Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………. 2

1.3Tujuan Filsafat…………………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAAN
2.1 Pengertian Filsafat………………………………………………………………. 3

2.2 Peranan Filsafat Pendidikan Islam………………………………………… 8

2.3 Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam……………………………… 9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………. 13

DAFTAR PUSTAKA
 
BAB I
PENDAHULUAN
 
1. Latar Belakang Masalah
Filsafat sebagai pandangan hidup terkait dengan sistem nilai yang sekaligus jadi pandangan
hidup. Dalam pandangan islam, sistem nilai yang jadi pandangan hidup ini menyatu dan identik
dengan nilai – nilai ajaran islam itu sendiri. Lalu nilai – nilai ajaran itu pula yang akan
diupayakan untuk diwujudkan dalam kehidupan yang nyata,antara lain melalui proses
pendidikan. Sebagai landasan dasar, filsafat pendidikan islam akan memperkuat bangunan
sebuah sistem pendidikan islam. Sebagai sebuah sistem, pendidikan islam punya pijakan yang
kuat dan jelas. Sementara dalam fungsinya sebagai tujuan, filsafat pendidikan islam ikut
memberi kejelasan tentang arah dan target pencapaian yang diprogramkan dalam sistem
pendidikan islam. Jadi, filsafat pendidikan islam tak dapat dilepaskan hubungannya dari masalah
– masalah yang menyangkut kependidikan.

Ruang lingkup kajian filsafat pendidikan islam juga meliputi masalah – masalah yang
berhubungan dengan sistem pendidikan islam itu sendiri. Adapun komponen – komponen yang
termasuk dalam sistem pendidikan islam itu, antara lain dasar yang melandasi pembentukan
sistem tersebut. Pemikiran – pemikiran menggambarkan cakupan teori maupun rumusan
mengenai peserta didik, pendidik, kurikulum, metode, alat dan evaluasi pendidikan. Ruang
lingkup kajian filsafat pendidikan islam, mengacu pada semua aspek yang dianggap mempunyai
hubungan dengan pendidikan dalam arti luas. Berdasarkan uraian tersebut, penulis menganggap
penting untuk melakukan kajian atau penelitian mengenai “ Pengertian Filsafat, Peranan dan
Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam”

2. Rumusan Masalah
1. Pengertian Filsafat.
2. Peranan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam.
3. Tujuan Masalah
1. Memenuhi Tugas mata kuliah “Filsafat Pendidikan Islam”.
2. Mengetahui Pengertian Filsafat,Peranan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
Islam.
3. Sebagai bahan yang akan kami diskusikan.
 

 
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat
Sebelum kita merambah jauh berbicara tentang pengertian filsafat pendidikan islam, baiknya kita
disini diungkapkan dahulu apa itu filsafat. Ada dua pendapat berbeda mengenai asal – usul terma
filsafat secara etimologi. Pendapat Pertama menyebutkan bahwa filsafat berasal dari bahasa arab,
“falsafah” dengan timbangan fa’lala, fa’lalah, dan fi’lal.Pendapat ini dikemukakan oleh Harun
Nasution.
Pendapat kedua menyatakan bahwa terma filsafat berasal dari kata bahasa inggris phila dan
sophos.Philo berarti cinta dan sophos berarti ilmu atau hikmah. Pendapat ini dikemukakan oleh
Louis O Kattsoff . Dari pendapat kedua ini muncul pendapat ketiga yang menggabungkan
keduanya. Pendapat ini di kemukakan oleh filsuf islam al- farabi (w.950 M). Menurutnya,
filsafat berasal dari bahasa yunani yang masuk dan digunakan sebagai bahasa arab, yaitu berasal
dari kata philosophia, philo berarti cinta sedangkan sophia berarti hikmah.
Filsafat, falsafah, atau philosophia secara harfiah berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta
pada kebenaran. Filsafat secara sederhana berarti “alam pikiran” atau “ alam berpikir”.
Berfilsafat artinya berpikir namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah
berpikir secara mendalam (radikal) dan sungguh- sungguh. 
Berikut di kemukakan beberapa pengertian filsafat menurut para ahli mulai dari klasik hingga
moderen.

1. Plato ( 427 – 347 SM ) mengatakan bahwa filsafat Itu tidak lain dari pengetahuan tentang
segala sesuatu yang ada.
2. Aristoteles ( 384 – 322 SM ) berpendapat bahwa filsafat itu menyelidiki sebab dan asas
segala benda.
3. Marcus Tullius Cicero(106- 143 SM) merumuskan filsafat sebagai pengetahuan tentang
segala yang maha agung dan usaha usaha untuk mencapainya.
4. Al-Farabi (w. 950 M ) mengungkapkan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang
alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikatnya yang sebenarnya.
5. Immanuel Kant ( 1724 – 1804 M ) mengutarakan bahwa filsafat adalah ilmu pokok dan
pangkal segala pengetahuan yang didalamnya mencakup empat persoalan yaitu apa yang
didapat diketahui manusia, apa yang boleh dikerjakan manusia sampai dimana harapan
manusia ( agama ) dan apa yang dinamakan manusia ( antropologi ).
6. Harold H.Titus dkk. Mengemukakan lima pengertian filsafat, yaitu (a) suatu sikap
tentang hidup dan tentang alam semesta;(b)proses kritik terhadap kepercayaan dan sikap;
(c)usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan;(d)analisis dan penjelasan logis dari
bahasa tentang kata dan konsep;(e) sekumpulan problema yang langsung mendapat
perhatian manusia dan dicarikan jawabannya.
7. C Mulder menyatakan bahwa filsafat adalah pemikiran teoritis tentang susunan kenyataan
sebagai keseluruhan.
8. Fuad Hasan menggagas bahwa filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal;radikal
dalam arti mulai dari radiksnya suatu gejala dari akrnya sesuatu yang hendak
dipermasalahkan.Dengan jalan penjajagkan yang radikal ini, filsafat berusaha untuk
sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.
9. Drijakara berpendapat bahwa filsafat adalah pemikiran manusia yang radikal, artinya
dengan mengesampingkan pendirian- pendirian dan pendapat – pendapat yang diterima
dan mencoba memperlihatkan pandangan lain yang merupakan akar
permasalahan.filsafat tidak mengarah pada sebab-sebab yang terdekat,tetapi pada
“mengapa” yang terakhir,sepanjang merupakan kemungkinan berdasarkan kekuatan akal
budi manusia.
10. Kamus Besar Bahasa Indonesia menulis bahwa filsafat adalah pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab,asal, dan
hukumnya.
11. Dictionary of Philosophy mengungkapkan bahwa mencari kebenaran serta kebenaran itu
sendiri adalah filsafat.
Dari Banyaknya Pengertian Filsafat yang dikemukakan, kiranya dapat dikatakan bahwa para ahli
telah merumuskan filsafat secara berbeda-beda. Hal ini mengidikasikan bahwa filsafat memang
sulit untuk di definisikan.Oleh karena itu, Mohammad Hatta dan langeveld menyarankan agar
filsafat itu tidak didefinisikan. Ditambah lagi “hampir semua definisi bergantung pada cara orang
berpikir mengenai filsafat itu”, demikian menurut Abubakar Aceh. Namun demikian, sesulit
apapun definisi filsafat, pengertian mengenainya sebagai patokan awal kirannya tetap di
perlukan. Dalam konteks itu, penulis lebih cenderung kepada pendapat Sidi Gazalba yang
mengartikan filsafat sebagai berpikir secara mendalam,sistematik,radikal, dan universal dalam
rangka mencari kebenaran, inti atau hakikat mengenai segala yang ada.
Dari pengertian ini ada lima unsur yang mendasari sebuah pemikiran filsafat,sebagai berikut.

1. Filsafat itu sebuah ilmu yang mengandalkan penggunaan akal (rasio) sebagai sumbernya.
2. Tujuan Filsafat adalah mencari kebenaran atau hakikat segala sesuatu yang ada.
3. Objek material Filsafat adalah segala sesuatu yang ada, segala sesuatu yang mencakup
yang tampak maupun yang tidak tampak.
4. Metode yang digunakan dalam berpikir filsafat adalah mendalam, sistematik, radikal, dan
universal.
5. Oleh karena filsafat itu menggunakan akal sebagai sumbernya,maka kebenaran yang
dihasilkan dapat diukur melalui kelogisannya.
Dalam kaitan ini, Saifuddin anshari menyebut filsafat sebagai “ilmu istimewa”, karena filsafat
mencoba menjawab persoalan- persoalan yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa.
Setelah filsafat dapat dirumuskan pengertiannya maka pembahasan berikut akan ditekankan pada
terma pendidikan islam. Objek Pendidikan Islam adalah subjek didik dalam keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Lebih rinci lagi, Abdurrahman al – Nahlawi menyebutkan bahwa pendidikan
islam merupakan suatu proses penataan individual dan sosial yang dapat menyebabkan seseorang
tunduk dan taat kepada islam dan menerapkannya secara sempurna dalam kehidupan individu
dan masyarakat. Sementara itu, menurut Muhammad Quthb yang dimaksud pendidikan islam
adalah usaha melakukan pendekatan yang menyeluruh baik jasmani maupun rohani.
Dalam pada itu Ashraf menulis : “Pendidikan islam Adalah Pendidkan yang melatih sensibilitas
murid – murid sedemikian rupa,sehingga dalam berperilaku mereka terhadap kehidupan,langkah-
langkah dan keputusan, begitu pula pendekatan mereka terhadap semua ilmu pengetahuan diatur
oleh nilai-nilai islam yang sangat dalam dirasakan”.
Disini ashraf kiranya lebih menekankan aspek sensibilitas dalam memberikan definisi
pendidikan islam, jadi pendidikan islam menurut ashraf adalah pendidikan akhlak. Demikianlah,
begitu banyak pengertian pendidikan islam yang dikemukakan para pakar bidang pendidikan
islam.

Meskipun terma”filsafat” dan “pendidikan islam” telah diuraikan mengenai definisi


operasionalnya, perlu dikemukakan apa itu filsafat pendidikan islam, berikut menurut para ahli :

1. Ahmad D. Marimba dalam buku klasiknya berjudul Pengantar Filsafat Pendidikan Islam
menyatakan bahwa filsafat pendidikan islam terdiri dari kata filsafat,pendidikan,dan
islam. Namun mempunyai hubungan yang erat menurut hukum DM (diterangkan dan
menerangkan).
2. Dalam pada itu Munir Mulkhan dalam Paradigma Intelektual Muslim : Pengantar Filsafat
Pendidikan Islam dan Dakwah menyebutkan bahwa secara khusus Filsafat Pendidikan
Islam adalah suatu analisis atau pemikiran rasional yang dilakukan secara
kritis,radikal,sistematis,dan metodologis untuk memperoleh pengetahuan mengenai
hakikat pendidikan islam. 
Dari pendapat diatas mereka memperdebatkan dua wacana filsafat pendidikan islam yaitu filsafat
tentang pendidikan islam yang kedua mengenai filsafat pendidikan islam dalam perspektif islam.

 Peranan Filsafat Pendidikan Islam


Filsafat Pendidikan Islam sebagai bagian atau komponen dari suatu sistem, ia memegang
peranan. Peranan Filsafat Pendidikan Islam adalah mengembangkan filsafat islam dan dan
memperkaya filsafat islam dengan konsep – konsep dan pandangan – pandangan filosofis dalam
bidang kependidikan dan ilmu pendidikan pun akan dilengkapi dengan teori-teori kependidikan
yang bersifat filosofis islami.
Secara praktis dalam prakteknya filsafat pendidikan islam banyak berperan dalam memberikan
alternatif pemecahan berbagai macam problema yang dihadapi oleh pendidikan islam dan
memberikan pengarahan terhadap perkembangan pendidikan islam.
1. Pertama-tama filsafat pendidikan islam menunjukan problema yang dihadapi oleh
pendidikan islam sebagai hasil dari pemikiran yang mendalam dan berusaha untuk
memahami duduk masalah. Dengan analisa filsafat maka filsafat pendidikan islam bisa
menunjukan alternatif-alternatif pemecahan masalah.Dengan proses seleksi maka
dilaksanakan alternatif tersebut dalam praktek pendidikan.
2. Filsafat pendidikan islam, memberikan pandangan tertentu tentang manusia. Pandangan
tentang hakikat manusia tersebut berkaitan dengan tujuan hidup manusia dan merupakan
tujuan pendidikan menurut islam. Filsafat pendididkan islam berperan untuk menjabarkan
tujuan umum pendidikan islam dalam bentuk-bentuk tujuan khusus yang operasional dan
tujuan operasional ini berperan mengarahkan gerak dan aktifitas pelaksanaan pendidikan.
Filsafat Pendidikan Islam menunjukan potensi pembawaan manusia tidak lain adalah sifat-sifat
tuhan atau al asma husna dan dalam mengembangan sifat-sifat tuhan tersebut dalam kehidupan
kongret, tidak boleh mengarah kepada menodai dan merendahkah nama dan sifat tuhan. Hal ini
akan memberikan petunjuk pembinaan kurikulum yang sesuai dan pengaturan lingkungan yang
diperlukan.

1. Filsafat pendidikan islam dalam analisinya terhadap masalah – masalah pendidikan islam
masa kini yang di hadapannya akan dapat memberikan informasi apakah proses
pendidikan islam yang berjalan selama ini mampu mencapai tujuan pendidikan islam
yang berjalan selama ini mampu mencapai tujuan pendidikan islam yang ideal atau tidak
dapat merumuskan dimana letak kelemahannya dan yang demikian bisa memberikan
alternatif – alternatif perbaikannya pengembangannya.
Dengan demikian peranan filsafat pendidikan islam menuju kedua arah yaitu ke arah
pengembangan konsep-konsep filosofis dari pendidikan islam yang secara otomatis

akan menghasilkan teori – teori baru dalam ilmu pendidikan islam dan yang kedua kearah
perbaikan dan pembaharuan praktek dan pelaksanaan pendidikan islam.

 
2.3 Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Penjelasan mengenai ruang lingkup ini mengandung indikasi bahwa    filsafat pendidikan Islam
telah diakui sebagai sebuah disiplin ilmu. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa sumber
bacaan, khususnya buku yang menginformasikan hasil penelitian tentang filsafat pendidikan
Islam. Sebagai sebuah disiplin ilmu, mau tidak mau filsafat pendidikan Islam harus menunjukkan
dengan jelas mengenai bidang kajiannya atau cakupan pembahasannya. Muzayyin Arifin
menyatakan bahwa mempelajari filsafat pendidikan Islam berarti memasuki arena pemikiran
yang mendasar, sistematik. Logis, dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan, yang tidak
hanya dilatarbelakangi oleh pengetahuan agama Islam saja, melainkan menuntut kita untuk
mempelajari ilmu-ilmu lain yang relevan. Pendapat ini memberi petunjuk bahwa ruang lingkup
filsafat Pendidikan Islam adalah masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan,
seperti masalah tujuan pendidikan, masalah guru, kurikulum, metode, dan lingkungan.
Pemikiran dan kajian tentang Filsafat Pendidikan Islam menyangkut 3 hal pokok, yaitu:
penelaahan tentang filsafat, pendidikan dan penelaahan tentang islam.Karena itu, setiap orang
yang berminat dan menerjunkan diri dalam dunia Filsafat Pendidikan Islam seharusnya
memahami dan memiliki modal dasar tentang filsafat, pendidikan dan Islam.
Kajian dan pemikiran mengenai pendidikan pada dasarnya menyangkut aspek yang sangat luas
dan menyeluruh bahkan seluruh aspek kebutuhan atau kehidupan umat manusia, khususnya umat
islam.

Ketika dilakukan kajian dan dirumuskan pemikiran mengenai tujuan Pendidikan Islam, maka
tidak dapat dilepaskan dari tujuan hidup umat manusia. Karena tujuan pendidikan Islam pada
hakekatnya dalam rangka mencapai tujuan hidup umat manusia, sehingga esensi dasar tujuan
pendidikan islam sebetulnya sama dengan tujuan hidup umat manusia. Menurut Ahmad D.
Marimba sesungguhnya tujuan pendidikan islam identik dengan tujuan hidup setiap muslim.
Sebagai contoh, firman Allah swt dalam surah Ali Imran (3) ayat 102:
“hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan ketaqwaan yang
sempurna dan janganlah kamu mati, melainkan dalam keadaan muslim”.

Ayat ini menggambarkan tujuan hidup umat manusia Islam yang harus mencapai derajat
ketaqwaan, di mana ketaqwaan itu harus senantiasa melekat dalam kehidupan umat manusia
hingga akhir hayatnya.
Filsafat Pendidikan Islam merumuskan tujuan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan hidup
umat manusia. Bila tujuan hidup umat islam untuk mencapai derajat ketaqwaan yang sempurna
sebagaimana disebutkan di atas, maka tujuan pendidikan islam yang dirumuskan Filsafat
Pendidikan Islam tentu pembinaan peserta/anak didik dalam rangka menjadi manusia muttaqin.
Dengan demikian, mewujudkan ketaqwaan dalam diri setiap individu umat islam guna mencapai
posisi manusia muttaqin selain menjadi tujuan hidup setiap muslim sekaligus pula menjadi
tujuan akhir pendidikan Islam.
Dari beberapa uraian tadi dapat diketengahkan bahwa pada dasarnya ruang lingkup kajian
Filsafat Pendidikan Islam bertumpu pada pendidikan islam itu sendiri, baik menyangkut rumusan
atau konsep dasar pelaksanaan maupun rumusan pikiran antisipatif mengatasi problematika yang
dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan Islam. Pola dan sistem berpikir filosofis demikian
dilaksanakan dalam ruang lingkup yang menyangkut bidang – bidang sebagai berikut:
1. Cosmologi yaitu suatu pemikiran dalam permasalahan yang berhubungan dengan alam
semesta, ruang dan waktu, kenyataan hidup manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan, serta
proses kejadian kejadian dan perkembangan hidup manusia di alam nyata dan
sebagainya.
2. Ontologi yaitu suatu pemikiran tentang asal-usul kejadian alam semesta, dari mana dan
kearah mana proses kejadiannya. Pemikiran ontologis akhirnya akan menentukan suatu
kekuatan yang menciptakan alam semesta ini, apakah pencipta itu satu zat (monisme)
ataukah dua zat (dualisme) atau banyak zat (pluralisme). Dan apakah kekuatan
penciptaan alam semesta ini bersifat kebendaan, maka paham ini disebut materialisme.
3. Philosophy of mind adalahcabang filsafatyang mempelajarisifat dari pikiran, peristiwa
mental,fungsi mental, sifatmental,kesadaran, dan hubungan mereka dengantubuh fisik,
terutamaotak. Masalahpikiran-tubuh, yaituhubunganpikirandengan tubuh, biasanya
dilihatsebagai salah satuisu utamadalam filsafat pikiran, meskipun adaisu-isu laintentang
sifatpikiranyang tidak melibatkanhubungannya dengantubuh fisik, seperti
bagaimanakesadaran adalahmungkin dansifatkeadaan mentaltertentu
4. Epistemologi, adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan
jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan dan
dibahas dalam bidang filsafat, misalnya tentang apa itu pengetahuan, bagaimana
karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan.
5. Secara makro (umum) apa yang menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu dalam ruang
lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan
sekitarnya adalah juga obyek pemikiran filsafat pendidikan.
6. Secara mikro (khusus) yang menjadi obyek filsafat pendidikan meliputi:
Pendidik, 2. Anak didik, 3. Alat – alat pendidikan baik materil maupun nonmateril.
7. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya.
Dengan demikian akan tampak jelas bahwa hasil pemikiran filsafat tentang pendidikan islam ini
merupakan pattern of mind (pola pikir ) dari pemikir – pemikir yang bernafaskan islam atau
berkepribadian muslim dan menjadi obyek filsafat pendidikan ialah semua aspek yang
berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikan itu
sendiri, yang berhubungan dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan dan bagaimana tujuan
pendidikan itu dapat dicapai seperti yang dicita-citakan.

 
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diambil dari pengertian filsafat, peranan dan ruang lingkup filsafat
pendidikan islam, yaitu :

1. Filsafat secara sederhana berarti alam pikiran atau alam berfikir. Berfilsafat artinya
berfikir, namun tidak semua berfikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah berfikir secara
mendalam dan sungguh – sungguh .
2. Filsafat pendidikan islam, pertama adalah filsafat tentang pendidikan islam dan kedua
filsafat tentang pendidikan dalam perspektif islam.
3. Peranan filsafat pendidikan islam menuju kedua arah yaitu kearah pengembangan konsep
– konsep filosofis dari pendidikan islam dan kearah perbaikan dan pembaharuan praktek
pelaksanaan pendidikan islam.
4. Ruang lingkup filsafat pendidikan islam adalah masalah – masalah yang terdapat dalam
kegiatan pendidikan seperti masalah tujuan pendidikan, masalah guru, kurikulum, metode
dan lingkungan.
 
DAFTAR PUSTAKA
Basri,Hasan.(2009).Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara

Suharto,Toto.(2006).Filsafat Pendidikan Islam,Yogyakarta:Ar-Ruzz

Taqi,Muhammad.(1999).Buku Daras Filsafat Islam,Bandung:Mizan

Zuhairin,Dkk.(1992).Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta:Bumi Aksara

Http://dakir.wordpress.com/2009/03/07/Pengertian -Objek-Kajian-Fungsi-dan-

Tugas-Filsafat-Pendidikan/

[1] Harun Nasution,Falsafah Agama Cet.VIII,(Jakarta:Bulan Bintang,1991),hlm.3.


[2] Louis O Kattsoff,Pengantar Filsafat,Terj.Soejono Soemargono,Cet.VI,(Yogyakarta:Bayu
Indra Grafika,1989),hlm.11.
[3] Oemar Amin Hoesin,Filsafat islam,(Jakarta:Bulan Bintang,1961),hlm.14.
[4] Baca Endang Saifuddin Anshari,Ilmu Filsafat dan Agama,Cet.VII(Surabaya:Bina
Ilmu,1987)hlm.80-82.
[5] Dikutip dari K.Bertens,Sejarah Filsafat Yunani,(Yogyakarta: Kanisuis,1981),hlm.155.
[6] Ibid
[7] Dikutip dari Abubakar Aceh,Sejarah Filsafat Islam,Cet.II,(Sala:Ramadhani,1982),hlm.9.
[8] Dikutip dari Abu Ahmadi,Filsafat Islam,(Semarang:Toha Putra,1988),hlm.8.
[9] Dikutip dari Abubakar Aceh,Sejarah Filsafat Islam,hlm.9.
[10] Harold H Titus dkk.Persoalan-Persoalan Filsafat,terj.H.M.Rasjidi,Cet.I,(Jakarta:Bulan
Bintang,1984),hlm.11-14.

[11] D.C.Mulder,Pembimbing kedalam Ilmu Filsafat,(Jakarta:Badan Penerbit


Kristen,1966),hlm.10.

[12] Fuad Hasan,Berkenalan dengan Filsafat Eksitensialisme,Cet.IV,(Jakarta:Pustaka


Jaya,1989),hlm.10.

[13] N.Drijarkata,Percikan Filsafat,(Jakarta:Pembangunan,1966),hlm.5.
[14] Departemen Pendidikan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia,Cet.I,(Jakarta:Balai
Pustaka,1988),hlm.242 .
[15] Dagobert D.Runes,Dictionary of Philosophy,(New Jersey: Littlefield
Adams&Co,1971),hlm.235.
[16] Ahmad Tafsir, Filsafat Umum:Akal dan Hati Sejak Thales sampai James,Cet.I,(Bandung:
Remaja Rosdakarya,1990).hlm.8
[17] Abubakar Aceh,Sejarah Filsafat Islam,hlm.9.
[18] Amsal Bahtiar,Filsafat Agama,Cet.II,(Jakarta:Logos,1999),hlm.7.
[19] Sidi Gazallba,Sistematika Filsafat,Jilid I,Cet.II,(Jakarta:Bulan Bintang,1967),hlm.15
[20] Lasiyo dan Yuwono,Pengantar Ilmu Filsafat,(Yogyakarta:Liberty,1985),hlm.6
[21] Endang Saifudin Anshari,Ilmu,Filsafat dan Agama,hlm.85.
[22]Abdurrahman al-Nahlawi,Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam,terj.herry Noer
Ali,Cet.I,(Bandung:Diponogoro,1989),hlm.41.
[23] Muhammad Quthb,Sistem Pendidikan Islam,Terj.Salman Harun,Cet.I,
(Bandung:Al.ma’arif,1984).hlm.27.
[24] Ali Anshraf,Horison Baru Pendidikan Islam,Terj.Sori Siregar ,Cet.III,(Jakarta:Pustaka
Firdaus,1996)hlm.23.
[25] Ahmad D Marimba,Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,Cet.VIII,(Bandung:Al-
Ma’arif,1989),hlm.10
[26] Abdul Munir Mulkhan,Paradigma Intelektual Muslim:Pengantar Filsafat Pendidikan Islam
dan Dakwah,Cet.I,(Yogyakarta:SIPRESS,1993),hlm.74.
[27] Imam Gazali,Al Mungsid,Pembebas dari Kesesatan Terj.Abdullah Bin
Nuh(Jakarta:Tintamas,1962)
[28] Muzayyin arifin ,Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:Bumi Aksara,2008).hlm.9
[29] Imam Gazali,Al Mungsid,Pembebas dari Kesesatan Terj.Abdullah Bin
Nuh(Jakarta:Tintamas,1962).hlm23.
[30] Ahmad D.Marimba,Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,
(Bandung:Al’Maarif,1989).hlm.20.
[31] George Thomas White Petrick,Introduction to Philosophy,hlm.67-69.
[32] Umar Muhammad Al-Taumiy Al-Syibaniy,Muqaddamat fi al-Falsafah al-Islamiyat,
(Tripoli:al-Dar al-‘arabiyyat li al-Kitab,1976).CetII,30-31.

Anda mungkin juga menyukai