Oleh:
Mar’atul Latifah
NIM ( 21.1.11.034)
Ahmad Chabib Chusaini
NIM (21.1.11.040)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah Filsafat Pendidikan Islam tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam juga semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah
SAW, sang manajer sejati Islam yang selalu becahaya dalam sejarah hingga saat ini.
Dalam pembuatan makalah ini, tentu tak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing penulis selama ini. Tentunya
makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua. Amiin Yaa Robbal „Aalamiin.
Penulis
II
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................................I
Daftar Isi.......................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.Perkembangan Pemikiran Filsafat Pendidikan Islam...............................................................2
B. Pemikiran-Pemikiran Baru Dalam Pendidikan Islam .............................................................3
C. Problem Matika Dalam Perkembangan Pemikiran Pendidikan Islam......................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................................8
B. Saran.......................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia dikatakan sebagai khalifah di muka bumi, memiliki suatu tanggung jawab
yang besar. Karena itu dalam bentuk penciptaanya juga berbeda dengan makhluk lain, hal ini
terbukti dengan adanya akal yang diberikan Allah Swt kepada manusia. Akal sebagai daya
berfikir yang ada pada diri manusia, berusaha keras untuk sampai kepada diri Tuhan melalui
suatu jalan yang benar dalam pandangan akal manusia tersebut. Dalam mencari kebenaran,
Allah Swt tidak hanya memberikan kemampuan berpikir saja melainkan juga memberikan
wahyu sebagai pengkhabaran dari alam metafisika turun kepada manusia dengan keterangan-
keterangan tentang Allah dan kewajiban-kewajiban manusia terhadap Allah Swt.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Perkembangan Pemikiran Filsafat Pendidikan Islam?
2. Apa Saja Pemikiran-Pemikiran Baru dalam Pendidikan Islam?
3. Apa Saja Problematika Dalam Pengembangan Pemikiran Pendidikan islam?
C. TUJUAN
1. Mengetahui Perkembangan Pemikiran Filsafat Pendidikan Islam
2. Mengetahui Pemikiran-Pemikiran Baru dalam Pendidikan Islam
3. Mengetahui Problematika Dalam Pengembangan Pemikiran Pendidikan islam
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Zuhairini dkk: Filsafat pendidikan islam, Bumi aksara, Jakarta, Cet ke-04. h.137-138
2
Muhammad As-said, Filsafat Pendidikan Islam, h.5
2
3
Diantara pandangan filosofis yang masuk kedalam dunia Islam tentang hakikat
manusia, yang juga diterima serta dikembangkan dikalangan umat islam adalah
pandangan jabariyah dan qodariyah.
Implikasi dari dua apresiasi yang berbeda dikalangan Umat Islam melahirkan
kesenjangan ilmu pengetahuan dan teknologi Barat dalam hal ini ternyata lebih maju
sehingga terjadilah penjajahan oleh dunia Barat terhadap dunia Timur. Ini berarti
bahwa filosofis rasionalis yang pernah dikembangkan oleh umat Islam mengalahkan
pandangan filososfis sufistis yang juga dikembangkan oleh umat Islam. Terjadilah
kehidupan yang tidak seimbang di kalangan umat islam4.
3
h. 5-6
4
http://sanaky.staff.uii.ac.id/2012/07/16/satria-umami-aliran-aliran-pemikiran-pendidikan-islam-di-indonesia
4
melemahkan pikiran di alam islami tersebut antara lain dilukiskan oleh M.M.
Sharif sebagai berikut5:
1. Telah berkelebihan filsafat Islam yang dimasukkan oleh Gazali dalam Alam
Islami di Timurdan berkelebihan pulaIbnu Rusyd dalam memasukkan filsafat
Islamnya di Barat. Gazali dengan filsafat islamnyamenuju ke arah bidang
ruhaniyah hingga menghilang ia ke dalam mega alam tasawwuf. Ibnu Rusyd
dengan filsafat Islamnya menuju ke arah yangbertentangn dengan Gazali. Maka
Ibnu Rusyd dengan filsafatnya menuju ke jurangmaterialisme. Gazali mendapat
sukses di Tmur hingga pendapat-pendapatnya merupakan satu aliran yang
terpenting. Ibnu Rusyd mendapat sukses di Barat hingga pikiran-pikirannya
menjadi pemimpin yang penting bagi alam pikiran Barat.
Di antara sebab yang melemahkan pikiran di alam islami tersebut antara lain
dilukiskan oleh M.M. Sharif sebagai berikut:
4. Telah berkelebihan filsafat Islam yang dimasukkan oleh Gazali dalam Alam
Islami di Timurdan berkelebihan pulaIbnu Rusyd dalam memasukkan filsafat
Islamnya di Barat. Gazali dengan filsafat islamnyamenuju ke arah bidang
ruhaniyah hingga menghilang ia ke dalam mega alam tasawwuf. Ibnu Rusyd
dengan filsafat Islamnya menuju ke arah yangbertentangn dengan Gazali. Maka
Ibnu Rusyd dengan filsafatnya menuju ke jurangmaterialisme. Gazali mendapat
5
Zuhairini dkk: h.1143-144.
5
Namun demikian dijelaskan juga bahwa pada abad 19 mulailah dunia Islam
bergeliat bangkit dari ketertinggalan ditandai dengan munculnya pemikiran
pembaharu dalam dunia Islam seperti Muhammad Ali Pasya dimesir dan gerakan
Turki Muda di Turki dll.
6
Timbulnya aliran-aliran dalam ilmu kalam, bermula dari perbedaan pandangan
filosofis tentang hakikat kalam Allah. Pendukung Ahlus-Sunnah, berpendapat bahwa
Kalam Allah, yaitu Al-Qur’an yang diwahyukan kepada Muhammad SAWadalah
merupakan kalam azali. Sebaliknya Ahli Kalam, yang berpendapat bahwa kalam
Allah yang azali itu hanya ada pada dzat Allah, berarti bahwa Al-Qur’anyang
diturunkan kepada Muhammad adalah makhluk, sebagaimana makhluk-makhluk yang
lainnya.
6
Zuhairini dkk: Filsafat Pendidikan Ilam, bumi aksara, jakarta, Cet ke-04. h.138-
140.
6
iman tersebut berkisar antara dalam hati, ikrar dengan lisan, dan dibuktikan dengan
perbuatan.
6
Kaum murji’ah, berpandangan bahwa iman itu dalam hati, sedangan kaum
Khowarij, berpandangan bahwa iman itu dalam hati dan dalam atau pengakuan
secara lisan , Asy’ariyah berpendapatbahwa iman itu dalam hati dan dinyatakan
dengan lisan serta di sempurnakan dngan perbuatan. Adapun kaum mu’tazilah
menyatakan bahwa iman itu harus dibuktikan dalam perbuatan. Perbedaan pandangan
tersebut akan nampak jelas dalam aktifitas pengalman syari’at.
PENUTUP
A. Kesimpulan
7
8
9
10