Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Diajukan sebagai salah satu syarat penugasan


pada mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam

Dosen pengampuh : Darmansyah, S.Pd.I, M.Pd.I

Di susun Oleh Kelompok 2 :

Moh Fahri Muhaimin


Nim. 213121033
Moh. Mari’e al-Amrie
Nim. 213121075
Nur Fitri R. Yunus
Nim. 21312108
Hikmah
Nim. 213121005

PRODI PAI FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERISITAS ALKHAIRAAT PALU
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT
PEDIDIKAN ISLAM” Makalah ini dibuat sebagai penunjang kegiatan
perkuliahan pada mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Terimakasih yang sebesar-besarnya kami hanturkan kepada Dosen pengampuh
mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam yang telah membimbing kami dalam pembuatan
makalah dan tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah ikut
berdiskusi dalam makalah kami.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kami
mengharapakan kritik dan saran dari teman-teman yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat di terima dan dapat memberi manfaat
kepada kita semua pihak yang membutuhkan.

Palu, Ahad 10 Maret 2024

PENYUSUN

KELOMPOK 2

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………ii

Daftar Isi……………………………………………….……………………………iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1

A. Latar Belakang…………………………………….………..…………….…..1
B. Rumusan Masalah………………………………….……..……………...…...2
C. Tujuan…………………………………………….…………………….…….2

BAB II PEMBAHASAN……………………………..………………………......….3

A. Sejarah Perkembangan Filsafat Pendidikan Islam………..………………...…3


B. Urgensi Perkembangan Filsafat Pendidikan Islam…………………………...10
C. Manfaat Belajar Sejarah Perekembangan Filsafat Pendidikan Islam………...12

BAB III PENUTUP............................................................…………………......... 14

A. Kesimpulan………………………………………………………………….14

B. Saran ..............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA…..........…………………………………………..…………15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keadaan Filsafat Pendidikan Islam yang diperdebatkan menjadikan

Kedudukannya juga dalam pertanyaan. Apakah ia mempunyai kontribusi

terhadap pendidikan dan juga terhadap Islam. Tetapi yang jelas bahwa dalam

pengembangan Pendidikan Islam diperlukan landasan ideal dan rasional yang

memberikan pandangan mendasar, menyeluruh dan sistematis tentang hakekat

yang ada di balik masalah pendidikan yang dihadapi. Dengan demikian Filsafat

Pendidikan menyumbangkan analisanya kepada ilmu pendidikan Islam tentang

hakekat masalah yang nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar

yang dijadikan landasan atau petunjuk dalam proses kependidikan.

Sebagai Disiplin Ilmu Filsafat, Filsafat Pendidikan Islam mempunyai

sumber-sumber dasar pijakan yang dijadikan rujukan operasional disiplinnya.

Filsafat pendidikan ini adalah dalam lingkup Islam, maka sudah barang tentu ia

mengikuti ajaran islam dalam pembahasan masalah-amsalahnya. Ajaran dan

pendidikan islam itu sendiri bersumber pada al-Qur'an dan al-Hadis, maka kita

akan mendapati keduanya sebagai rujukan utama dalam isu-isu filsafat

pendidikan Islam.

Paparan di atas memberikan sedikit gambaran tentang pengertian filsafat

pendidikan Islam, Kedudukan dan Sumbernya, tetapi gambaran tersebut masih

1
terbatas dan samar. Sebagai bagian dari pelaku pendidikan Islam tentunya kita

dituntut untuk mengerti seluk beluk Filsafat Pendidikan Islam untuk

kepentingan pengembangan Pendidikan Islam. Hal itu bisa kita mulai dengan

mempelajari Latar Belakang Kemunculan Filsafat Pendidikan Islam dan Ruang

Lingkup Filsafat Pendidikan Islam. Pelaku pendidikan Islam baik apabila

membaca makalah ini untuk melengkapi khasanah pengetahuan Filsafat

Pendidikan Islam.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan Filsafat Pendidikan Islam ?

2. Bagaimana urgensi perkembangan Filsafat Pendidikan Islam ?

3. Apa manfaat belajar sejarah perekembangan Filsafat Pendidikan Islam ?

C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah perkembangan Filsafat Pendidikan Islam

2. Mengetahui urgensi perkembangan Filsafat Pendidikan Islam

3. Mengetahui manfaat belajar sejarah perekembangan Filsafat Pendidikan

Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Filsafat Pendidikan Islam


Dalam lintasan sejarah, umat islam pernah mengukir masa keemasan

dan mencapai puncak peradaban dan kemajuan islam. Pendidikan islam dalam

teori dan praktik selalu mengalami perkembangan, hal ini disebabkan karena

pendidikan islam secara teoritik memiliki dasar dan sumber rujukan yang tidak

hanya berasal dari nalar, melainkan juga wahyu. Kombinasi nalar dengan

wahyu ini adalah ideal, karena memadukan antara potensi akal manusia dan

tuntunan firman Allah SWT. Terkait dengan masalah pendidikan. Kombinasi

ini menjadi ciri khas pendidikan islam yang tidak dimiliki oleh konsep

pendidikan pada umumnya yang hanya mengandalkan kekuatan akal dan

budaya manusia.

Harusnya dengan keterjalinan antara sumber akal dan wahyu tersebut

dapat menghasilkan konsep dan pemikiran pendidikan islam yang sempurna.

Hal itu dibuktikan secara historis melalui upaya pengembangan konsep dan

pemikiran pendidikan islam yang telah berjalan sejak dahulu dengan banyaknya

karya tulis para ulama tentang pendidikan yang sebagian besar masih bisa

diakses hingga saat ini. Hanya saja teori pendidikan mereka seakan

tenggelamkarena masuknya tema-tema baru yang muncul belakangan ini

terutama yang berasal dari referensi barat, sedemikian rupa sehingga timbul

3
kesan seolah-olah perintis penemuan keilmuan pendidikan itu seluruhnya dari

barat.1

Dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

peradaban islam selalu dimasukkan dLm topik-topik khusus. Di bukunya

histiry of the arabs, penulisnya philip K. Hitti (2006) mengungkapkan secara

rinci mengenai peradaban islam dalam periodisasi kesejarahannya. Buku yang

berjudul pijar peradaban manusia: denyut harapan revolusi yang disusun oleh

franz dahler dan eka budianta, mengungkapkan zaman keemasan islam sebagai

puncak kedua dalam penggunaan kesadaran rasional yang dicapai oleh

kebudayaan islam abad pertengahan. Selain itu juga diketengahkan sosok -

sosok kepribadian tersohor yang telah menyatukan filsafat yunani dengan ilmu

alam, bumi, astrologi, matematika, kedokteran dan agama (franz dahler dan eka

buduanta: 282).

Buku dimensi kreatif dalam filsafat ilmu yang disusun oleh tiga penulis:

conny R. Semiawan, I made putrawan, dan TH. I. Setiawan, tidak melupakan

kelahiran zaman modern yang diawali oleh perkembangan ilmu pengetahuan

pada permulaan abad ke-14 di benua eropa. Perkembangan ilmu pengetahuan

itu sendiri terkait dengan tiga sumber utamanya, yaitu dunia islam dan

peradabannya (conny R. Semiawan: 21). Demikian pula yang dikemukakan

jerome R. Ravertz dalam bukunya filsafat ilmu: sejarah dan ruang lingkupnya.

1
Assegat Assegat, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hal.1

4
Diantara ungkapan dinyatakan bahwa kebudayaan islam paling relevan

bagi ilmu eropa. Sejak abad ke-7 hingga abad ke-10 bahasa arab menjadi bahasa

kaum terpelajar bagi bangsa-bangsa yang terentang dari peria hingag spanyol.

Di baghdad, pada abad ke-9 dilakukan penerjemahan terhadap sumber-sumber

yunani ke bahasa arab,. Lalu pada abad ke-12 karya berbahasa arab

diterjemahkan kedalam bahasa latin, dalam berbagai bidang keilmuan, dan

akhirnya dalam bidang filsafat ilmu (jerome R. Ravertz: 21). Diluar itu

pengembangan ilmu pengetahuan juga ditopang oleh perpustakaan. Keduanya

berjalan seiring.2

Menurut jerome R. Revertz, perpustakaan cordova di spanyol memiliki

500.000 buah buku, pada saat bangsa-bangsa di pyrenia utara paling-paling

hanya mempunyai 5.000 buah buku jerome R. Ravertz: 20) melalui terjemahan

dan karya para ilmuan muslim ini, perkembangan ilmuan eropa mulai

menggeliat. Pengaruh tersebut dinilai sangat besar perannya dalam mendorong

ide-ide yang revolusioner dan bersifat inovatif di eropa. Pengaruh yang mampu

mendobrak pemikiran keliru yang sudah baku, baik yang menyangkut

penafsiran fenomena alam maupun dalam melakuakan penalaran (conny R.

Semiawan: 21). Adapun pendobrak pemikiran dimaksud adalah teori

copernicus.3

2
Tafsir Ahmad, Filsafat Pendidikan Islami, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal 143
3
Jalaluddin, Filsafat Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hal. 239-243

5
Memisahkan nilai-nilai ajaran islam dengan ilmu pengetahuan dan

teknologi adalah suatu pandangan yang keliru. Apalagi kalau sampai

menganggap bahwa islam hanya sebagai sebuah agama an sich. Lebih nyasar

lagi kalau pemahaman ini semakin dipersempit, hingga memberi kesan bahwa

ajaran islam hanya mengakomodasi kepentingan hidup di akhirat, padahal al-

quran dan al-hadis sebagai sumber utama ajaran islam, kandungannya tidak

hanya berisi masalah ibadah semata.4 Demikianpula hanya dengan praktik

pendidikan islam. Prektik pendidikan islam selalu mengalami dinamika dan

pasang surut. Teori perkembangan sejarah menyatakan bahwa hubungan anatra

masa lalu, sekarang, dan akan datang memiliki siklus yang saling bertautan.

Julian marias (filosof spanyol) menyatakan bahwa masa sekarang memuat

pengaruh unsur-unsur masa lampau, termasuk didalamnya adalah masa depan,

unsur-unsur saat ini mempengaruhi perjalanan arah masa depan. Ibn khaldun

menyatakan teori perkembangan sejarah berdasarkan pengamatannya pada

kekuasaan raja-raja arab sejalan dengan pertumbuhan manusia yang mengalami

masa kelahiran, pertumbuhan, dan kematian. Arnold toynbee menyebutkan

bahwa tiap peradaban senantiasa mengalami masa pertumbuhan (rise), puncak

kejayaan (peak), dan kemunduran (decline).tidak asalah kalau ada pepatah

menyatakan bahwa hidup ini ibarat roda sekali di atas, lain kali di bawah. Atau,

4
Jalaluddin, Filsafat Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013),, hal. 246.

6
betapapun tingginya burung terbang, tentunya akan turun kepermukaan juga.

Namun demikian, teori siklus perkembangan tersebut bisa kita teruskan satu

lagi periode pasca kemunduran, yaitu periode pembaruan dan upaya

kebangkitan kembali untuk mencapai puncak kejayaan. Renaissance yang

terjadi di barat merupakan contoh yang tepat untuk menjelaskan hal ini.5

1. Periode Pertumbuhan

Masa ini merupakan masa awal pertumbuhan dan persemaian nilai-

nilai ke-islam-an, dimana karakteristik pendidikan islam berpusat pada

sumber al- qur'an dan hadis secara murni. Ketika nabi muhammad SAW.

Masih hidup, praktik pendidikan islam mengikuti tuntunan firman Allah

SWT. Dan teladan beliau. Tujuan pendidikan islam waktu itu adalah untuk

membentuk sikap takwa serta penanaman nilai akhlak mulia. Pada saat ini,

pendidikan islam belum terwujud dalam bentuk konsep dan pemikiran

yang tertuang dalam karya tulis atau disiplin ilmu secara spesifik, namun

praktik pendidikan yang dilakukan oleh nabi muhammad Saw. Baik

keluarga maupun masyarakat, menunjukkan nilai- nilai dan prinsip-

prinsip pendidikan yang terus menerus menjadi sumber inspirasi untuk

dipelajari.

Setelah wafatnya nabi muhammad SAW., tampuk kepemimpinan umat

dipegang oleh khulafa' al-rasyidin. Abu bakar (632-634 M) merupakan

5
Assegat Assegat, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hal.3-4

7
halifa pertama yang melakukan konsolidasi kekuasaan terhadap

semenanjung arabia hingga masuk ke irak dan syria. Khalifah ke dua,

umar bin al-khattab (634-644 M) melanjutkan perkembangan islam

sampai ke mesopotamia, mesir, syria, palestina, dan sebagian besar

wilayah persia, tabristan, azerbaijan, armenia, serta beberapa bagian

wilayah turki. Usman bin Affan (644-656 M), merupakan khalifah ke tiga

dengan latar belakang pedagang kaya dan termasuk diantara mereka yang

pertama kali masuk islam. Ali bin abi talib (656-661 M), keponakan dan

menantu nabi muhammad Saw., merupakan khalifah ke empat yang

populer dengan ketakwaan, keluasan pengetahuan, keberanian, dan

kedekatannya dengan Nabi Muhammad Saw.6

2. Periode Kejayaan

Masa pertumbuhan diatas menuai hasilnya terutama pada masa

khalifah abbasiyah yang merupakan masa kedua, yaitu peride kejayaan.

Pada masa ini islam mengalami masa keemasan (golden ages). Dubidang

keilmuan, ilmu-ilmu ke-islam-an yang bersumber dari wahyu tumbuh

menjadi disiplin ilmu-ilmu agama yang sangat rinci sehingga menjadi

ilmu-ilmu cabang dan raningna. Munculnya ilmu-ilmu al-Quran, ilmu-

ilmu hadis, hukum islam, teologi, tasawuf, dan lain-lain, benar-benar

menandai bangkitnya ilmu pengetahuan dikalangan umat islam. Pada

6
Assegat Assegat, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hal 4-5

8
masa keemasan ini banyak bermunculan para tokoh dan cendekiawan

muslim yang produktif dalam keilmuan. Dapat disebutkan sebagian kecil

dari tokoh yang kajiannya terkait langsung dengan pendidikan adalah ibnu

miskawaih dan al-ghazali.7

Menurut ibnu miskawaih, syariat agama merupakan faktor penentu bagi

lurusnya karakter manusia, karena rujukan utamanya adalah al-qur'an dan

hadis. Dalam bidang astronomi, umat islam dahulu telah berhasil

memadukan tradisi bangsa india, persia, timur dekat kuno khususnya

yunani, menjadi sebuah sintesis yang mengukur babak baru dalam sejarah

astronomi sejak abad ke-8 dan seterusnya. Di bidang kelembagaan,

lembaga pendidikan yang ada pad periode kemajuan ini juga bersifat

integral, artinya tidak hanya mengembangkan ilmu- ilmu agama saja

melainkan menyatu dengan ilmu-ilmu umum yang kita sebut sekarang

dengan ilmu modern. Kegemilangan masa abbasiyah mulai menurun

seiring dengan munculnya konflik politik, perebutan kekuasaan, gaya

hidup mewah para penguasa, dan krisis ekonomi umat, sehingga

memperlemah kemajuan yang telah dicapai selama kurang lebig 5 abad

sebelumnya.

7
Rahman, Fauzi dan Miftahuddin, Memurnikan Pemahaman Islam, (Yogyakata: Titihan Ilahi Pres,
1993), hal 53.

9
3. Periode Kemunduran

Masa kemunduran terjadi setelah jatuhnya kekuasaan abbasiyah

akibat berbagai faktor yang saling berkaitan. Diantaranya adalah :

a. Persaingan antar bangsa

b. Kemerosotan ekonomi

c. Konflik sosial-keagamaan

d. Ancaman dari luar8

4. Periode Pembaruan

Pembaruan pemikiran pendidikan islam sebenarnya telah dilakukan

para ulama dan cendekiawan muslim terdahulu, tanpa dibatasi oleh

periode terdahulu, tanpa dibatasi oleh periode tertentu. Bila dicermati,

kondisi umat dan negara- negara islam saat ini masih dilanda oleh

ketegangan politik, masalah kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan

dibidang sains dan teknologi, sekteranianisme, serta ketergantungan

dengan negara asing, maka gerakan pembaruan ini harus dilakukan secara

intensif.

B. Urgensi Perkembangan Filsafat Pendidikan Islam

Para ahli telah menyoroti dunia pendidikan yang berkembang pada saat

ini baik dalam pendidikan Islam pada khususnya maupun pendidikan pada

umumnya, bahwa pelaksanakan pendidikan tersebut kurang bertolak dari atau

8
Assegat Assegat, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 12-16.

10
belum dibangun oleh landasan filosofis yang kokoh, sehingga berimplikasi

pada kekaburan dan ketidakjelasan arah dan jalannya pelaksanakan pendidikan

itu sendiri. Abdurrahman (1995) misalnya, mengemukan bahwa pelaksanakan

pendidikan agama Islam selama ini berjalan melalui cara didaktis-metodis

seperti halnya pengajaran umum, dan lebih didasarkan pada basis pedagogis

umum yang berasa dari filsafat pendidikan model barat, sehingga lebih

menekankan pada transmisi pengatahuan agama." Untuk menemukan

pedagogis Islam diperlukan lebih dahulu rumusan filsafat pendidikan Islam

yang kokoh.

Pendidikan merupakan persoalan hidup dan kehidupan manusia, dan

seluruh proses hidup dan kehidupan manusia adalah proses pendidikan. Atau

meminjam terma Lodge (1947) bahwa "Life is education and education is life".

Sebagai persoalan hidup maka pendidikan dalam pengembangan konsep-

konsepnya perlu menggunakan sistem pemikiran filsafat tersebut di atas

menyangkut metafisika, epistemologi, aksiologi dan logika, karena problema

yang ada dalam lapangan pendidikan juga berada dalam lapangan filsafat

tersebut. Karena itu hubungan antara filsafat dan pendidikan adalah sangat erat.

Sistem pemikiran filsafat tersebut jika dikaitkan dengan pendidikan,maka

sebagai berikut :

11
• Dalam lapangan metafisika, antara lain diperlukan adanya pendirian

mengenai pandangan dunia yang bagaimanakah yang diperlukan dalam

pelaksanaan pendidikan.9

• Dalam lapangan epistemology, antara lain diperlukan dalam penyusunan

dasar-dasar kurikulum. Kurikulum yang biasa diartikan sebagai

serangkaian kegiatan atau sarana untuk mencapai tujuan pendidikan,

diibaratkan sebagai jalan raya yang perlu dilewati oleh peserta didik dalam

usaha mengenal dan memahami pengetahuan.10

C. Manfaat Belajar Sejarah Perkembangan Filsafat Pendidikan Islam

• Membuka pemahaman seorang muslim terhadap keyakinan nya pada

Islam.ketika seorang muslim mempelajari sejarah filsafat pendidikan

Islam seorang muslim telah memperkuat tauhidnya, bahwa segala sesuatu

bahkan pengetahuan itu milik ALLAH SWT.Kesadaran akan tauhid

adalah bagian dari pengetahuan yang ALLAH SWT ciptakan dalam diri

setiap manusia pada sifat fitrohnya. Dalam Al-Qur'an difirmankan,"Allah

menyatakan tiada tuhan selain dia, demikian pula para malaikat dan orang-

orang yang berilmu" (3:18). Keesaan ALLAH SWT(tauhid) tidaklah

untuk menjadi argumentasi filosofis melainkan penegasan bahwa manusia

memang mengakuinya. Dalam surah yang lain Al-Qur'an menyatakan

pula, Katakanlah ,Dilah Allah Yang Maha Esa, Allahlah yang kekal satu

9
Mustansyir Rizal dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu, (Celeban Timur: Pustaka Pelajar2002),hal.10.
10
Surajiyo, Filsafat Ilmu Dan Perkembangannya Di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal.152

12
satunya tempat bergantung, Ia tiada beranak dan tiada pula diperanakan,

Tiada sesuatupun yang setara dengan-Nya. (112:1-4). Bahwa ALLAH

SWT itu melebihi kualitas dan sifat semua mahluk ciptaan-Nya.11

• Membuka jalan manusia untuk bersyukur kepada ALLAH SWT atas

nikmat akal yang telah diberikannya. Akal adalah salah satu nikmat yang

terbesar diberikan oleh ALLAH SWT kepada hambanya, karena nilai

seseorang didunia ini dimata orang lain adalah tergantung pada akal yang

dimilikinya. Jika ia memiliki akal yang baik,cerdas dan sempurna maka

nilainya akan semakin tinggi namun jika ia memiliki akal yang lemah

maka dirinya akan semakin lemah. Seseorang menjadi mulia tidaklain

disebabkan memiliki akal yang kuat dan sehat. Seseorang menjadi hina

dan lemah disebabkan akal yang milikinya lemah. Akal bisa menjadi kuat

dan baik dengan berbagai pengalaman yang dilalui dengan mempelajari

sejarah perkembangan Filsafat Pendidikan Islam akan menjadikan kita

menuntut ilmu dan mendidik jiwa dengan baik,sesuatu yang paling baik

bagi orang yang berakal lemah adalah diam. Akan tetapi diam sebenarnya

juga butuh kepada akal pikiran .Kalau begini sebagai seorang muslim kita

harus belajar dan berfikir untuk menjadi hidup yang lebih baik sesuai

dengan ajaran ajaran Islam.12

11
M.Ayoub, Mahmoud Islam Antara Keyakinan dan Praktik Ritual, (Yogyakarta:AK GROUP
Yogyakarta, 2004), hal 9.
12
AL-Qorni, Aidh, Cahaya Zaman, (Jakarta: Gema Insani, 2006), hal 83-84.

13
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Terkait dengnan perkembangan pemikiran umumnya dan
perkembangan islam khususnya, dapat dikemukakan periodisasi sebagai
berikut: 1) periode pertumbuhan (rise) yang terjadi pada awal kemunculan
islam sejak lahirnya nabi muhammad SAW. Sampai akhir masa umayah; 2)
periode kemajuan (peak) yang berlangsung pada masa khilafah abbasiyah; dan
3) periode kemunduran (decline) yang terjadi setelah jatuhnya kota baghdad
oleh tentara tartar pada 1258 M; serta 4) periode pembaruan yang berkembang
secara intensifsejak abad ke-18 M.
Sistem pemikiran filsafat tersebut jika dikaitkan dengan pendidikan,
maka lapangan metafisika, diperlukan adanya pendirian mengenai pandangan
dunia yang bagaimanakah yang diperlukan dalam pelaksanaan pendidikan.
Dalam lapangan epistemology, diperlukan dalam penyusunan dasar-dasar
kurikulum. Dalam lapangan aksiologi, yakni mempelajari nilai-nilai, juga
sangat dekat dengan pendidikan, yang selalu dipertimbangkan dalam penentuan
tujuan pendidikan, karena dunia nilai (etika dan estetika) juga menjadi dasar
pendidikan, yang selalu dipertimbangkan dalam penentuan tujuan pendidikan.
Sejarah Perkembangan Filsafat Pendidikan Islam bila dipelajari akan
memberikan manfaat menambah keyakinan bahwa seleruh alam semesta yang
dikaji manusia dalam mencari hakikat kebenaran secara mendalam dan
mendasar dengan akal yang rasional hanyalah milik ALLAH SWT.Membuka
jalan untuk bersyukur atas nikmat berupa akal yang diberikan ALLAH SWT
kpada kita semua.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami selesaikan, semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya dalam hal
mendidik anak. Selain itu, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca
terkhusus untuk para pemakalah sendiri.
Kami sadar dalam pembuatan makalah ini masih jauh mendekati
kesempurnaan, untuk itu kritik saran yang membangun sangat kami tunggu
untuk perbaikan dalam pembuatan makalah kami selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/523703354/2-SEJARAH-DAN-
PERKEMBANGAN-FILSAFAT-PENDIDIKAN-ISLAM
Assegat Assegat, Filsafat Pendidikan Islam, Raja Grafindo Persada, 2011,

Jalaluddin, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013

Mustansyir Rizal Dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu, Celeban Timur: Pustaka

Pelajar, 2002,

Surajiyo, Filsafat Ilmu Dan Perkembangannya Di Indonesia, Jakarta: Bumi

Aksara, 2007,

AL-Qorni, Aidh.2006, Cahaya Zaman. Jakarta:Gema Insani

M.Ayoub.2004.Islam Antara Keyakinan dan Praktik Ritual. Yogyakarta: AK

GROUP Yogyakarta.

Tafsir, Ahmad.2010.Filsafat Pendidikan Islami. Bandung:PT Remaja

Rosdakarya.

Rahman, Fauzi dan Miftahuddin, Memurnikan Pemahaman Islam, Yogyakata:

Titihan Ilahi Pres.

15

Anda mungkin juga menyukai