Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah munculnya aliran Mu’tazillah)
2. Apa saja prinsip dasar/ajaran, dan tokoh dari aliran Mu’tazillah
3. Bagaimana sejarah aliran Ahlus sunnah?
4. Bagaimana krakteristik Ahlus Sunnah?
5. Apa saja ajaran pokok aliran Ahlus Sunnah?
6. Apa saja organisasi Ahlus Sunnah di Indonesia?
1
Abdul Rozak dan Rosidan Anwar, dkk, Ilmu Kalam, (Bandung CV. Pustaka Setia, 2010, hlm 119)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aliran Mu’tazillah
2
Alwan Fillah, Aliran Mu’tazillah (Academia.edu, hal-6)
2. Prinsip Dasar (Ajaran) Mu’tazillah, Tokoh dan pemikirannya.
a. Ajaran Mu’tazillah
Ada lima prinsip dasar atau jaran mu’tazillah (al-ushul al-
khamsah) yaitu:
1) Tauhid (Keesaan Allah)
Mu’tazillah berpendapat bahwa Allah SWT itu maha esa, tanpa
sesuatupun yang menyerupai-Nya. Namun mu’tazillah
berganggapan bahwa ada kesalahpahaman umat islam memahami
tauhid Allah swt. Penganut mu’tazillah meyakini bahwa sifat-sifat
atau nama-nama Allah yang indah (Asmaul Husna) adalah kesatuan
dengan zat Allah SWT, bukan berpisah dari-Nya. Sifat Allah yang
Maha Agung dan di luar kemampuan panca indera manusia,
sehingga mereka berpendapat bahwa ketika manusia masuk surga,
mereka tidak dapat melihat Allah SWT karena keterbatasan
kemampuan indera manusia.3
2) Keadilan Allah (Al-‘adlul)
Mu’tazillah meyakini bahwa Tuhan adalah maha adil sehingga
hanya bertindak baik dan terbaik. Jadi mu’tazillah tidak menyetujui
jika ada kelompok yang mengatakan bahwa Tuhan lah yang
mentakdirkan jika seseorang itu bermaksiat, jika itu benar maka
mu’tazillah beranggapan bahwa Tuhan tidak berbuat adil. Karena
itu mu’tazillah berpendapat bahwa manusia adalah merdeka dalam
segala perbuatan atau bebas bertindak, oleh karena itu mereka di
azab atas perbuatan dan tindakannya sendiri.4
3
Abdul Hadi, Sejarah Mu’tazilah:Tokoh Aliran, Pemikiran, dan doktrin Ajarannya, tirto.id, 2021
4
Rohidin, Mu’tazillah; Sejarah dan Perkembangannya, hal-7, El-Afkar VoL. 7 Nomor 11, Juli-
Desember 2018
3) Janji dan Ancaman (Al-Wa’du dan wal wa’lid)
Mu’tazillah yakin bahwa Tuhan pasti akan memberikan pahala dan
siksa kepada manusia di akhirat. Orang yang melakukan kebaikan
berhak mendapat pahala, sedangkan orang yang melakukan dosa
berhak mendapatkan siksa. 5
Mu’tazillah tidak mempercayai
adanya syafaat di hari kiamat, karena di anggap bertentangan
dengan janji Tuhan.
4) Tempat di antara dua tempat (Al-Manzillah bain Al-Manzilatain)
Ajaran ini sering di sebut sebagai posisi tengah. Posisi tengah yang
di maksud oleh mu’tazillah adalah posisi kafir atau mukmin dan
antara surga atau neraka. Prinsip jalan tengah ini didasari oleh dalil
dalam surah Al-Isra’ ayat 110 tentang sebaik-baiknya perkara
adalah jalan tengah. 6
5) Perintah mengerjakan yang baik dan mencegah yang munkar
Ajaran ini menekankan untuk menyampaikan yang baik untuk
mencegah perbuatan munkar sama seperti ajaran golongan lain.
Namun ada perbedaan dalam pelaksanaannya. Menurut
Mu’tazillah bahwa jika memang diperlukan, kekerasan dapat di
lakukan untuk mewujudkan ajaran Amar ma’ruf nahyi munkar7.
b. Tokoh-tokoh Mu’tazillah
1) Wasil bin Atha
Washil bin atha adalah orang pertama yang mencetuskan aliran
mu’tazillah. Ada tiga ajaran pokok yang dicetusnya, yaitu al-
manzillah bain al-manzilatain, qadariyah dan paham peniadaan
5
Alwan Fillah, Aliran Mu’tazillah, (Academia.edu, hal-15)
6
Alwan Fillah, Aliran Mu’tazillah (Academia.edu, hal-16)
7
Rohidin, Mu’tazillah; Sejarah dan Perkembangannya, hal-8, El-Afkar VoL. 7 Nomor 11, Juli-
Desember 2018
sifat-sifat Tuhan. Dua dari paham itu dijadikan ajaran mu’tazilah,
yaitu al-manzilah bain al-manzilatain dan peniadaan sifat-sifat
Tuhan.
2) Abu Huzail al-Allaf
Abu Huzain al-Allaf adalah tokoh mu’tazillah yang mendirikan
sekolah mu’tazillah pertama di kota Bashrah, Irak. Sekolah ini
mengkaji dan mengembangkan pemikiran mu’tazillah tentang
rasionalisme dalam aspek pemikiran dan hukum islam.
Pemikirannya yang paling terkenal adalah nafy as-sifat, bahwa
pengetahuan, kekuasan dan lainya adalah zat Tuhan. Ajarannya
yang lain adalah Tuhan menganugrahkan akal kepada manusia
untuk membedakan baik dan buruk.
3) Al-Jubba’i
Al-Jubba;i adalah guru Abu Hasan al-Asy‟ari, pendiri aliran
Asy‟ariah. Pendapatnya yang masyhur adalah mengenai kalam
Allah SWT, sifat Allah SWT, kewajiban manusia, dan daya akal.
4) An-Nazzam
An-Nazzam pendapatnya yang terpenting adalah mengenai keadilan
Tuhan. Karena Tuhan itu Maha Adil, Ia tidak berkuasa untuk
berlaku zalim. Dalam hal ini berpendapat lebih jauh dari gurunya,
al-Allaf. Kalau Al-Allaf mangatakan bahwa Tuhan mustahil berbuat
zalim kepada hamba-Nya, maka an-Nazzam menegaskan bahwa hal
itu bukanlah hal yang mustahil, bahkan Tuhan tidak mempunyai
kemampuan untuk berbuat zalim. Ia berpendapat bahwa pebuatan
zalim hanya dikerjakan oleh orang yang bodoh dan tidak sempurna,
sedangkan Tuhan jauh dari keadaan yang demikian.
5) Mu’ammar bin Abbad
Mu’ammar bin Abbad. pendapatnya tentang kepercayaan pada
hukum alam. Ia mengatakan bahwa Tuhan hanya menciptakan
benda-benda materi. Adapun al-arad atau accidents (sesuatu yang
datang pada benda-benda) itu adalah hasil dari hukum alam.
Misalnya, jika sebuah batu dilemparkan ke dalam air, maka
gelombang yang dihasilkan oleh lemparan batu itu adalah hasil atau
kreasi dari batu itu, bukan hasil ciptaan Tuhan.
6) Bisyr al-Mu’tamir
Ajarannya yang penting menyangkut pertanggungjawaban
perbuatan manusia. Anak kecil baginya tidak dimintai
pertanggungjawaban atas perbuatannya di akhirat kelak karena ia
belum *mukalaf. Seorang yang berdosa besar kemudian bertobat,
lalu mengulangi lagi berbuat dosa besar, akan mendapat siksa
ganda, meskipun ia telah bertobat atas dosa besarnya yang
terdahulu.
7) Abu Musa al-Mudrar
Abu Musa al-Mudrar dianggap sebagai pemimpin muktazilah yang
sangat ekstrim, karena pendapatnya yang mudah mengafirkan orang
lain. Dia menuduh kafir semua orang yang mempercayai kekadiman
Al-Quran. Ia juga menolak pendapat bahwa di akhirat Allah SWT
dapat dilihat dengan mata kepala.
8) Hisyam bin Amr al-Fuwati
Hisyam bin Amr al-Fuwati berpendapat bahwa apa yang dinamakan
surga dan neraka hanyalah ilusi, belum ada wujudnya sekarang.
Alasan yang dikemukakan adalah tidak ada gunanya menciptakan
surga dan neraka sekarang karena belum waktunya orang memasuki
surga dan neraka8
8
Rohidin, Mu’tazillah; Sejarah dan Perkembangannya, hal 3-6 El-Afkar VoL. 7 Nomor 11, Juli-
Desember 2018
B. Aliran Ahlus Sunnah
9
Umma Farida, Membincang Kembali Ahlussunnah Wa Al-Jamaah: Pemaknaan dan Ajarannya dalam
perspektif Mutakallimin, Fikrah, vol.2 No.1, juni 2014 ( hal 44-45)
3. Ajaran pokok Ahlus Sunnah Wa Al-Jama’ah
Secara garis besar, Ahlus Sunnah memiliki beberapa ajaran pokok
sebagai berikut:
a) Allah mempunyai takdir atas manusia tetapi manusia memiliki
usaha atau ikhtiar.
b) Ahlus Sunnah tidak mengkafirkan manusia. Ahlus Sunnah
berpendapat bahwa manusia yang berdosa besar tetaplah seorang
mukmin dan bukan kafir.
c) Ahlus Sunnah berkeyakinan bahwa Al-Qur’an itu firman Allah dan
bukan makhluk Allah.
d) Ahlus Sunnah meyakini Allah memiliki 20 sifat wajib, 20 sifat
mustahil dan 1 sifat jais
e) Ahlus Sunnah berpendapat bahwa orang yang beriman masuk surga
dan dapat melihat Allah, jika Allah mengizinkan
f) Ahlus Sunnah berpendapat bahwa keadilan Allah adalah Allah
menempatkan sesuatu sesuai tempatnya.10
4. Organisasi Ahlus Sunnah di Indonesia
10
Dr. H. Mudzakkir Ali, MA., Pokok-pokok Ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah, Wahid Hasyim University
Press, Semarang, 2014 (hal 19-20)
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta pada 18 november
1912. Organisasi ini didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan.
c) Mathla’ul Anwar
Adalah lembaga Pendidikan yang didirikan oleh Abdulrahman
bin Jamal, TB Sholeh Kananga, Kiai yasin, Kiai Arsyad, dan Kiai rusdi
pada tahun 1916.
d) Nahdlatul Ulama
Organisasi ini didirikan pada 31 Januari 1926, di Surabaya oleh
Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari.
e) Rabithah Alawiyah
Adalah organisasi Islam khusus keturunan Rasulullah, yang
didirikan pada tahun 1928.
f) Al khairaat
Adalah organisasi yang didirikan oleh guru tua di palu Sulawesi
g) Jamiyatul Wasliyah
Adalah organisasi islam yang didirikan pada 30 november
1930, oleh Muhammad arsyad thalib lubis, ismail banda, dan
Abdulrahman syihab
h) Nahdlatul Wathan
Organisasi ini didirikan pada tanggal 1 maret 1953, oleh tuan
guru KH. Muhammad Zainudin Abdul Majid.
BAB III
KESIMPULAN
Aliran mu‟tazilah merupakan aliran teologi Islam yang terbesar dan tertua Kaum
mu‟tazilah secara teknis terdiri dari dua golongan dan masing-masing golongan
mempunyai pandangan yang berbeda. Golongan tersebut ialah golongan pertama,
(disebut Mu‟tazilah I) muncul sebagai respon politik murni dan golongan kedua,
(disebut Mu‟tazilah II) muncul sebagai respon persoalan teologis yang berkembang di
kalangan Khawarij dan Mur‟jiah akibat adanya peristiwa tahkim .
Ahlus sunnah berasal dari kata ahlun yang berarti penganut. Sunnah berarti
hadist. Jadi ahlus sunnah mempunyai arti orang islam yang mengikuti sunnah nabi.
Ada 3 pendapat tentang munculnya ahlus sunnah, pertama sudah ada sejak zaman
Rasulullah yang di jelaskan melalui hadist, pendapat kedua menyatakan bahwa ahlus
sunnah muncul akhir abad kelima hijriah, dan pendapat ketiga menyatakan bahwa
ahlus sunnah muncul pada akhir abad ke dua atau ketiga hijriah.
Abdul Rozak dan Rosidan Anwar, dkk, Ilmu Kalam, (Bandung CV. Pustaka Setia, 2010)
Abdul Hadi, Sejarah Mu’tazilah:Tokoh Aliran, Pemikiran, dan doktrin Ajarannya, tirto.id,
2021
Dr. H. Mudzakkir Ali, MA., Pokok-pokok Ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah, Wahid
Hasyim University Press, Semarang, 2014