“MABIT DI MUZDALIFAH”
Di susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filosofi dan Teori-Teori Haji
danUmrah
Oleh:
Asmiah (50800120091)
Putri Amalia Azzahrah (50800120090)
Muhammad Yamin (50800120089)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Mabit dalam. ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Filosofi dan Teori- Teori Haji &
Umroh Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Haji yaitu mengenai Mabit, bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Muzdalifah..........................................................................................5
B. Hukum dan Waktu Pelaksanaan Mabit di Muzdalifah.....................................6
C. Tempat Mabit di Muzdalifah............................................................................8
D. Aktifitas Mabit di Muzdalifah..........................................................................8
E. Kekeliruan Jamaa’ah di Muzdalifah.................................................................8
A. Kesimpulan.....................................................................................................10
B. Saran...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Haji merupakan rukun Islam yang kelima yang diwajibkan bagi seorang
Muslim sekali sepanjang hidupnya bagi yang mampu melaksanakanya, Setiap
perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia, contoh seperti
ihrom sebagai upacara pertama maksudnya adalah bahwa manusia harus
melepaskan diri dari hawa nafsu dan hanya mengahadap diri kepada Allah Yang
Maha Agung. Memperteguh iman dan takwa kepada Allah SWT karena dalam
ibadah tersebut diliputi dengan penuh kekhusyu'an, Ibadah haji menambahkan
jiwa tauhid yang tinggi
Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental
dan akhlak yang mulia. Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam
seluruh dunia menjadi umat yang satu karena memiliki persamaan atau satu
akidah. Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah
merupakan ibadah yang berat memerlukan persiapan fisik yang kuat, biaya besar
dan memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam menghadapi segala godaan dan
rintangan. Ibadah haji Menumbuhkan semangat berkorban, baik harta, benda, jiwa
besar dan pemurah, tenaga serta waktu untuk melakukannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang kamu ketahui tentang musdalifah ?
2. Bagaimana hukum dan waktu pelaksanaan Mabit di Muzdalifah ?
3
3. Dimana tempat mabit di Muzdalifah ?
4. Apa saja aktifitas ketika mabit di Muzdalifah ?
5. Apa saja kekeliruan-kekeliruan yang dilakukan jamaa’ah di
Musdalifah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari muzdalifah
2. Untuk mengetahui hukum dan waktu pelaksanaan mabit di muzdalifah
3. Untuk mengetahui tempat mabit di muzdalifah
4. Untuk mwngetahui aktivitas apa saja yang dilakukan ketika mabit di
muzdalifah
5. Untuk mngetahui kekeliruan jama'ah di muzdalifah
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Muzdalifah
Setelah wukuf di Arafah, ketika hari mulai sore saat matahari tenggelam
pada tanggal 9 Dzulhijah, jemaah haji secara keseluruhan bergerak ke Muzdalifah
untuk bermalam atau mabit. Bergerak dalam talbiyah dan dzikir kepada Allah.
Mabit di Muzdalifah artinya barmalam atau berhenti sejenak atau menginap di
Muzdalifah pada malam 10 Dzul Hijjah selepas wukuf di Arofah. Dibagian
5
sebelah barat dari Muzdalifah ini terletak Masy'aril Harom, yaitu gunung Quzah.
Mufassir lain mengatakan, Masy'aril Harom adalah Muzdalifah seluruhnya.
“Jika kamu telah selesai dari Arafah, maka berzikirlah kepada Allah di
Masy’aril Haram (Muzdalifah).” (Q.S. Al-Baqarah: 198)1
PاP وP ُرP ُكP ْذP اPَ فPت ٍ P ٰفPرPَ P َعPنPْ P ِّمP ْمPُ تPض Pْ Pَ فPَ اP ٓاP َذPِ اPَ فPۗ P ْمPِّ ُكP بPَّP رPنPْ P اًل ِّمPض Pْ Pَ فP اPوPْ P ُغPَ تP ْبPَ تPنPْ Pَ اP ٌحP اPَ نP ُجP ْمP ُكP ْيPَ لP َعPس Pَ P ْيPَل
P َنP ِمPَ لPهPٖ Pِ لP ْبPَ قPنPْ P ِّمP ْمPُ تP ْنP ُكPنPْ Pِ اP َوPۚ P ْمP ُكP ىPدPٰ Pَ هP اP َمP َكPُ هPوPْ P ُرP ُكP ْذP اP َوPۖ PمPِ P اP َرP َحP ْلP اP ِرP َعP ْشP َمP ْلP اP َدP ْنP ِعPَ هّٰللا
P َنPِّ ْيP لP ۤاPَّPضPلPا
Artinya :
2021,pukul 15:30)
6
Kewajiban mabit di Muzdalifah ini juga didasarkan kepada hadis Nabi saw
riwayat Jabir, sbb:
…….PP ْمPَ لPوPَ P ِنP ْيPَ تP َمP اPَ قPِ إP َوP ٍدPح Pِ P اPوPَ P ٍنP اP َذPَ أPِ بP َءP اP َشPعPِ P ْلP اPوPَ Pب
Pَ P ِرP ْغP َمP ْلP اP اPَ هPِ بP ىPPَّ لPص
Pَ Pَ فPَ ةPَ فPِ لP َدPزPْ P ُمP ْلP اP ىPَ تPَأ
Pَ عPَ لPَ طP ىPPَّ تP َحP َمPPَّ لP َسPوPَ P ِهP ْيPَ لP َعPُ هَّللاP ىPَّ لPص Pَ Pِ هَّللاP ُلP وP ُسP َرP َعP َجPَ طPض Pْ P اP َّمPُ ثPً اP ئP ْيP َشP اP َمPُ هPَ نP ْيPَ بPحPْ ِّP بP َسPُي
P ىPPَّ تP َحP َءP اP َوPص Pْ Pَ قP ْلP اPب Pَ P ِكPرPَ P َّمPُ ثP ٍةP َمP اPَ قPِ إPوPَ P ٍنP اP َذPَ أPِ بP ُحP ْبPُّPصPلP اPُ هPَ لPنPَ PَّP يPَ بPَ تPنPَ P يP ِحPرPَ PجPْ Pَ فP ْلP اP ىPPَّ لPص َ PوPَ P ُرPجPْ Pَ فP ْلPا
Pً اP فPِقP اP َوPلPْ PزPَ Pَ يP ْمPَ لPَ فPُ هP َدPَّP حP َوPوPَ Pُ هPَ لPPَّ لPَ هP َوPُ هP َرPَّP بP َكP َوPُهP اP َعP َدPَ فPَ ةPَ لP ْبPِ قP ْلP اP َلPَ بP ْقPَ تP ْسP اPَ فP َمP اP َرPح
Pَ P ْلP اP َرP َعP ْشP َمP ْلP اP ىPَ تPَأ
Pس ُ P ْمP َّشPلP اP َعPُ لPط ْ Pَ تPنPْ Pَ أP َلP ْبPَ قP َعPَ فP َدPَ فP اPًّ دPج Pِ P َرPَ فP ْسPَ أP ىPPَّ تP… َح..
Nabi saw. mendatangi Muzdalifah, lalu shalat Maghrib dan Isya dengan
adzan sekali dan dua kali iqomat, dan tidak shalat (sunat) di antara keduanya.
Kemudian berbaring (tidur) sampai terbit fajar: Lalu shalat Subuh setelah jelas
waktu Subuh dengan sekali adzan dan sekali iqomat. Kemudian mengendarai
Qoswaa sehingga sampai di Masy’ar al Harom lalu menghadap kiblat, berdo’a,
bertakbir, bertahlil dan membaca kalimat tauhid lalu terus bewukuf sampai terang
benar. Lalu berangkat sebelum terbit matahari.Secara detail, ketentuan mabit di
Muzdalifah ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
7
hari, pada saat menuju Mina.Dasar yang digunakan para imam madzhab mengenai
kewajiban mabit di Muzdalifah sebagai berikut:
Dari Urwah bin Mudras bin Aus Atha’ir Ashabi berkata: aku datangi
Rasulullah saw di Muzdalifah ketika beliau keluar sembahyang maka aku berkata:
wahai Rasulullah aku datang dari gunung Tha’yi aku lelah dari perjalanan dan
lemah badanku, demi allah aku tidak meninggalkan dari sebuah gunung kecuali
aku berhenti padanya. Apakah sah hajiku? Berkata Rasulullah saw, “Barang siapa
menghadiri shalat kami (Subuh) ini dan wuquf bersama kami hingga kami
berangkat dari sini, dan ia sudah wuquf di Arafah sebelum itu malam atau siang,
maka sempurnalah hajinya dan selesailah ibadahnya”.
Pح Pَ Pَ قP َوP َوP َمPPَّ لP َسP َوP ِهP ْيPَ لP َعPُ هَّللاP ىPَّ لPص
َ P َزPُ قP ىPَ لP َعPف َ Pي َّ Pِ بPPَّنPلP اP يPِ نP ْعPَ يP َحPَ بPص Pْ Pَ أP اP َّمPَ لPَ فP َلP اPَق P ٍّيPِ لP َعPنPْ Pَع
ٌ Pِ قPوPْ P َمP اPَ هPُّ لP ُكP ٌعP ْمP َجPوPَ Pف
Pف Pُ Pِ قPوPْ P َمP ْلP اP َوPُ هP َوP ُحP َزPُق P اP َذPَ هP َلP اPَ قPَف
8
Menurut Sayid Sabiq, Quzzah merupakan bukit di Muzdalifah, yang dalam surat
Al-Baqarah ayat 198 diredaksikan dengan al-Masy’ar al-Haram.
Pertama, sebagian jama’ah haji, di saat pertama tiba di Muzdalifah, sibuk dengan
memungut batu kerikil sebelum melaksanakan shalat Maghrib dan Isya dan
mereka berkeyakinan bahwa batu-batu kerikil pelempar Jamrah itu harus diambil
dari Muzdalifah. Yang benar, adalah dibolehkannya mengambil batu-batu itu dari
seluruh tempat di Tanah Haram. Sebab keterangan yang benar dari Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau tidak pernah menyuruh agar
dipungutkan batu-batu pelempar Jamrah Aqabah dari Muzdalifah. Hanya saja
beliau pernah dipungutkan batu-batu itu di waktu pagi ketika meninggalkan
Muzdalifah setelah masuk Mina. Ada pula sebagian mereka yang mencuci batu-
batu itu dengan air, padahal inipun tidak disyari’atkan.
Kedua, pada saat mabit di Muzdalifah, apalagi setelah tengah malam lewat,
banyak jama’ah yang mengumandangkan takbir lengkap seperti di tanah air.
9
Mereka seakan-akan ingat kebiasaan di tanah air, kalau malam lebaran selalu
membaca takbir. Padahal, menurut Imam al-Nawawi al-Dimasyqy, takbir lengkap
ini sunnah dikumandangkan untuk menggantikan talbiyyah kalau jama’ah haji
telah melempar jumrah aqabah, minimal untuk lemparan pertama .
2
Farida, https://www.daftarhajiumroh.com/muzdalifah/ (terakhir di akses tanggal 20 Mei
2021,pukul 15:30)
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
itu dari seluruh tempat di Tanah Haram. Sebab keterangan yang benar dari Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau tidak pernah menyuruh agar
dipungutkan batu-batu pelempar Jamrah Aqabah dari Muzdalifah.
B. Saran
Inilah yang dapat kami paparkan mengenai Ihram. Dalam makalah kami
masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu kita sama- sama belajar dan
saling memperbaiki kekurangan.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://news.detik.com/berita/d-4130464/sekilas-tentang-mabit-di-
muzdalifah diakses pada 20 mei 2021
13