Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FIRQAH DALAM ISLAM DAN AJARANNYA

Disusun Oleh :
Nabilah Azizah (202211011)

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Dr. M. Jafar, S.H.I., M.A.

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) LHOKSEUMAWE
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh,

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kesehatan sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan
baik. Shalawat dan salam kita sertakan kepada Rasulullah SAW, yang mana oleh
beliau telah membawa kita dari alam gelap menuju alam cahaya.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui lebih detail tentang
“FIRQAH DALAM ISLAM DAN AJARANNYA”. Makalah disusun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan teurutama
pertolongan dari Allah, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan untuk memenuhi
tugas Mata kuliah FIQH DAN USHUL FIQH

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Dengan demikian penyusun mengucapkan terimakasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Definisi Firqah..............................................................................................3

B. Penyebab Munculnya Firqah Dalam Islam...................................................3

C. Jenis Jenis Firqah Dalam Islam dan Penjelasan Pendapatnya......................5

D. Mengatasi Perbedaan Pendapat Firqah.........................................................8

BAB III..................................................................................................................12

PENUTUP..............................................................................................................12

A. Kesimpulan.................................................................................................12

B. Kritik dan Saran..........................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama islam yang di bawa oleh Rasulullah SAW merupakan kesatuan
yang utuh dari 3 unsur, yaitu iman, islam dan ikhsan.dalam agama islam tidak ada
yang di pertentangkan, apabila terjadi hal yang kurang dapat di pahami, maka
seluruh persoalan itu di kembalikan kepada Rasulullah SAW.Setelah Rasulullah
SAW wafat, bibit perselisihan di antara umat islam mulai tampak yang pertama
kali tampak mengenai tempat Rasulullah SAW di makamkan dan siapa yang
berhak menggantikan beliau, yang kemudian menyebabkan timbulnya firqah
dikalangan umat islam. Sahabat anshor memandang bahwa jabatan khalifah harus
dari kalangan mereka. Mereka telah menolong dan melindungi dakwah nabi
sehingga islam bisa berkembang pesat.

Kemudian di lain pihak berpendapat bahwa ke khalifahan harus berada di


tangan Bani Hasyim. Perselisihan akhirnya dapat di atasi dengan terpilihnya
sayyidina Abu bakar asidiq dan kemudian di teruskan oleh umar bin khattab akan
tetapi pada masa khalifah utsman bin affan timbul berbagai perpecahan di
kalangan umat islam secara lebih serius hingga muncul seorang yahudi kelahiran
yaman yang bernama Abdullah bin sabba, yang mengaku telah masuk islam dan
ia dengan gencar mempropagandakan semangat anti khalifah Ustman bin affan.
Sejak itu muncullah aliran syiah dan selanjutnya di susul aliran lain sebagai reaksi
terhadap aliran syiah. Dari akar permasalahan ini kemudian timbul usaha
membentengi ajaran dengan rumusan hujjah. Maka lahirlah firqah atau madzhab
baik di bidang fiqih maupun akhlak/tassawuf.

Sedangkan secara terminologi (istilah), firqah berarti golongan atau


kaumyang mengikuti pemahaman atau pendapat yang keluar dari pemahaman
jama'ah muslimin atau aswadul a'dham dan mereka kemudian memisahkan diri
dari ikatan keutamaan dalam Islam. Menurut Muhammad Idrus Ramli, firqah
adalah orang-orang yang bercerai-berai dan memisahkan diri dari golongannya.1

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi firqah?
2. Apa saja sebab sebab dari munculnya firqah?
3. Apa saja jenis jenis firqah yang ada dalam islam saat ini?
4. Bagaimana penjelasan dari berbagai firqah?
5. Bagaimana cara mengatasi perbedaan pendapat dari berbagai firqah?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi firqah
2. Mengetahui penyebab dari munculnya firqah
3. Mengetahui jenis jenis firqah yang ada dalam islam
4. Mengetahui penjelasan dari berbagai firqah
5. Mengetahui cara mengatasi perbedaan pendapat dari berbagai firqah

1
Rahmawati,dkk(2014)"Firqah Dalam Islam",Universitas Nahdlatul Ulama,Jakarta.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Firqah
Firqah secara bahasa berarti kelompok manusia, yang bisa jadi punya
pemahaman berbeda dengan muslim lainnya. Istilah firqah biasa digunakan untuk
menyederhanakan kelompok, aliran, bahkan sekte.Kelompok manusia dalam
firqah ini merujuk pada cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi. Pendapat
lainnya menjelaskan firqah adalah kelompok yang memisahkan diri dalam urusan
agama setelah ada ijma'. Dikutip dari buku Quranic Society: Menelusuri Konsep
Masyarakat Ideal dalam Al-Qur'an karya Arum TitisariNamun, pemisahan ini
justru menimbulkan permusuhan atau fitnah.Bila ditelisik dari unsur penyusunan
katanya, kata firqah tersusun dari tiga huruf hijaiyah yakni fa', ra', dan qaf.
Ketiganya mengandung arti dasar sebagai pemisahan atau perbedaan antara dua
hal.2

B. Penyebab Munculnya Firqah Dalam Islam


Timbulnya aliran-aliran teologi Islam tidak terlepas dari fitnah-fitnah yang
beredar setelah wafatnya Rasulullah Saw. Setelah Rasulullah Saw wafat peran
sebagai kepala Negara digantikan oleh para sahabat-sahabatnya, yang disebut
khulafaur Rasyidin yakni Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, dan
Ali bin Abi Thalib. Namun, ketika pada masa Utsman bin Affan mulai timbul
adanya perpecahan antara umat Islam yang disebabkan oleh banyaknya fitnah
yang timbul pada masa itu. Sejarah mencatat, akibat dari banyaknya fitnah yang
timbulkan pada masa itu menyebabkan perpecahan pada umat Islam, dari masalah
politik sampai pada masalah teologis.3

2
Rahma Indina H(2021)”Arti firqah secara bahasa, Penyebab muncul, dan jenisnya.”
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5725218/arti-firqah-secara-bahasa-penyebab-muncul-
dan-jenisnya.

3
Dedi Supriadi, Perbandingan Madzab dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Pustaka Setia, 2008),
h. 69-71

3
Pada masa Rasululloh SAW fanatisme kesukuan bangsa arab dapat di
redam. Hal ini merupakan keberhasilan beliau memerangifanatisme kesukuan. Hal
ini berlanjut sampai pada pemerintahan Ustman bin affan dan bangkit kembali
dengan pertentangan bani Umayyah danbani Hasyim.Perbedaan pendapat tentang
masalah siapa yang paling berhak menggantikan Rasululloh SAW timbul sejak
beliau wafat. Akan tetapi pertentangan tersebut tumbuh dan semakin berkembang
pada masalah jabatan kholifah.Sebagai akibat kekuasan wilayah islam, pemeluk
agama terdahulu seperti yahudi, nasrani, dan majusi banyak yang memeluk islam.
Dalam benak mereka masih tersisa tradisi dan pemikiran agama mereka
sebelumnya, sehingga mempegaruhi pemikiran keislaman.Pada akhir
pemerintahan Bani Umayyah, umat islam mulai menerjemahkan buku filsafat.
Usaha tersebut berpengaruh terhadap perbedaan pendapat dalam islam. Sejak itu
lahir para filosuf dan ulama kalam yang menggunakan pemikiran filsafat di
bidang akhidah islam.Sumber hukum islam adalah al qur‟an dan hadist yang
bersifat umum dan global, sementara persoalan yang di hadapi umat terus
berkembang . kerena menetapkan persoalan tersebut membutuhkan hukum syari .
para ulama; menggali hukum mengunakan metode yang berbeda,oleh sebab itu
timbullah instibhat yang berbeda
Secara garis besar perselisihan faham dalam Islam itu didasari atas dua
macam. Pertama, perselisihan dalam masalah cabang syari’at Islam. Kedua,
perselisihan pendapat dalam masalah aqidah/i’tiqad. Dan kedua hal tersebut
disebabkan pula oleh beberapa faktor, diantaranya:4
1. Faktor politik
Timbulnya perselisihan dikalangan umat Islam itu adalah bermula dari
masalah kekhalifahan/kepemimpinan, tetapi kemudian merembet kepersoalan
agama. Perkembangan dari soal politik sampai menjadi soal agama inilah
yang perlu diperhatikan, karena dampaknya akan semakin serius. Kiranya
yang menghembukannya adalah kaum munafiqin yang dipimpin oleh
Abdullah bin saba’. Kenyataannya perbedaan pendapat yang terjadi saat itu

4
Annasya(2014)”Makalah Munculnya Firqah Firqah Dalam Islam”
https://annasyanadazalfa.blogspot.com/2014/04/makalah-munculnya-firqah-firqah-dalam.html

4
tidak hanya sekedar sebuah perselisihan pendapat atau ide, tetapi sampai
mengarah pada peperangan yang membawa korban beribu-ribu umat Islam.
Timbulnya kelompok-kelompok syiah, khawarij karena lantaran ambisinya
untuk merebut kekuasaan, memperkuat kelompok, mereka tempuh melalui
pendekatan agama, mereka berpijak pada aqidah agama.
2. Faktor akulturasi
Akulturasi yang dimaksudkan adalah perpaduan antara dua kebuyaan
atau lebih sehingga mewujudkan suatu model budaya yang baru. Misalnya,
ketika Islam masuk kesuatu daerah/negeri, maka terjadilah akulturasi antara
nilai-nilai ajaran Islam dengan bentuk budaya lokal. Disamping itu banyak
pula buku-buku filsafat yunani dan romawi diterjemahkan ke dalam bahas
arab. Akibat pergesera nilai yang mempunyai dampak positifnya wawasan
berfikir umat Islam semakin maju sehingga banyak ditemukan ilmu-ilmu
umum, seperti ilmu kedokteran, ilmu fisika, ilmu biologi dan lain sebagainya.
Dalam segi negatifnya, akibat filsafat dalam Islam terjadi pada sebagian
kaum muslim yang merumuskan masalah tauhid dengan kacamata filsafat
yang sebenarnya tidak boleh dirumuskan dari kacamata filsafat melainkan
dengan berdasarkan rumusan yang berdasarkan wahyu yang bersifat qath’I
tidak boleh dengan menggunakan akal pikiran.
3. Faktor infiltrasi
Infiltrasi ini adalah adanya campur tangan dari pihak luar, misalnya
masuknya pemikiran atau ajaran agama lain ke dalam Islam. Banyak orang
masuk Islam namun mereka belum sepenuhnya meninggalkan syari’at agama
lama, sehingga ajaran-ajaran agama lama masih melekat dan menyusup ke
dalam Islam. Diantara mereka tersebut adalah golongan murji’ah, qodariyah,
jabariyah, mujasimah. Dan apabila kita mempelajari pemikiran-pemikiran
golongan tersebut banyak dipengaruhi oleh ajaran agama yahudi, nasrani dan
majusi.

C. Jenis Jenis Firqah Dalam Islam dan Penjelasan Pendapatnya


Siapapun yang membaca kitab-kitab Ushuluddin akan menjumpai di
dalamnya perkataan-perkataan : Syia‟ah, Khawarij, Mu‟tazilah, Qodariyah,

5
Jabariyah, Ahlusunnah wal Jamaah (sunny), Mujassimah, Bahaiyah, Ahmadiyah,
Wahabiyah, dan sebagainya.

1. Khawarij

Pada thun 657 M terjadi perang siffin antara pasukan Ali melawan
pasukan Mu‟awiyah ketika perang memuncak pasukan muawiyah
terdesak ,tiba-tiba beberapa orang mengangkat mushaf dengan ujung tombak
sebagai tanda damai. Akan tetapi sekelompok orang pasukan beliau
memuntut agar menerima tahfkim sehingga beliau menerimanya.Tahfkim di
laksanakan di daumatul jandal dan masing masing pihak mengangkat seorang
hakim .tapi khalifah ali menolak tuntutan sehingga mereka menyatakan
keluar dari golongan ali.Selanjutnya mereka berhimpun di harura, dekat kota
khufah dengan mengangkat abdullah bin abdul wahab arrasbi sebagai imam
sehingga mereka di kenal dengan Al hurruyah mereka dikenal juga dengan
sebutan Al muahkiamah. Ajarannya yaitu:

a. Hanya mengakui sahnya kahalifah abu bakar, umar bin khatab dan
enam tahun pertama masa khalifah utsman bin affan
b. Mengutuk sayyiatina aisyah ra umulmuminin karena melakukan
pemberontakan pada perang jamal
c. Dengan mudah mengafirkan orang yang tidak sefaham
d. Orang yang tidak mengerjakan amal ibadah wajib dianggap kafir

2. Syi’ah

Syiah artinya kelompok atau pengikutb ali bin abi tholib.inti ajaran syiah
adalah masalah imamah yang harus berdasarkan syara’, dari ajaran tersebut
melahirkan beberapa faham dalam aqidah dan ibadah, misalnya :

a. Nabi berwasiat bahwa yang menggantikan sebagai imam adalah


syaidina ali bin abi thalib.

6
b. Imam pengganti nabi adalah kepala negara, seorang imam ma’sum
dan tidak dapat di ganggu gugat.
c. Sebagai golongan syiah beranggapan bahwa syaidina ali dipercayai
d. memiliki sifat ketuhanan.
e. Menghalalkan nikah muthah’ah.
f. Tidak menerima ijma’dan kiyas

3. Mu‟tazilah

Aliran yang muncul di basrah pada abad ke-2 hijriyah. Mu‟tazilah dikenal
sebagai golongan yang menganut kebebasan berfikirdan mendewakan akal.
Aliran mu‟tzilah memiliki prinsip yaitu :
a. At-tauhid, artinya allah maha esa tanpa memiliki sifat lainnya.
b. Al-adl, artinya tuhan maha adil.
c. Al-watwalwaid, artinya tuhan pasti melaksanakan jaji dan
ancamannya.
d. Al-manzilah bainal manzilati, artinya posisi di antara iman dan kufur.
e. Al-amru bil ma‟ruf wal nahyu anil munkar, artinya menyuruh berbuat
baik dan mencegah kemunkaran.

4. Wahabiyah

Nama wahabiyah dinisbatkan dengan nama pendirinya yaitu Muhammad


bin Abdul Wahab. Aliran ini mengaku sebagai golongan Ahlussunah
waljamaah dengan mengikuti hasil pikiran Imam Ahmad bin Hanbal menurut
Ibnu taimiyah. Penganut paham wahabi berpendapat bahwa semua bid‟ah
adalah sesat.

5. Aswaja

Aswaja sebanarnya sudah ada sejak zaman Rosulullah SAW, sebagai


gerakan pemurnian islam. Golongan Aswaja selalu berpedoman pada dalil
naqli dan dalil aqli.

7
6. Qadariyah dan Jabariyah

Qodariyah adalah paham yang berpendapat bahwa perbuatan manusia


adalah kehendak kemauan nya sendiri. Sedangkan Jabariyah adalah paham
yang berpendapat bahwa manusia tidak memiliki daya upaya dan iqtiar dalam
perbuatannya. Manusia tinggal menerima apa adanya.

Firman Allah dalam Qs.3 Al-Imran:103

‫ص ُموا بِ َح ْب ِل هَّللا ِ َج ِميعًا َواَل تَفَ َّرقُوا ۚ َو ْاذ ُكرُوا نِ ْع َمتَ هَّللا ِ َعلَ ْي ُك ْم ِإ ْذ ُك ْنتُ ْم َأ ْعدَا ًء فََألَّفَ بَ ْينَ قُلُوبِ ُك ْم‬ ِ َ‫َوا ْعت‬
‫ار فََأ ْنقَ َذ ُك ْم ِم ْنهَا ۗ َك ٰ َذلِكَ يُبَيِّنُ هَّللا ُ لَ ُك ْم آيَاتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم‬
ِ َّ‫فََأصْ بَحْ تُ ْم بِنِ ْع َمتِ ِ‡ه ِإ ْخ َوانًا َو ُك ْنتُ ْم َعلَ ٰى َشفَا ُح ْف َر ٍة ِمنَ الن‬
‡َ ‫تَ ْهتَد‬
‫ُون‬

" Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-
orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

D. Mengatasi Perbedaan Pendapat Firqah


Berkenaan dengan sikap dan etika dalam menghadapi perbedaan pendapat
dengan cara menyikapi perbedaan pendapat dan pandangan yang dicontohkan
Rasulullah saw., yaitu dengan cara terlebih dahulu mendengar seluruh pendapat
yang berbeda-beda dari para sahabatnya yang mulia.Banyak sekali peristiwa dan
kasus yang membuktikan sikap Rasulullah ini. Prinsip mendengar dan
bermusyawarah yang diterapkan oleh Rasulullah tersebut tidak lain merupakan
perwujudan dari firman Allah Swt dalam surat Ali Imran ayat 159 yang berbunyi
sebagai berikut:
‫ب اَل ْنفَضُّ وا ِم ْن َحوْ لِكَ ۖ فَاعْفُ َع ْنهُ ْم َوا ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم‬ ِ ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِمنَ هَّللا ِ لِ ْنتَ لَهُ ْم ۖ َولَوْ ُك ْنتَ فَظًّا َغلِيظَ ْالقَ ْل‬
َ‫اورْ هُ ْم فِي اَأْل ْم ِر ۖ فَِإ َذا َع َز ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى هَّللا ِ ۚ ِإ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ ْال ُمتَ َو ِّكلِين‬
ِ ‫َو َش‬
Artinya:“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,

8
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.”
Perbedaan pendapat di kalangan para ulama terjadi disebabkan oleh
beberapa sebab yang sulit dihindari, yaitu:
a. al-Quran terdapat lafad-lafad yang memiliki arti ganda (musytarak),
seperti kata quru’. Kata quru’ memiliki arti suci dan haidh. Imam Abu
Hanifah berpendapat, perempuan yang ditalak oleh suaminya harus
beriddah tiga kali haidh. Sementara Imam Syafi’i berpendapat,
perempuan yang dicerai oleh suaminya harus beriddah tiga kali suci. al-
Quran juga terdapat kata Hakiki dan Majazi, para ulama sering terjadi
perbedaan perdapat dalam menetapkan hukum ketika menghadapi kata
hakikat dan majaz.
b. Perbedaan waktu, tempat dan kasus yang dihadapi. Tidak semua kasus
yang dihadapi oleh para ulama, didapati nas hukumnya. Sehingga mereka
harus berijtihad. Ketika berijtihad para ulama menggunakan metodologi
yang belum tentu sama antara yang satu dengan yang lain, sehingga
menimbulkan hukum yang berbeda-beda.
c. Riwayat. Para ulama tidak sama tingkatan dalam menerima hadis
Rasullah saw. Persoalan tersebut disebabkan berbeda jumlah sahabat
yang dapat dijumpai. Sementara para sahabat juga tidak sama tingkatan
dalam mendengar hadis dari Nabi. Ada shahabat yang hanya mendengar
satu hadis saja dan ada sampai puluhan, ratusan dan bahkan ribuan hadis.
Sehingga ada hadis yang sampai kepada sebahagian ulama dan tidak
sampai kepada sebahagian yang lain.
d. Berbeda dalam menggunakan kaidah-kaidah ushul dalam menetapkan
hukum.
e. Berbeda dalil yang digunakannya, seperti istihsan, maslahah mursalah,
qaul sahabat, ‘uruf, dan lain-lain.

9
f. Perbedaan kapasitas intelektual masing-masing ulama.5

Rasulullah saw dalam sejarah selalu berusaha mendengar pendapat dari


para sahabatnya, kemudian menyaring sekaligus memilih pendapat terbaik dan
bermanfaat. Contahnya al-Hubab bin al-Munzir bin al-Jumuh menyarankan, agar
rumah yang ditempati Rasulullah saw dalam perang Badar diubah posisinya dan
dimajukan hingga mendekat ke beberapa sumber air yang telah dikuasai oleh
umat Islam dalam wilayah, di mana terdapat banyak sumber air tersebut
merupakan salah satu posisi paling strategis untuk pertahanan dan penyusunan
kekuatan umat Islam. Rasulullah saw dan para sahabatnya kemudian melakukan
perubahan sesuai saran al-Hubab tersebut. Saran tersebut membuahkan manfaat
yang besar bagi kaum Muslimin saat itu.Perbedaan pada masa Nabi diselesaikan
dengan musyarawah. Teladan yang diperlihatkan Nabi saw dari hadis yang
riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Umar,
yang artinya yaitu:6

Artinya:dari Ibnu Umar berkata: Nabi saw mengatakan bagi kami ketika
kembali dari Azhab ( Janganlah ada satupun yang shalat Ashar kecuali di
perkampungan Bani Quraizhah. Lalu ada di antara mereka mendapati waktu
Ashar di tengah jalan, maka berkatalah sebagian mereka: “Kita tidak shalat
sampai tiba di sana.” Yang lain mengatakan: “Bahkan kita shalat saat ini juga.
Bukan itu yang beliau inginkan dari kita.” Kemudian hal itu disampaikan
kepada Rasulullah saw, namun Rasul tidak mencela salah satunya.” (H.R.
Bukhari)

Berdasarkan Hadis di atas dapat disimpulkan bahwa, Nabi tidak mencela


salah satu pihak yang berlawanan pendapat dengan kata-kata bid’ah, sesat, kafir,
dan sebagainya, bahkan tidak mencela salah satunya. Masing-masing pihak punya
argumen. Sahabat yang shalat Ashar di tengah jalan bukan ingkar kepada Nabi,
namun mereka mencoba shalat di awal waktu sebagaimana diperintahkan Allah

5
Mahmud Syaltut dan M. Ali al-Sayis, Perbandingan Mazhab, (Bulan Bintang, Jakarta, 1996), h.
16-17
6
Imam Bukhari, Sahih al-Bukhari, Jilid 1, (Bairut: Dar al Kutub al ‘ilmiah, tth), h. 321

10
swt dan Rasul-Nya. Adapun sahabat yang shalat belakangan di perkampungan
Bani Quraizah juga tidak melanggar perintah shalat di awal waktu, namun mereka
mengikuti perintah Nabi. Imam mazhab saling memuji satu sama lain, walaupun
mereka berbeda pendapat. Mereka saling menghargai, dan menghormati
perbedaan pendapat.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Firqah adalah sebuah paham keagamaan yang di anut oleh orang
islam,yang memiliki kepercayaan yang berbeda tentang masalah (pandangan)
terhadap hukum islam yang kurang begitu jelas.Tapi perlu di ingat kita tidak
boleh menyalahkan begitu saja orang yang tidak sepaham dengan kita ,karena
semua adalah benar dan yang salah adalah orang yang menyalahkan hal-hal
tersebut.

Pentingnya mengetahui perbedaan yang terjadi di kalangan ulama serta


dalil dan argumentasinya. Oleh sebab itu tidak tahu seseorang tentang adanya
perbedaan pendapat seringkali menimbulkan sikap fanatik buta terhadap
pendapatnya sendiri dan menolak setiap pendapat yang berbeda dengan
pendapatnya. Padahal kemungkinan pendapat tersebut adalah benar dan didukung
oleh dalil yang kuat.

B. Kritik dan Saran


Demikian yang dapat penyusun paparkan mengenai firqah dalam islam.
Penyusun menyadari banyak kekurangan penulisan, maka dari itu kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sangat penyusun harapkan sebagai referensi kami
dalam penulisan makalah kedepannya. Harapan penulis, semoga makalah ini
bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Annasya,”Makalah Munculnya Firqah Firqah Dalam Islam”,2014


https://annasyanadazalfa.blogspot.com/2014/04/makalah-munculnya-
firqah-firqah-dalam.html Diakses pada tanggal 11 Maret 2023
Dedi Supriadi,"Perbandingan Madzab dengan Pendekatan Baru",Bandung:
Pustaka Setia, 2008.

Imam Bukhari, Sahih al-Bukhari, Jilid 1, (Bairut: Dar al Kutub al ‘ilmiah, tth),
h. 321

Mahmud Syaltut dan M. Ali al-Sayis, “Perbandingan Mazhab”,Bulan Bintang,


Jakarta, 1996.

Rahmawati,dkk, “Firqah Dalam Islam",Universitas Nahdlatul Ulama,Jakarta,


2014.
Rahma Indina H,”Arti firqah secara bahasa, Penyebab muncul, dan
jenisnya.”,2021. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5725218/arti-
firqah-secara-bahasa-penyebab-muncul-dan-jenisnya. Diakses pada
tanggal 11 Maret 2023

Anda mungkin juga menyukai