jalan untuk munculnya era Renaissance di Eropa
karena ialah yang menyelamatkan 400.000 buku ketika Bayt al Hikmah dihancurkan
oleh Mongol. Ia membawa kabur naskah-naskah tersebut ke Observatorium
Maragheh, Azerbaijan. Di tempat itu, ia melanjutkan risetnya tentang pergerakan
Bumi yang akhirnya menjadi inspirasi bagi Nicolaus Copernicus (tiga abad
kemudian) sebagai orang pertama yang membuktikan bahwa bumi mengelilingi
matahari bukan sebaliknya.

6. Abu al Walid Muhammad Ibn Rushd


Ibn Rushd atau lebih dikenal dengan nama Averroes adalah
seorang polymath Muslim yang lahir di daerah Andalusia, Spanyol. Cakupan bidang
yang ia pelajari sangat luas dari mulai logika, filsafat, psikologi, geografi,
matematika, sampai kedokteran. Ibn Rushd dikenal sebagai ilmuwan Muslim terakhir
yang dengan gigih memperjuangkan nilai-nilai logika dan metode sains dalam
kebudayaan Islam di tengah gerakan dari lawan pemikirannya yaitu Al Ghazali yang
mengkritik bahwa pencampuran ajaran filsafat Yunani dari zaman Aristoteles hingga
Avicenna dan Al Farabi itu sesat dan tidak sesuai dengan ajaran Islam. Karena
pembelaannya terhadap filsafat Yunani dan metode sains, ia dikucilkan dari
komunitas Islam dan dianggap sesat oleh tiga agama sekaligus, yaitu Islam, Kristen,
dan Yahudi. Sampai akhir hayatnya, Ibn Rushd tetap setia dengan pandangannya
bahwa ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama bisa berjalan beriringan. Ironisnya, Ibn
Rushd dikenang sebagai pejuang terakhir (sayangnya gagal) yang
melakukan perlawanan terakhir para ilmuwan Islam untuk mengedepankan logika
dan pendekatan metode saintifik.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perkembangan peradaban dunia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh


peradaban Islam. Sejak abad ke-14, Islam telah mengalami berbagai perkembangan
dan kemajuan pesat hingga disebut sebagai peradaban paling berpengaruh di dunia.
Pada peradaban Islam, terdapat masa yang dinamakan sebagai Islamic Golden Age
atau zaman keemasan Islam. Pada masa ini, bidang ilmu pengetahuan, ilmu agama,
sains, dan budaya mengalami kemajuan yang sangat pesat. Bahkan, dapat dikatakan
tidak ada peradaban lain yang bisa menandingi pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan di dunia Islam. Hal ini dibuktikan dengan munculnya berbagai
penemuan-penemuan baru dan lahirnya ilmuwan-ilmuwan yang berintelekual seperti
Ibnu Sina, Al Kindi, Al Khayyam, Al Khawarizmi, Nasir al Din Tusi, dan Ibn Rushd.

Kemajuan peradaban Islam didukung oleh pembauran bangsa Arab dengan


bangsa-bangsa lain. Keterbukaan peradaban Islam terhadap peradaban bangsa lain
membuat Islam lebih maju dan tinggi dalam nilai peradaban. Satu di antara kontribusi
Islam dalam perkembangan peradaban dunia, yaitu terdapat banyak buku ilmu
pengetahuan yang telah dibuat oleh ilmuwan-ilmuwan muslim kemudian
diterjemahkan kembali ke dalam berbagai bahasa sehingga dapat digunakan sampai
sekarang dalam perkembangan dunia ilmu pengetahuan.

3.2 Saran

Perkembangan dan kemajuan peradaban Islam yang telah ada sejak zaman
dahulu dapat dijadikan sebagai motivasi dalam meningkatkan semangat belajar bagi
generasi sekarang. Budaya dan bahasa bukanlah batasan berarti dalam mencari dan
menuntut ilmu. Dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang seperti saat ini,
kita dapat dengan mudah mencari dan mengakses berbagai sumber ilmu pengetahuan.
Kemajuan dalam ilmu pengetahuan juga harus diiringi dengan kemajuan dalam ilmu
agama karena ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang, agama tanpa ilmu
adalah buta.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aslim, F. (24 April 2020). Peran Peradaban Islam dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan.
Diakses 18 April 2021, dari Zenius.net: https://www.zenius.net/blog/sejarah-peradaban-
islam-ilmu-pengetahuan

Bobrick, B. (2013). Kejayaan Sang Khalifah Harun Ar-Rasyid : Kemajuan Peradaban Dunia
pada Zaman Keemasan Islam. Jakarta: PT Pustaka Alvabet.

Maman. (2012). Pola Berpikir Sains Membangkitkan Kembali Tradisi Keilmuan Islam. Bogor:
QMM Publishing .

11

Anda mungkin juga menyukai