Anda di halaman 1dari 27

ILMU KALAM

Oleh :
Siti Marfu’ah, S.Kom.I., M.P.I
Pengertian Mu'tazilah
mu'tazilah berasal dari kata I'tazalah berarti terpisah atau
memisahkan diri yang juga mempunyai arti menjauh atau
menjauhkan diri atau juga mengasingkan diri.
Mu'tazilah adalah salah satu aliran pemikiran dalam islam
yang banyak terpengaruh dengan filsafat barat sehingga
berkecenderungan menggunakan rasio sebagai dasar
argumentasi.
Latar belakang munculnya mu’tazilah

Golongan pertama disebut


Mu'tazilah muncul sebagai respon
politik murni, golongan ini tumbuh
sebagai golongan netral politik,
maksudnya tidak memihak salah
satu baik dari golongan Ali bin Abi
Thalib dan lawan-lawannya,
terutama Muawiyah, Aisyah, dan
Abdullah bin zubair.
z il a h
mu’ ta
ul n ya
mun c
a k a n g
b el Golongan kedua,(disebut
Latar Mu'tazilah ll) muncul sebagai
respon persoalan teologis yang
berkembang di kalangan
Khawarij dan Mur'jiah akibat
adanya peristiwa
tahkim.Golongan ini muncul
karena mereka berbeda
pendapat dengan golongan
Khawarij dan Mur'jiah tentang
pemberian status kafir kepada
yang berbuat dosa besar.
Pemberian nama mu’tazilah
berpusat pada peristiwa yang terjadi antara
washil bin atha' serta temannya amr bin ubaid
dan hasan al basri.
Pada waktu washil mengikuti pelajaran yang
diberikan oleh hasan al basri di masjid
basrah,datang seseorang yang bertanya
tentang orang yang berbuat dosa besar,ketika
hasan al basri masih berfikir washil
mengemukakan pendapatnya bahwa orang
yang berbuat dosa bukanlah mukmin dan
bukan pula kafir,melainkan berada pada posisi
diantara keduanya yaitu tidak mukmin dan
tidak kafir.
Almas’udi
Mu’tazilah berasal dari
pendapat mereka yang
mengatakn bahwa orang
yang berbuat dosa besar
bukan mukmin,juga bukan
kafir,tetapi mengambil posisi
diantara keduanya (Al-
manzilah bainal
manzilatain).dalam arti
memberi status atau
membuat orang yang
berbuat dosa besar jauh dari
golongan mukmin dan kafir.
Ahmad Amin,

Nama mu’tazilah sudah terdapat sebelum adanya peristiwa


washil dan hasan al basri , dan sebelum adanya pendapat
tentang posisi antara dua posisi. Nama mu’tazilah diberikan
kepada golongan orang- orang yang tidak mau intervensi
dalam pertikaian politik yang terjadi pada zaman ustman bin
affan dan ali bin abi thalib. Ia menjumpai pertikaian disana
yaitu satu golongan mengikuti pertikaian itu sedangkan
golongan lain melarikan diri ke kharbita (I’tazalat ila kharbita ).
Ahl At-tawhid Wa Al-adl

Ahl Al-adl Al Qadariah

mu'tazilah

Wa’diyyah
Al Mu'aththilah
Usul Khamsah (Lima Landasan Pokok)
At-Tauhid (keesaan Allah)
At-tauuhid(pengesaan Tuhan) merupakan prinsip
utama dan inti sari ajaran Mu’tazilah. bagi Mu’tazilah
tauhid memiliki arti yang spesifik. Tuhan harus
disucikan dari segala sesuatu yang dapat mengurangi
arti kemahaesaan-Nya. Tuhan satu-satunya Esa, yang
unik, dan tidak satupun menyamainya. Untuk
memurnikan keesaan tuhan, Mu’tazilah menolak
konsep tuhan memiliki sifat-sifat, pengambaran fisik
tuhan, dan tuhan dapat dilihat dangan mata kepala.
Usul Khamsah (Lima Landasan Pokok)

Al-‘Adlu (keadilan)
Tuhan dipandang adil
apabila bertindak hanya yang
baik dan terbaik , dan bukan
yang tidak baik .begitu pula
tuhan itu adil apabila tidak
melanggar janjinya dengan
demikian tuhan terikat
dengan janjinya.
Al-‘Adlu (keadilan)
 Perbuatan manusia
Manusia menurut mu’tazilah , melakukan dan menciptakan
perbuatannya sendiri terlepas dari kehendak dan kekuasaan
tuhan, baik secara langsung maupun tidak.
 Berbuat baik dan terbaik
kewajiban tuhan untuk berbuat baik bahkan terbaik bagi
manusia
 Mengutus Rasul
Tuhan wajib berlaku baik kepada manusia dan hal itu tidak
dapat terjadi kecuali mngutus rasul kepada mereka
Al-Qur’an secara tegas menyatakan kewajiban tuhan untuk
memberikan belas kasih kepada manusia QS.Asy syu’ara:29
Usul Khamsah (Lima Landasan Pokok)
Al-Wa’du wa Al-Wa’id (janji dan ancaman Allah)

Perbuatan tuhan terikat dan dibatasi oleh


janjinya, janji tuhan untuk memberi pahala
masuk surga unuk yang berbuat baik (al
muthi’) dan mengancam dengan siksa
neraka atas orang yang durhaka (al ashl)
pasti terjadi, begitu pula janji tuhan untuk
memberi pengampunan pada orang yang
bertobat nasuha pasti benar adanya .
Usul Khamsah (Lima Landasan Pokok)
Manzilah baina manzilatain (kedudukan
diantara dua kedudukan)

orang yang berbuat dosa besar berarti keluar dari


iman tetapi tidak masuk kedalam kekufuran, akan
tetapi ia berada dalam satu posisi antara dua
keadaan (tidak mukmin dan tidak juga kafir).
Mukmin yang melakukan dosa besar dan
meninggal sebelum bertaubat bukan lagi mukmin
atau kafir,tetapi fasiq.
Usul Khamsah (Lima Landasan Pokok)

amar makruf nahi munkar


Beberapa syarat yang harus dipenuhi seorang mukmin dalam ber amar
makruf nahi munkar:
 Ia mengetahui bahwa perbuatan yang disuruh itu ma’ruf dan yang
dilarang itu munkar
 Ia mengetahui bahwa kemungkaran telah dilakukan orang
 Ia mengetahui bahwa perbuatan amar ma’ruf atau nahi munkar tidak
akan membawa mudharat yang lebih besar
 Ia mengetahui atau paling tidak menduga bahwa tindakannya tidak
akan membayakan diri dan hartanya.
Sekte-Sekte Aliran Muktazilah

1. Aliran Bashrah
a. Washil Bin Atha‘.

Washil lahir di Madinah dan mendapatkan pendidikan dasar agama di sana,


kemudian ia pindah ke Bashrah dan berguru kepada Hasan al-Bashri dan
yang lainnya.
Ajaran –ajaran Washil dapat kita simpulkan sebagai berikut:
 Paham Nafy al-sifat, Washil berpendapat bahwa Allah tidak mempunyai
sifat karena apabila Allah mempunyai sifat, sifat tersebut bersifat qadim,
ini berarti Allah tidak Esa lagi. Peniadaan sifat ini dimaksudkan agar
tidak ada ta’ddud al-qudama‘ sehingga Tuhan bukan satu lagi, tetapi
banyak.
Ajaran –ajaran Washil Bin Atha‘
 Paham al-Qadariyah. Paham ini oleh Washil diperoleh dari
Ma’bad al-Juhani dan Ghailan yang menyatakan bahwa
manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk
mewujudkan perbuatan-perbuatannya.
 Paham al-Manzilah bain al-Manzilatain, yaitu mencari jalan
tengah bagi orang-orang yang berbuat dosa besar. Washil
berpendapat bahwa orang tersebut tidak mukmin, tetapi
fasik.
 Washil berpendapat bahwa bai’at Abu Bakar itu adalah sah,
pembunuhan Utsman adalah merupakan kekeliruan.
Golongan yang terlibat dalam peperangan Shiffin melawan
Ali telah melakukan dosa besar. Dalam hal ini al-Muktazilah
membela Ali.
Amr Bin Ubaid
Amr memandang bahwa semua golongan yang terlibat dalam perang Jamal
tidak dapat dinyatakan pihak mana yang bersalah, tetapi mesti ada yang
bersalah. Karena menurutnya, Ali, Thalhah, Zubair, dan Aisyah adalah
orang-orang yang betul-betul beriman dan berjasa bagi Islam baik dalam
berjihad dengan harta benda maupun jiwa. Washil dan Amr menyerahkan
masalah ini kepada Allah Swt.
Abu Huzail al-Allaf

Ajaran-ajaran Abu Huzail sebagai berikut:


 Peniadaan sifat Allah. Ia berpendapat bahwa Allah Maha
Mengetahui dengan pengetahuan-Nya, dan pengetahuan-Nya ini
adalah Allah sendiri.
 Kehendak Allah. Iradat ialah satu sifat perbuatan, yaitu sifat yang
mengandung arti adanya hubungan antara Allah dan makhluknya.
Kehendak Allah adalah cabang dari pengetahuan dan ilmu-Nya,
bukan sifat yang berdiri sendiri.
 Manusia dapat mengetahui hal-hal yang baik dan yang buruk melalui
akalnya, walaupun ia belum mengetahui syariat agama.
 Paham al-shalah wa al-ashlah. Allah menciptakan segala yang baik-
baik (al-shalah) dan bermanfaat bagi manusia (al-ashlah).
Al-Nazzam
 Al-Nazzam berpendapat bahwa “praduga terhadap sesuatu yang
meragukan adalah pengetahuan”. Orang awam akan menerima suatu
berita tanpa praduga, tetapi kaum khawas akan ragu-ragu dahulu
barulah mereka menerima atau menolak. Pengetahuan juga dapat
diketahui melalui eksperimen, khususnya dalam pengembangan ilmu
pengetahuan.
 Al-Nazzam tidak percaya akan takhayul dan pesimisme karena ia
selalu mempergunakan pikiran yang tenang dan akalnya. Dengan
demikian ia berpendapat bahwa manusia tidak dapat melihat jin yang
berbeda susunannya dengan manusia.
 Al-Nazzam juga berpendapat bahwa kemukjizatan Alquran terletak
pada berita-berita gaibnya, adapun mengenai bentuk dan susunannya,
manusia pun mampu membuatnya apabila Allah tidak menghalanginya.
Al-Jahiz
 Nama lengkapnya adalah Amr Bin Bakar Abu Utsman al-Jahiz. Ia
adalah seorang sastrawan, ahli teologi, ilmu kalam, filsafat
asing, ahli geografi dan ilmu jiwa. Al-Jahiz adalam murid al-
Nazzam.
 Pendapat al-Jahiz yang terkenal adalah dalam masalah
perbuatan dan pengetahuan manusia. Dalam hal perbuatan,
manusia mempunyai kemampuan menciptakan perbuatannya
sendiri, sedangkan pengetahuan bukanlah bahagian dari
perbuatan manusia karena pengetahuan itu lahir dari indra atau
melalui penalaran. Manusia dalam perbuatannya hanya
menyatakan kehendaknya untuk berbuat, dan pengetahuan yang
akan ia peroleh adalah perbuatan natur.
Al-Jubba’i

 Pendapat al-Jubba’i yang sangat tekenal adalah


pengingkarannya terhadap sifat Allah karena
menurutnya Allah mengetahui, berkuasa, dan
hidup melalui esensinya. Kewajiban akal adalah
mengetahui yang baik dan buruk, walaupun tanpa
bantuan wahyu.
Aliran Baghdad
 Bisyr Bin al-Mu’tamar

Ia pindah dari Bashrah ke Baghdad setelah menerima


ajaran dari Washil Bin Atha‘. Pendapat yang penting
adalah berkenaan dengan pertanggungjawaban perbuatan
manusia. Perbuatan anak kecil menurutnya tidak akan
dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Selain itu, ia
berpendapat bahwa orang yang melakukan perbuatan
dosa besar jika mengulangi perbuatannya, maka ia akan
disiksa, meskipun ia telah bertobat sebelumnya, namun
jika ia bertobat dan tidak lagi mengulanginya, maka
taubatnya dapat menghapus dosanya.
Abu Musa al-Murdar

Pemimpin aliran Baghdad yang sangat ekstrem adalah


Abu Musa al-Murdar karena pendapatnya yang mudah
mengkafirkan seseorang. Ia menyatakan bahwa orang
yang mengatakan Allah dapat dilihat dengan mata
kepala adalah kafir, demikian pula bagi orang yang
berpendapat bahwa perbuatan manusia itu diciptakan
oleh Allah. Orang yang memandang tidak jelasnya
kekuasaan manusia, orang yang memberikan sifat
kepada Allah seperti yang dimiliki oleh makhluknya,
dan juga orang yang memandang bahwa manusia itu
terpaksa dalam melakukan perbuatannya, semuanya
adalah kafir.
Sumamah Bin al-Asyras
Ia telah berjasa menyebarkan paham
Muktazilah. Sumamah mempunyai
pengaruh yang besar tehadap al-
Ma’mun karena pendapat-pendapatnya,
sehingga khalifah menuruti dan
melaksanakan segala yang diusulkan
olehnya. Ia berpendapat bahwa orang
fasik akan didera jika ia tak bertaubat.
Ahmad Bin Abi Du’ad

 Ia adalah seorang yang


berpendirian yang kuat, al-
Ma’mun berwasiat kepada
anaknya, al-Mu’tasim agar
menjadikannya wazir, begitu
pula al-wasiq mengambilnya
sebagai qadi al-qudah.
 Ia menyebut al qur’an adalah
bagian dari makhluk bukan
kalamullah.
Penyimpangan dari Mu’tazilah adalah:
 Menolak semua sifat Allah.
 Dalam masalah takdir, Mu’tazilah adalah Qadariyyah yaitu menolak
takdir.
 Punya pendapat yang hampir sama dengan Jahmiyyah yaitu
meniadakah kalau Allah dapat dilihat pada hari kiamat, menyatakan
Al-Qur’an itu makhluk (bukan kalamullah).
 Menganggap bahwa semua ilmu itu kembali pada akal untuk bisa
menerimanya.
 mirip dengan Khawarij yaitu menganggap pelaku dosa besar kekal
dalam neraka, namun mereka tidak berani mencap kafir.
 Menganggap bahwa surga dan neraka tidak kekal (akan fana).
 Menyatakan Allah di mana-mana, di setiap tempat .
 Mengingkari adanya siksa kubur.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai