Anda di halaman 1dari 13

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SERTA

SUMBER-SUMBER FILSAFAT ISLAM

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

RAIHANIL JANNAH
RAHMAWATI
Dosen : Dr. Nazaruddin Is, MA

INSTITUT AGAM ISLAM ALMUSLIM ACEH

FAKULTAS TARBIYAH

PRODI PENDIDIKAN ISLAM

TAHUN 2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
A. Pengertian Filsafat Islam ...................................................................... 2
B. Sejarah Filsafat Islam ........................................................................... 3
C. Ruang Lingkup Filsafat Islam .............................................................. 3
D. Tokoh Filsafat Islam ............................................................................ 4
E. Sumber-Sumber Filsafat Islam............................................................. 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10
A. Kesimpulan .......................................................................................... 10
B. Saran..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Filsafat sebagai pandangan hidup terkait dengan sistem nilai yang sekaligus
jadi pandangan hidup. Dalam pandangan islam, sistem nilai yang jadi pandangan
hidup ini menyatu dan identik dengan nilai – nilai ajaran islam itu sendiri. Lalu nilai
– nilai ajaran itu pula yang akan diupayakan untuk diwujudkan dalam kehidupan
yang nyata,antara lain melalui proses pendidikan. Sebagai landasan dasar, filsafat
pendidikan islam akan memperkuat bangunan sebuah sistem pendidikan islam.
Sebagai sebuah sistem, pendidikan islam punya pijakan yang kuat dan jelas.
Sementara dalam fungsinya sebagai tujuan, filsafat pendidikan islam ikut memberi
kejelasan tentang arah dan target pencapaian yang diprogramkan dalam sistem
pendidikan islam. Jadi, filsafat pendidikan islam tak dapat dilepaskan hubungannya
dari masalah-masalah yang menyangkut kependidikan.
Ruang lingkup kajian filsafat pendidikan islam juga meliputi masalah –
masalah yang berhubungan dengan sistem pendidikan islam itu sendiri. Adapun
komponen-komponen yang termasuk dalam sistem pendidikan islam itu, antara lain
dasar yang melandasi pembentukan sistem tersebut. Pemikiran pemikiran
menggambarkan cakupan teori maupun rumusan mengenai peserta didik, pendidik,
kurikulum, metode, alat dan evaluasi pendidikan. Ruang lingkup kajian filsafat
pendidikan islam, mengacu pada semua aspek yang dianggap mempunyai hubungan
dengan pendidikan dalam arti luas. Berdasarkan uraian tersebut, penulis menganggap
penting untuk melakukan kajian atau penelitian mengenai “ Pengertian Filsafat,
Peranan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam”

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Filsafat Islam
Kata lain dari filsafat adalah filosofi. Keduanya memiliki makna sama, tetapi
tempat asal dua kata tersebut berbeda. Filsafat diambil dari bahasa arab, falsafah.
Berbeda dengan filosofi yang diambil dari kata Yunani, kata philein dan
kata shopia. Philein bermakna cinta, sedang shopia bermakna pemikiran atau
kebijaksanaan.1
Dari sini tentu sudah jelas apa yang dimaksud dengan filsafat. Filsafat atau
ilmu filsafat adalah ilmu tentang kebijaksanaan atau kebenaran. Dasar yang
digunakan untuk mencari kebenaran tersebut adalah hal-hal yang ada di sekitar. Hal
itu pula yang lantas mendapat sebutan ajaran atau agama.
Ini tentu berbeda dengan istilah filsafat Islam. Filsafat Islam adalah ilmu filsafat yang
lebih mengerucut lagi. Kata Islam menjadi penanda bahwa dasar pencarian
kebenaran adalah hal-hal yang diajarkan di dalam Islam, juga dasar-dasar agama
Islam itu sendiri.
Ada banyak pertentangan terkait filsafat Islam ini. Pertentangan itu lebih
kepada penting-tidaknya filsafat Islam itu sendiri. Sebab, banyak juga ulama yang
cenderung menunjuk hasil pemikiran filsafat ini sebagai kekufuran. Apalagi, salah
satu masalah yang dibahas di dalam filsafat Islam adalah tauhid, hal yang sangat
sensitif sekali untuk dipikirkan atau difilsafatkan.
Pada bagian penamaan filsafat Islam juga terdapat pertentangan. Masalahnya,
filsafat adalah pemikiran manusia, yang dalam hal itu dikatakan sebagai proses
mencari kebenaran. Sedang begitu, Islam sendiri adalah ajaran yang mengarah pada
ketaatan. Penjagaannya bukan lewat proses pemikiran, tetapi lewat riwayat dari
Allah, Malaikat, Nabi, lalu disebarkan dan diajarkan kepada ummat.
Ini juga alasan, mengapa mempelajari filsafat tidak sepenuhnya diperbolehkan.
Tetapi, belajar filsafat juga tidak sepenuhnya diharamkan. Jika diambil garis besar,
selama keilmuan itu tidak bertentangan dengan agama dan justru memperkuat agama

1
Ahmad D.Marimba,Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,(Bandung:Al’Maarif,1989).hlm.20

2
seseorang, hal itu boleh dipelajari. Jika itu bertentangan dan membuat seseorang
cenderung kufur, maka hukum mempelajarinya menjadi haram.

B. Sejarah Filsafat Islam


Salah satu hal yang menjadi penyebab pertentangan boleh-tidaknya belajar
filsafat adalah asal muasal ilmu filsafat itu sendiri. Filsafat berasal dari barat, dari
Yunani. Secara pemikiran, orang barat dan orang timur sudah berbeda. Belum lagi
dengan dasar pencarian kebenaran yang digunakan. Orang timur menggunakan
Quran dan hadits, orang barat murni menggunakan pemikiran mereka.
Lewat penterjamahan buku-buku Yunani, diterjemah pula buku-buku filsafat
yang lantas diadopsi oleh pemikir-pemikir Muslim. Tentu saja, bukan secara
keseluruhan, tetapi hal-hal yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan justru
bisa dimanfaatkan untuk perkembangan Islam sendiri.
Dari proses itulah, filsafat Islam mulai dikenal. Lahir lah kemudian tokoh-tokoh
filsafat Islam yang memiliki andil besar atas perkembangan dunia keislaman.
Beberapa tokoh tersebut adalah yang akan dibahas di bawah seperti Al Farobi, Al
Ghozali, juga Ibnu Sina.2

C. Ruang Lingkup Filsafat Islam


Filsafat adalah pemikiran. Sepintas, tidak ada hal menarik yang menjadi kajian di
dalam filsafat. Tetapi, manfaat filsafat sendiri sebenarnya cukup banyak. Salah
satunya membangun dan membiasakan berpikir, baik ke dalam maupun ke luar.
Berpikir ke dalam artinya, memikirkan dirinya sendiri. Tujuannya apa? Tujuannya
adalah agar seseorang menjadi lebih sadar bahwa dirinya adanya makhluk Allah.
Berbeda dengan berpikir ke luar. Berpikir ke luar adalah memikirkan hal-hal di luar
dirinya untuk mengetahui kekuasaan Allah. Dan inilah salah satu bentuk aplikasi
Quran dalam kehidupan, terutama ayat-ayat yang menegaskan untuk selalu
memikirkan keagungan Allah.
Selain itu, filsafat juga bagus untuk melatih diri memecahkan segala persoalan yang
tengah dihadapi. Sebab, sudah barang tentu, tidak semua persoalan dijelaskan

2
Dikutip dari Abubakar Aceh,Sejarah Filsafat Islam,Cet.II,(Sala:Ramadhani,1982),hlm.9

3
penyelesaiannya lewat Quran dan hadits. Contoh saja, Anda tidak akan menemukan
di dalam Quran atau hadits cara menambal ban dalam motor atau mobil Anda,
bukan? Menemukan cara untuk menambal ban juga bagian dari filsafat.
Dari sedikit paparan di atas, mungkin Anda sudah mulai paham, ruang lingkup
filsafat Islam cukup luas. Dalam dunia pendidikan saja, filsafat Islam menjadi jalan
untuk mencari sistem paling baik agar tujuan pendidikan bisa tercapai.
Maka, lewat filsafat Islam, dilakukan cara merumuskan tujuan pendidikan,
bagaimana kegiatan pendidikan yang dilakukan, bagaimana mengatur dan
menyiapkan tenaga pengajar dan lain sebagainya.
Tidak hanya dalam hal pendidikan saja, dalam hal ilmu fisika, ilmu kedokteran,
bahkan tasawwuf dan teologi, ilmu filsafat ini digunakan. Hanya saja, dalam hal
teologi, lebih-lebih yang berkaitan dengan ketauhidan, banyak yang tidak
memperbolehkan filsafat digunakan.
Alasannya, tidak sedikit orang yang lantas terjebak dalam pikirannya sendiri. Alih-
alih orang tersebut bisa berubah lebih taqwa dan semakin meningkat keimanannya.
Sebaliknya, dia malah terjerumus dalam kesesatan serta penyimpangan ajaran agama
dari yang seharusnya.

D. Tokoh Filsafat Islam


Berikut ini adalah beberapa tokoh filsafat Islam yang banyak dikenal dalam dunia
keilmuan.3
 Al Kindi
Al Kindi memiliki nama asli Abu Yusuf Ya’qub. Al Kindi disebut-sebut sebagai
penggagas filsafat Islam. Menurutnya, Islam tidak jauh dengan filsafat. Artinya, baik
Islam atau pun filsafat bukan dua hal yang saling bertentangan.
Pendapat itu sekaligus yang menjadi sanggahan atas pendapat yang menyebut Islam
sama sekali bertolak belakang dengan filsafat.
Al Kindi tidak hanya dikenal sebagai pemikir hebat dan cerdas, karya yang
dihasilkannya juga tidak sedikit. Setidaknya, al Kindi juga ahli dalam bidang

3
https://duniapesantren.com/filsafat-islam/

4
aritmatikan serta musik. Tidak heran, jika al Kindi cukup diperhitungan tidak hanya
oleh para ahli filsafat Muslim, tetapi juga ahli filsafat barat.
 Al Farabi
Nama asli al Farobi adalah Abu Nasir Muhammad bin al-Farakh al Farabi‘. Al
Farobi disebut-sebut sebagai tokoh kedua setelah al Kindi dalam hal filsafat.
Keduanya pun sama-sama hidup pada abad ke-2 dan ke-3 Hijriyyah.
Pemikiran-pemikiran al Farobi banyak dipengaruhi oleh tokoh filsafat barat semacam
Aristoteles dan Plato. Hasil-hasil pemikiran al Farobi tidak hanya dalam satu bidang
ilmu saja, tetapi dalam beberapa bidang. Beberapa di antaranya adalah ilmu jiwa,
ilmu metafisikan, juga ilmu tauhid.
 Ibnu Sina
Selain sebagai filsuf atau orang yang ahli dalam hal filsafat, Ibnu Sina juga dikenal
sebagai ahli dalam hal ilmu kedokteran. Pendapatnya yang paling banyak dikenal
adalah: Tuhan merupakan asal dari akal dan segala keilmuan.
Dua hal bidang keilmuan yang banyak ditekuni dan menjadi ruang bagi Ibnu Sina
untuk berfilsafat adalah metafisika serta ilmu jiwa. Ibnu Sina hidup pada tahun 370
hingga tahun 428 Hijriyyah.
 Ibnu Rusyd
Ibnu Rusyd memiliki nama asli Abu Walid Muhammad bin Rusyd. Seperti halnya
tokoh filsafat lain, ada cukup banyak bidang ilmu yang menjadi ruangnya untuk
berfilsafat. Salah satunya adalah bidang ketauhidan. Salah satu pendapatnya tentang
tauhid adalah: Allah merupakan penggerak pertama atas segala yang ada.
Aliran filsafat yang dipegang oleh Ibnu Rusyd adalah filsafat rasional. Artinya, akal
dan kemampuannya sangat dihargai dalam aliran filsafat ini.
Alasannya, dengan akal tersebut, Allah memberi kemampuan manusia untuk
memahami dan menafsiri alam raya ini. Berdasar catatan sejarah, Ibnu Rusyd hidup
pada tahun 520 hingga 595 Hijriyyah.
 Al Ghazali
Al Ghozali merupakan salah satu tokoh filsafat ternama. Al Ghazali adalah salah satu
tokoh filsafat yang kurang sependapat dengan beberapa tokoh filsafat lain yang

5
menurut al Ghazali cenderung ngawur. Salah satu kitab filsafat yang ditulis oleh
tokoh filsafat dari Thusi tersebut adalah Kitab Tahafutul Falasifah.

E. Sumber-Sumber Filsafat Islam


1. Filsafat Mesir
Negara Mesir atau timur dekat telah lama memiliki peradaban yang tinggi,
dimana Eropa pada saat ini masih berada dalam lingkungan kegelapan. Setelah
peradaban timur dekat (Mesir) runtuh, barulah muncul kebudayaan Yunani yang
selanjutnya mempunyai pengaruh yang sangat besar diseluruh Eropa, bahkan juga
dibidang pemikiran filsafat berpengaruh di seluruh dunia. Peradaban tua dari Mesir
itu sudah berkembang kira-kira 3000 tahun sebelum Masehi. Orang- orang Mesir
telah berpikir tentang asal segala sesuatu yang maujud, yaitu “RA”. Dialah pokok
dari segala yang ada dan dapat mengadakan segala apa yang dikuasainya, karena Ia
adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Jadi orang Mesir telah Iebih dahulu mendapati apa
yang didapati Plato dalam tempo 25 abad sebelumnya (Abbas, 1984: 122). 4
Orang-orang Mesir purbakala juga telah sampai pada keyakinan terhadap
kekalnya roh manusia yang telah mati, dan akan kembali kepada tubuhnya, maka
tubuh yang mati itu perlu diabadikan dengan mummia agar pada hari kebangkitan,
roh itu mau kembali kepada tubuhnya semula. Dalam perkembangan selanjutnya
muncul pula kepercayaan atheisme yang sama sekali tidak mengakui adanya Tuhan
ataupun hidup sesudah mati. Kaum reaksioner atheis ini menggunakan perdebatan-
perdebatan yang filosofis untuk menghabisi kepercayaan terhadap adanya Tuhan atau
hidup sesudah di akhirat. Tetapi kemudian datanglah raja yang bernama “Amunepis”
yang antusias sekali mengembangkan kepercayaan untuk menyembah Tuhan Yang
Maha Esa (Abbas, 1984: 145).
Demikianlah sekilas tentang perkembangan pemikiran orang Mesir
purbakala dimana mereka telah mengalami perkembangan pemikiran sebagai
lazimnya perkembangan pemikiran dunia filsafat. Hal ini sebagai bukti bahwa,
sebelum herkembang filsafat Yunani telah pernah ber- kembang pemikirar filosofis
di negara Mesir, meskipun dengan kualitas dan kuantitas yang berbeda. Tepatlah apa

4
Abbas. 1984. Perkembangan Pikiran terhadap Agama. Jakarta: Pustaka Al Husna.

6
yang ditulis oleh Dr. Fuad Al Ahwani, bahwa ilmu filsafat pada zaman dahulu milik
orang-orang Kaldan penduduk Irak, kemudian pindah kepada orang Mesir lantas
berpindah lagi pada Orang Yunani (al-Ahwani, 1985: 2).

2. Filsafat India
Di belahan bumi yang lain, yaitu India juga telah berkembang kebudayaan
yang tinggi dengan menelurkan pemikiran falsafat yang cukup berbobot jauh
sebelum Yunani kebudayaannya sampai melahirkan para filosof yang brilliant. Kira-
kira 1000 sampai 2000 tahun sebelum Masehi, bangsa Arya meninggalkan tanah
airnya untuk mengadakan ekspansi ke tanah datar sungai Indus, sehingga
mengalahkan penduduk asli negeri itu. Mula-mula mereka tinggal di daerah Punjab,
tetapi makin lama makin besar kekuasaannya dan berkembang kebudayaannya,
termasuk di dalamnya perkembangan pemikiran filsalat. Zainal Arifin Abbas,
menulis bahwa tarikh perkembangan pikiran orang India yang dapat dikenal baik
dalam soal-soal agama, filsafat dan siasat adalah pada masa 1500 sebelum Masehi.
Jadi lebih muda dari pada Mesir, tetapi lebih tua dari pada Tiongkok dan Yunani
(Abbas, 1984: 163).5
Karya pemikiran filsafat India itu bercampur dengan ajaran- ajaran agama
yang termuat dalam suatu kitab yang sangat dihormati orang Hindu, yaitu kitab
“Veda”. Di dalam kitab tersebut soal-soal alam semesta telah mendapat perhatian
pemikiran orang Hindu dengan berusaha menyelidiki, memahami dan menguak
rahasia alam semesta dengan segala isinya. Tetapi Juga mereka merasa benar, bahwa
alam dunia ini adalah fana tidak akan kekal selamanya. Oleh sebab itu, mereka rindu
sekali pada alam baka dengan jalan mencari kelepasan dari ikatan alam duniawi yang
fana ini dan itulah kesempurnaan. Jika ahli pikir Yunani mencurahkan tenaganya
untuk mencari kebenaran, ahli pikir Hindu mencari jalan lepas dari ikatan duniawi
untuk masuk ke dalam alam kebebasan. Orang dalam filsafat memang mencari
kebenaran, tetapi bukan demi kebenaran belaka, melainkan untuk bebas dari ikatan
dunia. Filsafat Hindu menyelidiki alam, dicari inti sarinya, diselami hakekatnya,
dicari sebab-sebab yang sedalam- dalamnya, akan tetapi filsafat tidak berhenti disitu

5
Abbas. 1984. Perkembangan Pikiran terhadap Agama. Jakarta: Pustaka Al Husna.

7
saja masih mempunyai tujuan lebih lanjut yaitu “kebebasan” (Poedjawijatna, 1980:
47).6
Demikianlah corak filsafat Hindu yang dapat disimak dalam lembaran-
lembaran kitab suci Veda, yang memang kitab itu disusun oleh team yang terdiri dari
para penyair, pemimpin agama dan para filosof dari satu masa kelain masa, sesuai
dengan perkembangan situasi dan kondisi. Oleh karena yang memegang pemimpin
dalam pemikiran umat Hindu adalah kasta tertinggi, yaitu “Brahmanisme” atau
“Vedisme”. Hasil renungan filsafat kaum Brahmana itu yang merupakan warisan
tertulis hingga sekarang, dan yang paling menonjol adalah dalam tiga kelompok:
1) Brahmana: Memuat penerangan-penerangan tentang korban dan cerita-cerita,
2) Arnyaka: Memuat renungan dan keterangan semacam kias,
3) Upainishad: Penuh dengan renungan filsafat dan berpengaruh besar terhadap
alam pikiran Hindu (Poedjawijatna, 1980: 35).
Perlu diketahui bahwa, Brahmanisme ini akhirnya tumbuh dalam beberapa aliran
seperti, Vedanta, Samkhya dan yoga. Selanjutnya terus wuncul gerakan pemikiran
yang disebut “Budhisme” sebagai pengembangan dari aliran-aliran di atas, terutama
Samkhya. Budha marupakan salah satu agama, tetapi sebenarnya hanyalah
merupakan suatu rumusan filsafat mistik yang ingin mencari kebebasan dari ikatan
dunia ini, dan Budhisme ini sangat berpengaruh dalam dunia mistik, baik di barat
maupun di timur.

3. Filsafat Persia (lran)


Negeri Persia merupakan kerajaan besar di dunia semenjak lahirnya agama
Islam, dimana seorang Kisro Persia (Chosru II) pernah mencemooh dan mengoyak-
oyak surat da’wah Nabi Muhammad SAW, dengan kesombongannya. Umat Islam
menyerbu kerajaan besar itu sejak zaman Khalifah Abu Bakar As- Shiddiq yang
dipimpin soorang panglima yang masyhur yaitu Khalid bin Walid. Akan tetapi
Persia baru dapat ditaklukkan umat Islam pada masa kholilah Umar bin Khathab

6
Poedjawijatna. 1980. Pembimbing Kearah Filsafat. Jakarta: PT. Pembangunan

8
dengan kemenangan yang sangat gemilang dan dikenal dengan fathul futuh yaitu
pada tahun 21 H (Syalabi, 1974: 245).7
Dengan masuknya wilayah Persia ke dalam daulah Islamiah itu, maka banyak
pula unsur-unsur kebudayaan ataupun alam pikiran Persia yang mempengaruhi umat
Islam pada kurun waktu selanjutnya.

4. Filsafat Yunani
Semua ahli sepakat bahwa sumber utama filsafat Islam adalah filsafat Yunani yang
telah berkembang sejak abad ke enam sebelum Masehi. Para filosof muslim banyak
yang mengambil pikiran Plato dan Aristoteles, demikian pula banyak teori-teori
filsafat Plotinus yang diambil dan diolah oleh mereka. Maka dalam hal ini
dibenarkan bahwa para filosof muslim berhutang budi pada orang Yunani, demikian
pula dapat dibenarkan bahwa para filosof modern di Barat berhutang budi kepada
umat Islam.
Hal ini disebabkan karena renaissance yang menjadi embrio lahirnya filsafat
modern di Barat merupakan pengaruh pemikian rasional para filosof muslim seperti
Ibnu Sina, Ibnu Rusyd dan lain sebagainya. Jadi filosof muslim merupakan mata
rantai yang sungguh berarti dalam kelangsungan perkembangan alam filsafat dalam
sejarah umat manusia hingga dewasa ini.

7
Ahmad Syalabi. 1971. Maushu’at al-Tarikh al-Islam, jilid II, Mesir, An-Nahdhah

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat adalah filosofi. Keduanya memiliki makna sama, tetapi tempat asal
dua kata tersebut berbeda. Filsafat diambil dari bahasa arab, falsafah. Berbeda
dengan filosofi yang diambil dari kata Yunani, kata philein dan kata shopia.
Philein bermakna cinta, sedang shopia bermakna pemikiran atau kebijaksanaan.
Filsafat Islam, bahan bakunya sebagian besar diambil dari filsafat Yunani,
tetapi kemudian diolah, dibentuk dengan bahan-bahan yang lain sehingga merupakan
suatu sistem pemikiran yang memiliki ciri khas tersendiri. Bahan-bahan yang lain
misalnya, pemikiran Mesir kuno, India, Iran (Persia) dan terutama adalah ajaran
agama Islam itu sendiri, di samping lingkungan dan suasana para filosof muslim
tersebut hidup. Sumber utama filsafat Islam adalah filsafat Yunani yang telah
berkembang sejak abad ke enam sebelum Masehi sebagai periode pertama
perkembangan filsafat. Para filosof muslim banyak yang mengambil pikiran Plato
dan Aristoteles, demikian pula banyak teori-teori filsafat Plotinus yang diambil dan
diolah oleh mereka. Maka dalam hal ini dibenarkan bahwa para filosof muslim
berhutang budi pada orang Yunani.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abbas. 1984. Perkembangan Pikiran terhadap Agama. Jakarta: Pustaka Al Husna.

Abu Bakar Aceh. 1970. Sejarah Filsafat Islam. Semarang: Romadhoni.

Ahmad Syalabi. 1971. Maushu’at al-Tarikh al-Islam, jilid II, Mesir, An-Nahdhah.

https://duniapesantren.com/filsafat-islam/

11

Anda mungkin juga menyukai