Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA KEAGAMAAN DAN

KEBUDAYAAN
Oleh : Berliana Sifa’urrahmah Wahyudi

3 IAT A

20211380

Abstrak
Dalam kehidupan manusia, agama dan budaya jelas tidak berdiri sendiri,
keduanya memiliki hubungan yang sangat erat dalam dialektikanya; selaras dalam
menciptakan ataupun kemudian saling menegasikan.
Agama sebagai pedoman hidup manusia yang diciptakan oleh Tuhan, dalam
menjalani kehidupannya. Sedangkan kebudayaan sebagai kebiasaan tata cara hidup
manusia yang diciptakan oleh manusia itu sendiri dari hasil daya cipta, rasa dan karsanya
yang diberikan oleh Tuhan. Agama dan kebudayaan saling mempengaruhi satu sama
lain. Agama mempengaruhi kebudayaan, kelompok / masyarakat / suku / bangsa.
Kebudayaan cenderung mengubah-ubah keaslian agama sehingga menghasilkan
penafsiran berlainan.
Hubungan agama, budaya dan masyarakat sangat penting atau merupakan sistem
kehidupan karena adanya ketertarikan satu sama lain. Tapi soal keberagaman dan
pembangunan sosial tidak akan lengkap jika hanya diilihat dari satu aspek tertentu saja.
Untuk itu, dalam memandang persoalan masyarakat kita harus melalui pendekatan
holistik. Studi yang diperlukan sebagai studi sosiologi agama dan sebaliknya. Ini berarti
studi tentang kehidupan keberagaman masyarakat tidak akan lengkap tanpa melibatkan
sosiologi.
Sedangkan agama sebagai pedoman hidup manusia yang diciptakan oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Agama dan budaya saling mempengaruhi satu sama lain. Agama
mempengaruhi budaya, kelompok masyarakat, dan kelompok etnis. Budayanya
cenderung berubah-ubah kepada setiap orang atau golongan yang benar-benar hidup
sesuai dengan amanat agamanya masing-masing, maka secara otomatis akan terjadi
keharmonisan, kedamaian dan kenyamanan dalam hidup bermayarakat.
Karena agama telah mengajarkan kebenaran dan kebaikan dan dijauhkan dari
semua filipina, perselisihan, diskriminasi dan lain-lain. Kehidupan beragama terlihat dari
cara berpikir, perilaku atau sikap dan tata krama perwujudan sikap hidup beragama
seseorang dan mampu menerima sesama berbeda agama apapun sebagai hamba allah
swt. Agama sebagai pedoman hidup manusia diciptakan oleh Tuhan, Tuhan yang Maha
Esa dalam menjalani hidupnya. Sedangkan budaya adalah sebagai kebiasaan atau tata
cara kehidupan manusia diciptakan oleh manusia itu sendiri dari daya cipta, rasa dan
karsanya diberikan oleh tuhan. Agama dan budaya saling mempengaruhi. Agama
mempengaruhi budaya, kelompok, dan orang-orang. Budaya yang berubah-ubah
cenderung kepada setiap orang atau kelompok yang benar-benar tinggal di sesuaikan
dengan masing-masing agama maka dengan sendirinya akan rukun, persaudaraan,
kedamaian dan kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat. Karena agama telah
mengajarkan kebenaran dan kebaikan dan keburukan, menjauhkan dari segala
perselisihan, diskriminasi dan lain-lain.
Kehidupan beragama tampak dalam pola pikir, perilaku atau sikap dan tata cara
hidup perwujudan sikap religius seseorang dan mampu menerima sesama yang beda
agama apapun pengikut allah swt.

Pembahasan
Harus diakui bahwa memang ada permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam dalam
membedakan antara agama dan budaya. Secara teoritis perbedaan antara keduanya dapat
dijelaskan, tapi dalam praktek kehidupan kedua hal tersebut seringkali rancu, kabur, dan tidak
mudah untuk dibedakan.

Agama dan budaya menurut Kuntowijoyo (1991) adalah dua hal yang saling
berinteraksi dan saling mempengaruhi. Pertama, agama mempengaruhi kebudayaan dalam
pembentukannya, nilainya adalah agama, tetapi simbolnya adalah kebudayaan. Kedua,
budaya dapat mempengaruhi simbol agama, dan yang ketiga, kebudayaan dapat
menggantikan sistem nilai dan simbol agama.

Agama dan kebudayaan juga memiliki dua kesamaan diantaranya, keduanya adalah
sistem nilai dan sistem simbol dan keduanya mudah sekali terancam setiap kali ada
perubahan. Baik agama ataupun budaya pada dasarnya memberikan wawasan dan cara
pandang dalam menyikapi kehidupan agar sesuai dengan kehendak Tuhan dan kemanusiaan
dan menciptakan suatu tatanan masyarakat yang teratur dan terarah. Walaupun agama dan
budaya saling berhubungan erat dalam mengatur kehidupan sosial dan saling memiliki
keterkaitan, akan tetapi agama dan budaya harus dapat dibedakan. Perbedaan yang paling
signifikan yaitu agama merupakan suatu ajaran yang mengatur kehidupan yang berhubungan
dengan Tuhan, sedangkan budaya adalah suatu tatanan masyarakat yang diatur atau yang
dibentuk oleh manusia itu sendiri demi kelangsungan bersama.

Sejak awal kelahiran-nya, Islam tumbuh dan berkembang dalam suatu kondisi yang
tidak hampa budaya. realitas dalam kehidupan ini, memiliki peran yang cukup signifikan
dalam mengantarkan Islam menuju perkembangannya yang aktual sehingga sampai pada
suatu peradaban yang mewakili dan diakui oleh masyarakat dunia. Namun tidak berarti
bahwa Islam, budaya, serta hasil budaya dari agama masa lampau dapat disamakan,
walaupun sebagian ulama dan cendekiawan muslim memposisikan sama. Dalam hal ini
merujuk misalnya pada Q.S. al-baqarah/ 2: 62.;

  ‫صالِحًا فَلَهُ ْم َأجْ ُرهُ ْم ِع ْن َد‬


َ ‫ارى َوالصَّابِِئينَ َم ْن َءا َمنَ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر َو َع ِم َل‬
َ ‫ص‬َ َّ‫ِإ َّن الَّ ِذينَ َءا َمنُوا َوالَّ ِذينَ هَادُوا َوالن‬
َ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْم يَحْ زَ نُون‬ٌ ْ‫َربِّ ِه ْم َواَل خَ و‬

Terjemahnya:

Sesungguhnya orang-orang mu’min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan


orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah,
hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Keanekaragaman budaya lokal merupakan potensi sosial yang dapat membentuk


karakter dan citra budaya tersendiri pada masing-masing daerah, serta merupakan bagian
penting bagi pembentukan citra dan identitas budaya suatu daerah. Keanekaragaman
merupakan kekayaan intelektual dan kultural sebagai bagian dari warisan budaya yang perlu
dilestarikan. Seiring dengan peningkatan teknologi dan transformasi budaya ke arah
kehidupan modern serta pengaruh globalisasi, warisan budaya dan nilai-nilai tradisional
masyarakat adat tersebut menghadapi tantangan terhadap eksistensinya. Budaya lokal ini
muncul saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama
sehingga menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk yang lain.
Berpijak pada keragaman budaya di sejumlah daerah tersebut maka munculah kesatuan
budaya yang disebut budaya nasional, yang pada dasarnya digali dari kekayaan budaya lokal.
Budaya lokal merupakan nilai-nilai lokal hasil budi daya masyarakat suatu daerah yang
terbantuk secara alami dan diperoleh melalui proses belajar dari waktu ke waktu.
Budaya lokal tersebut bisa berupa hasil seni, tradisi, pola pikir, atau hukum adat.
Karena itu, pada dasarnya setiap komunitas masyarakat memiliki budaya lokal (local
wisdom), ini terdapat dalam masyarakat tradisional sekalipun terdapat suatu proses untuk
menjadi pintar dan berpengetahuan (being smart and knowledgeable). Budaya lokal berisi
berbagai macam kearifan lokal (pengetahuan lokal) yang digunakan oleh kelompok manusia
menyelenggarakan penghidupannya. Disinilah makna dan peran penting studi keagamaan di
Perguruan Tinggi Islam khususnya untuk melakukan progressif untuk menata ulang perannya
sebagai kekuatan studi Islam. Tidak hanya dalam tataran  simbolistik belaka, tetapi yang
sangat urgen harus menjadi agen terdepan mengawal segala bentuk arus perubahan budaya
lokal masyarakat dalam berbagai dimensinya. Lebih dari pada itu, harus terjewantahkan ke
dalam pola pemikiran yang ingklusif dan eksklusif dalam memandang realita\s empiris yang
mengitari kehidupan sosial-keagamaan.   

Kesimpulan

Agama dan budaya adalah dua hal yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.
Pertama, agama mempengaruhi kebudayaan dalam pembentukannya, nilainya adalah agama,
tetapi simbolnya adalah kebudayaan. Kedua, budaya dapat mempengaruhi simbol agama, dan
yang ketiga, kebudayaan dapat menggantikan sistem nilai dan simbol agama.

Anda mungkin juga menyukai