1
Teori baru yang dikemukakan oleh Ahmad Amin (1886-1954 M)
menerangkan bahwa nama Mu'tazilah sudah terdapat sebelum adanya
peristiwa Washil dan Hasan Al-Basri, dan sebelum timbulnya pendapat
tentang posisi diantara dua posisi. Nama Mu'tazilah di berikan kepada
golongan orang-orang yang tidak mau berinvestasi dalam pertikaian politik
yang terjadi pada zaman Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Ia
menjumpai pertikaian disana, yaitu satu golongan mengikuti pertikaian itu,
sedangkan golongan lain menajauhkan diri ke kharbita (i'tazalat ila
kharbita). Oleh karena itu, dalam surat yang dikirimnya kepada Ali bin Abi
Thalib, Qais menamakan golongan yang menjauhkan diri tersebut dengan
mu'tazilin, sedangkan Abu Al-Fida' (1273-1331 M) menanamkan dengan
Mu'tazilah.
Golongan Mu'tazilah dikenal juga nama nama lain. Seperti ahl at-
tawhid wa al-'adl yang berarti golongan yang mempertahankan keadilan
tuhan dan ahl-atwhid wa al-'adl yang mempertahankan keesaan murni dan
keadilan tuhan. Adapun lawan Mu'tazilah memberi nama golongan ini
dengan al-qadariyah dengan alasan mereka menganut faham free will and
free act, yaitu bahwa manusia itu bebas berkehendak dan bebas berbuat,
menamakan juga Al-Mu'aththilah karena golongan Mu'tazilah berpendapat
bahwa tuhan tidak mempunyai sifat, dalam arti sifat mempunyai wujud di
luar dzat tuhan; menanyakan juga wa'diyyah karena mereka berpendapat
bahwa ancaman Tuhan itu pasti akan menimpa orang-orang yang tidak taat
akan hukum-hukum Tuhan.
Ada juga yang menamakan mu`tazilah ini dengan nama rasionalis
Islam, karena mereka memberikan porsi yang besar kepada akal dan
sangat rasional dalam membicarakan teologi atau ketuhanan.
1. At-Tauhid
Ajaran yang paling penting dari kaum Mu’tazilah adalah At-Tauhid
atau ke-Maha Esaan Allah.Bagi mereka, Allah baru dapat dikatakan Maha
2
Esa jika ia merupakan zat yang usik, tidak ada sesuatu pun yang serupa
dengan Dia. Oleh karena itu,Kaum Mu’tazilah menolak paham
Antropomorphisme,yaitu paham yang menggambarkan Tuhan menyerupai
makhluk-Nya. Mereka juga menolak paham Beatific Vision, yaitu
pandangan bahwa tuhan dapat dilihat oleh manusia.Satu-satunya Sifat
Tuhan yang betul-betul tidak mungkin ada pada makhluk-Nya adalah sifat
Qadim. Paha mini mendorong kaum Mu’tazilah untuk meniadakan sifat-
sifat Tuhan yang mempunyai wujud sendiri di luar dzat Tuhan. Menurut
paham ini tidak berarti bahwa Tuhan tidak diberi sifat-sifat. Tuhan bagi
kaum Mu’tazilah tetap Maha Tahu, Maha Kuasa, Maha Hidup, Maha
Mendengar, Maha Melihat, dan sebagainya, tetapi itu tak dapat dipisahkan
dari Dzat Tuhan dengan kata lain, sifat-sifat itu merupakan esensi Dzat
Tuhan.Bagi Mu’tazilah pahm ini mereka muculkan karena keinginan untuk
memelihara kemurnian ke-Maha esaan Tuhan.
2. Al-‘Adl
Doktrin al `adl ada hubungannya dengan al tauhid. Kalau dengan al
Tauhid kaum Mu`tazilah ingin mensucikan diri Tuhan dari persamaannya
dengan makhluk, maka dengan al `adl mereka ingin mensucikan Tuhan
perbuatan Tuhan dari persamaan dengan perbuatan makhluk. Hanya tuhan
yang berbuat adil; Tuhan tidak bisa berbuat zalim. Pada makhluk terdapat
perbuatan dzalim. Tuhan dalam pandangan Mu`tazilah tidak berbuat
buruk, bahkan tidak bisa berbuat buruk karena perbuatan buruk hanya
timbul hanya dari orang yang bersifat tidak sempurna. Sebaliknya Tuhan
wajib untuk mendatangkan yang baik, bahkan yang terbaik untuk manusia
(al-salah wal aslah).
3. Al-Wa’d wa Al-Wa’id
3
supaya orang bersalah diberi hukuman berupa neraka dan orang yang
berbuat baik diberi hadiah berupa surga sebagaimana dijanjikan Tuhan.
4
2. Abul al-Huzail al-Allaf (135-226 H/753-840 M).
Abul Huzail lahir di Kota Basrah 135 H. Ia menjadi pimpinan aliran
Mu‟tazilah Basrah. Ia mempelajari buku-buku Yunani dan banyak
terpengaruh dengan buku-buk itu. Karena dialah aliran Mu‟tazilah
mengalami kepesatan. Pendapat-pendapatnya antara lain:
a) Tentang Arad
b) Menetapkan bagian yang tidak dapat dibagi lagi (atom)
c) Gerak dan Diam
d) Hakikat Manusia adalah badanya
e) Gerak Penghuni Surga dan Neraka
f) Qadar
3. Ibrahim bin Syyar an-Nazzam (wafat 231 H/845 M).
Ibrahim adalah murid Abul Huzail al-Allaf, orang terkemuka, lancar
bicara, banyak mendalami filsafat dan banyak karangannya. Ketika kecil ia
banyak bergaul dengan orang-orang bukam dari golongan islam, dan
sesudah dewasa bnyak berhubungan dengan filosof-filosof masanya.
Beberapa pendapatnya berlainan dengan orang-orang Mu‟tazilah lainya.
Pendapat-pendapatnya antara lain:
5
adalah ayah tiri dan juga guru dari pemuka Ahlussunnah Waljamaah Imam
Abu Hasan al-Asy‟ari.
6
7