Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN FILSAFAT ISLAM

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Filsafat Islam

Dosen pengampu: M. Thoriqul Huda S, Th.I, M.Fil.I

Penyusun:

1. MUHAMMAD ADIBURRIDHO (933810619)


2. WAHYU SUKMAH NUR R . (933810819)
3. M. ALI FARHAN (933803519)
4. KHOIRUN NISA’ (933809219)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pengertian Filsafat Islam”. Adapun
penulisan makalah ini merupakan tugas matakuliah Filsafat Islam yang harus kami
selesaikan.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama


disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, dengan bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, maka segala macam kesulitan dapat terselesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Kami memohon maaf apabila terjadi banyak kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
bagi penulis dan pembaca.

Kediri, 06 September 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penulisan 5

BAB II PEMBAHASAN 6

A. Pengertian Filsafat 6
B. Sejarah Terbentuknya Filsafat Islam 8
1. Faktor Dorongan Ajaran Islam 9
2. Faktor Perpecahan di Kalangan Umat Islam 9
3. Faktor Dakwah Islam 9
4. Faktor Menghadapi Tantangan Zaman 9
5. Faktor Pengaruh Kebudayaan Lain 10
C. Karakteristik Filsafat Islam 10
D. Perbedaan Filsafat Islam dan Filsafat Barat 11
E. Tokoh-Tokoh Filosof Islam 12

BAB III PENUTUP 13

A. Kesimpulan 13

DAFTAR PUSTAKA 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu dan manusia adalah dua realitas yang tidak dapat dipisahkan. Ilmu
merupakan komponen penting dalam mendukung eksistensi manusia karena secara
kodrati manusia adalah hewan yang berpikir (khayawan an-natiq). Ilmu, sebagai suatu
realitas, namun sebaliknya juga dipengaruhi oleh cara pandang orang atas ilmu itu
sendiri, yang kemudian dikenal sebagai paradigma. Ada beragam cara pandang atas
ilmu meskipun di dalam dirinya ilmu itu sebenarnya bersifat objektif. Paradigma
itulah yang akan mengarahkan ilmu tersebut dikembangkan. Ilmu, dengan kata lain
ada secara objektif di satu sisi dan pandangan orang atas ilmu yang bersifat subjektif,
di sisi lain.
Karakter keilmuan dalam Islam memang khas, berbeda dengan karakter
keilmuan Barat yang hanya mendasarkan pada rasio dan empiris. Intuisi dan wahyu,
dalam Islam, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam ilmu. Karakter keilmuan
ini memberikan warna bagi perkembangan keilmuan yang ada. Keilmuan Barat
bersifat pragmatis materialistis kering dari refleksi atas nilai yang bersifat spiritual,
sedangkan keilmuan Islam sangat sarat dengan spiritualitas, bahkan ilmu dijadikan
jalan untuk memahami dan mendekat kepada Tuhan.
Dalam perkembangannya, akhir-akhir ini cakupan Filsafat Islam itu diperluas
kepada segala aspek ilmu-ilmu yang terdapat dalam khasanah pemikiran keislaman,
yang meliputi bukan saja diperbincangkan oleh para filosof dalam wilayah kekuasaan
Islam tentang beberapa hal, tetapi lebih luas mencakup ilmu kalam, ushul fiqih, dan
tasawuf. Sedangkan pengertian filsafat islam secara khusus ialah pokok-pokok atau
dasar-dasar pemikiran yang dikemukakan oleh para filosof Islam. Selanjutnya mari
kita mempelajari lebih dalam tentang filsafat islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan filsafat islam?
2. Bagaimana sejarah terbentuknya filsafat islam?
3. Bagaimana karakteristik filsafat islam?
4. Bagaimana perbedaan filsafat islam dengan filsafat barat?

4
5. Siapakah tokoh-tokoh filosof islam?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian filsafat islam
2. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya filsafat islam
3. Untuk mengetahui karakteristik filsafat islam
4. Untuk mengetahui perbedaan filsafat islam dengan filsafat barat
5. Untuk mengetahui tokoh-tokoh filosof islam.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Islam


Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philosophia, berasal dari kata
Philein yang berarti mencintai, dan Sophia yang berarti kebijaksanaan.
Philosophia berarti cinta akan kebijaksanaan, dalam bahasa Inggris disebut love of
wisdom, dalam bahasa Belanda disebut wijsbegeerte, sedangkan dalam bahasa
Arab disebut Muhibbu al–HIikmah.
Filsafat adalah pandangan yang menyeluruh dan sistematis, dikatakan
begitu karena filsafat bukan hanya sekedar pengetahuan, melainkan suatu
pandangan yang dapat menembus sampai dibalik pengetahuan itu sendiri.
Dikatakan sistematis karena filsafat menggunakan metode berfikir secara sadar,
teliti, teratur serta sesuai dengan hukum-hukum yang ada.
Sementara itu, kata islam secara semantik berasal dari akar kata Salima
yang berarti menyerah, tunduk, dan selamat. Islam artinya menyerahkan diri
kepada Allah SWT, dan dengan menyerahkan diri kepada-Nya maka akan
memperoleh keselamatan dan kedamaian.
Jadi, Filsafat Islam pada hakikatnya adalah filsafat yang bercorak islami.
Islam menempati posisi sebagai sifat, corak, dan karakter dari filsafat. Filsafat
islam artinya berpikir dengan bebas dan radikal namun tetap berada pada taraf
makna, yang mempunyai sifat, corak, serta karakter yang menyelamatkan dan
memberi kedamaian hati1.
Filsafat Islam adalah pemikiran-pemikiran filsafat yang memberikan
kontribusi pada islam dan sebaliknya islam menggunakn filsafat untuk
memperkuat prinsip-prinsip agama. Dimana salah satu prinsip dalam filsafat
adalah berpikir radikal, yang berujung pada pengakuan bahwa alam ini
disebabkan oleh suatu dzat yang tidak tergantung siapapun. Yaitu dalam agama
dzat tersebut adalah Tuhan.
Filsafat islam juga tidak semata-mata bersifat rasional yang hanya
bersandar pada analisis logis terhadap suatu peristiwa, tetapi juga jejak spiritual
untuk memasuki dimensi kegaiban. Rasionalitas filsafat islam, terletak pada

1
Musa Asy’arie: 2002: 5-6.

6
kemampuannya menggunakan potensi berpikir secara bebas, radikal, dan berada
pada tataran makna, untuk menganalisis fakta-fakta empirik dari suatu kejadian,
dalam bangunan sistem pengetahuan yang ilmiah. Sedangkan transendensinya
terletak pada kesanggupan mendayagunakan kalbu dan intuisi imajinatif, untuk
menembus dan menyatu dalam kebenaran gaib secara langsung, dan menjadi saksi
kehadiran Allah dalam realitas kehidupan.
Dalam pengertian lain, filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang
mencari dan memikirkan suatu kebenaran, dengan sedalam-dalamnya. Dengan
kata lain, filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat
kebenaran segala sesuatu serta seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dengan logika yang sistematis 2. Upaya ini tidak hanya
dengan melakukan eksperimen-eskperimen dan percobaan-percobaan, tetapi
dengan mengutarakan problem secara persis mencari solusi untuk memberikan
argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu3.
Sedangkan yang dimaksud dengan filsafat Islam itu sendiri ialah hasil
pemikiran filosof tentang ketuhanan, kenabian, kemanusiaan, dan alam yang
disinari ajaran Islam dalam suatu aturan pemikiran yang logis dan sistematis, serta
memaparkan secara luas tentang teori ada (ontologi), menunjukan pandangannya
tentang ruang, waktu, materi dan kehidupan. Filsafat Islam berupaya memadukan
antara wahyu dengan akal, antara aqidah dengan hikmah, antara agama dengan
filsafat, dan menjelaskan kepada manusia bahwa wahyu tidak bertentangan
dengan akal.
Dalam perkembangan selanjutnya, cakupan filsafat Islam itu diperluas
kepada segala aspek ilmu-ilmu yang terdapat dalam khasanah pemikiran
keislaman, seperti ilmu kalam, ushul fiqih, dan tasawuf dan ilmu fikir lainnya
yang diciptakan oleh ahli pikir Islam. Ibrahim Makdur memberikan batasan
filsafat Islam itu adalah pemikiran yang lahir dalam pemikiran dunia Islam untuk
menjawab tantangan zaman, yang meliputi Allah dan alam semesta, wahyu dan
akal, agama dan filsafat. Sedangkan pendapat lainnya mendefinisikan tentang
filsafat Islam sebagai pembahasan tentang alam dan manusia yang disinari ajaran
Islam4.

2
Syadali, 1997: 11
3
Meliono, 2007: 1
4
Fu‟ad, 1978: 19-20

7
B. Sejarah Terbentuknya Filsafat Islam
Seperti yang telah kita ketahui, bahwasanya sejarah filsafat islam tidak
dapat dilepaskan dari filsafat yunani. Filsafat yunani dikembangkan oleh
Alexander Agung yang kita kenal dengan Iskandar Zulkarnain. Alexander Agung
adalah Raja Macedonia yang juga merupakan murid dari Aristoteles, dia
mempunyai cita-cita ingin menguasai Mesir karena Mesir dianggap tempat yang
strategis untuk mengembangkan kekuasaan dan peradaban. Keinginannya tercapai
sehingga dia juga menguasai Syiria dan sebagian India.
Alexander berusaha memperkenalkan filsafat dan budaya Yunani di daerah
jajahannya yaitu dengan cara menganjurkan para prajurit dan intelektual Yunani
untuk menikahi penduduk setempat agar mereka betah hidup di tempat yang
dikuasai. Hal inilah yang menjadi cikal bakal perkembangan filsafat dan
peradaban Yunani di luar wilayah Yunani sehingga tidak heran jika lebih
berkembang. Peradaban Yunani lebih berkembang di Mesir, Syiria, dan
Yudinsapur. Adapun perkembangan peradaban filsafat Yunani yang berada diluar
Yunani disebut dengan Hellenisme.
Hellenisme inilah yang memiliki pengaruh terhadap masuknya filsafat
dalam Islam. Sebab, ketika islam berhasil menaklukkan Mesir, Syiria dan Bagdad,
wilayah tersebut sudah maju oleh peradaban Yunani. Pada masa Al-Ma’mun,
Harun Al-Rasyid dan Al-Amin, mereka berusaha mengembangkan tradisi tersebut
dengan memberikan dorongan dan intensif yang cukup besar bagi perkembangan
filsafat dan ilmu. Jadi dapat dikatakan bahwa perhatian khalifah yang begitu besar
bagi perkembangan ilmu dan filsafat merupakan salah satu faktor peradaban islam
maju dan dapat di banggakan. Disamping itu, adanya ayat-ayat Al-Qur’an yang
mendorong umat islam untuk selalu memaksimalkan daya akalnya. Perjumpaan
tradisi islam dengan tradisi-tradisi yang sudah maju merupakan faktor lain yang
cukup dominan dalam memberikan kontribusi positif bagi kemajuan ilmu dan
filsafat di dunia islam. Kemajuan Islam relatif mudah diraih karena bibit kemajuan
sudah berkembang di wilayah tesebut. Begitu juga filosof dan ilmuan muslim
bermunculan seiring dengan kemajuannya5.
Perkembangan kemajuan sains dan teknologi pada zaman khilafah
islamiyah yang dicapai kaum muslimin dimulai dengan pengalihan pengetahuan
yang ada pada filsafat yunani ke lingkungan dunia islam. Pengalihan tersebut
5
Amsal Bakhtiar: 2005:15.

8
dilakukan dengan cara mempelajari dan menerjemahkan karyakarya filsuf Yunani
ke dalam bahasa arab agar dapat dibaca oleh masyarakat, baik untuk kepentingan
pengetahuan maupun untuk pengkajian lebih lanjut6.

Munculnya filsafat islam dapat dilihat dari beberapa faktor, yaitu:


1. Faktor Dorongan Ajaran Islam
Yaitu untuk membuktikan adanya Allah SWT, islam menghendaki
agar umatnya memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. Dan penciptaan
tersebut tentu ada yang menciptakannya, dengan pemikiran yang demikian itu
kemudian menimbulkan penyelidikan dengan pemikiran filsafat.
2. Faktor Perpecahan di Kalangan Umat Islam
Setelah terbunuhnya khalifah Usman bin Affan, dikalangan umat islam
terjadi perpecahan dan pertentangan. Hal tersebut berawal dari persoalan
politik akan tetapi selanjutnya merambah pada bidang agama dan yang
lainnya, untuk membela dan mempertahankan pendapat masing-masing
mereka mencoba menggunakan logika dan khazanah keilmuwan di masa lalu,
terutama logika Yunani dan Persi sehingga pada akhirnya mereka dapat
mendalami pemikiran-pemikiran yang berasal dari kedua negeri tersebut, dan
mereka membentuk filsafat tersendiri yang dikenal dengan Filsafat Islam.
3. Faktor Dakwah Islam
Islam menghendaki supaya umatnya dapat menyampaikan ajaran islam
kepada sesama manusia, agar seseorang bisa menerima ajaran islam secara
rasional, maka islam harus disampaikan kepada mereka dengan dalil-dalil
yang rasional pula. Sehingga filsafat sangat dibutuhkan dalam hal tersebut.
4. Faktor Menghadapi Tantangan Zaman
Perkembangan pemikiran berlangsung didalam filsafat, zaman pun
juga berkembang, islam adalah agama yang berkembang sesuai dengan
zamannya, akan tetapi hal tersebut sangatlah bergantung pada pemahaman
umatnya, sehingga setiap berkembangnya zaman diharapkan pemikiran umat
islam juga berkembang terhadap agamanya.

5. Faktor Pengaruh Kebudayaan Lain

6
Aceng Rachmat, et al:2015:65

9
Setelah daerah kekuasaan islam meluas ke berbagai wilayah, umat
islam berjumpa dengan beberapa kebudayaan. Mereka menjadi tertarik dan
mempelajarinya sehingga pada akhirnya terjadi sentuhan budaya diantara
mereka. Hal ini banyak sekali ditemukan dalam beberapa teori filsafat Islam,
misalnya pada “Teori Emanasi” dari Al-Farabi.

C. Karakteristik Filsafat Islam


Sebagai sebuah ilmu, filsafat Islam juga memiliki karakteristik tersendiri yang
berbeda dengan filsafat umum lainnya, misalnya filsafat Yunani. Secara sederhana
karakteristik filsafat Islam dapat dirangkum menjadi tiga, yaitu:
1. Filsafat Islam membahas masalah yang sudah pernah dibahas dalam filsafat
Yunani dan lainnya, seperti ketuhanan, alam, dan roh. Akan tetapi, selain cara
penyelesaian dalam filsafat Islam berbeda dengan filsafat lain, para filosof
Muslim juga mengembangkan dan menambahkan ke dalamnya hasl-hasil
pemikiran mereka sendiri. Sebagaimana bidang lainnya (teknik), filsafat
sebagai induk ilmu pengetahuan diperdalam dan disempurnakan oleh generasi
yang datang sesudahnya.
2. Filsafat Islam membahas masalah yang belum pernah dibahas oleh filsafat
sebelumnya seperti filsafat kenabian (Al-Nazhariyyat Al-Nubuwwat).
3. Dalam filsafat Islam terdapat perpaduan antara agama dan filsafat, antara
akidah dan hikmah, antara wahyu dan akal. Bentuk ini banyak terlihat dalam
pemikiran filosof Muslim, seperti Al-Madinat Al-Fadhilat (Negara Utama)
dalam filsafat Al-Farabi, bahwa yang menjadi kepala Negara adalah nabi atau
filosof. Begitu pula pendapat Al-Farabi pada Nadhariyyat Al-
Nubuwwat (filsafat kenabian), bahwa nabi dan filosof sama-sama menerima
kebenaran dari sumber agama, yakni Akal Aktif yang juga disebut Malaikat
Jibril. Akan tetapi, berbeda dari segi teknik, filosof melalui Akal Perolehan
(mustafad) dengan latihan-latihan, sedangkan nabi dengan akal hadyang
memiliki daya yang kuat Al-Qudsiyyat) jauh kekuatannya melebihi Akal
Perolehan filosof.

Dengan demikian jelaslah bahwa filsafat Islam merupakan hasil pemikiran


umat Islam secara keseluruhan. Pemikiran umat Islam ini merupakan buah dari
dorongan ajaran Al-Qur’an dan hadits. Kedudukan akal yang tinggi dalam kedua

10
sumber ajaran Islam tersebut bertemu dengan peranan akal yang besar dan ilmu
pengetahuan yang berkembang maju dalam peradaban umat lain, terutama
peradaban Yunani, Persia, dan India. Dengan kata lain, umat Islam merupakan
pewaris tradisi peradaban ketiga bangsa tersebut, yang sebelumnya telah mewarisi
pula peradaban bangsa sekitarnya seperti Babilonia, Mesir, Ibrani, dan lainnya7.

D. Perbedaan Filsafat Islam dan Filsafat Barat


Banyak pendapat yang mengatakan bahwa filsafat lahir dari Yunani, namun
ada juga yang mengatakan bahwa filsafat dimulai dari Islam. Dan ada lagi yang
berpendapat bahwa asal mula filsafat adalah gabungan dari keduanya. Filsafat
barat adalah hasil pemikiran radikal oleh para filosof barat sejak abad pertengahan
sampai abad modern. Sedangkan filsafat islam adalah berpikir bebas, radikal dan
berada pada taraf makna yang mempunyai sifat dan karakter yang menyelamatkan
dan kedamaian hati.
Perjalanan filsafat barat dimulai dari masa Yunani kuno, yang terfokus pada
pemikiran asal kejadian alam secara rasional. Segala sesuatu harus berdasarkan
logika. Kemudian masa abad pertengahan filsafat berubah arah menjadi bersifat
teosentrik, segala kebenaran ukurannya adalah ketaatan pada gereja. Maka mereka
banyak yang berasal dari kalangan pendeta (agamawan). Dan pada perjalanan
berikutnya para pedeta dogmatis tersebut ditinggal oleh para ilmuwan yang
kemudian beralih pada pemikiran yang bercorak bebas, radikal, dan rasional yang
realis.
Filsafat islam segala bentuk pemikiran ilmuwan muslim yang mendalam
secara teoritis maupun empiris, bersifat universal yang berlandaskan wahyu.
Filsafat islam merupakan pengembangan filsafat plato dan Aristoteles yang telah
dilandasi dengan ajaran islam dan memadukan antara filsafat dan agama, filsafat
yang berciri religius dan berusaha sekuat tenaga memasukkan teks agama dengan
akal. Adapun tujuan filsafat barat dan filsafat islam sebenarnya mempunyai
kesamaan, akan tetapi, karena terjadinya perbedaan agama maka pada filsafat
islam ada batasan-batasan, yaitu menyelidiki segala sesuatu yang ada secara
mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakikatnya, jadi dalam filsafat
objeknya tidak membatasi diri.
7
Nurcholish Madjid, 1991: 16

11
E. Tokoh-Tokoh Filosof Islam
Adapun tokoh filosof Islam yang terkenal sangatlah banyak, namun ada
beberapa tokoh masyhur, yaitu antara lain:
1. Al-Kindi
2. Ar-Razi
3. Al-Farabi
4. Ibnu Sina
5. Ibnu Rusyd
6. Ibnu Miskawaih
7. Al-Ghazali
8. Ibnu Bajjah
9. Ibnu Thufail
10. Muhamad Iqbal, dll.

BAB III

PENUTUP
12
A. Kesimpulan
1. Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philosophia, berasal dari kata Philein
yang berarti mencintai, dan Sophia yang berarti kebijaksanaan. Philosophia berarti
cinta akan kebijaksanaan, dalam bahasa Inggris disebut love of wisdom, dalam
bahasa Belanda disebut wijsbegeerte, sedangkan dalam bahasa Arab disebut
Muhibbu al–HIikmah.
2. Adapun yang dimaksud dengan filsafat Islam itu sendiri ialah hasil pemikiran
filosof tentang ketuhanan, kenabian, kemanusiaan, dan alam yang disinari ajaran
Islam dalam suatu aturan pemikiran yang logis dan sistematis, serta memaparkan
secara luas tentang teori ada (ontologi), menunjukan pandangannya tentang
waktu, ruang, materi dan kehidupan. Filsafat Islam berupaya memadukan antara
wahyu dengan akal, antara aqidah dengan hikmah, antara agama dengan filsafat,
dan menjelaskan kepada manusia bahwa wahyu tidak bertentangan akal.
3. Munculnya filsafat islam dapat dilihat dari beberapa faktor, yaitu: faktor dorongan
ajaran islam, faktor perpecahan di kalangan umat islam, faktor dakwah islam,
faktor menghadapi tantangan zaman, faktor pengaruh kebudayaan lain.
4. Filsafat Islam merupakan hasil pemikiran umat Islam secara keseluruhan.
Pemikiran umat Islam ini merupakan buah dari dorongan ajaran Al-Qur’an dan
hadits.
5. Filsafat barat adalah hasil pemikiran radikal oleh para filosof barat sejak abad
pertengahan sampai abad modern. Sedangkan filsafat islam adalah berpikir bebas,
radikal dan berada pada taraf makna yang mempunyai sifat dan karakter yang
menyelamatkan dan kedamaian hati.

DAFTAR PUSTAKA

13
Sulaiman, Asep. 2016. Mengenal Filsafat Islam. Bandung: Fadillah Press.

Sholeh, Khudhori. 2016. Filsafat Islam (Dari Klasik Hingga Kontemporer ). Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.

Al-Ahwani, Ahmad Fuad. 1997. Filsafat Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Asy’arie, Musa. 2002. Filsafat Islam: Sunnah Nabi dalam Berpikir. Yogyakarta: Lesfi.

Syadali, Ahmad. 1997. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Bakhtiar, Amsal. 2005. Tema-Tema Filsafat Islam. Jakarta: UIN Jakarta Pers.

Rachmat, Aceng. 2015. Filsafat Ilmu Lanjutan. Jakarta: Prenada Media Group.

14

Anda mungkin juga menyukai