DISUSUN OLEH :
FAISAL ( 2020.05.005 )
M.MASHUR ( 2020.05.013 )
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan begitu banyak limpahan
nikmat dan karunia nya kepada kita semua,Shalawat dan salam senantiasa terpanjatkan
kepada Nabi kita Muhammad SAW,yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju
alam yang terang benderang, sampai dengan saat ini.
Dalam kesempatan kali ini penulis telah menyelesaikan satu buah makalah yang
berjudul “ Pokok fikiran aswaja dibidang Aqidah,Syari’ah,dan Tasawuf ” makalah ini dibuat
sebagai tugas mata kuliah Studi Aswaja yang dalam hal ini sekaligus bertujuan untuk
menambah pengetahuan kepada pembaca.
Tidak banyak kata yang dapat diutarakan penulis. Tak ada gading yang tak retak, tak
ada manusia yang sempurna melainkan Allah SWT, oleh sebab itu kami sadar bahwa makalah
ini memiliki kekurangan dan kelebihan. Sehingga kritik dan saran dari pembaca sangat di
harapkan.
Indralaya, 2021
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................ii
Daftar isi...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2
3.1.Kesimpulan......................................................................................................10
3.2.Saran..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. LATAR BELAKANG
Ajaran Islam merupakan ajaran yang sempurna, lengkap dan universal yang
terangkum dalam 3 hal pokok; Aqidah, Syari’ah dan Tasawuf (Akhlak) . Artinya seluruh
ajaran Islam bermuara pada tiga hal ini. Aqidah, syariah dan akhlak pada dasarnya merupakan
satu kesatuan dalam ajaran islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa
dipisahkan, karena ketiga unsur tersebut merupakan pondasi atau kerangka dasar dari Agama
Islam.
Ajaran Agama Islam yang seharusnya bersumber pada Al-Qur’an dan as Sunnah telah
banyak yang melenceng. Hal itu dapat dilihat dengan banyaknya bermunculan aliran-aliran
sesat atau yang sifatnya bid’ah. Selain itu, kasus-kasus kriminalitas yang semakin merajalela
pada saat sekarang ini merupakan suatu cerminan keruntuhan akhlak pada umat Islam saat ini.
untuk itulah, kita selaku umat &asulullah SAW perlu mengetahui serta mempelajari tentang
Ilmu yang membahas ketiga unsur yang menjadi kerangka dasar ajaran agama Islam tersebut
agar kita tidak tersesat dan tetap berada di jalan yang benar.
Oleh sebab itu, dalam makalah kali ini kami membahas tentang ketiga unsur tersebut
yaitu Aqidah, Syari’ah dan Tasawuf (Akhlaq). Dengan mempelajari dan mengambil esensi
dari ketiga unsur ini, semoga Allah memberikan kita petunjuk agar selamat di dunia dan di
akhirat.
1.3. TUJUAN
1. Dapat mengetahui dan menjelasan pokok ajaran aswaja dibidang Aqidah.
2. Dapat mengetahui dan menjelasan pokok ajaran aswaja dibidang Syari’ah.
3. Dapat mengetahui dan menjelaskan pokok ajaran aswaja dibidang Tasawuf.
1
BAB II
PEMBAHASAN
AhlussunnahWal Jamaah yang dikembangkan oleh Imam Abu Hasan Al Asy’ari dan
Abu Mansyur Al-Maturidi, secara khusus mempunyai pemikiran-pemikiran sebagai reaksi
terhadap ajaran-ajaran Mu’tazilah, dan kemudian pemikiran ini menjadi doktrin di dalam
aliran ini. Di antara pemikirannya adalah mengenai sifat Allah, al-Qur’an, melihat Tuhan di
akhirat, kekuasaan mutlak Tuhan dan keadilan Tuhan, mengenai perbuatan Tuhan, mengenai
perbuatan manusia dan perbuatan dosa besar.Akan tetapi secara umum, doktrin Ahlussunah
wa al-jama’ah meliputi tigaaspek, yaitu aspek aqidah/tauhid, syari’ah/fiqh dan tasawuf.
Sebagaimana penjelasan dibawah ini.
Berarti percaya terhadap adanya suatu makhluk halus yang diciptakan oleh Allah SWT
dari cahaya, mereka tercipta sangat taat kepada Allah, jumlahnya pun sangat banyak akan
tetapi menurut Ahlussunnah wal Jama’ah malaikat yang wajib diketahui jumlahnya hanya 10,
yaitu: malaikat Jibril, Mikail, Israfil, ‘Izrail, Mungkar, Nakir, Raqib,Atid, Malik, dan
Ridwan.Mereka mempunyai tugas masing-masing yang tidak pernah mereka langgar
sedikitpun. Sebagai konsekuensi terhadap keyakinan adanya makhluk halus yang bernama
1
Muhammad bin Abdul Wahab, “Bersihkan Tauhid Anda Dari Noda Syirik”,Ter KH.Bey Arifin dkk (Surabaya :
PT Bina Ilmu,1978) hal. 20
2
malaikat tersebut, umat Islam pun harus mempercayai adanya makhluk halus lain yang
bernama jin, setan atau iblis2.
Berarti umat Islam aliran Ahlussunnah wal Jama’ah mempercayai adanya kitab yang
diturunkan oleh Allah kepada para rasul-Nya untuk kemudian disampaikan kepada umat
manusia. Menurut Ahlussunnah wal Jama’ah kitab-kitab yang wajib dipercayai ada empat
yakni :
kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa As,
kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud As,
kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa As dan
kitab Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
adalah keimanan yang harus di miliki oleh umat Islam. Ahlussunnah wal Jama’ah
terhadap manusia pilihan Allah (rasul) yang ditugasi untuk membimbing umat manusia
kejalan yang benar dan memberikan petunjuk serta menyebarkan ajaran agama Allah. Para
Nabi yang wajib diketahui oleh umat Islam Ahlussunnah wal Jama’ah berjumlah 25 Nabi.
adalah keimanan yang mengakui adanya batas akhir kehidupan di dunia yang
kemudian disebut hari kiamat. Hari kiamat pasti terjadi hanya saja waktunya tidak ada yang
tahu selain Allah.Pada hari kiamat ini manusia dan seluruh alam akan mengalami pemusnahan
total secara jasad dan raga yang kemudian hanya tinggal rohnya saja dan akan kembali kepada
dzat yang menciptakan yakni Allah.
adalah keimanan yang harus dimiliki seorang muslim Ahlussunnah wal Jama’ah
tentang adanya kepastian dan ketentuan dari Allah. Dengan kata lain segala apa yang terjadi
di dunia ini adalah atas kehendak dan ketentuan dari Allah sebagai dzat yang menciptakan,
sedangkan manusia menjalani saja.semua rezeki,jodoh,dan ajal manusia telah ditetapkan
Allah sejak zaman azali, Dengan kata lain bahwa segala sesuatunya Tuhan yang menentukan
dan manusia hanya berusaha serta mensinergikan dengan ketentuan tersebut.
2
Yusuf M. Shadiq, “Aqidah Menurut Empat Mazhab” hal. 37
3
2. 2 . pokok ajaran aswaja dibidang Syari’ah.
Dalam bidang syari’ah Ahlussunnah wal Jama’ah menetapkan 4 (empat) sumber yang
bisa dijadikan rujukan bagi pemahaman keagamaannya,yaitu al-Qur’an, Sunnah Nabi, Ijma’
(kesepakatan Ulama), dan Qiyas, dari keempat sumber yang ada, al-Qur’an yang telah
dijadikan sebagai sumber utama. Ini artinya bahwa apabila terdapat masalah kehidupan yang
mereka hadapi, terlebih dahulu harus dikembalikan kepada al-Qur’an sebagai pemecahannya.
Adapun pokok ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah dalam dimensi syari’ah mencakup
dua bagian, yakni tentang ‘ubudiah (yang mengatur tentanghukum Islam) dan mu‘amalah
(yang mengatur tentang hubungan manusia dengan benda).Aspek syariah disebut juga dengan
fiqh, menurut Habsy as-Shiddiqy,fiqh terbagi dalam 7 bagian yaitu3 :
1) Sekumpulan hukum yang digolongkan dalam golongan ibadah yaitu shalat, puasa, haji,
ijtihad dan nazar.
2) Sekumpulan hukum yang berpautan dengan kekeluargaan atau yang lebih di kenal dengan
ahwal as-Syahsiyyah seperti perkawinan, talak, nafaqah,wasiat dan pusaka.
3
Hasby As-Shiddiqy, “Pengantar Hukum Islam” (Semarang : PT.PUSTAKA RIZKI PUTRA 2001) h. 46-47
4
5) Sekumpulan hukum yang dinamai ‘uqubah seperti qiyas, had, ta’zir.
Dalam masalah tersebut di atas, muslim Ahlussunnah wal Jama’ah mengikuti salah satu dari
mazhab yang empat, Imam Hanafi, Syafi’i, Maliki,dan Imam Hambali. Dan masing-masing
Imam ini mempunyai dasar tersendiri yang sumber utamanya tetap bermuara pada al-Qur’an
dan as-Sunnah.
1) Maqam taubat, yaitu meninggalkan dan tidak mengulangi lagi suatu perbuatan dosa yang
pernah dilakukan, demi menjunjung tinggi ajaranajaran Allah dan menghindari murkanya.
2) Maqam Wara’, yaitu menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu guna menjunjung tinggi
perintah Allah atau meninggalkan sesuatu yang bersifat subhat.
3) Maqam Zuhud, yaitu lepasnya pandangan kedunian atau usaha memperolehnya dari orang
yang sebetulnya mampu memperolehnya.
4) Maqam Sabar, yaitu ketabahan karena dorongan agama dalam menghadapi atau melawan
hawa nafsu.
4
Hamka, “Tasawuf Perkembangan dan Pemeriksaannya”(Jakarta : REPUBLIKA 2016) h. 94
5
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel, Akhlak Tasawuf, (Surabaya: IAIN SA Press, 2011), hal 243.
5
5) Maqam Faqir, yaitu perasaan tenang dan tabah di kala miskin harta dan mengutamakan
kepentingan orang lain di kala kaya.
6) Maqam Khauf, yaitu rasa ketakutan dalam menghadapi siksa dan azab Allah.
7) Maqam Raja’, yaitu rasa gembira karena mengetahui adanya kemurahan dzat yang Maha
Kuasa.
8) Maqam Tawakal, yaitu pasrah dan bergantung kepada Allah dalam kondisi apapun.
9) Maqam Ridha, yaitu sikap tenang dan tabah tatkala menerima musibah sebagaimana di saat
menerima nikmat.Tidak merasa bangga terhadap apa yang sudah dimiliki pada dirinya dan
tidak pula merasa sedih dikala kehilangan nikmat itu dari tangan nya.Tidak merasa senang
dan bangga mendengar pujian orang lain dan tidak bersedih atau marah jika mendapat celaan
orang,selalu mengutamakan kewajiban nya kepada Allah,tanpa mengurangi kewajiban nya
terhadap dunia,karena kewajiban kepada Allah dan kewajiban kepada dunia tidak dapat
disatukan laksana udara dan air dalam tempayan,kalau air bertambah maka udara berkurang
dan begitu juga sebalik nya6
Prinsip dasar dari aspek tasawuf adalah adanya keseimbangan kepentingan ukhrawi
dan selalu mendekatkan diri kepada Allah, dengan jalan spiritual yang bertujuan untuk
memperoleh hakekat dan kesempurnaan hidup manusia. Akan tetapi tidak boleh
meninggalkan garis-garis syariat yang telah ditetapkan oleh Allah dalam al-Qur’an dan as-
Sunnah.
Jalan sufi yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad dan para pewarisnya adalah
jalan yang tetap serta teguh memegang perintah-perintah Allah. Karena itu umat Islam tidak
dapat menerima jalan sufi yang melepaskan diri dari kewajiban syariat,seperti perilaku
tasawuf yang dilakukan oleh al-Hallaj (al-Hulul) dengan pernyataannya “ana al-Haq”, Ibnu
Araby (al-Ittihad, manunggaling kawula gusti).
6
Asmaran,pengantar studi Tasawuf, ( Jakarta : PT RAJA GRAFINDO PERSADA 1996 ) hal 113-114
6
BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Maka dari penjelasan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ajaran pokokk
ahlusunnah wal jamaah terdiri dari tiga hal penting yaitu Aqidah,Syariah,dan Ahkhlak.yang
mana ketiga hal tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
7
Dari segi Aqidah.
Meyakini rukun iman yang 6 : Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat, iman kepada Kitab,
Iman kepada Rasul,iman kepada Hari kiamat, Iman kepada Qada dan Qodar.
Adapun pokok ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah dalam dimensi syari’ah mencakup dua
bagian, yakni tentang ‘ubudiah (yang mengatur tentanghukum Islam) dan mu‘amalah (yang
mengatur tentang hubungan manusia dengan benda).
Pada dasarnya ajaran tasawuf merupakan bimbingan jiwa agar menjadi suci, selalu tertambat
kepada Allah dan terjauhkan dari pengaruh selain Allah. Jadi tujuan tasawuf adalah mencoba
sedekat mungkin kepada Allah SWT dengan melalui proses yang ada dalam aturan tasawuf.
3. 2.SARAN
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.Apabila
terdapat kesalahan mohon dapat dimaafkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba
Allah yang tak luput dari salah.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad bin Abdul Wahab, “Bersihkan Tauhid Anda Dari Noda Syirik”,Ter KH.Bey
Arifin dkk (Surabaya : PT Bina Ilmu,1978).
8
Hasby As-Shiddiqy, “Pengantar Hukum Islam” (Semarang : PT.PUSTAKA RIZKI PUTRA
2001).
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel, Akhlak Tasawuf, (Surabaya: IAIN SA Press, 2011).