MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat
Dosen Pengampu oleh bapak Sunu Alharamain
Sahrul (20381091084)
Raiza Athifah Nisrina (20381092080)
Ach. Jazuli (20381091090)
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Kelompok untuk memenuhi mata
kuliah Filsafat
Dalam penulisan karya tulis ini penulis membahas tentang “FILSAFAT ISLAM DAN
TOKOHNYA AL GHAZALI, IBNU SINA, IBNU RUSYD” sesuai dengan tujuan
inrtruksional khusus mata kuliah Filsafat, Program Studi Bimbingan Konseling Pendidikan
Islam, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Madura. Dengan menyelesaikan karya
tulis ini, tidak jarang penulis menemui kesulitan. Namun kami sebagai pihak penulis sudah
berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikannya, oleh karena itu penulis mengharap kritik
dan saran dari semua pihak yang membaca yang sifatnya membangun untuk dijadikan bahan
masukan guna penulisan yang akan datang sehingga menjadi lebih baik lagi. Semoga karya
tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Kesimpulan .......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu dan manusia adalah dua realitas yang tidak dapat dipisahkan. Ilmu merupakan
komponen penting dalam mendukung eksistensi manusia karena secara kodrati manusia
adalah hewan yang berpikir (khayawan an-natiq). Ilmu, sebagai suatu realitas, namun
sebaliknya juga dipengaruhi oleh cara pandang orang atas ilmu itu sendiri, yang kemudian
dikenal sebagai paradigma. Ada beragam cara pandang atas ilmu meskipun di dalam dirinya
ilmu itu sebenarnya bersifat objektif. Paradigma itulah yang akan mengarahkan ilmu tersebut
dikembangkan. Ilmu, dengan kata lain ada secara as such (objektif) di satu sisi dan
pandangan orang atas ilmu yang bersifat subjektif, di sisi lain.
Karakter keilmuan dalam Islam memang khas, berbeda dengan karakter keilmuan
Barat yang hanya mendasarkan pada rasio dan empiri. Intuisi dan wahyu, dalam Islam,
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam ilmu. Karakter keilmuan ini memberikan warna
bagi perkembangan keilmuan yang ada. Keilmuan Barat bersifat pragmatis materialistis
kering dari refleksi atas nilai yang bersifat spiritual, sedangkan keilmuan Islam sangat sarat
dengan spiritualitas, bahkan ilmu dijadikan jalan untuk memahami dan mendekat kepada
Tuhan
Filsafat dikenal sebagai mater scientiarium, yaitu induk dari segala ilmu. Filsafat
selain keberadaannya mendahului ilmu, sekaligus meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Filsafat dikatakan sebagai induk dari segala ilmu, selain
atas dasar alasan historis, juga dikarenakan kajian filsafat memiliki sifat begitu mendasar atau
mengakar yang tidak lain merupakan suatu pencarian abadi terhadap kebenaran yang paling
hakiki. Atas peran dari kajian filsafat itulah ilmu pengetahuan memiliki nafasnya untuk terus
mengalami perkembangan. Salah satu pembendaharaan ilmu dalam Islam adalah Filsafat
Islam, ilmu ini merupakan produk sumbangan pemikiran para filosof muslim, yang berusaha
merekonsilidasikan pemikiran filsafat dengan ajaran Islam yang sarat dengan muatan-muatan
intitusi ilmiah. Oleh karena itu, di dalam maklah ini kita kan membahas apa itu Filsafat islam,
tokoh-tokohnya dan juga pandangan para tokoh terhadap filsafat islam.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Filsafat Islam?, dan
2. Siapa sajakah tokoh dan pandangan nya terhadap Filsafat Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pegertian dari Filsafat Islam, dan
2. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh dan pandangan nya terhadap filsafat
islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Filsafat Islam
Secara etimologi, kata filsafat berasal dari bahasa Yunani. Secar harfiah dibaca
philosophia. Terdiri dari kata philen yang berarti cinta atau mengejar dan Sophia yang
bermakna kebijaksanaan atau pengetahuan. Maka philoshophy bermakna cinta kebijaksanaan
atau mengejar pengetahuan.
Secara terminologi, menurut bahasa Inggris disebut "Philosophy" yang memiliki arti
cinta kepada kebijaksanaan yang mengarahkan pada pencariannya atau pengetahuan tentang
prinsip-prinsip elemen umum, kekuasaan, sebab dan hukum yang dipakai sebagai
menjelaskan fakta dan keberadaan.
Filsafat islam merupakan hasil pemikiran seorang pemikir mengenai ketuhanan,
kenabian, kemanusiaan, alam, realitas ontology, pandangan tentang hakkat ruang, waktu, dan
materi. Selain itu, berkembang juga dalam ilmu kalam, usul fiqih, dan tasawuf yang
berdasarkan ajaran islam sebagai bentuk alur pemikiran yang logis dan sitematis.
Filsafat islam berupaya memadukan antara wahyu denan akal, serta untuk
menjelaskan bahwa wahyu tidak bertentangan dengan akal manusia. Beberapa pendapat
mengatakan bahwa filsafat islam adalah pemikiran yang lahir dari dunia islam untuk
menjawab tantanan zaman yang berkaitan dengan Allah dan alam semesta, waahyu dan akal,
agama dan filsafat. Selain itu dianggap sebagai pebahasan tentang alam dan manusia yang
tersinari ajaran islam.
1
Abu Hamid al-Ghazali, Mukasyafatul Qulub, Kairo: Maktabah alTaufiqiyah, tth., 3
3
Al-Ghazali merupakan salah seorang ulama’ besar yang pernah dimiliki Islam
dalam sepanjang sejarahnya. Ia tergolong ulama dan pemikir Islam yang sangat produktif
dalam menuliskan buah pemikirannya. Jumlah kitab yang ditulis al-Ghazali sampai sekarang
belum disepakati secara definitif oleh para penulis sejarahnya.
2
Abu Bakar Abdurrazak, Inilah Kebenaran; Puncak Hujjah al-Ghazali untuk Para Pencari Kebenaran, terj.
Khaeron Sirin, Jakarta: Penerbit Iiman, 2003, hlm. 43
3
Al-Ghazali, al-Munqidz min al-Dhalal…, hlm. 21
4
2. Ibnu Sina
Naman Lengkepnya adalah Abu Ali Al-Husain Bin Abdullah Bin Sina, lahir di
Afsyana dekat kawasan Bukhara pada tahun 370 H (980 M). Ia dibesarkan di Bukhara pada
umur 10 tahun, Ibnu Sina telah mempelajari ilmu-ilmu agama, kesusasteraan, serta telah
hapal AlQur‟an (Hoesin, 1975: 110). Ibnu Sina wafat dalam usia 58 tahun (1037 M) dan
dikebumikan di Hamazan. Ayahnya bernama Abdullah adalah seorang Ismailliyah (De Boer,
t.t: 165). Lewat usaha ayahnya, Ibnu Sina tertarik untuk mempelajari ilmu filsafat dengan
menekuni alam fikiran Yunani, Islam dan berbagai perangkat materi filsafat lainnya. Selain
itu, ia juga mempelajari ilmu logika, geometri, dan astronomi dari Abu Abdillah dan secara
otodidak. Dan dalam usia delapan belas tahun, ia telah menguasai berbagai macam ilmu
pengetahuan, seperti filsafat, matematika, logika, astronomi, musik, mistik, bahasa, dan ilmu
hukum Islam
3. Ibnu Rusyd
Abu al-Walid Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd atau biasa dipanggil Ibnu Rusyd
atau Averroes, panggilan Averroes sendiri berasal dari nama kakeknya. Ibnu Rusyd lahir
pada 1126 M di kota Kordoba, Andalus yang sekarang dikenal dengan Spanyol. Beliau
berasal dari keluarga yang memiliki intelektual yang baik, ayah dari Ibnu Rusyd adalah
seorang hakim di Kordoba. Lingkungan keluarganya inilah yang membuat Ibnu Rusyd juga
memiliki intelektual tinggi dan sangat mencintai ilmu. Ibnu Rusyd juga terkenal dengan
karismatik dan juga kegigihannya dalam mencari ilmu, akan tetapi dalam proses mencari
ilmu beliau lebih terfokus kepada hal-hal yang berkaitan dengan agama dan syariat. Hal ini
bukan berarti beliau tidak gigih dalam mencari disiplin ilmu lainnya. Seperti halnya ilmu
kedokteran, tidak berbeda dengan Ibnu Sina beliau juga cukup dikenal dalam bidang ini.
7
BAB III
KESIMPULAN
Secara etimologi, kata filsafat berasal dari bahasa Yunani. Secar harfiah dibaca
philosophia. Terdiri dari kata philen yang berarti cinta atau mengejar dan Sophia yang
bermakna kebijaksanaan atau pengetahuan. Maka philoshophy bermakna cinta kebijaksanaan
atau mengejar pengetahuan
Tokoh filsafat islam diantaranya adalah Al-Ghazali dengan pandangan nya dan
menyingkap pemalsuan dan tipuan-tipuan, serta membedakan unsur yang benar dan yang
cuma khayatan, Ibnu Sina dengan pandangan nya terhadap filsafat ada dua yakni Filsafat
Emanasi dan Filsafat Jiwa (al-Nafs), dan Ibnu Rusyd dengan pandangan nya terhadap filsafat
berkaitan dengan agama. Pada dasarnya hubungan antara filsafat dan agama tidak mungkin
bertentangan. Karena kedua hal ini merupakan hal yang saling berhubungan
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/darunurdianna/5da74c1a097f3643bb1fe5b2/pengertian-
filsafat-sejarah-filsafat-dan-filsafat-islam#
A. Thib Raya, “Al-Ghazali, Ensiklopedi Islam, Vol.1, ed. Nina M. Armando, et.al., (Jakarta:
Ichtiar Baru Van Hoeve,2005)
Sahilah Masarur Fatimah, Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i. Vol. 7 No. 1, 2020, hlm 65
Arqom Kuswanjono, Jurnal Filsafat, Vol. 26, No. 2, Agustus 2016, hlm 292
Afrizal M, Perkembangan Filsafat Islam di Mesir Modern, Vol. 39, No. 1 Januari-Juni 2015,
hlm 2