Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FILSAFAT ILMU DAN ETIKA BISNIS ISLAMI

“SEJARAH DAN URGENSI FILSAFAT ILMU ISLAMI”

OLEH

KELOMPOK I :

NAMA STAMBUK

WAHYUNI TOMMO SARIRA 000201582023

ISRAN SUTOYO 003101582023

IMAM M AMIN 001401582023

REZKY YULIANTI ISMAIL 000801582023

PASCASARJANA MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur kami persembahkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
menganugerahkan nikmat, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah. Salawat dan salam di persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
membawa risalah islam sebagai pedoman hidup untuk meraih keselamatan hidup di dunia dan
di akhiarat nanti.

Penyusunan makalah ini di maksudkan untuk memenuhi ruang bagi para mahasiswa
dalam rangka mengembangkan sikap dan pedoman atau pertimbangan dalam proses
pembelajaran.

Kehadiran makalah ini khususnya menjelaskan tentang Sejarah dan urgensi filsafat ilmu
islami. Mudah mudahan makalah ini dapat menambah dan memberi wawasan baru tentang
kajian Ilmu dalam kedudukannya untuk menempatkan pemikiran yg benar agar berada dalam
jalan kebenaran.

Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi amal usaha kita, dan menempatkan makalah
ini terbuka bagi kritik baru dalam Makalah Kami. Semoga bermanfaat.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
1.1. Latar belakang..................................................................................................................................3
1.2. Rumusan masalah.............................................................................................................................4
1.3. Tujuan...............................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
2.1 Sejarah konsep Filsafat ilmu Islam...............................................................................................5
2.2 Urgensi Filsafat ilmu Islam...........................................................................................................8
BAB III........................................................................................................................................................11
KESIMPULAN.............................................................................................................................................11
DAFTAR RUJUKAN......................................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Perkembangan filsafah Islam sebagai bagian tidak terpisahkan dari sejarah


panjang khasazah pemikiaran Islam sesungguhnya bukan sesuatu yang sederhana.
Banyak Aspek dan hubungan yang harus di pahami, dijelaskan dan diuraikan.
Ketidak telitian dalam mencermati, memilah dan memilih persoalan inilah yang anti-
filsafat di sebagian kalangan umat Islam atau anggapan bahwa filsafat Islam
hanyalah berasal dari Yunani, salah satu sebabnya adalah karena adanya
kekurangan telitian tersebut.

Filsafat adalah alat. Sebagai alat, ia tidak saja mengantarkan kita untuk masuk
memahami kekehidupan, tetapi juga menuntukan kearifan di balik kehidupan itu
sendiri. Kearifan adalah puncak berfilsafat. Kearifan akan muncul jika antara
aktualitas teori sebagi entitas filsafat dengan realitas perilaku kita berpadu:
membumi dan nyata adanya.

Filsafat merupakan jenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang


sedalam-dalamnya bagi sesuatu berdasarkan pemikiran belaka. Dalam pengertian
lain, filsafat adalah sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan
mendalam mengenahi ketuhanan, alam semesta dan manusia. Berdasarkan
pengertian tersebut, filsafat dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaiman
hakikatnya yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu
seharusnya setelah mencapai pengetahuan tersebut.

Dalam perkembangannya, akhir-akhir ini cakupan filsafat Islam diperluas


kepada segala aspek ilmu-ilmu yang terdapat dalam khasanah pemikiran
keislaman. Bukan saja meliputi hal-hal yang diperbincangkan oleh para filsuf dalam
wilayah kekuasaan Islam, melainkan lebih luas lagi ruang mencakup ilmu kalam,
usul fiqih, dan tasawuf. Filsafat Islam secara khusus dapat diartikan sebagai pokok-
pokok atau dasar-dasar pemikiran yang dikemukakan oleh para fisuf Islam.

Ketika filsafat Islam dibicarakan, akan terbayang beberapa nama tokoh yang
disebut filsuf muslim seperti Al- Kindi, Ibnu Sina , Al-Farabi, Ibnu Rusyd, dan Al-
Ghazali. Kehadiran para tokoh ini tidak dapat dihindarkan. Mereka tidak hanya
mengenalkan filsafat Islam, tetapi mengembangkan filsafat Islam itu sendiri.

Untuk itu, sudah sepatut kita berterima kasih kepada para filosof. Hidup
serasa bermakna berkat amal jariah mereka berupa alat-alat berfikir, metode, dan
pendekatan yang mereka ciptakan dan temukan sehingga menjadikan kehidupan
kita berkualitas.

3
Berangkat dari itu makalah ini dibuat guna memahami sejarah dan urgensi
filsafat ilmu Islami yang akan penyusun jelaskan didalam rumusann masalah
sebagai berikut :

1.2. Rumusan masalah


1. Bagaimana sejarah konsep filsafat Islam?
2. Apa urgensi filsafat ilmu Islam?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep sejarah Islam
2. Untuk mengetahui urgensi filsafat ilmu islami

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah konsep Filsafat ilmu Islam

Filsafat dan ilmu adalah satu kata yang saling terkait, baik secara
substansial maupun secara historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan
filsafat. Sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Cakupan objek
filsafat lebih luas dibandingkan dengan ilmu karena ilmu hanya terbatas pada persoalan
yang empiris, sedangkan filsafat mencakup empiris dan yang non empiris. Karena itu
filsafat oleh para filosof disebur sebagai induk ilmu. Sebab dari filsafatlah ilmu-ilmu
modern dan kontemporer berkembang, sehingga manusia dapat menikmati ilmu dan
sekaligus buahnya, yaitu teknologi. Bahkan dalam perkembangannya filsafat tidak
hanya dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan ilmu itu
sendiri.
Filsafat sebagaimana yang sudah dikatakan sebagai akal, sudah
semestinya digunakan dalam beragama. Akal dalam pemahaman keagamaan
mendapatkan tempat yang tinggi dan mulia. Kaum agamawan sendiri tidak menampik
peran akal dalam memahami agama. Namun sebagian juga menolak akal sebagai
otoritas tertinggi untuk memahami agama. Dengan alasan karena masih ada hati
atau qolbu yang bisa digunakan. Benarkah demikian? Jawabnya tidak, sebab hati/qolbu
sendiri masih meminjam peran akal untuk menjelaskan apa itu qolbu. Berarti, peran
tertinggi masih dipegang oleh akal.

Adapun beberapa pengertian pokok tetang filsafat menurut kalangan filosof, adalah:

1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap


tentang seluruh realistas
2. Upaya untuk melukiskan hakikat realistas akhir dan dasar serta nyata.
3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan, sumbernya,
keabsahannya dan nilainya.
4. Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan
5. Disipilin ilmu yang berupaya untuk membantu melihat apa yang dikatakan dan untuk
mengtakan apa yang dilihat.

Filsafat merupakan sumber dan awal bagi tumbuh dan berkembangnya


ilmu pengetahuan dan teknologi di semua Negara di dunia ini. Namun secara
ontologis agama dan filsafat berbeda. Agama seperti diyakini dan diamalkan oleh
pemeluknya berasal dari Tuhan, sedangkan filsafat merupakan oleh pikir manusia.

5
Agama diturunkan sebagai pedoman moral untuk manusia dengan cara memahami,
menafsirkan dan mengamalkannya. Di sisi lain, filsafat merupakan olah pikir refleksif
manusia sehingga memungkinkan untuk mengembangkan kemampuan memahami
dan menafsirkan butir-butir ajaran agama. Dengan demikian filsafat berfungsi sebagai
supporting factor bagi pemeluk agama untuk meningkatkan kualitas peribadatannya.
Hirarkhi kemampuan manusia untuk memahami, menafsirkan dan mengamalkan
ajaran agama.

Konsekuensi dari pandangan di atas menghasilkan kesadaran bahwa


obyek filsafat, yang meliputi yang ada dan yang mungkin ada, mempunyai kedudukan
hirarkhis berdimensional, yaitu bahwa terdapat aneka struktur dunia yang isomorphis
satu dengan yang lainnya dalam dimensi yang berbeda-beda. Perbedaan dimensi
struktur dunia akan menentukan karakter setiap penghuninya dengan 2 komponen
“takdir” dan “ikhtiar” yang berinteraksi secara dinamis dan kontekstual sehingga
memberikan manusia karakter final (tertutup) dan karakter berubah (terbuka).
Interaksi keadaan karakter manusia yang tertutup dan terbuka itulah yang
memungkinkan manusia untuk menggapai dimensi yang lebih tinggi, atau malah
terperosok ke sebaliknya ke dimensi yang lebih rendah. Fungsi agama kemudian
adalah memedomani agar umatnya mampu beribadat sebaik-baiknya sekaligus
sebagai sumber moral (karakter), petunjuk kebenaran, bimbingan rokhani dan telaah
metafisika religi.

Sebelum lebih lanjut membicarakan Filsafat Islam, terlebih dulu perlu


ditegaskan apa yang dimaksud dengan filsafat Islam. Filsafat Islam dimaksudkan
adalah filsafat dalam prespektif pemekiran orang Islam. Karena berdasarkan
prespektif pemikiran orang, maka kemungkinan keliru dan bertentangan satu sama
lain adalah hal yang wajar. Filsafat berasal dari Bahasa Yunani, philo dan Sophia.
Philo berarti cinta dan shopia berarti kebijaksanaan atau kebenaran. Dalam Bahasa
Yunani kata itu memiliki pengertian dan makna yang lebih dibandingkan ‘Wisdon’
dalam bahasa Ingris modern. Dalam Lisanl Arab, kata falsat berakar dari kata falsafa,
yang memiliki arti Al-Hikmah.

Hikmah menurut Muhyi Ad-din Al- Arabi dalam kitabnya fususi Al-hikmah
adalah proses pencarian hakikat sesuatu dan perbuatan. Ar-Raghib juga
mendefinisikan hikmah adalah memperolah kebenaran dengan perantaraan ilmu dan
akal. Begitu pula dengan tulisan Nurcholis Madjid bahwa hikmah itu berarti ilmu
pengetahuan, filsafat, kebenaran bahaka merupakan rahasia Tuhan yang
tersembunyi yang hanya bisa diambil manfaat dan pelajaran pada masa dan waktu
yang lain. Dengan demikian, istilah filsafat dengan hikmah itu memiliki makna yang
sama.

Berikut adala pengertian filsafat menurut para filsuf:

6
a. Menurut Plato (427-374 SM), filsafat adalah ilmu yang membicarakan
hakikat sesuatu. Adapun Aristiteles berpendapat bahwa filasat adalah
ilmu pengetahuan tentang kebenaran yang meliputi logika, fisika,
metafisika, dan pengetahuan praktis.

b. Menurut Al-Farabi (W.950 M), filsafat adalah ilmu tentang alam yang
maujud dan bertujuan menyelidiki hakikatnya yang sebenarnya.

c. Menurut Sidi Gazalba, filsafat adalah berpikir secara mendalam,


sistematik, radikal, dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti
atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah hasil
akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan sesuatu kebenaran dengan
sedalam-dalamnya. Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan
sungguh-sungguh hakekat kebenaran segala sesuatu serta seluruh fenomena
kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dengan logika yang sistematis.

Sedang menurut istilah, filsafat diartikan sebagai upaya manusia untuk


memahami secara radikal dan integral serta sitematik mengenai Tuhan, alam
semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana hakikatnya sejauh yang didapat akal manusia dan bagaiman sikap
manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan tersebut

Filsafat Islam merupakan hasil pemikiran filsuf tentang ketuhanan, kenabian,


kemanusiaan dan alam yang dilandasi ajaran Islam sebagai aturan pemikiran yang
logis dan sistematis. Selain itu, filsafat Islam memaparkan pula secara luas tentang
ontologi dan menunjukan pandangannya tentang ruang, waktu, materi, serta
kehidupan. Filsafat Islam berupaya memadukan wahyu dengan akal, antara aqidah
denga hikmah, antara agama dan filsafat, dan menjelaskan kepada manusia bahwa
wahyu tidak bertentangan dengan akal.

Berfilsafat berfikir dalam tahapan makna, ia mencari hakikat makna dari


sesuatu, atau keberadaan dan kehadiran. Berfikir dalam tahap makna bukan dan
tidak dipakai untuk menjawab persoalan teknik. Jika kehidupan itu ada dan hadir
dalam kehidupan kita maka apakah makna keberadaan dan kehadiran kehidupan itu
bagi kita, apakah hanya sekadar untuk makan, atau sebaliknya makan untuk
kehidupan. Berfikir dalam tahap makna artinya menemukan makna terdalam dari
sesuatu, yang berada dalam kandungan sesuatu itu. Makan yang terkandung itu
berupa nilai-nilai, yaitu kebenaran, keindahan, atau pun kebaikan, sehingga nilai
keindahan menjadi akan yang terkandung dalam karya seni, nilai yang terkandung
dalam suatu teori keilmuan dan nilai kebaikan bisa tergandung dalam suatu tindakan.
Nilai itulah yang memberikan makna sesuatu itu.

2.2 Urgensi Filsafat ilmu Islam

7
Dari beberapa penjelasan tentang filsafat dan filsafat Islam, baik dari filsuf barat
maupun Islam. Secara pengertian filsafat adalah berfikir secara mendalam, radikal dan
bebas. Bebas artinya dapat memilih apa saja untuk dipikirkan, tidak ada yang haram
untuk dipikirkan, semuanya tergantung pada pilihan dan kesanggupan seseorang untuk
memikirkannya.

Sedangkan Islam itu sediri berasal dari salima yang berarti “sejahtera”, tidak
tercela, tidak bercacat. Dari kata itu terbentuk kata masdar salamat (yang dalam bahasa
Indonesia “selamat”). Dari akar kata itu juga terbentuk kata-kata salm, salm yang artinya
kedamaian, kepatuhan, dan penyerahan diri. Berdasarkan uraian tersebut, maka yang
terkandung dalam Islam adalah kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, penyerahan
(diri), ketaatan, dan kepatuhan. Berdasarkan etimologi al-quran, Islam dapat diartikan
sebagai berikut : pertama,lawan kata dari syirik, sebagaiman tertuang dalam surat Al
an‘am, ayat 14. Kedua lawan kufur sebagaimana dalam surat Ali-Imron ayat 80. Ketiga,
Kemurnian kepada Allah sebagaimana dalam qur’an surat An-Nisa’ ayat 12. Keempat
ketundukan dan kepatuhan kepada Allah sebagaimana terdapat dalam qur’an Az-zumar
ayat 54.

Hampir dari semua khazana Intelektual Islam banyak yang menyerang dan
memojokan filsafat, tanpa memedulikan posisinya sebagai produk, pendekatan atau
metodologi. Padahal, Al-Ghazali sendiri tidak pernah menyerang atau menyalahkan
filsafat secara keseluruhan, tetapi hanya pada aspek metafisikanya yang merupakan
produk pemikiran, yang dinilai dapat menyeret kedalam kekufuran. Namun, filsafat
sebuah proses penalaran dan metodologi justru tetap dinilai penting dan harus di kuasai.

Oleh karena itu, dalam upaya pengembangan dan kajian keilmuan Islam saat ini,
kita tidak bisa berpaling dan meninginggalkan filsafat. Tanpa sentuhan filsafat, pemikiran
dan kekuatan spiritual Islam akan sulit menjelaskan jati dirinya dalam era global. Namun,
yang dimaksud filsafat di sini bukan sekedar uraian sejarah dan metafisikanya yang
notabene merupakan produk pemikiran, melainkan lebih pada sebuah metodologi atau
epistemologi. Karena itulah, Fazlur Rahman (1919-1988 M) menyatakan bahwa filsafat
adalah ruh atau ibu pengetahuan (mother of sciene) dan metode utama dalam berfikir,
bukan produk pemikiran. Tanpa filsafat, seorang tidak akan mampu mengembangkan
ilmunya, bahkan tanpa filsafat ia berarti telah melakukan bunuh diri intelektual. Tentunya
dalam konteks ini dipadukan dengan Islam.

Selanjutnya, yang perlu kita ketahui adalah urgensi filsafat. Yang jelas dari
pengertian filsafat sebelumnya, kita mengetahui bahwa lewat metodologi berpikir filsafat
yang ketat dan penuh pertimbangan untuk mencapai kebenaran, mengajarkan kepada
kita untuk meneliti, mendiskusikan, dan menguji kebenaran dan validitas setiap gagasan
dan pikiran akan menjadikan semua itu bisa dipertanggungjawabkan.

Ditambah adanya krisis modernitas dan banyaknya perkembangan ilmu


pengetahuan membuat orang-orang di masa ini mengalami kehampaan spiritual, krisis
makna, dan legitimasi hidup, serta mengalami kehilangan visi hidup dan keterasingan,
tidak mengenal diri sendiri. Membuat filsafat Islam harus dinaikkan lagi dalam
masyarakat Islam.

8
Selain urgensi filsafat Islam di atas, setidaknya ada tiga manfaat mempelajari dan
mengembangkan wacana filsafat dalam kehidupan menurut Haidar Bagir dalam Buku
Saku Filsafat Islam (2006). Pertama, dengan filsafat dapat membekali kita untuk
memajukan sikap kritis dalam melihat fenomena masyarakat yang ada sekarang ini.
Kedua, dengan filsafat bisa mendorong kaum Muslim agar benar benar memahami
kompleksitas persoalan dalam upayanya membangun tatanan kehidupan
Islami. Ketiga, dengan menguasai isu-isu filosofis manusia secara umum bisa ikut
berpartisipasi dalam upaya mencari tatanan kehidupan terbaik bagi kepentingan semua
orang.

Dengan mengetahui pengertian filsafat Islam, urgensi filsafat Islam, dan manfaat
filsafat Islam kita diharapkan bisa lebih menyadari, mengapresiasi dan utamanya lebih
tertarik untuk mempelajarinya. Karena sesungguhnya urgensi terbesar filsafat Islam
adalah demi mengubah dunia menjadi lebih baik.

Filsafat Islam, Islamic philishopi pada hakikatnya adalah filsafat yang bercorak
Islami. Islam menempati posisi sebagai sifat, corak dan karakter dari filsafat. Filsafat
islam bukan filsafat tentang Islam, bukan the philoshopy of Islam. Filsafat Islam selalu
merupakan upaya menjelaskan cara Allah menyampaikan kebenaran yang hakiki,
dengan bahasa intelektual dan rasional. Filsafat Islam artinya berfikir yang bebas
radikal, dan berada pada taraf makna, yang mempunyai sifat, corak dan karakter yang
meyelamatkan dan memberikan kedamaian hati. Dengan demikian, filsafat Islam berada
dengan menyatakan keberpihakkannya dan tidak netral. Keberpihakkannya adalah
kepada keselamatan dan kedamaian.

Dengan berfikir bebas, radikal dan berada dalam dataran makna, semua itu
dilakukan dalam otak manusia yang ada di kepala, dan kepala adalah salah satu organ
manusia, sedangkan tubuh manusia adalah bagian dari diri, kelakuan atau nafs
manusia. Nafs sebagai kelakuan pribadi manusia merupakan totalitas diri manusia.

Dalam khazanah filsafat Islam, pengenalan model pengetahuan yang bersifat


rasional tidak berhenti dalam alur metodologi berfikir, melainkan berlanjut dalam
pemaksaan spiritulitas. Makna spiritualitas hadir bersamaan dengan tela’ah reflektif-
kontemplatif. Bahkan dalam filsafat Islam pasca Ibnu Rusyd, sebagaimana tampil pada
filsafat mistik Persia gaya Suhrawardi dan Mulla Sadra, filsafat Islam dapat dikatakan
mencapai puncak metodis dengan perpaduan antara rasio diskursif Yunani, dan spiritual
mistik timur-Islam.
Filsafat Islam bukan filsafat yang dibangun dari tradisi filsafata Yunani yang
bercorak rasinalistik, tetapi dibangun dari tradisi sunnah Nabi yang berfikir raisonal dan
transedental. Rujukan filsafat Islam bukan tradisi Intelektual Yunani, tetapi rujukan
filsafat Islam adalah Sunnah nabi dalam berfikir, yang akan menjadi tuntunan dan sauri
tauladan bagi kegiatan bagi umatnya. Karena sesungguhnya dalam diri Rasulullah
terdapat sauri tauladan bagi umatnya, baik tauladan dalam bertindak, berperilaku, dan
maupun berfikir.

Filsafat Islam memiliki metode yang jelas, yaitu rasional, transcendental, dan
berbasis dalam kitab dan hikmah, pada dialektika fungsional Al-Qur’an dan aqal untuk

9
memahami realitas. Secara operasional bekerja melalui kesatuan organik pikir dan qolb,
yang menjadi bagian utuh kesatuan diri atau nafs. Filsafat Islam tidak netral, tetapi
mempunyai tujuan untuk melibatkan diri dalam proses transformasi pembebasan dan
peneguhan kemanusiaan mencapai keselamatan dan kedamaian,baik dalam kehidupan
dunia dan akhirat.

Filsafat Islam pada hakikatnya adalah filsafat kenabian Muhammad SAW.


Filsafat kenabian merupakan bentuk orisinal dalam tradisi filsafat Islam. Yang dimaksud
dengan filsafat kenabian adalah realitas pengetahuan dan nubuat kenabian sebagai
landasan ontologis, epistimologis, serta aksiologis bagi kontruksi pemikiran Islam.
Realitas pengetahuan yang didasarkan atas filsafat kenabian ini bersumber pad
dialektika rasio dan wahyu, bukan semata-mata penalaran diskurtif seperti yang terjadi
dalam alam pemikiran Yunani. Perbedaan antara filsafat Yunani dan Filsafat Islam
terletak dalam persoalan ini.

10
BAB III

KESIMPULAN

Filsafat berasal dari Bahasa Yunani, philo dan Sophia. Philo berarti cinta dan
shopia berarti kebijaksanaan atau kebenaran. Dalam Bahasa Yunani kata itu memiliki
pengertian dan makna yang lebih dibandingkan ‘Wisdon’ dalam bahasa Ingris modern.
Dalam Lisanl Arab, kata falsat berakar dari kata falsafa, yang memiliki arti Al-Hikmah.
Filsafat Islam merupakan hasil pemikiran filsuf tentang ketuhanan, kenabian,
kemanusiaan dan alam yang dilandasi ajaran Islam sebagai aturan pemikiran yang logis
dan sistematis. Selain itu, filsafat Islam memaparkan pula secara luas tentang ontologi
dan menunjukan pandangannya tentang ruang, waktu, materi, serta kehidupan. Filsafat
Islam berupaya memadukan wahyu dengan akal, antara aqidah denga hikmah, antara
agama dan filsafat, dan menjelaskan kepada manusia bahwa wahyu tidak bertentangan
dengan akal.

Filsafat Islam pada hakikatnya adalah filsafat kenabian Muhammad. Filsafat


kenabian merupakan bentuk orisinal dalam tradisi filsafat Islam. Yang dimaksud dengan
filsafat kenabian adalah realitas pengetahuan dan nubuat kenabian sebagai landasan
ontologis, epistimologis, serta aksiologis bagi kontruksi pemikiran Islam.

Tidak dapat dipungkiri bahwa filsafat Islam terpengaruh oleh filsafat Yunani, hal
ini karena kontak umat Islam dengan kebudayaan Yunani bersamaan waktunya dengan
penulisan ilmu-ilmu Islam. Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan Yunani
memberikan pengaruh dan corak tertentu, terutama dan bentuk dan isi. filsafat Islam
berkembang setelah umat Islam memiliki hubungan interaksi dengan Yunani. Meskipun
terdapat variasi, semua muslim tahu bahwa wahyu sumber adalah sumber ilmu
penegtahuan. Oleh karena itu, mereka membangun berbagi teori tentang kenabiaan
sebagaiman yang dilakukan oleh Ibnu Sina dengan salah satu risalahnya yang terkenal,
Isbat An-Nubuwwat.

Dengan demikian, tampak jelas adanya hubungan yang bersifat akomodatif,


yaitu filsafat Yunani memberikan modal dasar penelusuran berfikir yang sejatinya
ditopang oleh Al-Qura’an sejak dulu.

11
DAFTAR RUJUKAN

Wahyuningsih,Sri, Sejarah Perkembangan Filsafat Islam;Jurnal Mutadiin,Vol.7. Januari –


Juni 2021;83.
Sulaiman, Asep, M.Ag, M.Pd., Mengenal Filsafat Islam; Pendahuluan .”(Bandung:
Yrama Widya, 2016).
Soleh, Khudori, M. Ag, “Filsafat Islam dari Klasik hinga Kontemporer: Kata Pengantar”
(Yogyakarta: Ar- Ruzz media, 2016).
Hermawan, Heris, M.Ag, Sunarya,Yaya, M.Pd Filsafat Islam”(Bandung, Cv. Insan
Mandiri, 2011).
Zainudin, HM MA. Sejarah pertumbuhan dan perkembangan filsafat Islam;(uin – malang
2013).
Drajad, Amroeni, Filsafat Islam buat yang pengentahu, ( Jakarta; Erlangga, 2006).

12

Anda mungkin juga menyukai