Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

DASAR-DASAR DAN SEJARAH TIMBULNYA ILMU KALAM


DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS PADA MATA KULIAH PEMBELAJARAN
ILMU KALAM
DOSEN PENGAMPU: BAHRUL MA’ARIF M.Pd.

Disusun Oleh:

YOGI IRHAMNA (2022101004)

KELAS :

PAI 1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI ILMU


TARBIYAH(STIT) DARUL HUDA
MUARADUA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillahi Robbil Alamin, atas nikmat yang senantiasa Allah beri kepada
kita. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Junjungan Nabi Muhammad Saw. Insan
yang setiap muslim dibelahan bumi manapun berharap akan syafaatnya kelak di hari kiamat. Ucapan
terima kasih kepada pak dosen dan temanteman yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Kali ini kami menyampaikan materi kuliah Ilmu Kalam dengan tema Pengertian, sejarah dan sebab-sebab
timbulnya Ilmu Kalam. Sebagaimana kita ketahui bersama Ilmu Kalam adalah boleh dibilang pokoknya
ilmu bagi orang Islam. Bagi seseorang yang mengaku beragama Islam tapi tidak mempunyai
pengetahuan tentang ilmu Kalam adalah ibarat orang yang membeli produk tapi tak tahu tentang
produk knowledge-nya. Ilmu Kalam adalah pengetahuan tentang Ke-Tuhanan atau dalam dunia barat
sering disebut Ilmu Teologi. Kenapa dibilang pokoknya Ilmu Islam, karena sebelum kita jauh-jauh
mempelajari Islam kita wajib mengetahui dulu tentang Allah, karena Allah-lah sumber dari Islam.
Dengan mempelajari Ilmu Kalam diharapkan seorang mahasiswa muslim tidak akan tersesat dalam
luasnya samudra ilmu keislaman. Demikianlah semoga apa yang kami sajikan ini mendapat ridho dari
Allah dan dapat menambah wawasan kita semua. Membawa manfaat bagi penyusun maupun rekan-
rekan sekalian. Amin Yaa Robbal Alamin.

Madura 23 Oktober 2022

Yogi Irhamna
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI. iii
BAB I.PENDAHULUAN... 4
BAB II. PEMBAHASAN...
A. PENGERTIAN, DASAR-DASAR, DAN SEJARAH ILMU KALAM 5 1.
B. PENGERTIAN ILMU KALAM DASAR-DASAR DAN RUANG LINGKUP ILMU KALAM SEJARAH ILMU
KALAM... 8
C. SEBAB-SEBAB MUNCULNYA ILMU KALAM.
D. PERMASALAHAN ILMU KALAM DALAM ISLAM MASALAH PELAKU DOSA BESAR MASALAH
PERBUATAN MANUSIA DAN KAITANNYA PADA TUHAN
BAB III.
PENUTUP DAFTAR PUSTAKA iii
BAB I
PENDAHULUAN

Ilmu kalam merupakan objek kajian berupa ilmu pengetahuan dalam agama Islam yang dikaji
dengan menggunakan dasar berfikir berupa logika dan dasar kepercayaan-kepercayaaan pribadi atau
suatu golongan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan akan eksistensi atau keberadaan Tuhan,
bagaimana Tuhan, seperti apa wujudnya dan pertanyaan-pertanyaan sejenis lainnya yang berhubungan
dengan Tuhan. Pembahasan di atas terlihat merupakan dasar-dasar dari pembahasan ilmu kalam itu
sendiri dan bagaimana peranannya atau korelasinya dengan kurikulum pendidikan agama Islam. Dengan
begitu diharapkan kita mampu meenguasai dasar pembahasan tentang ilmu kalam dan korelasinya
dengan kurikulum pendidikan Islam. Adapun tujuan utama dari ilmu kalam adalah untuk menjelaskan
landasan keimanan umat Islam dalam tatanan yang filosofis dan logis. Bagi orang yang beriman, bukti
mengenai eksistensi dan segala hal yang menyangkut dengan Tuhan yang ada dalam al-qur an, Hadits,
ucapan sahabat yang mendengar langsung perkataan Nabi dan lain sebagainya, sudah cukup. Namun
tatkala masalah ini dihadapkan pada dunia yang lebih luas dan terbuka, maka dalil-dalil naqli tersebut
tidak begitu berperan. Sebab, tidak semua orang meyakini kebenaran al-qur an dan beriman kepadanya.
Karenanya diperlukan lagi interpretasi akal terhadap dalil yang sudah ada dalam al-qur'an tersebut
untuk menjelaskannya. Awalnya perbincangan mengenai teologi ini hanyalah debat biasa sebagai diskusi
untuk mempertajam pemahaman keislaman, namun lama-kelamaan ia membentuk sebuah kelompok
prokontra yang berjuang pada kebencian, permusuhan dan bahkan peperangan. Penyusun berharap
dengan ditulisnya materi Ilmu Kalam ini dapat memberikan efek positif kepada kita yang tengah
menjalani mata kuliah Ilmu Kalam ini. Dengan pembahasan yang sederhana ini mudah-mudahan dapat
membantu kita untuk memberikan suatu motivasi dan pemahaman untuk kita dalam menjalani hidup
dan kehidupan beragama kita sekarang hingga akhir nanti.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN, DASAR-DASAR DAN SEJARAH ILMU KALAM


1. Pengertian Ilmu Kalam
Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain:ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh
Al-Akbar, dan teologi Islam. Disebut ilmu ushuluddin karena karena ilmu ini membahas pokok-pokok
agama. Disebut ilmu tauhid karena ilmu ini membahas ke-esaan Allah SWT. Teologi Islam merupakan
istilah lain dari ilmu kalam, yang diambil dari Bahasa Inggris, theology. William L. Reese
mendefisinikannya dengan discourse or reason concerning God(diskursus atau pemikiran tentang
Tuhan). Sementara itu Musthafa Abdul Raziq berkomentar, ilmu ini (ilmu kalam) yang berkaitan dengan
akidah imani ini sesungguhnya dibangun di atas argumentasiargumentasi rasional. Atau, ilmu yang
berkaitan dengan akidah Islami ini bertolak atas bantuan nalar. sementara itu Al-Farabi mendefinisikan
ilmu kalam sebagai berikut : ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang membahas Dzat dan sifat Allah beserta
eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah
mati yang berlandaskan doktrin Islam.
Stressing akhirnya adalah memproduksi ilmu ketuhanan secara filosofis Ibnu Khaldun
mendefinisikan ilmu kalam sebagai berikut:
Ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang mengandung berbagai aargumentasi tentang akidah imani yang
diperkuat dalil-dalil rasional. Adapun ilmu ini dinamakan ilmu Kalam, disebabkan :
a) Persoalan yang terpenting yang menjadi pembicaraan pada abad-abad permulaan hijriah ialah
apakah Kalam Allah (Al-qur an) itu qadim atau hadits.
b) Dasar ilmu Kalam ialah dalil-dalil fikiran dan pengaruh dalil fikiran ini tampak jelas dalam
pembicaraan para mutakallimin. Mereka jarang mempergunakan dalil naqli (Al-Qur an dan
hadits), kecuali sesudah menetapkan benarnya pokok persoalan terlebih dahulu berdasarkan
dalil-dalil fikiran.
c) Dinamakan Ilmu Kalam karena pembicaraan tentang Tuhan dibahas dengan logika. Maksudnya
menggunakan dalil-dalil aqliyah ; dari permasalahan masalah sifat-sifat kalam bagi Allah.
2. Dasar-dasar dan ruang lingkup ilmu kalam
a) Al-quran Sebagai dasar dan sumber ilmu kalam, Al-quran banyak menyinggung hal yang
berkaitan dengan masalah ketuhanan, diantaranya adalah: Artinya: Allah tidak beranak dan
tidak pula diperanakan (3) dan tidak ada sesuatu yang sama dengandia (4)
b) Hadis Hadis Nabi SAW pun banyak membicarakan masalah-masalah yang dibahas ilmu kalam
yang dipahami sebagian ulama sebagai prediksi Nabi mengenai kemunculan berbagai golongan
dalam ilmu kalam, diantaranya adalah: hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. ia
mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, orang-orang Yahudi akan terpecah belah menjadi tujuh
puluh dua golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh golongan.
c) Pemikiran manusia Pemikiran manusia dalam hal ini, baik berupa pemikiran umat Islam sendiri
atau pemikiran yang berasal dari luar umat Islam. Sebelum filsafat Yunani masuk dan
berkembang di dunia Islam, umat Islam sendiri telah menggunakan pemikiran rasionalnya untuk
menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat Al-quran, terutama yang belum jelas
maksudnya (al-mutasyabihat).
Seperti halnya filosof muslim yaitu Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakaria Al- Razi atau yang di
kenal dengan Al-Razi yang mendukung penggunaan akal dalam memahami kalam Ilahi, ia berkeyakinan
bahwa:

1. Akal manusia kuat untuk mengetahui yang baik serta apa yang buruk, untuk tahu kepada Tuhan,
dan untuk mengatur hidup manusia di dunia
2. Insting Secara instingtif, manusia selalu ingin bertuhan, oleh karena itu kepercayaaan adanya
Tuhan telah berkembang sejak adanya manusia pertama. William L. Reese mengatakan bahwa
ilmu yang berhubungan dengan ketuhanan ini yang dikenal dengan istilah theologia, telah
berkembang sejak lama dan muncul dari mitos. Selanjutnya teologi itu berkembang menjadi
teologi alam dan teologi wahyu
3. Sebelum membahas mengenai ruang lingkup ilmu kalam kita harus mengetahui ajaran dasar
agama yang tidak boleh diperselisihkan seperti: 1. Allah maha Esa 2. Muhammad adalah Rasul 3.
Al-Quran adalah wahyu
4. Hari akhirat itu pasti
5. Surga dan neraka itu ada. Selanjutnya yang menjadi tema besar ajaran ilmu kalam (ruang lingkup),
seperti:

1. Allah mempunyai sifat di luar dzat atau tidak


2. Diutusnya Rasul wajib atau tidak
3. Al-quran Qadim atau baharu
4. Surga dan neraka itu jasmani atau rohani
5. Melihat Tuhan di akhirat, dengan jasmani atau rohani
6. Dan lain-lain

Harun Nasution, Falsafat dan Mistisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1999.
3. Sejarah Timbulnya Ilmu kalam
Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan kalam dipicu oleh persoalan politik yang
menyangkut peristiwa pembunuhan Utsman bin affan yang berbuntut pada penolakan Muawwiyah atas
kekhalifahan Ali bin abi Thalib. Ketegangan tersebut mengkristal menjadi perang Siffin yang berakhir
dengan keputusan tahkim (arbitrase). Sikap Ali menerima tipu muslihat Amr bin Al ash, utusan dari pihak
Muawwiyah dalam tahkim. Kelompok yang awalnya berada dengan Ali menolak keputusan tahkim
tersebut mereka menganggap Ali telah berbuat salah atas keputusan tersebut sehingga mereka
meninggalkan barisannya, kelompok ini dikenal dengan nama khawarij, yaitu orang yang keluar dan
memisahkan diri. Diluar pasukan yang membelot Ali, adapula yang sebagian besar tetap mendukung Ali.
Mereka inilah yang kemudian memunculkan kelompok Syiah. Harun lebih jauh melihat bahwa persoalan
kalam yang pertama muncul adalah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir 5. Sementara
itu menurut Dr. M. Yunan yusuf masalah ilmu kalam ini timbul berawal dari masalah politik yaitu ketika
Utsman bin Affan wafat terbunuh dalam suatu pemberontakan. sebagai gantinya Ali dicalonkan sebagai
khalifah namun pencalonan Ali ini banyak mendapat pertentangan dari para pemuka sahabat di
Mekkah. Tantangan kedua datang dari Muawwiyah, gubernur Damaskus salah seorang keluarga dekat
Utsman bin Affan. Ia pun tidak mau pengangkatan Ali sebagai khalifah. Muawwiyah menuntut untuk
menghukum para pembunuh Utsman bin Affan.

B. SEBAB-SEBAB MUNCULNYA ILMU KALAM

Pada zaman Abbasiyah, telah banyak berlaku pembahasan di dalam perkaraperkara akidah
termasuk perkara-perkara yang tidak wujud pada zaman Nabi s.a.w. atau zaman para sahabatnya.
Berlaku pembahasan tersebut dengan memberi penumpuan agar ia menjadi satu ilmu baru yang diberi
nama Ilmu Kalam. Ilmu ini muncul dan berkembang atas sebab-sebab dalaman dan eksternal. Sebab-
sebab internal Berikut ini adalah sebab-sebab internal yang menjadi puncak munculnya ilmu Kalam:

1) Al-Quran di dalam ajarannya kepada tauhid menceritakan aliran-aliran penting dan agama-agama
yang bertebaran pada zaman Nabi s.a.w., lalu al- Quran menolak perkataan-perkataan mereka.
Secara tabi'i, para ulama telah mengikuti cara al-quran di dalam menolak mereka yang
bertentangan, di mana apabila penentang memperbaharui cara, maka kaum muslimin juga
memperbaharui cara menolaknya.
2) Pada zaman pemerintahan Bani Umaiyah, hampir-hampir keseluruhan umat Islam di dalam
keimanan yang bersih dari semua pertikaian dan perdebatan. Dan apabila kaum muslimin selesai
melakukan penaklukan negeri dan kedudukannya telah mantap, mereka beralih pembahasan
sehingga menyebabkan perselisihan pendapat di kalangan mereka.
3) Perselisihan di dalam masalah politik menjadi sebab di dalam perselisihan mereka mengenai soal-
soal keagamaan. Jadilah partai-partai politik tersebut sebagai satu aliran keagamaan yang
mempunyai pandangannya sendiri. Partai (kelompok) Imam Ali r.a. membentuk golongan Syiah,
dan manakala mereka yang tidak setuju dengan Tahkim dari kalangan Syiah telah membentuk
kelompok Khawarij. Dan mereka yang membenci perselisihan yang berlaku di kalangan umat Islam
telah membentuk golongan Murji'ah.
10 Sebab-sebab ekternal Berikut ini adalah sebab-sebab eksternal yang menjadi puncak
munculnya ilmu Kalam:

1) Banyaknya orang yang memeluk agama Islam setelah penaklukan beberapa negeri adalah
terdiri dari penganut agama lain seperti yahudi, Nasrani, Ateis dan lain-lain. Kadangkala
mereka menzahirkan pemikiran-pemikiran agama lama mereka bersalutkan pakaian
agama mereka yang baru (Islam).
2) Kelompok-kelompok Islam yang pertama, khususnya Muktazilah, perkara utama yang
mereka tekankan ialah mempertahankan Islam dan menolak hujah mereka yang
menentangnya. Negeri-negeri Islam terdoktrin dengan semua pemikiran-pemikiran ini dan
setiap kelompok berusaha untuk membenarkan pendapatnya dan menyalahkan pendapat
kelompok lain. Orang-orang Yahudi dan Nasrani telah melengkapkan diri mereka dengan
senjata ilmu Falsafah, lalu Muktazilah telah mempelajarinya agar mereka dapat
mempertahankan Islam dengan senjata yang telah digunakan oleh pihak yang menyerang.
3) Ahli-ahli Kalam memerlukan falsafah dan mantiq (ilmu logik), hingga memaksa mereka
untuk mempelajarinya supaya dapat menolak kebatilankebatilan (keraguan-keraguan)
yang ada di dalam ilmu tersebut.

Kemunculan aliran-aliran Islam Masalah khilafah (pemerintahan) adalah masalah yang


menyebabkan telah terjadi perselisihan yang kuat antara kaum muslimin. Kesan dari perselisihan
ini ialah, terbentuknya beberapa kelompok besar di dalam Islam, yaitu:

1) Syiah: Mereka ialah orang-orang yang berpendapat bahawa yang lebih berhak terhadap
pemerintahan selepas kewafatan Rasulullah s.a.w. ialah saiyidina Ali r.a.
2) Khawarij: Yaitu mereka yang tidak menyetujui majlis Tahkim. Mereka keluar dari
kelompok saiyidina Ali.
3) Murji'ah: Yaitu mereka yang membenci perselisihan dan menjauhi dua kelompok di atas.
Setelah kaum muslimin selesai membuka negeri-negeri, lalu ramai dari kalangan penganut
agama lain yang memeluk Islam. Mereka ini menzahirkan pemikiranpemikiran baru yang
diambil dari agama lama mereka tetapi diberi rupa bentuk Islam. Iraq, khususnya di Basrah
merupakan tempat segala agama dan aliran. Maka terjadilah perselisihan apabila ada satu
golongan yang menafikan kemahuan (iradah) manusia.
Kelompok ini diketuai oleh Jahm bin Safwan. Dan antara pengikutnya ialah para pengikut
aliran Jabbariyah yang diketuai oleh Ma'bad al-juhni. Aliran ini lahir ditengah-tengah
kekacauan pemikiran dan asas yang dibentuk oleh setiap kelompok untuk diri mereka.
Kemudian bangkitlah sekelompok orang yang ikhlas memberi penjelasan mengenai akidah-
akidah kaum muslimin berdasarkan jalan yang ditempuh oleh al- Quran. Antara yang
masyhur di kalangan mereka ialah Hasan al-basri. Dan sebahagian dari kesan perselisihan
antara Hasan al-basri dengan muridnya Washil bin Atho' ialah lahirnya satu kelompok baru
yang dikenali dengan Muktazilah. Perselisihan tersebut ialah mengenai hukum orang
beriman yang mengerjakan dosa besar, kemudian mati sebelum sempat bertaubat. Pada
akhir kurun ketiga dan awal kurun keempat, lahirlah imam Abu Mansur al-maturidi yang
berusaha menolak golongan yang berakidah batil. Mereka membentuk aliran al-maturidiah.
Kemudian muncul pula Abul Hasan al-asy'ari yang telah mengumumkan keluar dari
kelompok Mu'tazilah dan menjelaskan asas-asas pegangan barunya yang bersesuaian
dengan para ulama dari kalangan fuqahak dan ahli hadis. Dia dan pengikutnya dikenal
sebagai aliran Asya'riah. Dan dari dua kelompok ini, terbentuklah kelompok Ahlus Sunnah
wal Jamaah.

Dan kesimpulannya, kita dapat melihat bahawa kemunculan kelompok-kelompok di dalam Islam
adalah kembali kepada dua perkara:

1) Perselisihan mengenai pemerintahan

2) Perselisihan di dalam masalah usul atau asas agama.


C. PERMASALAHAN ILMU KALAM DALAM ISLAM

1 Masalah Pelaku Dosa Besar.

a) Mazhab Syi ah Dalam masalah politik yaitu terbunuhnya ke-tiga yaitu khalifah Utsman bin
affan oleh pemberontakkan dari Mesiar yang dipimpin oleh Abu Saudah bin Saba, Utsman
tewas dan melahirkan konsep permasalahan apakah tetap beriman atau telah kafir, pelaku
pembunuh Utsman itu dan pelaku dosa besar yang keluar dari barisan Ali karena tidak puas
dengan hasil administrasi maka mereka keluar dari barisan Ali. Menurut mazhab Syi ah
pelaku dosa besar adalah kafir dalam arti keluar dari Islam dan murtad maka ia wajib
dibunuh.
b) Mazhab Murji ah Murji ah artinya menunda tentang pelaku dosa besar dia di akhirat,
pendirinya Abdullah Ibnu Umar (anak Umar bin Khatab), mereka berpendapat bahwa orang
yang berbuat dosa besar tetap masih mukmin dan bukan kafir adapun dosa yang
dilakukannya terserah kepada Allah untuk mengampuni atau tidak mengampuni.
c) Mazhab Mu tazilah Pendirinya adalah Wasil bin Atok pendapatnya orang yang berdosa
besar bukan kafir tetapi bukan pula mu min orang semacam ini mengambil dua posisi
diantara dua posisi atau tidak masuk surga atau tidak masuk neraka
d) Mazhab Asy -Ariyah Mazhab ini pendirinya adalah Hasan Al-Asy Ari ( H), dia menentang
pendapat mazhab mu tazilah menurutnya tidak mungkin orang yang berbuat dosa besar itu
tidak mukmin maka terdapat iman, menurutnya mu min yang melakukan dosa besar bila
wafat tanpa taubat mungkin orang itu diampuni dosanya oleh Allah sehingga diakhirat
orang itu langsung masuk surga dan mungkin pula tidak di ampuni mak ia dimasukkan
keneraka dulu baru surga. Seperti dalam hadits rosul.

2. Masalah Perbuatan Manusia dan Kaitannya pada Tuhan Dalam ilmu kalam masalah
perbuatan manusia ada dua macam :

a. Khodoriyah Menurut Khodoriyah manusia memiliki kebebasan atau kemerdekaan dalam


kehendak dan perbuatan, Khodoriyah mempunyai paham manusia mempunyai kebebasan
dan kekuasaan sendiri untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya.
b. Jabariyah Nama Jabariyah berasal dari Jabarah yang mengandung arti memaksa. Paham
ini berpendapat manusia tidak mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam
menentukan kehendak dan perbuatannya dalam paham ini manusia mutlak terikat dalam
kehendak Tuhan.
BAB III
PENUTUP

Pembahasan di atas merupakan sebuah pengantar bagi kita untuk lebih mendalami
pembahasan tentang ilmu kalam atau yang biasa disebut teologi Islam. Ketika kita telah
mempelajari pembahasan tersebut besar harapan penyusun untuk kita lebih tahu lagi tentang arti
dari sebuah perbedaan dengan berpegang pada dasar pengertian yang relevan Terlebih kita
sebagai umat muslim perlu meningkatkan produktivitas keilmuan kita dengan berfikir seperti apa
yang dijelaskan di atas yaitu tetap menyeimbangkan antara urusan dunia dan akhirat agar
seimbang apa yang kita lakukan di mata Allah. Dan juga pembahasan ilmu kalam ini tidak
terlepas dari kritikan tajam dari para ulama sebagai warna perbedaan bagi kita untuk lebih
menyikapinya dengan arif dan bijaksana. Semoga dengan kita telah memperdalam pembahasan
ini kita mendapatkan khazanah keilmuan yang bermanfaat bagi kita sebagai modal dalam
mengarungi kehidupan yang semakin rumit terutama problema-problema tentang pemikiran
antara kaum tradisionalisme dan rasionalisme mengenai teologi Islam ini Kritik dan saran yang
membangun, penyusun harapkan demi tercapainya perbaikan kearah yang lebih positif dan
bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Razak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam untuk UIN, STAIN, PTAIS, Bandung:
Pustaka Setia,2009, h Harun Nasution, Falsafat dan Mistisme dalam Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1999, h. 18. M. Yunan Yusuf, Diktat Ilmu Kalam, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah,
2001, h M. Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam, Jakarta: Perkasa, 1990, h. 3-6.

Anda mungkin juga menyukai