Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

ALIRAN MU’TAZILAH : SEJARAH, TOKOH, DAN AJARANNYA


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Akidah Tauhid
Dosen pengampu : Nur Kholis, M.AG., PH.D.

Disusun Oleh :

Muh. Yardan Faisa Arrasyad (201220194)


Muh. Imron Hidayat (201220195)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Banyak aliran dan mazhab yang timbul sepanjang sejarah umat
Islam. Mulai dari timbulnya aliran berlatar belakang politik, yang
kemudian aliran
tersebut berevolusi dan memicu kemunculan aliran bercorak akidah,
hingga bermacam mazhab Fikih, Ushul Fikih dan ilmu-ilmu keislaman
lainnya.Jika dilihat dengan kaca mata positif, maka beragamnya aliran dan
mazhab dalam Islam itu menunjukkan bahwa umat Islam adalah umat
yang kaya dengan corak pemikiran. Ini berarti umat Islam adalah umat
yang dinamis, bukan umat yang statis dan bodoh yang tidak pernah mau
berfikir. Namun dari semua aliran yang mewarnai perkembangan umat
islam itu,tidak sedikit juga yang mengundang terjadinya konflik dan
membawa kontroversi dalam umat, khususnya aliran yang bercorak atau
berkonsentrasi dalam membahas masalah teologi. Satu diantara
golongan/aliran itu adalah Mu‟tazilah. Banyak yang mengidentikkan
Mu‟tazilah dengan aliran sesat, cenderug merusak tatanan agama Islam,
dan dihukum telah keluar dari ajaran Islam. Namun
juga tidak sedikit yang menganggap Mu’tazilah sebagai kebangkitanumat
Islam di masa keemasannya, sehingga berfikiran bahwa umat Islam
mestimenghidupkan kembali ide-ide aliran ini untuk kembali bangkit. Itu
adalahsebagian dari sekian banyak fakta lapangan yang menunjukkan
bahwa kelompokini memang tergolong kontroversial.Agar tidak terjebak
dalam kontroversi dan kesalahpahaman tersebut, maka perlu
dilakukan usaha-usaha untuk mengkaji kelompok
ini secara objektif, dalamartian perlu adanya kajian mendalam di setiap
sisinya. Karena itu penulis mencoba menguraikan beberapa hal yang
berkaitan tentang Mu‟tazilah dalammakalah ini tentang apa, siapa, dan
bagaimana kaum Mu‟tazilah itu?

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Sejarah Aliran Mu’tazilah?
2. Siapa Tokoh-Tokoh Aliran Mu’tazilah?
3. Apa Sajakah Ajaran Aliran Mu’tazilah?

C. Tujuan masalah
1. Mengetahui Tentang Bagaimana Sejarah Aliran Mu’tazilah
2. Mengetahui Siapa Saja Tokoh-Tokoh Mu’tazilah
3. Mengetahui Ajaran Aliran Mu’tazilah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Aliran Mu’tazilah

Kaum Mu`tazilah merupakan sekelompok manusia yang pernah


menggemparkan dunia Islam selama lebih dari 300 tahun akibat fatwa-
fatwa mereka yang menghebohkan, selama waktu itu pula kelompok ini
telah menumpahkan ribuan darah kaum muslimin terutama para ulama
Ahlus Sunnah yang bersikukuh dengan pedoman mereka.
Sejarah munculnya aliran Mu‟tazilah muncul di kota Bashrah
(Iraq) pada abad ke 2 Hijriyah, tahun 105 – 110 H, tepatnya pada masa
pemerintahan khalifah Abdul Malik Bin Marwan dan khalifah Hisyam Bin
Abdul Malik. Pelopornya adalah seorang penduduk Bashrah mantan murid
Al-Hasan Al-Bashri yang bernama Washil bin Atha‟ Al-Makhzumi Al-
Ghozzal yang lahir di Madinah tahun 700 M, kemunculan ini adalah
karena Wasil bin Atha‟ berpendapat bahwa muslim berdosa besar bukan
mukmin dan bukan kafir yang berarti ia fasik. Imam Hasan alBashri
berpendapat mukmin berdosa besar masih berstatus mukmin.
Inilah awal kemunculan paham ini dikarenakan perselisihan
tersebut antar murid dan Guru, dan akhirnya golongan mu‟tazilah pun
dinisbahkan kepadanya. Sehingga kelompok Mu‟tazilah semakin
berkembang dengan sekian banyak sektenya. kemudian para petinggi
mereka mendalami buku-buku filsafat yang banyak tersebar di masa
khalifah AlMakmun. Maka sejak saat itulah manhaj mereka benar-benar
diwarnai oleh manhaj ahli kalam yang berorientasi pada akal dan
mencampakkan dalil-dalil dari Al Qur‟an dan As Sunnah.1
Secara harfiah kata Mu‟tazilah berasal dari I‟tazala yang berarti
berpisah atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau
menjauhkan diri, Mu‟tazilah, secara etimologis bermakna: orang-orang
yang memisahkan diri. Sebutan ini mempunyai suatu kronologi yang tidak
bisa dipisahkan dengan sosok Al-Hasan Al-Bashri, salah seorang imam di
kalangan tabi‟in.2

B. Tokoh-tokoh Aliran Mu’tazilah


1
Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, ( UI Press, 1986) jilid II hlm 36
2
Ibid, hlm. 47
1. Washil Bin Atha
Wasil bin Atha adalah orang pertama yang meletakkan kerangka
dasar ajaran Muktazilah. Ada tiga ajaran pokok yang dicetuskannya,
yaitu paham almanzilah bain al-manzilatain, paham Kadariyah (yang
diambilnya dari Ma‟bad dan Gailan, dua tokoh aliran Kadariah), dan
paham peniadaan sifat-sifat Tuhan. Paham Almanzilah bain Al-
manzilatain adalah mereka yang fasik (bukan muslim bukan kafir)
ditempat pada sebuah tempat yang menjadi perantara surga dan neraka.
Paham Kadariyah adalah bahwa Tuhan bersikap bijaksana dan adil
serta tidak bisa berbuat jahat dan juga tidak berlaku dzalim. Paham
Peniadaan sifat Tuhan adalah semua yang disebut sifat Tuhan
sebenarnya bukanlah sifat yang mempunyai wujud sendiri diluar Dzat
Tuhan tetapi sifat yang merupakan esensi Tuhan.

2. Abu Huzail al-Allaf

Abu Huzail al-„Allaf (w. 235 H), seorang pengikut aliran Wasil
bin Atha, mendirikan sekolah Mu‟tazilah pertama di kotaBashrah.
Lewat sekolah ini, pemikiran Mu‟tazilah dikaji dan dikembangkan.
Sekolah ini menekankan pengajaran tentang rasionalisme dalam aspek
pemikiran dan hukum Islam. Aliran teologis ini pernah berjaya pada
masa Khalifah Al-Makmun (Dinasti Abbasiyah). Mu‟tazilah sempat
menjadi madzhab resmi negara. Dukungan politik dari pihak rezim
makin mengokohkan dominasi mazhab teologi ini. Tetapi sayang,
tragedi mihnah telah mencoreng madzhab rasionalisme dalam Islam ini.
Ia mengetahui banyak falsafah yunani dan itu memudahkannya untuk
menyusun ajaran-ajaran Muktazilah yang bercorak filsafat. Ia antara
lain membuat uraian mengenai pengertian nafy as-sifat. Ia menjelaskan
bahwa Tuhan Maha Mengetahui dengan pengetahuan-Nya dan
pengetahuan-Nya ini adalah Zat-Nya, bukan Sifat-Nya; Tuhan Maha
Kuasa dengan KekuasaanNya dan Kekuasaan-Nya adalah Zat-Nya.
Selain itu ia melahirkan dasar-dasar dari ajaran as-salãh wa alaslah.
C. Ajaran-ajaran Aliran Mu’tazilah
1. Tentang Tauhid

Dalam tauhid atau mengakui ke-Esa-an Allah, orang-orang


Mu’tazilah memiliki 3 pandangan: Pertama, mereka mengingkari sifat-
sifat Allah Swt., menurut mereka, sifat yang melekat pada Allah adalah
zat-Nya sendiri. Kedua, Al-Qur'an menurut mereka adalah makhluk
(sesuatu yang baru). Ketiga, mereka (Mu’tazilah) berpendapat bahwa
Allah di akhirat kelak tidak dapat dilihat oleh Panca Indra manusia,
karena Allah tidak akan bisa dijangkau oleh Panca Indra.

2. Tentang Keadilan

Setiap orang Islam tentunya diwajibkan percaya bahwa Allah


memiliki sifat “Adil”. Namun, aliran Mu’tazilah malah memperdalam
arti keadilan serta menunjukkan batasan-batasannya, sehingga
menimbulkan beberapa masalah. Dasar keadilan yang diyakini oleh
kaum Mu’tazilah adalah meletakkan pertanggungjawaban manusia atas
segala perbuatannya. Berikut pernyataan kaum Mu’tazilah dalam
menafsirkan keadilan,

“Tuhan tidak menghendaki keburukan, tidak menciptakan


perbuatan manusia. Manusia bisa mengerjakan perintah-perintah-Nya
dan meninggalkan larangan-larangan-Nya, dengan kekuasaan yang
diciptakan-Nya terhadap diri manusia. Ia memerintahkan terhadap apa
yang dikehendaki-Nya. Ia hanya menguasai kebaikan-kebaikan yang
diperintahkan-Nya dan tidak campur tangan dalam keburukan yang
dilarang-Nya.”

Aliran ini juga berpendapat bahwa Allah akan memberikan


balasan kepada manusia sesuai dengan apa yang dibuat manusia.
3. Janji Dan Ancaman

Aliran Mu’tazilah berpendapat bahwa Allah Subhanahu Wa


Ta'ala tidak akan mengingkari janji-Nya memberi pahala kepada orang
muslim yang berbuat baik, dan menimpakan azab kepada orang-orang
yang melakukan perbuatan dosa. Wallahu A’lam

4. Manzilatul Baina Manzilataini

Prinsip inilah yang memisahkan antara Washil bin Atha dengan


majelis Hasan al-Bashri, gurunya sendiri. Manzilatul Baina
Manzilatain adalah posisi di antara dua posisi. Maksudnya, orang yang
berbuat dosa besar itu tidak dikatakan seorang mukmin, dan tidak pula
dikatakan seorang kafir. Melainkan menjadi orang fasik. Jadi, menurut
mereka, ke-fasik-an merupakan tempat tersendiri (berada di tengah-
tengah) antara “kufur”dan “iman”. Tingkatan seorang fasik berada di
bawah orang mukmin dan di atas orang kafir. Itulah mengapa ia
dinamakan Manzilatul Bainal Manzilatain (posisi di antara dua posisi).
Sumber mereka dalam membuat prinsip ini adalah berdasarkan ayat-ayat
Al-Qur’an, di antaranya yaitu QS. Al-Isra’ ayat 31, QS. AL-Baqarah
ayat 137, serta redaksi hadis Nabi, “Sebaik-baiknya perkara adalah
yang berada di tengah-tengah.” (Al-Hadis)

5. Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Ajaran Mu’tazilah mengenai Amar Ma’ruf Nahi Munkar


(mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran) ini lebih cenderung
diprioritaskan dalam persoalan-persoalan fikih. Tetapi Amar Ma’ruf
Nahi Munkar bukanlah prinsip yang diterapkan golongan Mu’tazilah
saja. Prinsip ini juga dipegang dan diamalkan oleh Aswaja, serta
kelompok-kelompok moderat lainnya.
BAB III

KESIMPULAN

Kaum Mu`tazilah adalah sebuah kelompok besar yang pernah


menggemparkan dunia Islam selama lebih dari 300 tahun dengan fatwa-
fatwa mereka yang menghebohkan, selain itu kelompok ini juga telah
banyak menumpahkan darah ribuan orang muslim terlebih orang-orang
Ahlussunnah wal Jamaah yang berpegang teguh pada akidahnya.

Aliran ini didirikan oleh Washil Bin Atha, yang berpendapat


bahwa seorang muslim yang melakukan dosa besar, maka ia bukanlah
mukmin dan juga kafir, melainkan fasik. Ia memisahkan diri dari gurunya,
yaitu Hasan Al-Bashri sehingga ia dan kelompokmya mendapat julukan
Mu’tazilah yang berarti orang-orang yang memisahkan diri.

Mu’tazilah juga lebih mengedepankan rasio pemikiran mereka dan


menggunakan rujukan dari buku-buku filsafat pada masa kekhalifahan Al-
Makmun daripada mengambil rujukan dari Alquran dan hadis yang sudah
jelas akan kebenarannya

Kita sebagai seorang muslim yang beraliran Ahlussunnah wal


jamaah harus senantiasa berpegang teguh pada akidah kita tersebut,
sehingga kita dapat terhindar dari faham-faham yang telah berbelok dari
kebenaran ajaran-ajaran islam, sehingga kita dapat selamat di dunia dan
akhirat.
DAFTAR PUSTAKA

- Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, ( UI Press, 1986) jilid
II hlm 36

- Ibid, hlm. 47

-https://www.abusyuja.com/2020/12/aliran-muktazilah-beserta-pokok-
ajaranna.html

Anda mungkin juga menyukai