Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Makalah : Mata Kuliah Fiqih Haji Umrah
Dosen Pengampu : Drs. Kartono M. SI.
Disusun Oleh :
Kelompok 9
Taufik Illahi 11180530000004
Mutiara Anissa 11180530000113
Azkal Azkiya Fahrizzi 11180530000152
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan kasih
sayangnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Ketentuan Mabit di
Muzdalifah ”. Dalam mata kuliah fiqih haji dan umrah. Dalam pembuatan makalah ini , kami
mengucapkan terimakasih kepada Drs. Kartono M. SI. selaku dosen pengampu kami yang telah
berkenan mengizinkan pembuatan makalah ini. kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian makalah ini kami hadirkan dengan segala kelebihan dan kekurangan .oleh
sebab itu kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini , sangat kami harapkan
.semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca .
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................I
DAFTAR ISI................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................III
B. Rumusan Masalah....................................................................................................IV
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................IV
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan..............................................................................................................10
B. Saran.........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1
Madani news, mabit di muzdalifah
III
B. Rumuan Masalah
C. Tujuan Masalah
Untuk dapat mengetahui bagaimana keutamaan mabit di muzdalifah , serta melihat dari
rumusan masalah yang ada.
1. Untuk mengetahui apa saja pengertian mabit di muzdalifah
2. Serta untuk mengetahui bagaimana kadar lama nya mabit di muzdalifah
3. Untuk mengetahui pula bagaimana tata cara mabit di muzdalifah
4. Dan dapat mengetahui bagimana jamaah haji yang berhalangan ( udzur syar’i) dari
muzdalifah
BAB II
PEMBAHASAN
Muzdalifah adalah daerah terbuka diantara Mekkah dan Mina di Arab Saudi yang
merupakan tempat jamaah haji diperintahkan untuk singgah dan bermalam setelah
bertolak dari Arafah. Muzdalifah terletak Antara Ma’zamain(dua jalan yang
memisahkan dua gunung yang saling berhadapan) Arafah dan lemabah Muhassir.2
2
Anto, Mabit di Musdalifah, di akses dari https://www.daftarhajiumroh.com/muzdalifah/ (diakses pada
6 September 2020)
1
memastikan arah kiblat yang benar. Selain itu, jemaah juga kerap sibuk memungut
kerikil sebelum melaksanakan salat. Padahal kerikil bisa dipungut di Mina. Jemaah
juga kurang berhati-hati dalam memastikan bahwa mereka berada di wilayah
Muzdalifah. Semua wilayah Muzdalifah merupakan tempat bermalam, kecuali Wadi
Muhasir.
Sedangkan mabit di Mina dilaksanakan selama dua hari yaitu pada 11 dan 12
Dzulhijah bagi yang akan melaksanakan nafar awal, dan tiga hari yakni 11, 12, dan 13
Dzulhijah bagi yang akan mengambil nafar akhir.
Pada saat mabit hendaknya seseorang memperbanyak berdzikir dan berdoa kepada
Allah SWT. Dari arafah ke bukit quzah (masyarilharam) di muzdalifah, perintah
Allah SWT, untuk berdzikir yaitu berdasarkan firman Allah. Yaitu surah Al-baqarah
ayat : 198
ع ن َد ش َ ع ِ ر
َََّٰع َر ْذ ُك ُرو ل ر ِ ب ُك ْم ۚ ف ضت اًل ح أَ ن ت لَ يْ س ْي ج
َ
۟ا ٱ ٱ ل ٱ ْل َم ِإذَ ٓا أَ َف م م فَت ضم
بْ َت ُغو ۟ا ُك ْم َنا
ن ن ع َل
ض ٓا ِ لين ٱ ْل ح ْذ ُك َ َٰى ُك ِ كن ت من قَ ْب ِل ِهۦ َل ِم ن
ٱل َرا ِم ُرو ُه وٱ م ْم ه إن م
َد و ا
ك
Yang artinya : “ Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil
perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat,
berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut)
Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu
sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.” (Al-Baqarah : 198)
Adapun senantiasa memohon ampunan kepada Allah , hal ini juga berdasarkan firman
Allah SWT. Dalam surah Al-baqarah ayat 199 :
3
www.viva.co.id/haji haji pedia mabit-di-muzdalifah-pemberhentian-jemaah-setelah-wukuf
4
Ahmad Kartono, Kajian Fiqih Haji Dalam Prespektif Ulama Fuqaha Mazab Hanfi, Maliki, Syafi’, dan
Hambali,(Tanggerang Selatan, 2020),hal 91
* َ ن ْي ِن ِس ْح ُم ْل ا َع َم َل اَ ل ل ه ّن َ َوِا َلنَا ُب ُس ْم ُه ّن
َ ِديَ ْه َن لَ َنا ْي ِف ْوا ُد َه جا<َ َن ْي ِذ
َوال
ّ
Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad dijalan Kami, niscaya Kami akan
menunjukkan kepada mereka, dan sesungguhnya Allah menyertai orang-orang
yang berbuat baik”. (QS.29:69).
a. Menurut madzhab Maliki antara salat maghrib dan isya dengan istirahat sejenak,
walaupun keluar sebelum lewat tengah malam.
b. Menurut madzhab Syafi’i dan Hambali, sesaat sebelum lewat tengah malam,
tetapi keluar dari Muzdalifah harus sudah lewat tengah malam.
c. Menurut Madzhab Hanafi, keluar dari Muzdalifah wajib sesudah salat Subuh
tanggal 10 Dzulhijjah.
وأقر بها الى الصواب ا قل ول بأن الوقوف بمزدلفة واجب من واجبات,وقد استدل كل قوم بأدلة لما ذهبوا اليه
ووجه الوجوب أن فعله صلى هلال عليه وسلم خرج امتثاﻻ قل وله (فاذا أفضتم من والفعل اذا خرج,الحج
.ر لوجوب€رة من اﻵية بمنزلته واﻵم€رفات فاذكروا هلال عند المشعرالحرام) البق€ع19. امتثاﻻ ﻵمر كان
ل العلم فى حكم الوقوف بمزدلفة فعلى القول بالركنية فان من لم يتمكن من€وبناء على ما قت دم من أقوال ﻵه
فمن.المجيئ حتى فات وقت الوقوف بمزدلفة بطلوع الشمس يوم ا نل حر فقد فاته الحج ويثبت له أحكام الفوات
حبسه عن الوقوف بالمزدلفة السي€ر أو زحام
5
Ibid
أما على.السيارات أوضل الطريق أوأخطأ المكان فترل فى غيرها حتى مضى وقت الوقوف فقد فاته الحج
اء يرون أن من لم يمكنه الوقوف بالمزدلفة لعذر كما لوحبسه السير أوضل€القول بالوجوب فان جماهير العلم
ى مضى وقت الوقوف فانه ﻻشيئ€ن فترل فى غيرها حت€الطريق أوأخطأ المكا
. وقد نص على ذلك فقهاء الحنفية والمالكية والشافعية.عليه
Selain penjelasan tersebut di atas, bagi orang yang memiliki kesulitan (udzur)
seperti fisiknya lemah , dalam keadaan sakit, atau karena terpisah rombongan,
maka mereka juga gugur kewajiban mabitnya. Sebagaimana hadis Nabi Saw
berikut :
كانت سودة امرأة ضخمة ثبطة فاستأذنت رسول هلال صلى هلال عليه ةوسلم
).أن تفيض من جمﻊ بليل فأذن لها ووددت أني كنت استأذنته فأذن لي (أخرجه الشيخان وأحمد
“Saudah adalah seorang wanita yang gemuk, lamban dan susah bergerak, lalu dia
minta izin kepada Rasulullah saw untuk bertolak meninggalkan mabit di
Muzdalifah, maka beliau mengizinkan kepadanya dan saya sangat senang
permintaan izinnya kepada Nabi dipenuhi, beliaupun mengizinkan kepada saya”.
“Sunah mengikuti Rasulullah saw mabit sampai waktu subuh, tidak ada larangan
mendahulukan orang-orang yang lemah dan para wanita, keluar dari
Muzdalifah ( tidak sampai waktu subuh) sebagai bentuk pertolongan kepada
mereka dan menyelamatkan mereka agar tidak terjebak dalam kemacetan”.
2. Waktu meninggalkan Muzdalifah.
Kapan jamaah meninggalkan Muzdalifah?, para ahli berbeda pendapat.
فية بشيئ وقدره المالكية€ فلم يقدره الحن,لذلك اختلفت أراء أهل العلم فى وقت جوازالدفﻊ
Oleh karena itu di kalangan para ahli ilmu berbeda pendapat kapan waktu
dibolehkannya jamaah meninggalkan Mudalifah, yaitu :
,م لم يقيدوا ذلك بوقت€القول بجواز الدفﻊ فى أي جزء من ا ليل هو ظاهرمذهب الحنفية فانه
) كذا فى المعراج.لفة جاز€ المزد€(لومربهامن غير أن يقف جاز كالوقوف بعرفة ولو مر فى جزء من أجزاء
6
Ali solihin as suhaili , tuntunan super lengkap ibadah haji dan umrah. Hal.67-68
D. Bagaimana Jamaah Haji yang Berhalangan ( Udzur Syar’i ) dan Tidak Wajib di
Muzdalifah
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa hukum Mabit di Muzdalifah itu wajib
bagi Jama’ah yang mampu melaksanakannya, namun bagi mereka yang mempunyai
udzur seperti siqayah (penyedia minuman untuk jamaah haji) riaul ibil (penggembala
unta) dan orang yang menghawatirkan dirinya dan hartanya terancam disebabkan
mabit di Mina, diberikan rukhsoh (keringanan) untuk tidak mabit dan tidak tinggal di
Mina, namun tetap harus melontar jumrah. Para imam mazdhab juga sepakat bahwa
hukum mabit di muzdalifah ini wajib hukumnya, hal ini didasarkan pada firman Allah
dalam Surat Al Baqarah ayat 198:
Artinya: " Setelah kamu meninggalkan Arofah maka berdzikir lah mengingat Allah di
Masy'arilHaram" (QS. Al Baqarah: 198).
Sementara orang yang mempunyai uzur khusus seperti orang sakit, perawat dan
semisal itu apakah diikutkan dengan mereka? Ada dua pendapat ulama. Diantara
ulama ada yang berpendapat mereka diikutkan karena ada uzur. Diantara ulama ada
yang mengatakan, “Mereka tidak diikutkan, karena uzur mereka adalah umum. Yang
nampak bagiku bahwa mereka mempunyai uzur diikutkan kepada mereka. Seperti
orang sakit yang membutuhkan istirahat di Rumah sakit di dua malam sebelas dan dua
belas, maka tidak mengapa. Tidak ada fidyah (tebusan) karena ini termasuk uzur.
7
Cara haji.blogspot
menggantikannya, hal itu menunjukan bahwa masalah bermalam termasuk hal yang
ringan. Maksudnya bahwa kewajiban hal itu tidak merupakan kewajiban yang
mengharuskan. Sampai Imam Ahmad rahimahullah berpendapat bahwa orang yang
meninggalkan bermalam di Mina ia tidak ada fadyah baginya. Cuma sedikit
bershodaqah. Maksudnya sekitar 10 atau 5 riyal sesuai kondisinya.”8
8
https:// Cara haji dan umrah.blogspot, (mabit di mina manasik haji dan umrah.html)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ibadah haji adalah ibadah fisik.Karenanya membutuhkan stamina tubuh yang
sehat dan prima.Untuk bisa menjalankan ibadah tersebut, jamaah dianjurkan untuk
istirahat sejenak, untuk memulihkan kembali kesehatan fisik dan mental agar tetap
terjaga. Salah satunya adalah Mabit (bermalam) di Muzdalifah dan Mina sebagai
rangkaian ibadah sebelum melanjutkan ritual ibadah berikutnya. Memang, kegiatan
mabit atau bermalam di Mina dan Muzdalifah bertujuan untuk memberikan kesempatan
kepada jamaah haji untuk beristirahat.Sebab, rangkaian kegiatan ibadah haji keesokan harinya
sangat berat, yaitu melempar jumrah Aqabah di Mina.
Biasanya, setelah matahari tenggelam (ketika masuk Magrib) pada hari Arafah (9
Dzulhijjah) jamaah haji meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah. Di tempat ini jamaah haji
mabit (berhenti, istirahat, sholat Magrib dan Isya secara jamak takhir), sampai melewati
tengah malam 10 Dzulhijjah.Bagi yang datang di Muzdalifah sebelum tengah malam, maka
harus menunggu sampai tengah malam.
Mabit bisa dilakukan dengan cara berhenti sejenak dalam kendaraan atau turun dari
kendaraan. Di saat tersebut jamaah bisa memanfaatkannya untuk mencari kerikil di sekitar
tempat kendaraan untuk melempar jumrah di Mina.Setelah tengah malam menjelang fajar
maka jamaah bergerak menuju Mina untuk mabit, hingga tanggal 12 atau 13 Dzulhijjah.
B. Saran
Kegiatan ibadah haji merupakan suatu kewajiban bagi setiap orang yang
menyanggupinya atau mampu dalam melaksanakan nya. Sebelum kita ingin berangkat
menunaikan ibadah haji ada baiknya kita mengetahui apa saja rangkaian haji yang
wajib kita laksanakan. Salah satu nya mabit di muzdalifah atau bermalam, kegiatan
haji sangat lah banyak maka dari itu sebagai jamaah haji harus mengetahui lebih luas
mengenai makna menunaikan ibadah haji.
DAFTAR PUSTAKA