Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ibadah haji merupakan penyempurna ibadah dalam agama Islam, orang-


orang muslim berbondong-bondong menunaikan ibadah haji setiap tahunnya
sampai selalu memadati lingkungan kabah.
Namun akhir-akhir ini kendala sangat terlihat dari petugas
penyelenggaraan pemberangkatan para jemaah haji, keluhan-keluhan terdengar
dari para jamaah yang mendapatkan fasilitas yang tidak sesuai dengan materi yang
telah dikeluarkan.
Berita yang kita dengar baru-baru ini bahwa para jamaah haji mengalami
kelaparan bahkan ada yang sakit dan meninggal dunia. Hal ini sangat miris
terdengar dan membutuhkan perhatian yang sangat intensif dari pemerintah kita
dalam penyelenggaraan ibadah haji selanjutnya, karena ibadah haji bukan lagi
merupakan kepentingan individual tapi juga sudah termasuk dalam daftar kerja
pemerintah.
Permasalahan-permasalahan yang muncul itu memicu perhatian para ahli-ahli
Islam untuk kembali menata penyelenggaraan ibadah haji yang efisien agar tidak
terulang kembali permasalahan yang membuat kita miris mendengarnya.
Disinilah manajemen haji, umrah dan ziarah memegang kendali untuk
memperbaiki tatanan penyelenggaraan haji yang mampu dipertanggung jawabkan
pada masyarakat layak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Haji dan Umroh ?

2. Bagaimana Cara-cara Manajemen Waktu Haji dan Umroh ?

3. Bagaiman Cara Organisasi Penyelenggaraan dan Perencanaan Operasional ?

1
1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui Pengertian Haji dan Umroh

2. Mengetahui Cara-cara Manajemen Waktu Haji dan Umroh

3. Mengetahui Cara Organisasi Penyelenggaraan dan Perencanaan

Operasional

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Haji dan Umroh

Manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan organisasional secara efektif


dan efesien melalui perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan dan pengendalian
sumber daya-sumber daya organisasional.1

Manajemen merupakan hal yang penting yang dapat mempengaruhi


hampir seluruh aspek kehidupan. Selain itu dengan manajemen manusia mampu
mengenali kemampuannya baik itu kelebihannya maupun kekurangannya sendiri,
manajemen juga berfungsi mengurangi hambatan-hambatan dalam mencapai
suatu tujaun.

Manajemen merupakan kebutuhan penting untuk memudahkan pencapaian


tujuan manusia dalam organisasi. Manajemen diperluakan untuk mengelola
berbagai sumber daya organisasi, seperti sarana, prasaran, waktu, SDM, metode
dan lainnya. Manajemen juga menunjukkan cara-cara yang lebih efektif dan
efesien dalam pelaksanaan suatu pekerjaan.2

Sedangkan Haji dan umrah merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan
atas setiap muslim yang mampu.1 Karena haji merupakan kewajiban, maka setiap
orang yang mampu, apabila tidak melakukannya, maka ia berdosa dan apabila ia
melakukannya, maka dia mendapatkan pahala. Haji dan umrah hanya diwajibkan
sekali seumur 3hidup.

1
Richard L. Daft, New Era Of Management (Jakarta: Salemba Empat, 2010), h. 6.
2
A.S. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia (Jakarta:Bumi Aksara, 2002), h. 17.
3
Dzul Kifli, Manajemen Pelayanan Haji dan Umrah PT Patuna Tour dan Travel, Skripsi
(Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayahtullah, 2010), h. 11.

3
Kompleksitas permasalahan dalam penyelenggaraan haji dari tahun ke
tahun, menuntut lahirnya sistem manajemen yang mampu mengakses segenap
fungsi-fungsi manajerial seperti, perencanaan, pengorganisasian
pengkoordinasian, serta adanya pengawasan guna mencapai penyelenggaraan haji
yang aman, lancar, aman, tertib, teratur dan ekonomis. Secara singkat dapat
dikatakan manajemen haji diperlukan untuk terciptanya penyelenggaraan haji
yang efektif, efisien dan rasional. Secara garis besar, manajemen haji itu
dihadapkan pada 6 tugas pokok yakni:

1. Membangun hubungan kenegaraan, dalam ranah diplomatik dengan


negara tujuan haji, yakni Saudi Arabia
2. Menyusun rencana dan program agar berada dalam bingkai tujuan dan
misi pelaksanaan haji secara keseluruhan
3. Bertanggungjawab atas keseluruhan aspek penyelenggaraan haji
4. Menyelenggarakan operasional haji dengan aman
5. Mengokomodasi perbedaan keagamaan yang dianut masyarakat dan
besarnya jumlah jemaah haji dengan porsi yang terbatas
6. Pelestarian nilai-nilai dalam ikatannya dengan hubungan sosial
kemasyarakatan

2.2 Cara Manajemen Waktu Haji dan Umroh

1. Niat dan Tekad


Sejak awal berangkat dari tanah air, hendaknya Anda sudah berniat dan
bertekad akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin saat di Makkah dan
Madinah. Bahkan juga bertekad memanfaatkan waktu dengan baik mulai
keberangkatan naik pesawat hingga selesai ibadah haji. Anda harus sadar, bahwa
ibadaha haji ini adalah ibadah yang ‘langka’ yang tidak semua orang bisa
melakukannya. Dan Anda harus bersyukur, bahwa Allah telah memiliki Anda
untuk menjalankan ibadah ini. Andapun harus sadar bahwa boleh jadi ini ibadah
haji terakhir Anda. Karena itu, sejak awal harus berniat dan bertekad bulat untuk
memanfaatkan waktu dengan baik pada masa ibadah haji.

4
2. Rencanakan Ibadah Anda
Pepatah mengatakan ” Tanpa Perencanaan, Anda sama saja dengan
Merencakanan Kegagalan”. Pepatah ini juga berlaku dalam ibadah haji. Tanpa
perencanaan yang baik, ibadah haji Anda kurang sempurna.
Anda harus merencakanan ibadah haji Anda. Kalau perlu tulis rencana Anda
dalam kertas dan jadikan ia sebagai janji kepada diri sendiri untuk dilaksanakan.
Tulis apa saja yang akan Anda lakukan nanti di masa haji. Target apa yang akan
Anda capai. Kebiasaan apa saja yang akan Anda lakukan di masa haji.
Sebagai contoh, Anda bisa merencanakan dan menulis rencana serta target Anda
seperti :

 sholah jamaah 5 waktu


 membaca Al Quran sehari 1 juz, atau setiap selesai shalat
 thawaf sunnah setiap hari
 shalat malam setiap hari
 membaca buku manasik sebelum beramal dan buku agama
 menghafal doa-doa
 hanya berkata yang baik-baik
 tidak banyak ngobrol dan menggunjing orang
 dan sebagainya

3. Bawa Perlengkapan Ibadah Anda


Persiapkan dari rumah untuk membawa alat-alat ibadah yang Anda
perlukan. Seperti Al Quran, peci, buku agama, buku manasik, dll. Bahkan jika
Anda memiliki alat-alat audio, atau pun telefon yang bisa memutar bacaan Al
Quran, bawa saja. Dan jika Anda kelupaan membawa alat-alat ibadah, Anda bisa
membeli di sana. Tidak ada alasan ketinggalan (lupa) membawa alat ibadah, lalu
Anda bermalas-malasan ibadah.

5
4. Hindari Perbuatan Sia-Sia
Ingatlah tujuan Anda pergi ke tanah suci adalah beribadah. Hindari
perbuatan yang sia-sia, atau bahkan menambah dosa. Contoh perbuatan yang sia-
sia antara lain :

 Terlalu banyak ngobrol yang tidak berguna


 Banyak berbelanja, lupa ibadah
 Jalan-jalan kesana kemari yang tiada guna
 Terlalu banyak makan, ngemil, atau cari makan di luar
 Telpon, SMS yang tidak berguna
 dan sebagainya

Tinggalkan semua perbuatan yang sia-sia. Berfokuslah untuk membiasakan


diri memanfaatkan waktu dengan baik untuk beribadah kepada Allah.

5. Pilih Teman Yang Rajin Ibadah


Teman sangat mempengaruhi kita dalam segala hal. Apalagi jika Anda
adalah tipe orang yang tidak bisa menolak ajakan teman. Karena itu, saat ibadah
haji, pilihlah teman yang rajin ibadah. Sehingga Anda juga ‘ketularan’ rajin
ibadah. Dan Ada bisa memanfaatkan waktu ibadah haji Anda dengan baik
Saat ibadah haji, Anda akan menemukan banyak tipe manusia dengan latar
belakang yang beragam. Ada yang rajin ibadah. Ada juga yang suka ngobrol. Dan
ada juga yang suka belanja dan bingung memikirkan oleh-oleh untuk saudara di
tanah air.
Jika Anda benar-benar bertekad memanfaatkan waktu Anda dengan baik,
maka Anda pasti memilih teman yang rajin ibadah. Sehingga Anda benar-benar
bisa memanfaatkan waktu haji Anda dengan baik

6. Tinggalkan semua urusan dunia


Berfokuslah pada saat ibadah haji hanya untuk ibadah saja. Tinggalkan
semua urusan bisnis dan pekerjaan. Saat hendak berangkat haji, hendaknya semua

6
urusan bisnis dan pekerjaan selesai. Dan saat Anda tinggalkan, Anda harus yakin
semuanya akan baik-baik saja.
Urusan bisnis dan pekerjaan akan bisa mengganggu konsentrasi Anda. Coba
bayangkan, saat Anda melaksanakan thawaf tiba-tiba ada kabar buruk tentang
pekerjaan dan bisnis Anda. Pasti konsentrasi Anda akan buyar dan Anda tidak
bisa menikmati ibadah dengan khusu’.4

2.3 Cara Organisasi Penyelenggaraan dan Perencanaan Operasional

1. Penyelenggaraan
Penyelenggaraan haji menjadi tanggung jawab menteri agama yang dalam
pelaksanaan sehari-hari, secara struktur dan teknis fungsional, dilaksanakan oleh
Direktur Jenderal Bimbingan Masyakat Islam dan Penyelengaraan Haji dengan
dua unit teknis yaitu direktorat Pelayanan Haji dan Umrah dan Direktorat
Pembinaan haji. Dalam perkembangan terakhir, berdasarkan peraturan presiden
no 10 tahun 2005 sebagai mana telah diubah dengan Peraturan presiden no 63
Tahun 2005, Dirjen BIPH direkstruturisasi menjadi dua unit kerja eselon I, yaitu
Dirjen Bimbingan Islam dan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Dengan
demikian , mulai operasional haji tahun 2007 pelaksana teknis penyelenggaran
ibadah haji berada dibawah Dirjen PHU.
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing unit, secara garis
besar dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sekertaris Dirjen PHU, mempunyai tugas pelayanan teknis dan


administrativ bagi seluruh satuan organisasi dilingkungan Dirjen PHU.
2. Direktorat pembinaan haji, mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas pokok Dirjen PHU dibidang pembinaan haji termasuk pembinaan
dibidang penyuluhan haji, bimbingan jamaah dan petugas haji, pembinaan
kelompok bimbingan ibadah haji dan paska haji serta jamaah haji khusus
dan umrah.

4
http://Fiqhislam@gmail.com

7
3. Direktorat pelayanan haji mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
pokok Dirjen PHU dibidang pelayanan haji dan umrah termasuk di
dalamnya penyiapan pembekalan dokumen penyelenggaraan perjalanan,
pengelolaan akomodasi, pengendalian haji dan umrah serta ibadah haji
khusus.
4. Direktorat pengelolaan BPIH dan sistem informasi haji, tugasnya
melaksanakan pembinaan pembendaharaan, penelaahan, penerimaan,
penyempurnaan, pembayaran, pembukuan, rekonsiliasi, pengarsipan serta
pelaporan keuangan.

Untuk pelaksanaan koordinasi di daerah , maka masing-masing daerah


ditetapkan struktur penyelenggaraan haji sebagai berikut:

1. Koordinator penyelenggaraan haji propinsi adalah Gubernur, dan


pelaksanaan sehari-hari oleh kepala kantor wilayah Departemen Agama
Propinsi selaku kepala staf
2. Koordinator penyelenggaraan haji dikabupaten atau kota madya adalah
Bupati atau Walikota dan pelaksanaan sehari-hari oleh kepala kantor
Departemen Agama Kabupaten atau Kota

Organisasi terkecil dalam penyelenggaraan ibadah haji adalah kelompok


terbang (kloter), yaitu sekelompok jemaah haji yang jumlahnya sesuai dengan
jenis dan kapasitas pesawat yang digunakan. Dalam setiap kloter ditunjuk petugas
operasional yang menyertai jamaah haji sejak di asrama haji, di Arab Saudi
sampai ketanah air, yang terdiri dari unsur pemandu haji yang berfungsi sebagai
ketua kelompok terbang, pembingbing ibadah (TPIH), kesehatan (TKHI), ketua
rombongan yang membawa 4 regu dan ketua regu yang membawa 10 orang
jemaah haji.5

2. Perencanaan
5
http://Organisasi haji.Blogger.com

8
Perencanaan merupakan suatu pemilihan yang berhubungan dengan
kenyataan-kenyataan membuat dan menggunakan asumsi-asumsi yang
berhubungan dengan waktu yang akan datang dalam menggambarkan dan
merumuskan kegiatan kegiatan yang diusulkan dengan keyakinan untuk
tercapainya hasil yang dikehendaki. Perencanaan adalah suatu proses untuk
menentukan rencana.6

Perencanaan yang matang dan strategis (strategic planning) serta


pertimbangan masa depan (fore casting) secara tepat merupakan salah satu modal
suatu organisasi atau lembaga. Perencanaan di sini dimaksudkan sebagai usaha
untuk melakukan penyusunan rangkaian kegiatan atau program yang akan
dilaksanakan, Jadi menurut Malayu Hasibuan perencanaan itu bersifat dinamis
dimana perencanaan itu diproses oleh perencana sehingga menghasilkan sebuah
rencana.

Perencanaan ini sekaligus menyangkut tujuan (apa yang harus dikerjakan)


dan sarana-sarana (bagaimana harus dilakukan).7 Dari pengertian tersebut diatas
bahwa perencanaan merupakan suatu pemilihan sekumpulan kegiatan dan
pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan harus dilakukan,
bagaimana harus dilakukan, dan oleh siapa yang harus melakukan.

Proses perencanaan menurut Abdul Rosyad Saleh dalam bukunya Manajemen


Dakwah Islam, terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

a) Perkiraan dan penghitungan masa depan (fore casting).


b) Penentuan dan perumusan sasaran dalam rangka mencapai tujuan yang
c) telah ditetapkan.
d) Penetapan tindakan-tindakan dan prioritas pelaksanaannya.
e) Penetapan metode.
f) Penetapan penjadwalan waktu.
6
H. Malayu SP Hasibuan, Dasar Pengertian dan Masalah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), h.
9
7
Stephen P Robbins dan Mary Coulter, Manajemen, (Jakarta: PT Prenhalindo, 1999), Ed ke-6,
h. 200

9
g) Penetapan biaya fasilitas dan factor lainnya yang diperlukan.8

Ada Beberapa Manfaat Perencanaan yaitu :

1) perencanaan dapat membantu organisasi untuk menyesuaikan diri dengan


perubahan-perubahan lingkungan.
2) membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama.
3) memungkinkan organisasi memahami keseluruhan gambaran tugas lebih
jelas.
4) membantu organisasi dalam penempatan tanggung jaab lebih tepat.
5) memberikan cara pemberian perintah untuk bertugas.
6) memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai bagian
organisasi.
7) membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami.
8) meminimumkan pekerjaan yang tidak Pasti. Dan
9) menghemat aktu, usaha dan dana.9

Adapun Kelemahan Perencanaan, yaitu :

1) tugas yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada


kontribusi nyata,
2) perencanaa cenderung menunda kegiatan,
3) perencanaan mungkin terlalu membatasi organisasi untuk berinisiatif dan
berinovasi,
4) kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situasi
individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut
terjadi,
5) ada rencana-rencana yang di ikuti cara-cara yang tidak konsisten.10

8
7Abdul Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h. 54.
9
2Ibid, h. 81
10
3Ibid, h. 82

10
Meskipun jika dilihat dari banyaknya kelemahan perencanaan, namun
terdapat juga manfaat-manfaat dari perencanaan tersebut. Maka perencanaan ini
tidak hanya sekedar ada dalam organisasi namun harus dilakukan perencanaan.

Ada 4 Tahap Perencanaan :


 Tahap I. Menetapkan Tujuan
 Tahap II Merumuskan Keadaan Sekarang
 Tahap III Mengidentifikasikan Kemudahan dan Hambatan
 Tahap IV Mengembang kan Serangkaian Kegiatan11

Adapun Proses Perencanaan.


Bagan Proses Perencanaan menurut Ricard L Daft :
1. Membuat Rencana - Menentukan visi dan misi - Menetapkan tujuan.
2. Menerjemahkan Rencana - Membuat rencana dan sasaran taktis
Memetakan strategi -Membuat rencana Kontingensi dan skenario
-Membentuk tim intelijen.
3. Merencanakan Operasi - Membuat tujuan dan rencana operasional -
Memilih ukuran dan target - menentukan tujuan abadi -membuat
perencanaan krisis.
4. Melaksanakan Rencana - Manajemen bersasaran -Panel instrumen kinerja
-Rencana sekali pakai -Tanggung jawab terdesentralisasi.
5. Memonitor dan Mepelajari - Mengevaluasi perencanaan - Mengevaluasi
operasi.12

11
Ibid, h. 80
12
Richard L. Daft, Op. Cit, h.216

11
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1) Pengertian Haji dan Umroh, Kesimpulan pencapaian tujuan-tujuan
organisasional secara efektif dan efesien melalui perencanaan, pengelolaan,
kepemimpinan dan pengendalian sumber daya-sumber daya organisasional di
dalam Haji dan Umroh.
2) Cara-cara Manajemen Waktu Haji dan Umroh, Kesimpulan
1. Niat dan Tekad
2. Rencanakan Ibadah
3. Bawa Perlengkapan Ibadah
4. Pilih Teman Yang Rajin Ibadah
3) Cara Organisasi Penyelenggaraan dan Perencanaan Operasional,
Kesimpulannya
1. Penyelenggaraan, (Penyelenggaraan haji menjadi tanggung jawab menteri
agama yang dalam pelaksanaan sehari-hari, secara struktur dan teknis fungsional,
dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyakat Islam dan
Penyelengaraan Haji dengan dua unit teknis yaitu direktorat Pelayanan Haji dan
Umrah dan Direktorat Pembinaan haji).
2. Penyelenggaraan, (suatu proses untuk menentukan rencana).

12
DAFTAR PUSTAKA

Richard L. Daft, New Era Of Management (Jakarta: Salemba Empat, 2010), h. 6.


A.S. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia (Jakarta:Bumi Aksara,
2002), h. 17.
Dzul Kifli, Manajemen Pelayanan Haji dan Umrah PT Patuna Tour dan Travel,
Skripsi (Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayahtullah,
2010), h. 11.
http://Fiqhislam@gmail.com
http://Organisasi haji.Blogger.com
H. Malayu SP Hasibuan, Dasar Pengertian dan Masalah, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2011), h. 9
Stephen P Robbins dan Mary Coulter, Manajemen, (Jakarta: PT Prenhalindo,
1999), Ed ke-6,
h. 200
Abdul Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h.
54.
2Ibid, h. 81
3Ibid, h. 82
Ibid, h. 80
Richard L. Daft, Op. Cit, h.216

13

Anda mungkin juga menyukai