MAKALAH
Oleh:
MISNAWATI
KAROMATIN KAMILAH
Bismillahirahmanirahim..
Salawat dan salam tak lupa saya ucapkan kepada baginda besar Rasulullah
Saw. Yang mana telah menjadi suri tauladan dan menjadi penerang sehingga mampu
membawa kejayaan Islam yang terang benderang seperti saat ini. Yang mampu
menjadikan segala hal yang tidak mungkin menjadi mungkin seperti zaman yang
InsyaAllah barokah dari ufuk timur hingga ufuk barat ini.
Pada makalah singkat ini, saya akan menjelaskan sedikit banyak tentang Studi
Teologi Islam sebagai Pendekatan Studi Islam. Aspek umum yakni berisi tentang
pendekatan ilmu ketuhanan yang telah berkembang sejak dahulu. Maka, dari itu,
makalah ini saya akan menjelaskan judul tersebut secara mendetail, InsyaAllah.
Secara etimologis, Theologi berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari
kata Theos artinya Tuhan atau Dewa dan Logos yang berarti Ilmu (science, study,
discourse) sehingga dapat diartikan bahwa Teologi adalah ilmu tentang Tuhan atau
Ilmu Ketuhanan. Teologi sebagaimana diketahui, membahas ajaran-ajaran dasar dari
sesuatu agama. Setiap orang ingin menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam,
perlu mempelajari teologi yang terdapat dalam agama yang dianutnya. Mempelajari teologi
akan memberi seseorang keyakinan-keyakinan yang berdasarkan pada landasan kuat, yang
tidak mudah diombang-ambing oleh peredaran zaman . Selain itu, rumusan-rumusan
teologi juga sering disusun sebagai persembahan kepada para penguasa, yang
dianggap sebagai wakil Tuhan di bumi
Dalam agama Islam, ilmu ketuhanan ini dikenal dengan ilmu kalam, ilmu
tauhid, ilmu ushuluddin, dan ilmu aqidah. Teologi tidak sekadar sebagai keagamaan
yang kosong, tetapi menjelma sebagai ilmu tentang perjuangan sosial, menjadikan
keimanan berfungsi secara aktual sebagai landasan etik dan motivasi tindakan
manusia
Kenyataan yang harus dipertimbangkan adalah wujud sumber ajaran yang sekarang
bukan lagi dalam bentuk norma, melainkan sudah dalam bentuk praktek kehidupan
sosial yaitu masyarakat Islam yang Madinah. Pada masa Rasullaah di mekah,Nabi
SAW hanya menjadi pemimpin agama. Setelah hijrah ke Madinah, beliau memegang
fungsi ganda, yaitu sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan. Di sinilah
awal mula terbentuk sistem pemerintahan Islam pertama, yakni dengan berdirinya
negara Islam Madinah.
Ketika Nabi SAW wafat pada 632 M, Sepeninggal Nabi SAW inilah timbul persoalan
di Madinah, yaitu siapa pengganti beliau untuk mengepalai negara yang baru lahir itu.
Dari sinilah, mulai bermunculan berbagai pandangan umat Islam. Sejarah
meriwayatkan bahwa Abu Bakar as-Siddiq-lah yang disetujui oleh umat Islam ketika
itu untuk menjadi pengganti Nabi SAW dalam mengepalai Madinah. Selanjutnya,
Abu Bakar digantikan oleh Umar bin Khattab. Kemudian, Umar digantikan oleh
Usman bin Affan.
Awal kemunculan aliran dalam Islam terjadi pada saat khilafah Islamiyah
mengalami kesuksesan kepemimpinan dari Usman bin Affan ke Ali bin Abi Thalib.
Masa pemerintahan Ali merupakan era kekacauan dan awal perpecahan di kalangan
umat Islam. Namun, bibit-bibit perpecahan itu mulai muncul pada akhir kekuasaan
Usman.
Faktor penyulut Perang Jamal ini disebabkan oleh yang Ali tidak mau
menghukum para pembunuh Usman. Ali sebenarnya ingin sekali menghindari perang
dan menyelesaikan perkara itu secara damai. Namun, ajakan tersebut ditolak oleh
Aisyah, Zubair, dan Talhah. Zubair dan Talhah terbunuh ketika hendak melarikan diri,
sedangkan Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke Madinah1.
1
https://republika.co.id/berita/61241/sejarah-munculnya-aliran-teologi-dalam-islam (diunggah Minggu,
8 Agustus 2021)
PEMBAHASAN
Aliran-aliran ini berawal dari dari perselisihan antara ke-khalifaan Ali bin
Abi Thalib yang saat itu tidak mau bertempur untuk melawan musuh dan lebih
berusaha untuk mencegah pertempuran dengan cara damai. Namun keputusan
tersebut mendapat respon negatif dari berbagai banyak pihak hingga timbulah banyak
aliran-aliran islam saat itu. AHIRNYA aliran teologi Islam adalah reaksi dari skisme
(perpecahan) politik umat Islam. Tragedi skisme itu terabadikan dalam sebuah
ungkapan “al-fitnah al-kubra”. Proses skisme itu berawal dari terbunuhnya Usman
Ibn Affan, yang pada akhirnya berimplikasi serupa terhadap khalifah keempat yakni
Ali ibn Abi Thalib. Ketika kedua khalifah tersebut terbunuh, wacana kemelut politik
lalu berkembang menjadi wacana agama (teologi).
2
Muslim A. kadir, Ilmu Islam Terapan (Menggagas Paradigma Amali dalam Agama Islam), (Jakarta :
Pustaka Pelajar, 2003) hal. 29.
MACAM-MACAM ALIRAN DALAM ISLAM
Aliran ini merupakan golongan yang keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib saat
menyikapi perdamaian peristiwa Tahkim oleh Muawiyah. Kata Khawarij berasal dari
bahasa Arab yang berarti keluar. Aliran ini sering disebut aliran ekstrem. Sebab
mereka menganggap keputusan Ali dan golongannya yang setuju berdamai dengan
Muawiyah adalah kafir dan halal darahnya
3
Said Agil Al-Munawar dan Husni Rahim, Teologi Islam Regional (Aplikasi terhadap Wacana dan
Praktis Harun Nasution), Cet. I, (Jakarta : Ciputat Press, tt) Hal. 19.
4
Hamka, Sejarah Umat Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1981) Hal.39
iman dalam hati atau dengan kata lain kafir. Di sini jelas terdapat potensi
keberagaman yang positif, meskipun cenderung tanpa kompromi.
1. Aliran Murji’ah
Murjiah berasal dari kata 'irja' yang berarti menangguhkan. Aliran ini
berpandangan bahwa orang berdosa tidak termasuk kafir dan tidak kekal dalam
neraka. Mereka yang berpendapat demikian termasuk golongan Murjiah moderat.
Sedangkan mereka yang berpendapat bahwa orang Islam yang percaya pada Allah
kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidak menjadi kafir sebab iman itu
terletak di dalam hati
Dalam hal ini, Imam Abu Hanifah memberi defenisi iman sebagai berikut :
Iman adalah pengakuan dan pengetahuan tentang Tuhan, Rasul-rasulnya dan
tentang semua apa yang datang dari Tuhan dalam keseluruhan dan tidak dalam
rincian. Iman tidak mempunyai sifat bertambah atau berkurang dan tidak ada
perbedaan antara manusia dalam hal iman5
Aliran selanjutnya adalah golongan yang dikenal dengan sebutan 'kaum rasionalis
Islam' karena dalam memahami sesuatu lebih berdasarkan pada akal. Aliran ini
berpendapat bahwa orang Islam yang berdosa besar bukan kafir juga bukan mukmin,
tetapi berada di antara keduanya. pandangan lain dari Muktazilah adalah hanya
mengakui peristiwa Isra Rasulullah SAW, tetapi tidak mengakui Mi'raj Nabi ke langit.
Selain itu aliran ini tidak mengakui siksa kubur, tidak percaya perhitungan amal
hingga tidak percaya akan syafaat Nabi di Hari Kiamat
5
Menurut aliran ini, berbuat dosa, khususnya dosa besar, menyebabkan seseorang kehilangan iman
dan menjadi kafir, lihat : Muhammad Abu Zahrah, Al-Madhahib al-Islamiyah, (Kairo : Maktabah al-
Adab) Hal.90- 120.
Tokoh dalam aliran ini adalah Imam Abu Al-Hasan Al-Asy’ary dan Imam
Abu Mansur Al-Maturidy. Aliran ini pada dasarnya memilki aturan esensial
berfikir yang terdiri dari tiga komponen.
6
Imam Abu Hanīfah, Al-Fiqh Al-Akbar fi Al-Tauhīd, (Beirūt : Dār Al-Rabiyah li Al-Thiba’ah, tt) Hal.6
Namun dari ketiga aliran tersebut, terdapat dua liran yang masih terkenal
dan menyebar hingga saat ini. Kedua aliran itu adalah Ahlussunnah wal Jamaah
(Al-Mu’tazilah atau Sunni) dan Syiah. Hanya dua aliran inilah yang masih memiliki
banyak pengikut.
Adapun Ahlussunnah wal Jama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadis, dan
ahli fikih. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi
dan sunnah khulafaurrasyidin setelahnya. Mereka adalah kelompok yang
selamat. Ulama mengatakan : Sungguh kelompok tersaebut sekarang ini
terhimpun dalam madzhab yang empat yaitu madzhab Hanafi, Syafi’i, Maliki,
dan Hanbali.”
a) Pertama, ajaran Islam mampu mengubah lingkungan sosial dan budaya yang
berimplikasi pada perubahan pandangan hidup masyarakatnya.
b) Kedua, dalam proses perubahan dari kondisi lama pada kondisi baru, terjadi
penghayatan terhadap ajaran Islam yang dipengaruhi oleh keadaan sosial
budaya setempat. Setiap masyarakat akan menghayati dan merespons ajaran
Islam dengan cara yang berbeda karena mereka berada di suatu masa dan
lingkungan yang tidak sama7.
Syiah dalam arti kata lain dapat disandingkan juga dengan kata Tasyayu’
yang berarti patuh/mentaati secara agama dan mengangkat kepada orang yang
ditaati dengan penuh keikhlasan tanpa keraguan.
Dalam Ensiklopedi Islam, Syiah yaitu kelompok aliran atau paham yang
mengidolakan bahwa Ali bin Abi Thalib ra. dan keturunannya adalah Imam-Imam
7
https://republika.co.id/berita/61241/sejarah-munculnya-aliran-teologi-dalam-islam (diunggah Senin,
9 Agustus 2021)
atau para pemimpin agama dan umat setelah Nabi Muhammad SAW (Ensiklopedi
Islam, 1997).
KESIMPULAN
Sejak Rasulullah Wafat, perselisihan sering terjadi baik dari dalam kaum
maupun dari luar. Hal tersebut memucak setelah kepemimpnan islam berada di bawah
pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Semenjak wafatnya Ali, aliran-aliran islam
bermunculan. Hal ini membuat kelompok muslim memiliki kepercayaan mereka
sendiri namun tetap berada di bawah naungan Islam.
8
https://www.inews.id/lifestyle/muslim/apa-itu-syiah (diunggah Senin, 9 Agustus 2021)
DAFTAR PUSTAKA
Imam Abu Hanīfah, Al-Fiqh Al-Akbar fi Al-Tauhīd, (Beirūt : Dār Al-Rabiyah li Al-
Thiba’ah, tt) Hal.6
Menurut aliran ini, berbuat dosa, khususnya dosa besar, menyebabkan seseorang
kehilangan iman dan menjadi kafir, lihat : Muhammad Abu Zahrah, Al-
Madhahib al-Islamiyah, (Kairo : Maktabah al-Adab) Hal.90- 120.
Muslim A. kadir, Ilmu Islam Terapan (Menggagas Paradigma Amali dalam Agama
Islam), (Jakarta : Pustaka Pelajar, 2003) Hal. 29.
Said Agil Al-Munawar dan Husni Rahim, Teologi Islam Regional (Aplikasi terhadap
Wacana dan Praktis Harun Nasution), Cet. I, (Jakarta : Ciputat Press, tt)
Hal.19
https://republika.co.id/berita/61241/sejarah-munculnya-aliran-teologi-dalam-islam
(diunggah Minggu, 8 Agustus 2021)
https://republika.co.id/berita/61241/sejarah-munculnya-aliran-teologi-dalam-islam
(diunggah Senin, 9 Agustus 2021)
https://unupurwokerto.ac.id/pengertian-dan-metode-berpikir-ahlussunnah-wal-
https://mathlaulanwar.or.id/2018/12/14/sejarah-asal-usul-aliran-teologi-islam/presentation-
MAKALAH
Oleh :
MISNAWATI
NIM. 20219603079
Bismillahirahmanirahim..
Salawat dan salam tak lupa saya ucapkan kepada baginda besar Rasulullah
Saw. Yang mana telah menjadi suri tauladan dan menjadi penerang sehingga mampu
membawa kejayaan Islam yang terang benderang seperti saat ini. Yang mampu
menjadikan segala hal yang tidak mungkin menjadi mungkin seperti zaman yang
InsyaAllah barokah dari ufuk timur hingga ufuk barat ini.
Pada makalah singkat ini, saya akan menjelaskan sedikit banyak tentang Studi
Teologi Islam sebagai Pendekatan Studi Islam. Aspek umum yakni berisi tentang
pendekatan ilmu ketuhanan yang telah berkembang sejak dahulu. Maka, dari itu,
makalah ini saya akan menjelaskan judul tersebut secara mendetail, InsyaAllah.
Secara etimologis, Theologi berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari
kata Theos artinya Tuhan atau Dewa dan Logos yang berarti Ilmu (science, study,
discourse) sehingga dapat diartikan bahwa Teologi adalah ilmu tentang Tuhan atau
Ilmu Ketuhanan. Teologi sebagaimana diketahui, membahas ajaran-ajaran dasar dari
sesuatu agama. Setiap orang ingin menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam,
perlu mempelajari teologi yang terdapat dalam agama yang dianutnya. Mempelajari teologi
akan memberi seseorang keyakinan-keyakinan yang berdasarkan pada landasan kuat, yang
tidak mudah diombang-ambing oleh peredaran zaman . Selain itu, rumusan-rumusan
teologi juga sering disusun sebagai persembahan kepada para penguasa, yang
dianggap sebagai wakil Tuhan di bumi
Dalam agama Islam, ilmu ketuhanan ini dikenal dengan ilmu kalam, ilmu
tauhid, ilmu ushuluddin, dan ilmu aqidah. Teologi tidak sekadar sebagai keagamaan
yang kosong, tetapi menjelma sebagai ilmu tentang perjuangan sosial, menjadikan
keimanan berfungsi secara aktual sebagai landasan etik dan motivasi tindakan
manusia
Kenyataan yang harus dipertimbangkan adalah wujud sumber ajaran yang sekarang
bukan lagi dalam bentuk norma, melainkan sudah dalam bentuk praktek kehidupan
sosial yaitu masyarakat Islam yang Madinah. Pada masa Rasullaah di mekah,Nabi
SAW hanya menjadi pemimpin agama. Setelah hijrah ke Madinah, beliau memegang
fungsi ganda, yaitu sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan. Di sinilah
awal mula terbentuk sistem pemerintahan Islam pertama, yakni dengan berdirinya
negara Islam Madinah.
Ketika Nabi SAW wafat pada 632 M, Sepeninggal Nabi SAW inilah timbul persoalan
di Madinah, yaitu siapa pengganti beliau untuk mengepalai negara yang baru lahir itu.
Dari sinilah, mulai bermunculan berbagai pandangan umat Islam. Sejarah
meriwayatkan bahwa Abu Bakar as-Siddiq-lah yang disetujui oleh umat Islam ketika
itu untuk menjadi pengganti Nabi SAW dalam mengepalai Madinah. Selanjutnya,
Abu Bakar digantikan oleh Umar bin Khattab. Kemudian, Umar digantikan oleh
Usman bin Affan.
Awal kemunculan aliran dalam Islam terjadi pada saat khilafah Islamiyah
mengalami kesuksesan kepemimpinan dari Usman bin Affan ke Ali bin Abi Thalib.
Masa pemerintahan Ali merupakan era kekacauan dan awal perpecahan di kalangan
umat Islam. Namun, bibit-bibit perpecahan itu mulai muncul pada akhir kekuasaan
Usman.
Faktor penyulut Perang Jamal ini disebabkan oleh yang Ali tidak mau
menghukum para pembunuh Usman. Ali sebenarnya ingin sekali menghindari perang
dan menyelesaikan perkara itu secara damai. Namun, ajakan tersebut ditolak oleh
Aisyah, Zubair, dan Talhah. Zubair dan Talhah terbunuh ketika hendak melarikan diri,
sedangkan Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke Madinah9.
9
https://republika.co.id/berita/61241/sejarah-munculnya-aliran-teologi-dalam-islam (diunggah Minggu,
8 Agustus 2021)
PEMBAHASAN
Aliran-aliran ini berawal dari dari perselisihan antara ke-khalifaan Ali bin
Abi Thalib yang saat itu tidak mau bertempur untuk melawan musuh dan lebih
berusaha untuk mencegah pertempuran dengan cara damai. Namun keputusan
tersebut mendapat respon negatif dari berbagai banyak pihak hingga timbulah banyak
aliran-aliran islam saat itu. AHIRNYA aliran teologi Islam adalah reaksi dari skisme
(perpecahan) politik umat Islam. Tragedi skisme itu terabadikan dalam sebuah
ungkapan “al-fitnah al-kubra”. Proses skisme itu berawal dari terbunuhnya Usman
Ibn Affan, yang pada akhirnya berimplikasi serupa terhadap khalifah keempat yakni
Ali ibn Abi Thalib. Ketika kedua khalifah tersebut terbunuh, wacana kemelut politik
lalu berkembang menjadi wacana agama (teologi).
10
Muslim A. kadir, Ilmu Islam Terapan (Menggagas Paradigma Amali dalam Agama Islam), (Jakarta :
Pustaka Pelajar, 2003) hal. 29.
MACAM-MACAM ALIRAN DALAM ISLAM
Aliran ini merupakan golongan yang keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib saat
menyikapi perdamaian peristiwa Tahkim oleh Muawiyah. Kata Khawarij berasal dari
bahasa Arab yang berarti keluar. Aliran ini sering disebut aliran ekstrem. Sebab
mereka menganggap keputusan Ali dan golongannya yang setuju berdamai dengan
Muawiyah adalah kafir dan halal darahnya
11
Said Agil Al-Munawar dan Husni Rahim, Teologi Islam Regional (Aplikasi terhadap Wacana dan
Praktis Harun Nasution), Cet. I, (Jakarta : Ciputat Press, tt) Hal. 19.
12
Hamka, Sejarah Umat Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1981) Hal.39
iman dalam hati atau dengan kata lain kafir. Di sini jelas terdapat potensi
keberagaman yang positif, meskipun cenderung tanpa kompromi.
2. Aliran Murji’ah
Murjiah berasal dari kata 'irja' yang berarti menangguhkan. Aliran ini
berpandangan bahwa orang berdosa tidak termasuk kafir dan tidak kekal dalam
neraka. Mereka yang berpendapat demikian termasuk golongan Murjiah moderat.
Sedangkan mereka yang berpendapat bahwa orang Islam yang percaya pada Allah
kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidak menjadi kafir sebab iman itu
terletak di dalam hati
Dalam hal ini, Imam Abu Hanifah memberi defenisi iman sebagai berikut :
Iman adalah pengakuan dan pengetahuan tentang Tuhan, Rasul-rasulnya dan
tentang semua apa yang datang dari Tuhan dalam keseluruhan dan tidak dalam
rincian. Iman tidak mempunyai sifat bertambah atau berkurang dan tidak ada
perbedaan antara manusia dalam hal iman13
Aliran selanjutnya adalah golongan yang dikenal dengan sebutan 'kaum rasionalis
Islam' karena dalam memahami sesuatu lebih berdasarkan pada akal. Aliran ini
berpendapat bahwa orang Islam yang berdosa besar bukan kafir juga bukan mukmin,
tetapi berada di antara keduanya. pandangan lain dari Muktazilah adalah hanya
mengakui peristiwa Isra Rasulullah SAW, tetapi tidak mengakui Mi'raj Nabi ke langit.
Selain itu aliran ini tidak mengakui siksa kubur, tidak percaya perhitungan amal
hingga tidak percaya akan syafaat Nabi di Hari Kiamat
13
Menurut aliran ini, berbuat dosa, khususnya dosa besar, menyebabkan seseorang kehilangan iman
dan menjadi kafir, lihat : Muhammad Abu Zahrah, Al-Madhahib al-Islamiyah, (Kairo : Maktabah al-
Adab) Hal.90- 120.
Tokoh dalam aliran ini adalah Imam Abu Al-Hasan Al-Asy’ary dan Imam
Abu Mansur Al-Maturidy. Aliran ini pada dasarnya memilki aturan esensial
berfikir yang terdiri dari tiga komponen.
Imam Abu Hanīfah, Al-Fiqh Al-Akbar fi Al-Tauhīd, (Beirūt : Dār Al-Rabiyah li Al-Thiba’ah, tt)
14
Hal.6
Namun dari ketiga aliran tersebut, terdapat dua liran yang masih terkenal
dan menyebar hingga saat ini. Kedua aliran itu adalah Ahlussunnah wal Jamaah
(Al-Mu’tazilah atau Sunni) dan Syiah. Hanya dua aliran inilah yang masih memiliki
banyak pengikut.
Adapun Ahlussunnah wal Jama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadis, dan
ahli fikih. Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi
dan sunnah khulafaurrasyidin setelahnya. Mereka adalah kelompok yang
selamat. Ulama mengatakan : Sungguh kelompok tersaebut sekarang ini
terhimpun dalam madzhab yang empat yaitu madzhab Hanafi, Syafi’i, Maliki,
dan Hanbali.”
c) Pertama, ajaran Islam mampu mengubah lingkungan sosial dan budaya yang
berimplikasi pada perubahan pandangan hidup masyarakatnya.
d) Kedua, dalam proses perubahan dari kondisi lama pada kondisi baru, terjadi
penghayatan terhadap ajaran Islam yang dipengaruhi oleh keadaan sosial
budaya setempat. Setiap masyarakat akan menghayati dan merespons ajaran
Islam dengan cara yang berbeda karena mereka berada di suatu masa dan
lingkungan yang tidak sama15.
Syiah dalam arti kata lain dapat disandingkan juga dengan kata Tasyayu’
yang berarti patuh/mentaati secara agama dan mengangkat kepada orang yang
ditaati dengan penuh keikhlasan tanpa keraguan.
Dalam Ensiklopedi Islam, Syiah yaitu kelompok aliran atau paham yang
mengidolakan bahwa Ali bin Abi Thalib ra. dan keturunannya adalah Imam-Imam
15
https://republika.co.id/berita/61241/sejarah-munculnya-aliran-teologi-dalam-islam (diunggah Senin,
9 Agustus 2021)
atau para pemimpin agama dan umat setelah Nabi Muhammad SAW (Ensiklopedi
Islam, 1997).
KESIMPULAN
Sejak Rasulullah Wafat, perselisihan sering terjadi baik dari dalam kaum
maupun dari luar. Hal tersebut memucak setelah kepemimpnan islam berada di bawah
pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Semenjak wafatnya Ali, aliran-aliran islam
bermunculan. Hal ini membuat kelompok muslim memiliki kepercayaan mereka
sendiri namun tetap berada di bawah naungan Islam.
16
https://www.inews.id/lifestyle/muslim/apa-itu-syiah (diunggah Senin, 9 Agustus 2021)
DAFTAR PUSTAKA
Imam Abu Hanīfah, Al-Fiqh Al-Akbar fi Al-Tauhīd, (Beirūt : Dār Al-Rabiyah li Al-
Thiba’ah, tt) Hal.6
Menurut aliran ini, berbuat dosa, khususnya dosa besar, menyebabkan seseorang
kehilangan iman dan menjadi kafir, lihat : Muhammad Abu Zahrah, Al-
Madhahib al-Islamiyah, (Kairo : Maktabah al-Adab) Hal.90- 120.
Muslim A. kadir, Ilmu Islam Terapan (Menggagas Paradigma Amali dalam Agama
Islam), (Jakarta : Pustaka Pelajar, 2003) Hal. 29.
Said Agil Al-Munawar dan Husni Rahim, Teologi Islam Regional (Aplikasi terhadap
Wacana dan Praktis Harun Nasution), Cet. I, (Jakarta : Ciputat Press, tt)
Hal.19
https://republika.co.id/berita/61241/sejarah-munculnya-aliran-teologi-dalam-islam
(diunggah Minggu, 8 Agustus 2021)
https://republika.co.id/berita/61241/sejarah-munculnya-aliran-teologi-dalam-islam
(diunggah Senin, 9 Agustus 2021)
https://unupurwokerto.ac.id/pengertian-dan-metode-berpikir-ahlussunnah-wal-
https://mathlaulanwar.or.id/2018/12/14/sejarah-asal-usul-aliran-teologi-
islam/presentation-teologijamaah/
amaah/