Anda di halaman 1dari 11

PERBANDINGAN KEMAJUAN PERADABAN EROPA DAN

ISLAM
Dosen Pengampu: Dr. Drs. Harlansyah, M.Si

Disusun oleh:

Nama: Arreshka Ramadhan Dzuhri


NIM: 032324503
Konsentrasi: Public Relations

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


KONSENTRASI PUBLISC RELATIONS
STIKOM BANDUNG 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah- Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila.

Dalam makalah ini, saya membahas tentang Perbandingan kemajuan peradaban Eropa dan
Islam. Saya berusaha menyajikan materi yang relevan dan sesuai dengan topik yang dibahas.
Saya juga berusaha menyajikan materi yang mudah dipahami oleh pembaca.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, Saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk meningkatkan kualitas makalah ini di
masa yang akan datang.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………….…………….…i
DAFTAR ISI…………………………………….……………………..….ii
BAB 1…………………………………….…………………………….…1
PENDAHULUAN…………………………………….……………….….1
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………….…….…..1
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………….….….1
1.3 TUJUAN…………………………………….………………….…..1
BAB 2…………………………………….…………………………….…2
LANDASAN TEORI…………………………………….……………......2
2.1 Faktor-faktor yang menyebabkan kemajuan peradaban islam di
dunia………………………………………….…………………………....2
2.2 Renaisans Eropa…………………………………….………………....2
2.3 Pengaruh peradaban Islam bagi Benua Eropa………………………....3
BAB 3…………………………………….……………………………..…5
PEMBAHASAN DAN ANALISIS……………………………………......5
3.1 Analisis faktor-faktor yang menyebabkan kemajuan peradaban islam di
Dunia……………………………………………………………………....5
3.2 Analisis faktor-faktor yang menyebabkan peradaban Eropa lebih maju
daripada peradaban Islam………………………………………….……....6
BAB 4…………………………………….……………………….…….....7
PENUTUP…………………………………….……………………….......7
4.1 Kesimpulan…………………………………….…………....………....7
4.2 Saran…………………………………….…………………………......7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................8
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sejarah singkat perkembangan Islam di Eropa bermula dari penaklukan Semenanjung
Andalusia (sekarang Spanyol) di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad pada tahun 93 H atau 711
M. Penaklukan ini terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik pada
masa Dinasti Umayyah.
Perkembangan Islam di Eropa terbatas pada tiap-tiap negara. Sebagai gambaran umum, buku
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mengulas perkembangan Islam di Spanyol, Rusia, hingga Inggris.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa saja Faktor-faktor yang menyebabkan kemajuan peradaban islam di dunia?


2. Apa yang dimaksud Renaisans Eropa?
3. Apa saja Pengaruh peradaban Islam bagi Benua Eropa?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kemajuan peradaban islam di dunia
2. Untuk mengetahui apa itu Renaisans Eropa
3. Untuk mengetahui pengaruh peradaban islam bagi Benua Eropa

1
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Faktor-faktor yang menyebabkan kemajuan peradaban islam di


dunia

Agar umat Islam dapat bangkit kembali mengembalikan kejayaan Islam, kita perlu
mengetahui faktor-faktor yang mendorong kemajuan peradaban Islam di Dunia. Beberapa
faktor yang mendorong kemajuan peradaban Islam adalah sebagaimana berikut:
a. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu
mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan. Berkat keberhasilan penyebaran Islam
ke berbagai wilayah yang baru, Islam bertemu dengan berbagai kebudayaan baru yang
memiliki khazanah pengetahuan yang baru pula. Faktor ini telah mendorong lahirnya ilmu
pengetahuan.
b. Kemajemukan dalam pemerintahan dan politik. Untuk mengokohkan dinastinya, dinasti
Abbasiyah mengambil strategi yang berbeda dengan dinasti Umayyah. dinasti Abbasiyah
meninggalkan corak dinasti Umayyah yang ke-Arab-araban. Hal ini dibuktikan dengan dua
cara yaitu, Pertama, menerapkan sistem administrasi pemerintahan Persia sekaligus
memasukkan orang- orang Persia dalam struktur pemerintahan. Salah satunya Khalid bin
Barmak yang diangkat menjadi salah satu menteri al-Manshur sekaligus menjadi salah satu
tokoh penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan di masa dinasti Abbasiyah. Kedua,
melakukan nikah silang dengan wanita–wanita Persia. Bahkan, hasil pernikahan ini
melahirkan khalifah baru. Salah satunya adalah al-Makmun. Pada masa ini pula tata
pemerintahan Islam tak lagi menjadi monopoli orang Arab. dinasti Abbasiyah membuka
ruang yang luas bagi orang di luar Arab, yang ahli di bidangnya, duduk di pemerintahan. Ini
terbukti dengan masuknya orang–orang Turki dan Persia.
c. Menciptakan stabilitas ekonomi dan politik. Harun al-Rasyid memanfaatkan kemajuan
perekonomian untuk pembangunan di sektor sosial dan pendidikan, seperti pengadaan sarana
belajar bagi masyarakat umum. Penyediaan infrastruktur yang dilakukan oleh Harun al-
Rasyid pada akhirnya dilanjutkan oleh al-Makmun, khususnya dalam bidang pengembangan
pendidikan, ilmu pengetahuan, kehidupan intelektual serta kebudayaan.
d. Gerakan penerjemahan manuskrip-manuskrip kuno seperti hasil karya cendekiawan Yunani
ke dalam bahasa Arab. Hal ini sudah dilakukan semenjak masa Khalifah al-Manshur dan
keturunannya dengan mengangkat dan menggaji para penerjemah dengan gaji yang sangat
tinggi.
e. Membangun perpusatakaan-perpustakaan sebagai pusat penerjemahan dan kajian ilmu
pengetahuan. Khalifah al-Ma’mun yang dikenal sangat mencintai ilmu pengetahuan
mendirikan Baitul Hikmah yang berfungsi sebagai perpustakaan, pusat penterjemahan dan
lembaga penelitian. Bahkan, di lingkungan istana juga didirikan perpustakaan pribadi
khalifah yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan bagi keluarga istana dan terhimpun di
dalamnya para ilmuwan, ulama dan para pujangga.

2.2 Renaisans Eropa

Zaman Renaisans (abad XIV-XVI) adalah satu abad keemasan (Golden Age) dalam sejarah
2
peradaban barat. Zaman ini merupakan fase transisi yang menjebatani zaman kegelapan
(Dark Ages) dengan zaman pencerahan (Enlightenment Age). Dengan lahirnya Renaisans,
seberkas kemilau cahaya peradaban barat mulai bersinar. Tanpa Renaisans, Eropa mungkin
tidak akan menapaki abad-abad modern dengan begitu cepat.
Secara etimologis (bahasa Prancis) Renaisans, berasal dari kata Re, (kembali) dan Neitre
(lahir) berarti „kelahiran kembali.‟ Dalam konteks sejarat barat, istilah ini mengacu pada
terjadinya kebangkitan kembali minat yang sangat besar dan mendalam terhadap kekeyaan
warisan Yunani dan Romawi kuno dalam berbagai aspeknya. Manusia Renaisans begitu
bersemangat mempelajari karya-karya pemikir agung Yunani Kuno seperti Plato, Plotinus dan
Aristoteles.

Sesudah mengalami masa kebudayaan tradisional yang sepenuhnya diwarnai oleh ajaran
kristiani, kini orang mencari orientasi dan inspirasi baru sebagai alternative bagi kebudayaan
tradisional tersebut, dan perhatian mereka diarahkan pada kebudayaan Yunani-Romawi
sebagai satu-satunya kebudayaan lain yang mereka kenal dengan baik. Kebudayaan klasik ini
dipuja dan dijadikan model serta dasar bagi peradaban manusia.

Abad Renaisans ditandai dengan munculnya sejumlah ilmuwan dan filsuf yang menentang
doktrin gereja terutama tentang ilmu bumi. Mereka menganggap bahwa pusat dunia bukan
lagi Tuhan, melainkan manusia. Manusialah yang berhak dan harus menentukan masa
depannya sendiri dan tidak menyerah pada takdir. Sebagai makhluk yang berakal,
seyogyanya manusia harus mampu menaklukkan dunia beserta isinya. Berikut adalah
sejumlah penemu Eropa dan gerakan-gerakan yang terkait dengan proses Renaisans yang di
kemudian hari mengantarkan orang-orang Eropa untuk menjelajahi dunia dan membuka
koloni- koloni dagang di penjuru benua Asia, Afrika, dan Amerika.

Awal mula dari suatu masa baru ditandai oleh suatu usaha besar Descartes (1596 -1650)
untuk memberikan kepada filasafat suatu bangunan yang baru. Memang di dalam bidang
filsafat zaman Renaisans kurang menghasilkan karya penting bila dibandingkan dengan
bidang seni dan sains. Namun di antara perkembangan itu terjadi pula perkembangan dalam
filsafat. Descartes sering disebut sebagai tokoh pertama filsafat modern.

Sejak itu, dan juga telah dimulai sebelumnya, yaitu sejak permulaan Renaisans, sebenarnya
Individualisme dan Humanisme telah dicanangkan. Descartes memperkuat idea-idea ini.
Humanisme dan individualisme merupakan ciri Renaisans yang penting. Humanisme ialah
pandangan bahwa manusia mampu mengatur dunia dan dirinya. Oleh karena itu sering juga
disebut zaman Humanisme, maksudnya manusia diangkat dari abad pertengahan.

Pada abad pertengahan itu manusia dianggap kurang dihargai sebagai manusia. Kebenaran
diukur berdasarkan ukuran dari Gereja (Kristen), bukan menurut ukuran yang dibuat oleh
manusia. Humanisme menghendaki ukuran haruslah manusia. Karena manusia mempunyai
kemampuan berpikir, maka Humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya
sendiri dan mengatur dunia.

2.3 Pengaruh peradaban Islam bagi Benua Eropa


Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada
3
khazanah ilmu pengetahuan Islam yang berkembang di periode klasik. Memang banyak
saluran bagaimana peradaban Islam mempengaruhi Eropa, seperti Sicilia dan Perang Salib,
tetapi saluran yang penting adalah Spanyol Islam.

Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap peradaban Islam, baik
dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian, dan peradaban antar negara.
Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada dibawah kekuasaan Islam
jauh meninggalkan negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan
sains di sampin bangunan fisik. Yang terpenting di antaranya adalah pemikiran Ibn Rusyd
(1120-1198 M). Ia melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berfikir. Ia
mengulas pemikiran Aristoteles dengan cara memikat minat semua orang yang berpikiran
bebas. Ia mengedepankan sunatullah menurut pengertian Islam terhadap pantheisme dan
anthropomorphisme Kristen. Demikian besar pengaruhnya di Eropa, hingga di Eropa timbul
gerakan Averroisme yang menuntut kebebasan berfikir. Pihak gereja menolak pemikiran
rasional yang dibawa gerakan Averroisme ini.

Pengaruh peradaban Islam termasuk didalamnya pemikiran Ibn Rusyd ke Eropa berawal dari
banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di Universitas- universitas Islam di
Spanyol, seperti universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca. Selama
belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya ilmuwan Islam. Pusat
penerjamahan iru sendiri berada di Toledo. Setelah pulan ke negerinya, mereka mendirikan
sekolah dan universitas yang sama. Universitas pertama di Eropa adalah Universitas Paris
yang didirikan pada tahun 1231 M, tiga puluh tahun setelah wafatnya Ibn Rusyd. Di akhir
zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 buah universitas. Di dalam universitas itu, ilmu
yang mereka peroleh dari universitas-universitas Islam diajarkan, seperti ilmu kedokteran,
ilmu pasti, dan filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak adalah pemikiran Al-Farabi,
Ibn Sina dan Ibn Rusyd.

Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke 12 M itu
menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad
ke 14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-
terjemahan Arab yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa
Latin.

Adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (renaissance) pada abad ke 14 M


ysng bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke 16 M, rasionalisme pada abad ke 17
M dan pencerahan (aufklarung) pada abad ke 18 M.

4
BAB 3
PEMBAHASAN DAN ANALISIS

3.1 Analisis faktor-faktor yang menyebabkan kemajuan peradaban


islam di Dunia

Agar umat Islam dapat bangkit kembali mengembalikan kejayaan Islam, kita perlu
mengetahui faktor-faktor yang mendorong kemajuan peradaban Islam di Dunia. Beberapa
faktor yang mendorong kemajuan peradaban Islam adalah sebagaimana berikut:
a. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu
mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan. Berkat keberhasilan penyebaran Islam
ke berbagai wilayah yang baru, Islam bertemu dengan berbagai kebudayaan baru yang
memiliki khazanah pengetahuan yang baru pula. Faktor ini telah mendorong lahirnya ilmu
pengetahuan.
b. Kemajemukan dalam pemerintahan dan politik. Untuk mengokohkan dinastinya, dinasti
Abbasiyah mengambil strategi yang berbeda dengan dinasti Umayyah. dinasti Abbasiyah
meninggalkan corak dinasti Umayyah yang ke-Arab-araban. Hal ini dibuktikan dengan dua
cara yaitu, Pertama, menerapkan sistem administrasi pemerintahan Persia sekaligus
memasukkan orang- orang Persia dalam struktur pemerintahan. Salah satunya Khalid bin
Barmak yang diangkat menjadi salah satu menteri al-Manshur sekaligus menjadi salah satu
tokoh penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan di masa dinasti Abbasiyah. Kedua,
melakukan nikah silang dengan wanita–wanita Persia. Bahkan, hasil pernikahan ini
melahirkan khalifah baru. Salah satunya adalah al-Makmun. Pada masa ini pula tata
pemerintahan Islam tak lagi menjadi monopoli orang Arab. dinasti Abbasiyah membuka
ruang yang luas bagi orang di luar Arab, yang ahli di bidangnya, duduk di pemerintahan. Ini
terbukti dengan masuknya orang–orang Turki dan Persia.
c. Menciptakan stabilitas ekonomi dan politik. Harun al-Rasyid memanfaatkan kemajuan
perekonomian untuk pembangunan di sektor sosial dan pendidikan, seperti pengadaan sarana
belajar bagi masyarakat umum. Penyediaan infrastruktur yang dilakukan oleh Harun al-
Rasyid pada akhirnya dilanjutkan oleh al-Makmun, khususnya dalam bidang pengembangan
pendidikan, ilmu pengetahuan, kehidupan intelektual serta kebudayaan.
d. Gerakan penerjemahan manuskrip-manuskrip kuno seperti hasil karya cendekiawan Yunani
ke dalam bahasa Arab. Hal ini sudah dilakukan semenjak masa Khalifah al-Manshur dan
keturunannya dengan mengangkat dan menggaji para penerjemah dengan gaji yang sangat
tinggi.
e. Membangun perpusatakaan-perpustakaan sebagai pusat penerjemahan dan kajian ilmu
pengetahuan. Khalifah al-Ma’mun yang dikenal sangat mencintai ilmu pengetahuan
mendirikan Baitul Hikmah yang berfungsi sebagai perpustakaan, pusat penterjemahan dan
lembaga penelitian. Bahkan, di lingkungan istana juga didirikan perpustakaan pribadi
khalifah yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan bagi keluarga istana dan terhimpun di
dalamnya para ilmuwan, ulama dan para pujangga

5
3.2 Analisis faktor-faktor yang menyebabkan peradaban Eropa lebih
maju daripada peradaban Islam

1. Revolusi ilmiah dan industri


Eropa mengalami perkembangan pesat dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan
inovasi, terutama sejak abad ke-16 hingga ke-19. Eropa berhasil menemukan dan
menerapkan berbagai penemuan dan penjelajahan baru, seperti mesin uap, listrik, telegraf,
kereta api, kapal uap, pesawat terbang, dan lain-lain. Eropa juga memanfaatkan sumber daya
alam dan manusia untuk meningkatkan produksi dan perdagangan, serta memperluas wilayah
dan pengaruhnya ke berbagai belahan dunia. Sementara itu, peradaban Islam mengalami
stagnasi dan kemunduran dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, akibat dari faktor-
faktor internal dan eksternal, seperti konflik politik, perpecahan, penjajahan, dogmatisme,
dan kurangnya dukungan dan insentif bagi para ilmuwan dan penemu.

2. Reformasi dan sekularisasi


Eropa mengalami perubahan besar dalam bidang agama dan pemikiran, terutama sejak abad
ke-16 hingga ke-18. Eropa mengalami proses reformasi, yang menantang otoritas dan doktrin
Gereja Katolik, dan melahirkan berbagai aliran dan denominasi Kristen baru, seperti
Protestan, Calvinis, Lutheran, Anglikan, dan lain-lain. Eropa juga mengalami proses
sekularisasi, yang memisahkan urusan agama dan negara, dan memberikan kebebasan dan
toleransi bagi berbagai pandangan dan keyakinan. Eropa juga mengembangkan berbagai
aliran dan gerakan pemikiran baru, seperti humanisme, rasionalisme, empirisme, iluminasi,
dan lain-lain. Sementara itu, peradaban Islam mengalami konservatisme dan ortodoksi dalam
bidang agama dan pemikiran, akibat dari faktor-faktor internal dan eksternal, seperti dominasi
ulama, taqlid, fanatisme, dan kurangnya dialog dan kritik.

3. Demokrasi dan hak asasi manusia


Eropa mengalami perubahan besar dalam bidang politik dan sosial, terutama sejak abad ke-18
hingga ke-20. Eropa mengalami proses demokratisasi, yang menggantikan sistem monarki
absolut dan feodal dengan sistem republik dan konstitusional, yang memberikan hak dan
kewajiban yang sama bagi semua warga negara, tanpa membedakan kelas, ras, atau agama.

6
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Faktor-faktor yang menyebabkan peradaban Eropa lebih maju dari daripada peradaban Islam
adalah:
1.Revolusi ilmiah industri
2. Reformasi dan sekalurasi
3. Demokrasi dan hak asasi manusia

Salah satu faktor yang menyebabkan kemajuan peradaban Islam di Dunia adalah
Menciptakan stabilitas ekonomi dan politik. Harun al-Rasyid memanfaatkan kemajuan
perekonomian untuk pembangunan di sektor sosial dan pendidikan, seperti pengadaan sarana
belajar bagi masyarakat umum. Penyediaan infrastruktur yang dilakukan oleh Harun al-
Rasyid pada akhirnya dilanjutkan oleh al-Makmun, khususnya dalam bidang pengembangan
pendidikan, ilmu pengetahuan, kehidupan intelektual serta kebudayaan.

4.2 Saran
Saran untuk penelitian lebih lanjut adalah untuk memperdalam pemahaman tentang dampak-
dampak dari faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peradaban Eropa dan Islam.
Selain itu, penting untuk memperluas cakupan penelitian untuk memasukkan perspektif-
perspektif yang lebih luas, termasuk dampak globalisasi dan hubungan antar peradaban dalam
konteks modern.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://kumparan.com/potongan-nostalgia/kemajuan-peradaban-eropa-ketika-masa-
pemerintahan-islam-di-spanyol

https://cendikia.kemenag.go.id/storage/uploads/file_path/file_15-10-
2020_5f8840e9c67de.pdf

Asy'ari, H. (2018). Renaisans Eropa dan Transmisi Keilmuan Islam ke Eropa. JUSPI (Jurnal
Sejarah Peradaban Islam), 2(1), 1-14.

Nugroho, I. Y., & Jannati, R. M. (2021). Islam Di Spanyol: Jembatan Peradaban Islam Ke
Benua Eropa Dan Pengaruhnya Terhadap Renaissance. HUMANISTIKA: Jurnal Keislaman,
7(2), 190-219.

Anda mungkin juga menyukai