Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

METODOLOGI STUDI ISLAM


“Studi Kalam”
Dosen Pengampu: Kusairi, S.Pd.I,M.Pd

Disusun Oleh:

MUHAMMAD FAJRIYAN

NETI ALPIAH

Semester III

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MA’ARIF SAROLANGUN

TAHUN AKADEMIK 2023


KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الر حمن الر حيم‬
‫ا لسال م عايكم ور حمة هللا و بر كا ته‬
Segala puji bagi Allah dengan segenap ketulusan hati seraya mengharapkan
pertolongan dan hidaya-Nya. Agar segala kenikmatan yang telah diberikan,
menjadikan kita semakin mendekatkan diri kepada-Nya, dan menggolongkan kita
sebagai orang-orang yang pandai mensyukuri semua nikmat-Nya.
Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada sang pembaharu
sejati, Nabi Muhammad SAW. Serta pamungkas para rasul, sang pemberi janji dan
peringatan, dengan kehadiran beliau, yaitu Allah SWT. Menyelamatkan manusia
dari kesesatan, yang menunjukan manusia kejalan yang lurus, yaitu Addinul Islam
wal iman.
Alhamdulillah dengan ridha Allah, dengan semangat dan ketekunan, akhirnya
Penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah METODOLOGI STUDI ISLAM
dengan bimbingan dosen pengampu Kusairi ,S.Pd.I,M.Pd yang berjudul “Studi
Kalam” ini dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya bebas dari
kekurangan, sehingga apabila ada salah kata, salah dalam penyusunan, dan kurang
dalam isi materi Penulis mohon maaf yang sedalam-dalamnya.
Akhirnya Penulis mengucapkan banyak terimakasih atas tugas yang telah di
berikan oleh bapak dosen pengampu mata kuliah Metodologi Studi Islam ini,
semoga makalah ini bermanfaat serta dapat membantu sang pencari ilmu untuk
mendapatkan ilmu lebih luas lagi, hanya kepada Allah Penulis memohon
pertolongan dan memohon petunjuk.
‫والسال م عايكم ور حمة هللا و بر كا ته‬

Pelawan, 25 September 2023


Penyusun

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

A. PENDAHULUAN ................................................................................. 4
B. PEMBAHASAN .................................................................................... 4
1. Ilmu Kalam......................................................................................... 4
2. Metode Ilmu Kalam ........................................................................... 7
C. KESIMPULAN ................................................................................... 10
D. DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 11

iii
METODOLOGI STUDI ISLAM

“Studi Kalam”

A. Pendahuluan
Ilmu kalam atau teologi termasuk salah satu bidang studi islam yang amat
dikenal baik oleh kalangan akademis mupun masyarakat pada umumnya. antara lain
terlihat dari keterlibatan ilmu tersebut dalam menjelaskan masalah yang muncul
dimasyarakat. Hal tersebut merupakan fenomena yang cukup menarik untuk diteliti
secara lebih seksama, itulah sebabnya telah banyak karya ilmiah yang ditulis oleh
para ahli dengan mengambil tema kajian masalah teologi, dan itu pula yang
selanjutnya teologi menjadi salah satu bidang kajian islam mulai dari tingkat
pendidikan dasar sampai dengan penidikan tinggi. Pada pertemuan kali ini
pemakalah akan mengajak para teman mahasiswa untuk mengkaji secara seksama
tentang model penelitian ilmu kalam yang dilakukan para ahli, baik penelitian
pemula maupun penelitian lanjutan yang bersifat deskriptif analitis dengan terlebih
dahulu kami akan memaparkan pengertian apa yang dimaksud dengan ilmu kalam
tersebut.
B. Pembahasan
1. Ilmu Kalam
a. Pengertian Ilmu Kalam

Ilmu kalam atau ilmu teologi menurut pengertian secara harfiah yaitu bersal
dari kata teo yang artinya tuhan dan logi yang artinya ilmu sedangkan menurut
pengertian secara giobal yaitu ilmu membahas tentang masalah ketuhanan serta
berbagai masalah yang berkaitan dengannya berdasarkan dalil-dalil yang
meyakinkan.

Menurut Ibn Khaldun, Ilmu kalam adalah ilmu yang berisi alasan-alasan
yang mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan
dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang
menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan aliran golongan salaf dan ahli
sunnah.1 Ada pula yang mengatakan bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang

1
.(A, Hanafi, 1979: 10)
4
membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan
dengan bukti-bukti yang meyakinkan.

Di dalam Ilmu ini dibahas tentang cara ma’rifat (mengetahui secara


mendalam) tentang sifat-sifat Allah dan para Rasul-Nya dengan menggunakan
dalil-dalil yang pasti guna mencapai kebahagian hidup abadi. Ilmu ini termasuk
induk ilmu agama dan paling utama bahkan paling mulia, karena berkaitan
dengan dzat Allah dan dzat para Rasul-Nya 2

b. Sejarah Munculnya
Di masa Nabi Muhammad umat Islam belum mengenal namanya teologi.
Karena sumber penyelesaian segala permasalahan masa di tangan Nabi.
Setelah wafatnya Nabi barulah mulai muncul sedikit permasalahan yang
penyelesaiannya agak rumit. Persoalan pertama itu adalah masalah siapa yang
akan menggantingan Nabi. Namun persoalan ini masih bisa diselesaikan,
terpilihnya Abu Bakar menjadi khalifah.
Persoalan yang benar-benar merisaukan umat Islam setelah wafatnya
khalifah yang ke-3 Utsman bin Affan. Kemudian dilanjutkan oleh Ali bin Abi
Thalib. Di mana pemerintahan di kala itu sangat kacau balau. Bahkan terjadi di
antara umat Islam itu sendiri. Yaitu perang jamal, Aisya binti Abu Bakar
dengan Ali bin Abi Thalib. Namun perang ini dapat diselesaikan oleh khalifah.
Perang selanjutnya dikenal dengan nama perang shiffin terjadi pada abad ke-7
M, antara Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah bin Abi Sofyan.
Di sinilah awal perpecahan umat Islam yang benar-benar tampak. Di saat
pasukan Muawiyah yang dipimpin oleh Amr bin Ash nyaris mengalami
kekalahan, kemudian Amr mengangkat al-Qur’an sebagai isyarat perdamaian.
Usulan ini kemudian diterima. Sehingga diadakan perundingan. Hasilnya Ali
diturunkan dari jabatannya dan Muawiyah diangkat menjadi Khalifah.
Dari kelompok Ali tidak sepenuhnya mengikuti keputusan sang khalifah, ada
yang sepakat kemudian disebut syi’ah dan yang tidak sepakat disebut khawarij.

2
.(Abuddin, Nata, 2004: 268)
5
Khawarij, dianggap sebagai kelompok politik pertama yang kemudian
memunculkan persoalan teologi yakni tuduhan siapa yang kafir di kalangan
kaum muslimin. Kelompok inilah yang paling ekstrim, mereka menganggap
hanya dirinyalah yang benar. Sehingga Ali dan Muawiyah harus dibunuh. Dan
hal itu terwujud pada Ali, namun Muawiyah tidak berhasil.3
Lebih khususnya mazhab teologi atau ilmu kalam yang pertama dalam
Islam adalah Qadhariyah dan Jabariyah. Qadhariyah didirikan oleh Ma’bad bin
Khalid al-Juhani(79 H/699 M) dan Jabariyah Jahm bin Shafwan(127 H/745 M).

c. Aliran-aliran Teologi Islam


o Khawarij
Golongan yang memisahkan diri kelompok Ali bi Abi Thalib, lebih tepatnya
kelompok yang tidak sepakat dengan tahkim yang diusulkan oleh kelompok
Muawiyah. Kelompok ini dipelopori oleh Atab bin A’war dan Urwah bin Jarir.
o Murji’ah
di mana golongan yang dipimpin oleh Ghilan al-Dimasyai Pokok ajaran dari
golongan ini adalah orang Muslim yang melakukan dosa besar tidak boleh
dihukumi dengan hukuman dunia, sehingga masuk surga atau neraka tidak bisa
ditentukan, karena diakhiratlah nanti yang menjadi sah. Golongan ini
memandang orang yang beriman tidak merusak iman ketika berbuat maksiat.
Sama halnya dengan ketaatan bagi orang yang kufur. Iman diartikan sebagai
pengetahuan tentang Allah secara mutlak dan kufur adalah ketidaktahuan
tentang Allah secara mutlak. Oleh karena orang Murji’ah menganggap iman
itu tidak bertambah dan tidak berkurang.4
o Qadariyah
Aliran yang didirikan oleh Ma’bad al-Juhani berpandangan bahwa manusia
diberikan kebebasan dalam menentukan hidupnya, tanpa ada campur tangan
Tuhan. Manusia menentukan segala perbuatan yang dia inginkan.
o Jabariyah

3
(Didin, Saefuddin, 2005: 78)
4
(Jaih, Mubarok, 1999: 155)
6
Golongan ini berlainan dengan Qadariyah, karena manusia dianggap tidak
mempunyai kehendak. Perbuatan manusia sepenuhnya diatur oleh Tuhan.
Golongan yang dibawah oleh Jahm bin Safwan ini, bahkan menyalahkan
Tuhan atas perbuatan dosa manusia. Di mana hal itu sudah menjadi setingan
Tuhan. Manusia tinggal menjalankan scenario yang telah ada tersebut.
o Mu’tazilah

Munculnya golongan ini benar-benar membawa sejarah baru, yang


berpegangan kepada konsep rasionalitas. Bahkan dianggap kedudukan akal
sebanding dengan wahyu. Pertama kali diperkenalkan oleh Washil bin Atha.
Prinsip-prinsip kalam Mu’tazilah terhimpun dalam apa yang disebut al-ushul
al-khamzah atau “pokok-pokok yang lima” yaitu at-tauhid (Keesaan tuhan), al-
manzilah bainal manzilatain (Posisi diantara dua tempat), al-wa’d wal wa’id
(Janji dan ancaman), al-adl (Keadilan tuhan), al-amar bil ma’ruf wan nahy anil
mungkar (Amar makruf nahi munkar).

o Asy’ariyah

Kelompok asy’ariyah berhasil mengukuhkan pemahaman mereka melalui


pendekatan rasional dan sistematika yang dilakukan oleh mu’tazilah. Namun
faham-faham ini kemudian juga mengkritik mu’tazilah sendiri.
Dalam hal sifat Tuhan asy’ari berpendapat bahwa Tuhan mempunya sifat
seperti ilmu, hayat, sama’, bashor dan qudrat. Sifat-sifat tersebut bukanlah
dzat-Nya. Kalau itu dzat-Nya berarti dzat-Nya adalah pengetahuan, dan Tuhan
sendiri adalah pengetahuan. Tuhan bukanlah ilmu melainkan ‘alim (yang
mengetahui). 5

2. Metode Ilmu Kalam


Metode Ilmu Kalam Dari uraian pemikiran kalam di atas setidaknya kita
dapat menunjukkan bahwa pembicaraan kalam itu biasa menyangkut hal-hal
berikut:

5
(Didin, Saefuddin, 2005: 82)
7
Konsep Iman, konsep keesaan Tuhan, konsep kehendak mutlak Tuhan,
konsep kehendak bebas manusia, konsep keadilan Tuhan, konsep kasb(usaha)
manusia, konsep melihat Tuhan di akhirat, konsep janji dan ancaman Tuhan,
konsep urgensi wahyu, konsep status al-Qur’an.6 Persoalan pertama, apakah
konsep iman itu dengan ucapan, perbuatan atau ucapan dan perbuatan.
Jika hanya sekadar ucapan, maka perbuatan tidak penting, karena tidak
mempengaruhi. Sebaliknya dengan perbuatan dan ucapan tidak penting. Akan
tetapi dengan ucapan dan perbuatan, maka ucapan yang harus diikuti oleh
perbuatan. Adapun perihal penelitian terhadap metode kalam seseorang, maka hal
yang pertama harus dilakukan dan paling menentukan adalah sepuluh konsep
tersebut di atas. Yang manakah dianut oleh orang yang akan diteliti.

a. Penelitian Pemula dan Penelitian Lanjutan.


1. Penelitian Pemula
Pada tahap ini hanya tataran membangun ilmu kalam menjadi sebuah
disiplin ilmu pengetahuan dengan merujuk kepada al-Qur’an dan hadits dan
berbagai pendapat aliran teologi. Contoh :
• Model al-imam Al-Harmain Al-Juwaini
Beliau telah menulis buku yang berjudul Al-Syamil fi Ushul Al-Din.
Didalam buku tersebut membahas tentag penciptaan alam yang didalamnya
terdapat hakikat jauhar (subtansi), arad (aksidensi) didalamnya dibahas
hakikat tauhid, kelemahan kaum mu’tazilah, pembahasan tentang akidah,
kajian tentang dalil atas kesucian allah masalah illat atau sebab.

• Model Al-Ghazali
Beliau telah menulis buku Al-Iqtishod fi al-I’tiqod membahas tentang
perlunya ilmu dalam memahami agama dan juga perlunya ilmu sebagai
fardhu kifayah, pembahasan tentang dzat Allah, tentang qodimnya alam,dan
penetapan tentang kenabian Muhammad SAW.

6
(Didin, Saefuddin, 2005: 82)
8
2. Penelitian lanjutan
Pada tahapan penelitian lanjutan, akan dideskripsikan adanya ilmu
kalam. Dengan rujukan pada penelitian tahapan pertama. Para peneliti
mencoba deskripsi, analisis, klasisifikasi dan generalisasi. Misalnya:

• Model Abu Zahra


Beliau telah menulis buku yang berjudul Tarikh al-Mazahib al-
Islamiyah fi al-Siyasyah wa al-Aqo’id yang membahas tentang objek-objek
yang dijadikan pangkal pertentangan oleh berbagai aliran dalam bidang
politik yang berdampak pada masalah teologi dan membahas aliran dalam
madzab syiah , khawarij dengan berbagai sektenya.
• Model Ali Mustofa Al-ghurabi
Beliau telah menulis buku yang berjudul tarikh Al-Firakh al-Islamiyah
wa Nasyatu Ilmu al-Kalam’ ind al-Muslimin yang membahas
perkembangan ilmu kalam, keadaan aqidah pada zaman nabi,
khulafaurrasyidin dan dilanjutkan pembahasan mengenai aliran mu’tazilah
lengkap dengan tokoh-tokoh dan pemikir teoliginya
Di berbagai penelitian yang bersifatnya lanjutan tersebut dapat di
ketahui model dan pendekatan penelitian yang di lakukan dengan
mengemukakan ciri-cirinya sbb:
Pertama, penelitian yang di lakukan para peneliti tersebut secara
keseluruhan termasuk penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang
berdasarkan pada data yang terdapat dalam berbagai sumber rujukan di
bidang teologi islam.
Kedua, Secara keseluruhan penelitiannya bercorak deskriptif yaitu,
penelitian yang tekanannya pada kesungguhan dalam mendeskripsikan data
selengkap mungkin.
Ketiga, Dari segi pendekatan yang di gunakan secara keseluruhan
menggunakan pendekatan historis, yakni mengkaji masalah teologi tersebut
berdasarkan data sejarah yang ada dan juga melihatnya sesuai dengan
konteks yang bersangkutan.
9
Keempat, dalam analisisnya selain menggunakan analisis doktrin juga
analisis perbandingan, yaitu mengemukakan isi doktrin ajaran datri masing-
masing aliran sedemikian rupa, dan setelah itu barulah dilakukan
perbandingan.
C. Kesimpulan

Ilmu kalam atau ilmu teologi menurut pengertian secara harfiah yaitu bersal dari
kata teo yang artinya tuhan dan logi yang artinya ilmu sedangkan menurut
pengertian secara giobal yaitu ilmu membahas tentang masalah ketuhanan serta
berbagai masalah yang berkaitan dengannya berdasarkan dalil-dalil yang
meyakinkan.

Metode Ilmu Kalam membicarakan menyangkut hal-hal berikut: Konsep Iman,


konsep keesaan Tuhan, konsep kehendak mutlak Tuhan, konsep kehendak bebas
manusia, konsep keadilan Tuhan, konsep kasb(usaha) manusia, konsep melihat
Tuhan di akhirat, konsep janji dan ancaman Tuhan, konsep urgensi wahyu, konsep
status al-Qur’an.

Serta dalam metodologi ilmu kalam ada 2 metode, yaitu Penelitian Pemula, Pada
tahap ini hanya tataran membangun ilmu kalam menjadi sebuah disiplin ilmu
pengetahuan dengan merujuk kepada al-Qur’an dan hadits dan berbagai pendapat
aliran teologi. Dan Penelitian lanjutan, Pada tahapan penelitian lanjutan, akan
dideskripsikan adanya ilmu kalam. Dengan rujukan pada penelitian tahapan
pertama. Para peneliti mencoba deskripsi, analisis, klasisifikasi dan generalisasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi Ahmad, Teologi islam (Ilmu kalam), (Jakarta: Bulan Bintang, 1979).
Cet III
Abuddin Nata. Metodologi Studi Islam. (Jakarta, PT Rajagrafindo Persada :
2004)
Didin Saefuddin Buchori. Metodologi Studi Islam. (Bogor, Granada Sarana
Pustaka : 2005)
Atang Abd Hakim, Jaih Mubarok BANDUNG PT Remaja Rosdakarya,
1999

11

Anda mungkin juga menyukai