Anda di halaman 1dari 9

Makalah Ilmu Kalam

Di susun untuk memenuhi tugas Aqidah Ahlak

Guru: Dr. Ihsan Ibadurrahman. M.Pd

Di Susun Oleh:
Anesa

Anisa

Novita

Sandi

Thoriq

Arya

Ramadhan

MADRASAH ALIYAH SWASTA AL-ARQOM

JL.JEMBATAN HITAM RT03/RW10 DESA CIJUJUNG


KEC.SUKARAJA KAB.BOGOR 2023/1445H

Kata Pengantar
Puji dan syukur Marilah kita panjatkan Kepada Dzat yang maha
pengampun yang telah menciptakan beribu-ribu kenikmatan terutama
nikmat sehat wal afiat sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul Frofile Sahabat Nabi.

Shalawat dan salam selalu tercurah kepada nabi Muhammad Saw. Tak
lupa saya ucapkan terima kasih kepada guru mata pelajaran Aqidah Ahlak
saya Bapak Dr. Ihsan Ibaddurrahman. M.PD

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah saya dapat


menyusun,menyesuaikan,serta dapat menyelesaikan makalah ini. Di
samping itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan pembuatan sebuah
makalah ini, baik dalam bentuk moral maupun dalam bentuk materi
sehingga dapat terlaksana dengan baik.

Saya dapat menyadari sepenuhnya bahwa makalah saya ini memang


masih banyak kekurangan serta amat jauh dari kata kesempurnaan.
Namun, saya telah berusaha semaksimal mungkin dalam pembuatan
makalah ini. Di samping itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran
dari semua teman-teman demi tercapainya kesempurnaan yang
diharapkan akan datang.

Daftar Isi................................................................................................

Bab1Pendahuluan..................................................................................

A.LatarBelakang Masalah............................................................

B.Rumusan Masalah......................................................................

Bab 2 Pembahasan.................................................................................

A.Pengertian Ilmu Kalam.............................................................

B.Ruang Lingkup Ilmu .................................................................

C. Sejarah Munculnya Ilmu Kalam...............................................


Bab 1

Ilmu kalam dalam agama mempunyai kedudukan yang sama


dengan logika dalam filsafat. Dalam mengkaji agama (al-Quran), baik
ayat-ayat yang muhkam maupun yang mutasyabihat sebagai otoritas teks
yang bersumber dari Tuhan, diperlukan sebuah metode untuk menangkap
pesan-pesan-Nya. Ulama-ulama klasik menggunakan ilmu kalam sebagai
metode untuk memantapkan hati dan membela kepercayaan-kepercayaan
agama dengan menghilangkan berbagai macam keraguan. Ilmu kalam
pada akhirnya menjadi sebuah keniscayaan untuk dipelajari.

Filsafat dan logika digunakan oleh sebagian ulama-ulama Islam


klasik sebagai senjata untuk menangkis serangan-serangan lawannya,
yaitu orang-orang Atheis, Yahudi, Masehi dan Majusi, yang terus
menggelitik kepercayaan-kepercayaan orang Islam dengan menggunakan
senjata yang sama. Senjata itulah yang kemudian menjadi dasar pertama
dalam mengkaji ilmu kalam.

Menurut Ali Syariati (1933-1977), keyakinan yang benar tidak bisa


tumbuh kecuali dari pengetahuan yang benar dan pengetahuan yang benar
tidak akan bisa lahir kecuali dari cara berpikir yang benar, sementara cara
berpikir yang benar hanya bisa terjadi dari metode berpikir yang benar.
Artinya, metodologi adalah sesuatu yang sangat penting. Barangsiapa
yang tidak menguasi metodologi, berarti ia tidak akan mendapatkan
sesuatu secara benar dan tidak akan bisa mengembangkan apa yang
dimiliki.

Bab2 Pembahasan

A. Pengertian Ilmu Kalam

Jika secara harfiah, istilah kalam ini artinya perkataan atau


percakapan. Sementara secara terminologi, ilmu kalam adalah ilmu yang
membicarakan mengenai wujud Allah SWT, sifat-sifat yang mesti ada
pada-Nya, sifat-sifat yang tidak ada pada-Nya, sifat-sifat yang mungkin
ada pada-Nya, hingga Rasul Allah untuk menetapkan kebenaran akan
kerasulannya. Jika Grameds masing merasa asing dengan nama ilmu ini,
wajar saja sebab biasanya orang-orang menyebut Ilmu Kalam ini sebagai
Ilmu Tauhid.

Definisinya ilmu kalam menurut para ahli sebagai berikut;

Menurut Al-iji, Ilmu Kalam adalah sebuah ilmu yang memberikan


kemampuan untuk menetapkan aqidah agama Islam dengan mengajukan
argumen guna melenyapkan keraguan yang ada.

Menurut Ibnu Khaldun, Ilmu Kalam ini adalah sebuah ilmu yang
mengandung adanya argumen-argumen secara rasional untuk membela
aqidah iman dan mengandung penolakan terhadap golongan bidah
(perbuatan-perbuatan baru tanpa ada contoh sebelumnya) yang di dalam
aqidah, menyimpang dari mazhab salah dan ahlussunnah. Beliau juga
berpendapat bahwa ilmu ini nantinya berisikan alasan-alasan mengapa
kita harus mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman, tentu saja
dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisikan bantahan terhadap
orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan Salaf dan ahlusSunnah.

Menurut Hasbi al-Shiddieqy, keberadaan Ilmu Kalam atau Ilmu Tauhid


ini adalah ilmu yang membicarakan tentang cara-cara menetapkan akidah
agama dengan menggunakan dalil-dalil yang meyakinkan, baik itu dalil
naqli, aqli, maupun dalil wijdani.

Nah, dari beberapa pendapat ahli mengenai apa itu Ilmu Kalam dapat
disimpulkan bahwa Ilmu Kalam atau Ilmu Tauhid adalah ilmu yang
membicarakan akan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan
agama Islam dengan adanya bukti-bukti yang valid. Kepercayaan-
kepercayaan tersebut melingkup pada Allah SWT (beserta sifat-Nya),
rasul, wahyu, akhirat, iman, dan lainnya.

B. Ruanglikup Ilmu kalam

Perlu dipahami sekali lagi bahwa objek kajian dalam Ilmu Kalam
memang sedikit lebih rumit dan bahkan mampu menimbulkan perdebatan
panjang di aliran-aliran teologi Islam. Secara singkat, pokok
permasalahan yang dibahas dalam Ilmu Kalam terletak pada 3 persoalan
ruang lingngkup;

1.Qismul Ilahiyat, yakni esensi keberadaan Tuhan beserta sifat-sifat-Nya.


Hal-hal yang dibicarakan adalah tentang:

A.Sifat-sifat Tuhan. Apakah memang ada Sifat Tuhan atau tidak.


Masalah ini diperdebatkan oleh aliran Mutazilah dan Asyariyah.

B.Qudrat dan Iradat tuhan. Persoalan diperdebatkan pada aliran


Qadariyah dan Jabariyah.

C.Persoalan akan kemauan bebas manusia. Masalah ini berkaitan


erat dengan Qudrat dan Iradat Tuhan.

D.Masalah Al-Quran. Apakah makhluk atau tidak, serta apakah Al-


Quran azali atau baharu.

2.Qismul Nububiyah, yakni hubungan yang memperhatikan antara Tuhan


dengan makhluk-Nya. Hal-hal yang dibicarakan adalah tentang:

A.Utusan-utusan Tuhan yang telah ditetapkan untuk melakukan


pekerjaan tertentu, yaitu Malaikat.

B.Wahyu yang disampaikan oleh Tuhan kepada Rasul-Nya baik


secara langsung maupun melalui perantara Malaikat.

C.Para Rasul itu sendiri yang menerima perintah dari Tuhan untuk
menyampaikan ajaran kepada umat manusia.

3.Qismul Al-Samiyat, yakni persoalan yang berkaitan dengan kehidupan


sesudah mati. Hal-hal yang dibicarakan adalah tentang:

A.Hari kebangkitan manusia kembali di akhirat

B.Hari perhitungan.

C.Shiratal Mustaqim (jembatan).

D.Persoalan yang berhubungan akan tempat pembalasan, baik itu


surga atau neraka.

C.Sejarah Muculnya Ilmu Kalam


Pada masa Nabi Muhammad SAW. Umat islam bersatu, mereka
satu akidah, satu syariah dan satu akhlaqul karimah, ketika mereka
berselisih pendapat, maka diatasi dengan wahyu. Awal mula perselisihan
dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan
Utsman bin Affan yang berbuntut pada penolakan Muawiyah atas
kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, dan persoalan kalam yang pertama kali
muncul adalah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir.
Dalam arti siapa yang telah keluar dari Islam dan siapa yang masih tetap
Islam.

Dalam sejarah Islam diterangkan bahwa perpecahan golongan itu tampak


memuncak setelah terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan, sebagaimana
dikatakan oleh Hudhari Bik, Hal itu menjadi sebab perpecahan pendapat
kaum muslimin, yaitu satu golongan yang dendam atas Utsman bin Affan
dan mereka yang adalah orang-orang yang membaiat Ali bin Abu Thalib
r.a, dan satu golongan yang dendam atas terbunuhnya Utsman dan
mereka adalah golongan yang mengikuti Muawiyah bin Abu Sofyan r.a.

Setelah terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan perpecahan memuncak,


kemudian terjadilah perang jamal yaitu perang antara Ali dengan Aisyah
dan perang Shiffin yaitu perang antara Ali dengan Muawiyah, bermula
dari itulah akhirnya timbul berbagai aliran di kalangan umat islam,
masing-masing kelompok juga terpecah belah menjadi banyak
diantaranya yakni golongan Khawarij adalah suatu sekte/kelompok/aliran
pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena
ketidak sepakatan terhadap putusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim)
dalam perang Shiffin pada tahun 37H/648 M, dengan kelompok bughat
(pemberontak) Muawiyah bin Abi Sufyan perihal persengketaan khilafah.

Golongan Murji`ah adalah orang yang menunda penjelasan kedudukan


seseorang yang bersengketa yakni Ali dan Muawiyah serta pasukannya
masing-masing ke hari kiamat kelak. Kemudian ada golongan Syi`ah
yaitu orang-orang yang tetap mencintai Ali dan keluarganya. Sedangakan
Khawarij memandang bahwa Ali, Muawiyah, Amr ibn Ash, Abu Musa
Al-Asy`ari atau pihak-pihak yang menerima abitrase (tahkim) adalah
kafir, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur`an :

Pada masa Nabi Muhammad SAW. Umat islam bersatu, mereka satu
akidah, satu syariah dan satu akhlaqul karimah, ketika mereka berselisih
pendapat, maka diatasi dengan wahyu. Awal mula perselisihan dipicu
oleh persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan Utsman
bin Affan yang berbuntut pada penolakan Muawiyah atas kekhalifahan
Ali bin Abi Thalib, dan persoalan kalam yang pertama kali muncul adalah
persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir. Dalam arti siapa
yang telah keluar dari Islam dan siapa yang masih tetap Islam.

Dalam sejarah Islam diterangkan bahwa perpecahan golongan itu tampak


memuncak setelah terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan, sebagaimana
dikatakan oleh Hudhari Bik, Hal itu menjadi sebab perpecahan pendapat
kaum muslimin, yaitu satu golongan yang dendam atas Utsman bin Affan
dan mereka yang adalah orang-orang yang membaiat Ali bin Abu Thalib
r.a, dan satu golongan yang dendam atas terbunuhnya Utsman dan
mereka adalah golongan yang mengikuti Muawiyah bin Abu Sofyan r.a.

Setelah terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan perpecahan memuncak,


kemudian terjadilah perang jamal yaitu perang antara Ali dengan Aisyah
dan perang Shiffin yaitu perang antara Ali dengan Muawiyah, bermula
dari itulah akhirnya timbul berbagai aliran di kalangan umat islam,
masing-masing kelompok juga terpecah belah menjadi banyak
diantaranya yakni golongan Khawarij adalah suatu sekte/kelompok/aliran
pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena
ketidak sepakatan terhadap putusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim)
dalam perang Shiffin pada tahun 37H/648 M, dengan kelompok bughat
(pemberontak) Muawiyah bin Abi Sufyan perihal persengketaan khilafah.

Golongan Murji`ah adalah orang yang menunda penjelasan kedudukan


seseorang yang bersengketa yakni Ali dan Muawiyah serta pasukannya
masing-masing ke hari kiamat kelak. Kemudian ada golongan Syi`ah
yaitu orang-orang yang tetap mencintai Ali dan keluarganya. Sedangakan
Khawarij memandang bahwa Ali, Muawiyah, Amr ibn Ash, Abu Musa
Al-Asy`ari atau pihak-pihak yang menerima abitrase (tahkim) adalah
kafir, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur`an :

BAB 3 Penutup

A. Kesimpulan
Mengetahui pengertian ilmu dari munculnya ilmu kalam
hingga sekarang dan mengetahui ruang lingkup ilmu kalam
besesrta alirannya

B. Penutup

Semoga dengan maklah ini bisa memberi wawasan


tambahan bagi pendengar maupun pembaca dan kami
mengharapkan kritik dan saran agar kami dapat memperbaiki di
suatu kesempatan nanti

Anda mungkin juga menyukai