Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 2

1. Nur Ridha Febriyanto Putri (200602110042)


2. Nilta Ukkida Tamamiya (200602110043)
3. Nur Sa’idah (200602110044)

Ulasan Kelompok 3 (Mu`tazilah)


Secara harfiah mu’tazilah berasal dari kata I’tazalah berarti terpisah atau
memisahkan diri. Mu’tazilah juga mempunyai arti menjauh atau menjauhkan diri atau
juga mengasingkan diri.
Mu’tazilah juga merupakan salah satu aliran teologi dalam islam yang dapat
dikelompokkan sebagai kaum rasionalis Islam, sedangkan arti dari teologi itu sendiri
adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Tuhan.
Aliran ini muncul di kota bashrah (Iraq) pada abad ke- 2 hijiriyah tahun 105-110
hijriyah yaitu pada masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan dan
Khalifah Hisyam bin Abdul Malik. Pelopor dari aliran mu’tazilah adalah seorang
penduduk Bashrah itu sendiri, penduduk itu adalah mantan murid dari Al-hasan Al-
bashri yang bernama washil bin atha’ al-Makhzumi al-ghozzal.
Ajaran pokok Aliran Mu’tazilah yaitu :
1. Ajaran tauhid menurut mereka adalah bahwa Tuhan itu Maha Suci dari segala
sesuatu yang mengurangi keesaan-Nya. Contohnya seperti sifat-sifat Allah
yang seringkali dilekatkan oleh orang-orang pada Allah. Mereka Kaum
muktazilah menolak dengan tegas adanya sifat-sifat Allah dan mengatakan
bahwa yang dianggap orang-orang sebagai sifat Allah sebenarnya adalah
dzat Allah itu sendiri.
2. Mereka memahami keadilan Tuhan sebagai bentuk pemberian balasan
Tuhan terhadap perbuatan manusia di dunia baik perbuatan baik ataupun
buruk.
3. Wa’du Wal Wa’id (Janji dan Ancaman), Ajaran ini berkaitan erat dengan
ajaran yang kedua, yaitu keadilan Tuhan, bahwa Tuhan berjanji akan
memberikan pahala atau balasan bagi orang yang berbuat baik dan
memberikan ancaman berupa neraka bagi orang yang berbuat buruk.
4. Al-Manzilah Bainal Manzilatain (Posisi di antara Dua Posisi), P
5. Dalam prinsip ini menerangkan bahwa orang mukmin yang melakukan dosa
besar maka dia bukan kafir, dan bukan mukmin. Namun dia dikatakan
sebagai orang yang fasik. Fasik yaitu sebutan bagi orang yang berada di
antara kafir dan beriman
6. Amar Ma’ruf Nahi Munkar (Menyuruh Berbuat Baik dan Melarang Berbuat
Buruk) Mereka aliran Mu’tazilah berpendapat jika dakwah hanya dapat
dilakukan melalui penjelasan dan seruan saja, maka itu sudah cukup. Namun,
bila perlu maka kaum muktazilah tidak ragu-ragu untuk melakukan kekerasan
untuk menyiarkan ajaran-ajaran mereka tidak ragu-ragu untuk melakukan
kekerasan untuk menyiarkan ajaran-ajaran mereka.
Tokoh-tokoh aliran Mu’tazilah

1. Washil bin Atha’ (80-131 H)


2. Abul Al-Huzail Al-Allaf (135-235 H)
3. Bisyir Al-Mu’tamar (Wafat 226 H/840 M)
4. Abu Ali Muhammad Ibn Ali Al-Jubba’I (230-303 H)
5. Ibrahim bin Sayyar bin An-Nazzham (185-231 H)

Aliran Asy’ariyah
Aliran Asy’ariyah adalah salah satu aliran/paham akidah dalam Ilmu Kalam
yang dipelopori oleh Abdul Hasan Al-As’ari pada abad ke-3 Hijriah. Abdul Hasan Al-
As’Ari awalnya merupakan salah satu pengikut Mu’tazilah, namun ia memutuskan
untuk keluar dari aliran tersebut diikarenakan ada perbedaan pendapat dengan
gurunya.
Nama kelompok Asy’Ariyah ini diambil dari nama belakang Abdul Hasan al-
Asy’ari yang merupakan pendiri kelompok ini. Beliau nermimpi bertemu dengan
Rasulullah yang mengatakan jika Ahlu Hadist lah yang sebenarnya benar,
sedangkan Mu’tazilah adalah salah. Kemudian Imam Asy’Ari mengajarkan paham
yang berdasar pada teks wahyu disertai argumen rasional.Paham Asy’Ariyah ini
menjadi cikal bakal berdirinya paham Ahlusunnah Wal Jama’ah pada kurang lebih
tahun 300 H, yang juga merupakan usaha dari Abdul Hasan Al-Asy’Ari.
Berikut pokok-pokok pandangan Asy-A’riyah yaitu :
1. Sifat Tuhan menurut paham Asy’ariyyah
Menurut paham asy’ariyyah bahwa Tuhan memiliki sifat sebagaimana dalam
al-quran dan al-Hadist, dan sifat tersebut sesuai dengan zatnya sendiri dan
sama sekali tidak menyerupai Makhluk. Sifat tuhan tidak boleh disamakan
dengan sifat makhluk atau sifat makhluk tidak Dapat disamakan dengan sifat
tuhan.
2. Melihat Tuhan Menurut Paham Al-Asy’ariyyah
Menurut paham asy'ariyyah bahwa manusia mampu untuk melihat tuhan di
akhirat, karena sesuatu yang tidak dapat dilihat hanyalah sesuatu yang tidak
berwujud, dan Tuhan itu Berwujud maka tuhan dapat dilihat.
3. Kekuasaan Tuhan dan Perbuatan Manusia , menurut Al-asy’ari tuhan tidak
memiliki kewajiban apa-apa terhadap manusia. Dengan Kekuasaan yang
mutlak, Tuhan bisa saja memberikan petunjuk kepada siapa saja yang
dikehendaki atau sebaliknya.
4. Konsep keimanan asy’ari yang seperti ini mengikuti alur pemikiran sunni,
dimana keimanan seseorang tidak bisa dilepaskan begitu saja, karena
perdebatan tentang kriteia mukmin-kafir Adalah Firqoh al-waqifiyah yang
mempertanyakan apa hak kita mengurusi seseorang sampai Sejauh
menilaiseseorang itu mukmin apa kafir? Kita harus berhenti pada urusan yang
bersifat Lahiriyah saja, selebihnya kita serahkan pada Allah.
5. Al-Asy’ari meyakini bahwa Al-Quran adalah kalam illahi yang bersifat qadim.
Asy’ari nerpendapat bahwa kalam adalah sesuatu yang bertempat pada diri
mutakallim. Kalam dalam pengertian ini berarti bukan huruf atau suara,
melainkan kata yang berada dalam diri. Kalam ini diisitilahkan dengan kalam
nafsi.

Tokoh-tokoh Aliran Asy’ariyyah


1. Al-Qadhi Abu Bakar al-Baqillani
2. Al-Juwainy
3. Al-Ghazali
Beliau menggunakan metode logika Aristoteles dan beliau adalah
orang pertama yang menggunakannya. Metode ini beliau gunakan
dalam penulisan buku-bukunya yang membahas tentang penentangan
aliran batin, keruntuhan filosof-filosof dll
4. Al-Sanusy

Anda mungkin juga menyukai