Anda di halaman 1dari 15

Aliran Mu'tazilah,

Asy'ariyah, dan al-


Maturidiyah
Disusun oleh :
Ine Sintia
Marwah Fauziah Yumna
Merisya Julia Putri

1
Aliran Mu'tazilah
⬩ Secara harfiah kata Mu’tazilah berasal dari I’tazalah yang berarti berpisah ataumemisahkan diri yang berarti juga
menjauh atau menjauhkan diri.3
⬩ Secara tekhnis istilah Mu’tazilah menunjuk pada dua golongan, yaitu :
⬩ a. Golongan pertama muncul sebagai respon politik murni, golongan ini tumbuh sebagai kaum netral politik,
khususnya dalam arti bersikap lunak dalam menangani pertentangan antara Ali bin Abi Thalib dan lawan
lawannya, terutama Mu’awiyah, Aisyah, Thalhah dan Abdullah bin Zubeir. Golongan inilah yang mula mula
disebut kaum Mu’tazilah karena mereka menjauhkan diri dari masalah pertikaian khilafah. Kelompok ini
bersikap netral tanpa stigma teologi.
⬩ b. Golongan kedua muncul sebagai respon persoalan teologi yang berkembang di kalangan Khawarij dan
Murji’ah akibat adanya peristiwa Tahkim. Golongan ini muncul karena mereka berbeda pendapat dengan
golongan Khawarij dan Murji’ah tentang pemberian status kafir terhadap pelaku dosa besar.

2
Aliran Mu’tazilah mempunyai lima pokok ajaran yang
tertuang dalam usulul khamsah atau dasar yang lima,
yaitu :
1. At-Tauhid
2. Al-Adlu (Keadilan)
3. Al-wad'u wal Wa'id (Janji dan ancaman)
4. Al-Manzilah bain al-manzilatain (tempat diantara dua tempat)
5. Amar ma’ruf nahi munkar (menyuruh kebaikan dan melarang
keburukan)

3
Tokoh-Tokoh aliran Mu'tazilah
- Wasil bin ‘Atha. Ia dilahirkan di Madinah tahun 70 H, ia pindah ke Basrah untuk belajardan berguru dengan Ulama
besar yang mashur yaitu Hasan Al-Basri.
- Abu Huzail Al-Allaf. Ia dilahirkan tahun 135 H. Ia berguru kepada Usman Al-Tawil (murid Wasilbin ‘Atha). Ia
merupakan generasi kedua Mu’tazilah yang kemudian mengintroduksi dan menyusun dasar dasar faham Mu’tazilah
yang disebut dengn Ushulul Khamsah.
- Al-Jubbai. Berguru kepadaAl-Syahham,salah seorang murid Abu Huzail. Ia mempunyai pola pikir yang tidak jauh
berbeda dengan tokoh tokoh Mu’tazilah lainnya, yakni mereka mengutamakan akal dalam memahami dan memecahkan
persoalan teologi.
- Az-Zamaksyari. Ia lahir pada tahun 467 H, ia belajar di beberapa negeri dan pernahbermukim di tanah suci dalam
rangka belajar agama.

4
Pemikiran-pemikiran Aliran Mu'tazilah
⬩ a. Tentang status pelaku dosa besar
⬩ Orang ini dikatakan tidak mukmin dan tidak kafir tetapi fasik, dan ditempatkan tidak disurga dan tidak di neraka tetapi menempati satu
tempat di antara dua tempat yang terkenal dengan satu dasar dari ajaran Mu’tazilah yaitu manzila bain al-manzilatain.
⬩ b. Tentang iman dan kufur
⬩ Mu’tazilah tidak menentukan status dan predikat yang pasti bagi pelaku dosa besarapakah tetap mukmin atau telah kafir, kecuali
dengan sebutan yang sangat terkenal dengan manzila bain al-manzilatain. Setiap pelaku dosa besar menduduki posisi tengah diantara
posisi mukmin dan posisi kafir.Jika meninggal dunia sebelum bertobat maka ia dimasukkan ke dalam neraka namun siksaannya lebih
ringan dari pada siksaan orang orang kafir.
⬩ c. Tentang perbuatan Tuhan dan perbuatan manusia.
⬩ Perbuatan Tuhan menurut aliran Mu’tazilah sebagai aliran kalam yang bercorak rasional, berpendapat bahwa perbuatan Tuhan hanya
terbatas pada hal hal yang dikatakan baik. Namun bukan berarti Tuhan tidak mampu melakukan perbuatan buruk. Tuhan tidak
melakukan perbuatan buruk karena Tuhan mengetahui keburukan dari perbuatan buruk itu. Perbuatan manusia menurut aliran
Mu’tazilah memandang bahwa manusia mempunyai daya yang besar dan bebas oleh karena itu Mu’tazilah sepaham dengan aliran
Qadariyah tentang perbuatan manusia. Manusialah yang menciptakan perbuatan perbuatannya. Manusia sendiri yang berkuasan untuk
melakukan yang baik dan yang buruk.

5
Pemikiran-pemikiran Aliran Mu'tazilah
d. Tentang sifat sifat Allah
Menurut Mu’tazilah Tuhan tidak memiliki sifat yang ada hanya zat-Nya. Semua sifat yang dikatakan
itu melekat pada zat-Nya.

e. Tentang kehendak mutlak Tuhan dan keadilan Tuhan


Aliran kalam rasional yang menekankan kebebasan manusia cendrung memahami keadilan Tuhan.
Mu’tazilah berpendapat bahwa Tuhan itu adil dan tidak mungkin berbuat zalim.Dengan demikian manusia diberi
kebebasan untuk melakukan perbuatannya tanpa ada paksaan sedikitpun dari Tuhan. Dengan kebebasan itulah
manusia dapat bertanggungjawab atas segala perbuatannya. Tidak adil jika Tuhan memberikan pahala atau siksa
kepada Hamba-Nya tanpa mengiringinya dengan memberikan kebebasan terlebih dahulu. Maka hal ini
menunjukkan bahwa kekuasaan Tuhan sebenarnya tidak mutlak lagi. Ketidakmutlakan kekuasaan Tuhan itu
disebabkan oleh kebebasan yang diberikan Tuhan kepada manusia serta adanya hukum alam (sunnatullah) yang
menurut Al-Qur’an tidak pernah berubah. Oleh sebab itu kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan berlaku dalam
jalur hukum hukum yang tersebar di alam.

6
Aliran Asy'ariyah
Pengertian Aliran Asy'ariyah.
Aliran Asy'ariyah adalah paham akidah yang mana di nisbatkan kepada Abul Hasan Al-Asy'ari.
Nama lengkapnya adalah Abul Hasan Ali Ismail Bin Abi Basyar Ishaq Bin Salim Bin Ismail Bin Abdillah
Bin Musa Bin Bilal Bin Abi Burdah Amir Bin Abi Musa Al-Asy'ari. Kelompok Asy'ariyah menisbahkan
pada namanya sehingga dengan demikian ia menjadi pendiri madzhab Asy'ariyah.
Asy'ariyah mengambil dasar keyakinan dari kulla bilyah,yaitu pemikiran dari Abu Muhammad
Bin Kullah dalam meyakini sifat-sifat allah. Kemudian mengedepankan akal diatas tekstual ayat dalam
memahami Al-qur'an dan Hadits. Aliran Asy'ariyah disebut juga sebagai aliran Ahli Sunnah yang dimana
kemunculannya mengatasi berbagai faham yang berkembang di kalangan umat islam dan menjadi penengah
berbagai persoalan pemikiran umat.

7
Tokoh-Tokoh Aliran Asy'ariyah
- Abu Hamid Al-Ghazali
Nama lengkapnya adalah Muhammad Bin Ahmad Al-Ghazali,lahir di thus pada tahun
450 H.Al-Ghazali adalah tokoh islam yang beraliran Ahli sunnah wal jama'ah paham teologi yang
dimajukan boleh dikatakan tidak berbeda dengan paham-paham Asy'ari.Menurut Al-Ghazali Allah
adalah satu-satunya sebab bagi alam. Ia ciptakan dengan kehendak dan kekuasaannya,karena
kehendak Allah adalah sebab bagi segala yang ada.
- Al-Qodhi Abu Bakar Al-Baqillani
Nama lengkapnya adalah Muhammad Bin Thayyib Bin Muhammad Bin Ja'far Bin Al-
Qasim,beliau ahli ushul fikih,lahir di bashrah dan menetap di bagdad. Menurut Al-Baqillani Tuhan
adalah gerak yang terdapat pada diri manusia,adapun bentuk atau sifat dari gerak tersebut dihasilkan
oleh manusia sendiri.

8
Tokoh-Tokoh Aliran Asy'ariyah
- Al Imam Al-Haramaen Al-Juwaini
Nama lengkapnya adalah Abu Al-Ma'ali Abdul Al-Malik Bin Abu Muhammad Abdullah
Bin Yusuf Bin Abdullah Bin Yusuf Bin Muhammad Bin Hayyuyah Al-juwaini. Menurut nya bahwa
tangan Tuhan harus diartikan kekuasaan Tuhan. Mata Tuhan diartikan penglihatan Tuhan. Dan wajah
Tuhan diartikan wujud Tuhan. Dan duduk di atas tahta kerajaan diartikan Tuhan berkuasa dan maha
tinggi.
- As-Sanusi
Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad Bin Yusuf. Ajarannya yaitu
membahas sifat wajib,mustahil,dan jaiz Allah serta 4 sifat wajib dan muntasil rasul.

9
Doktrin Aliran Asy'ariyah
- Tuhan dan sifat-sifatnya
Tuhan memiliki sifat sebagaimana disebut di dalam Al-Qur'an,yang disebut sebagai sifat-sifat yang
azali,qadim,dan berdiri di atas zat tuhan.
- Keadilan
Allah itu adil,Dia harus menyiksa orang yang salah dan memberi pahala kepada orang yang berbuat
baik. Menurutnya,Allah tidak memiliki keharusan apapun karena ia adalah penguasa mutlak.
- Qadimnya Al-Qur'an
Al-Asy'ari dihadapkan pada dua pandangan ekstrim dalam persoalan qadimnya Al-Qur'an. Mu'tazilah
yang mengatakan bahwa Al-qur'an di ciptakan oleh makhluk sehingga tidak qadim,serta pandangan madzhab
hambali menyatakan bahwa Al-Qur'an adalah kalam Allah.Zahiriyah bahkan berpendapat bahwa semua
huruf,kata,dan bunyi Al-Qur'an adalah qadim, Sedangkan Asy'ari berpendapat bahwa walaupun Al-Qur'an terdiri
atas kata-kata,huruf dan bunyi,semua itu tidak melekat pada esensi Allah dan karenanya tidak qadim.

10
Doktrin Aliran Asy'ariyah
- Melihat Allah
Al-Asy'ari mengatakan bahwa Allah itu dapat dilihat di akhirat,tetapi tidak dapat digambarkan. Kemungkinan
ru'yat dapat terjadi manakala Allah sendiri yang menyebabkan dapat dilihat atau bilaman ia menciptakan
manusia untuk melihat-Nya.
- Kedudukan orang yang berdosa
Al-Asy'ari berpendapat bahwa orang mukmin yang berbuat dosa besar adalah orang mukmin yang fasik,seabab
iman tidak mungkin menghilang karena dosa selain kufr.
- Kebebasan dalam berkehendak
Al-Asy'ari menyatakan bahwa manusia tidak berkuasa menciptakan sesuatu,tetapi berkuasa untuk memperoleh
sesuatu perbuatan.
- Akal dan Wahyu dan kriteria baik dan buruk
Al-Asy'ari mengutamakan wahyu,sementara mu'tazilah mengutamakan akal. Al-Asy'ari berpendapat bahwa baik
dan buruk harus berdasarkan pada wahyu,sedangkan mu'tazilah mendasarkan pada akal.

11
Aliran al-Maturidiyah
Pendiri aliran ini adalah Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud al-Maturidi.
Ia lahir di Samarkand pada pertengahan kedua abad ke-9 M. Abu Manshur meninggal pada 944 M. Abu
Zahrah, Ahmad Ahmin, dan Harun Nasution menyatakan bahwa pemahaman teologi mazhab ini banyak
kesamaan dan terpengaruh oleh pandangan teologis Abu Hanifah, sang pendiri Mazhab hanafiyah dalam
fikih.
Aliran al-Maturidi yang tumbuh di Bukhara dipelopori oleh Abu al-Yusr al-Muhamamd al-
Bazdawi (493 H). nenek al-Bazdawi merupakan murid dari al-Maturidi sehingga al-Bazdawi banyak
belajar pemahaman al-Maturidi dari kedua orang tuanya. Al-Bazdawi sendiri memiliki seorang murid
bernama Najm al-Din Muhammad al-Nasafi (537 H), penulis kitab al-‘Aqaid al-Nasafiah.

12
Pandangan al-Maturidiyah
Pandangan al-Maturidiyah banyak memiliki kesamaan dengan al-Asy’ariyah dalam persoalan
sifat-dzat Tuhan. Hematnya, Tuhan memiliki sifat-sifat, akan tetapi sifat bukan Dzat. Menurutnya Tuhan
mengetahui bukan dengan Esensi-Nya, akan tetapi dengan pengetahuan-Nya. Begitupun dengan sifat
‘qudrat’, Kuasa karena sifatnya, bukan Dzat-Nya. Pandangan semacam ini berangkat dari penolakan
dualism sifat-Dzat.
Pandangan al-Maturidi seirama dengan Mu’tazilah. Bahwa manusia mewujudkan perbuatan-
perbuatannya. Pandangan semacam ini mempunyai paham qadariyah bukan sebagai kasb ala al-Asyari.
Cukup banyak kesamaan antara al-Maturidi dengan Mu’tazilah, akan tetapi tidak semua hal. Seperti dalam
persoalan makhluk-nya Al-Quran. Sependapat dengan al-Asyari, bahwa al-Quran itu dari sananya Qadim,
ia bukan makhluk.

13
Golongan al-Maturidiyah
Seperti halnya aliran-aliran lain dalam Islam, al-Maturidiyah juga memiliki beberapa faksi,yaitu:
1.golongan Samarkand
⬩ yaitu pengikut dari Abu Manshur al-Maturidi sendiri. lebih cendrung kepada pandangan Mu’tazilah,
meski tidak semuanya.
2.golongan Bukhara
yaitu mereka dominannya adalah pengikut al-Bazdawi.golongan ini memiliki kecendrungan kepada
kelompok al-Asyari.

14
Thanks!
Any questions?

15

Anda mungkin juga menyukai