Anda di halaman 1dari 12

Iklan Politik

Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Komunikasi Politik

Oleh :
Raja Siti Fatimah : 20220204
Ratna : 20220205
Sonia Meylia Putri : 20220213

Dosen Pengampu :
Al-Mukarromah, S.Sos.I., M.I.Kom.

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1444 H / 2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Puji dan syukur kepada Allah Swt yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada Nabi kita
yaitu Nabi Muhammad Saw karena telah menyampaikan ajaran-
ajaran Islam dan petunjuk dari Allah Swt, yaitu syariat Islam
yang sempurna.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah Swt atas


limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun
akal pikiran. Sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas
makalah Komunikasi Politik yang berjudul “IKLAN POLITIK”.

Penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing


mata kuliah Retorika yaitu Ibu Al-Mukarromah S.Sos., M.I.,
Kom. atas bimbingannya dan juga atas izin yang telah diberikan
kepada Penulis untuk sedikit memaparkan materi yang telah
ditentukan. Penulis berharap agar materi ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran.
Tentunya dalam makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
lebih sempurnanya makalah ini.

Ciputat, 18 Maret 2023


Penulis

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Iklan politik adalah bagian dari komunikasi
pemasaran untuk mempromosikan kandidat atau
program politik dengan menggunakan cara pemasaran
komersial. Halini dilakukan untuk mewakili metode yang
di pergunakan oleh partai politik untuk mencapai tujuan.
Menurut Lee, Pengertian Iklan Politik adalah penyiaran
yang memiliki sifat informatif dan persuasif dengan
tujuan untuk meraih suara dan memberikan mereka
pilihan politik yang terdiri dari partai politik, kandidat dan
program. Bolland mendefinisikan periklanan sebagai
penempatan pesan-pesan terorganisir pada media dengan
membayar.
Begitu juga periklanan politik, dalam pengertian
yang sama, mengacu kepada pembelian dan penggunaan
tentang ruang periklanan (advertising space), membayar
untuk rating komersil, dalam rangka untuk
mentransmisikan pesan-pesan politik kepada suatu
khalayak. Media yang digunakan meliputi bioskop,
billboards, pres, radio, dan televisi.
Level Cara Kerja Iklan Politik
Iklan Politik memiliki dua 2 level cara bekerja yaitu:
 Informasi Pesan sederhana tentang suatu merek
harga dan fungsi, dalam iklan politik informasi
sangat penting karena untuk menginformasikan
pada warga Negara masyarakat tentang siapa yang
mencalonkan diri untuk terjun ke politik dan apa
yang di tawarkan oleh calon itu sendiri supaya
khalayak mengetahui visi misinya. Informasi
berjalan dalam iklan politik karena adanya peran
penting dari jurnalis atau media yang digunakan
untuk memberikan informasi.
 Persuasi, Persuasi adalah mengubah sikap dan
perilaku orang dan perilaku orang dengan
menggunakan kata-kata lisan dan tertulis, Jadi
persuasi dalam iklan politik itu adalah bagaimana
cara para calon-calon yang ingin terjun ke politik
itu dengan cara pendekatan-pendekatan, melalui
iklan di televisi atau media lainnya untuk
menghasilkan berbagai tingngkat perubahan dalam
persepsi, kepercayaan, nilai, dan pengharapan
pribadi terhadap calon itu.
B. Rumusan Masalah
1. p
2. p
3. p
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tipologi Iklan Politik


Komunikasi politik merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat dan negara. Dalam
proses komunikasi politik terdapat perdebatan untuk
memperebutkan kekuasaan, kepentingan, tujuan politik,
yang seringkali memunculkan konflik di antara beberapa
pihak. Salah satu proses komunikasi yang berkaitan
dengan terbentuknya opini publik dalam proses politik
adalah kampanye politik dengan beragam bentuk pesan
dan pemanfaatan media, bisa berupa iklan politik. Wahid
(2016) menyebutkan bahwa iklan politik merupakan salah
satu bentuk pesan politik yang digunakan dalam proses
kampanye dan pemasaran politik.
Iklan dipercaya mempunyai kekuatan dalam
membentuk persepsi dan opini publik. Seperti telah
diuraikan di muka bahwa menjelang Pilkada semakin
banyak politikus yang memanfaatkan iklan sebagai sarana
penyampaian pesan kepada khalayak atau
memperkenalkan diri. Mereka, para calon tersebut,
membuat spanduk yang dipasang di beberapa ruas jalan,
mulai jalan perumahan hingga jalan protokol. Pada
umumnya, tampilan spanduk iklan pilkada menampilkan
wajah calon dengan sedikit kalimat, bisa berupa tagline
(jargon) atau visi dan misi secara singkat.
Iklan politik merupakan salah satu bentuk pesan
politik yang digunakan dalam proses kampanye dan
pemasaran politik. Iklan dipercaya mempunyai kekuatan
dalam membentuk persepsi dan opini publik. Meskipun
tidak lepas dari kontroversi, namun iklan tetap menjadi
pilihan menarik bagi para kandidat dan partai politik.
Spanduk iklan politik sesuai fungsinya untuk
mengenalkan bakal calon kepada khalayak pemilih,
sehingga masyarakat mengetahui profil calon pemimpin
daerahnya. Meskipun informasi dalam spanduk iklan
umumnya singkat dan tidak lengkap menjelaskan calon
yang ditampilkan, namun mayoritas responden juga
enggan mencari informasi tambahan setelah melihat
spanduk. Tapi jika ingin mengetahui lebih jauh siapa
calon yang muncul di spanduk iklan, responden bisa
mencarinya melalui internet atau media sosial yang juga
dicantumkan dalam spanduk iklan tersebut.1
C. Teknik-teknik Propaganda
Ada beberapa teknik propaganda yang dikenal
sejak lama yaitu sebagai hasil penelitian lembaga analisis
propaganda yang berlangsung selama perang dunia.
Lembaga tersebut merangkum 7 macam teknik, yang
memafaatkan kombinasi kata, tindakan, dan logika, untuk
1
Ferry Dermawan. “Modalitas Visual Komunikasi Politik Iklan
Pilkada Kota Bandung” Mediator:Jurnal Komunikasi, Vol 11 juni 2018 h.61
tujuan persuasive (negative). Sementara dalam buku Dan
Nimmo juga mengulas 7 teknik propaganda, sebagai
berikut :
1. Name calling, memberi label buruk kepada
gagasan, orang, objek atau tujuan agar orang
menolak sesuatu tanpa menguji kenyataannya.
misalnya menuduh lawan pemilihan sebagai
penjahat.
2. Glittering generalities, menggunakan kata yang
baik untuk melukiskan sesuatu agar mendapat
dukungan, lagi-lagi tanpa menyelidiki ketepatan
asosiasi itu. misal AS menyebut operasi mereka ke
Afghanistan beberapa waktu lalu sebagai Operasi
keadilan tak terhingga, dengan misi Hukum tanpa
batas begitu juga saat merencanakan serangan ke
Irak, AS menyebutnya sebagai misi kemanusiaan
untuk membebaskan manusia dari terror senjata
pemusnah massal.
3. Transfer, yakni mengidentifikasi suatu maksud
dengan lambang otoritas, misalnya Pilih Kembali
Megadi Pemilu 2004.
4. Testimonial, memperoleh ucapan orang yang
dihormati atau dibenci untuk mempromosikan atau
meremehkan suatu maksud. Kita mengenalnya
dalam dukungan politik oleh surat kabar, tokoh
terkenal dan lain-lain.
5. Plainfolks, imbauan yang mengatakan bahwa
pembicara berpihak kepada khalayaknya dalam
usaha bersama yang kolaboratif. Misalnya, “saya
salah seorang dari anda, hanya rakyat biasa”
6. Card stacking, memilih dengan teliti pernyataan
yang akurat dan tidak akurat, logis dan taklogis
dan sebagainya untuk membangun suatu kasus.
Misalnya kata-kata pembunuhan terhadap
pemimpin kita, benar-benar menunjukan
penghinaan terhadap partai kita.
7. Bandwagon, usaha untuk meyakinkan khalayak
akan kepopuleran dan kebenaran tujuan sehingga
setiap orang akan urut naik. Prinsip satu-kepada-
banyak yang menjadi pegangan propaganda,
semakin menemukan momentumnya seiring
dengan berkembangnya media massa. Orde Baru
misalnya, secara terus menerus memanfaatkan
TVRI sebagai ideological state aparatus. Dengan
mengusung propaganda “pembangunan”, dalam
waktu yang relative lama mampu bertahan
melakukan korporasi terhadap hampir segenap
lapisan masyarakat.2

2
Ahmad Zakiyuddin. “Teknik-Teknik Propaganda Politik Jalaludin
Rakhmat”. Jurnal Academia Praja Vol.1 Februari 2018. h.45-46
http://www.ejournal.fisip.unjani.ac.id/index.php/jurnal-academia
praja/article/view/41/30
Contoh propaganda iklan politik

Dalam iklan ini memperlihatkan pak prabowo turun ke


masyarakat. Dan iklan menggunakan ini teknik propaganda Plain
Folks : dimana pak Prabowo adalah orang penting, namun masih
mau bersama rakyat kecil, seolah merakyat dan sederhana
hidupnya. Sehingga menimbulkan empati masyarakatnya dan
berharap dukungan suara dari masyarakat, propaganda misi partai
yang menginginkan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Dimana
Plain folks adalah salah satu teknik propaganda yang
menggunakan pendekatan yang digunakan oleh seseorang untuk
menunjukkan bahwa dirinya rendah hati dan empati dengan
penduduk pada umumnya.
Dimana di iklan tersebut memperlihatkan ide dan misi yaitu di
masyarakat pendesaan yaitu dengan kalimat “ internet desa yang
memadai dan 4 milyar desa pertahun “ dari partai PKB. Iklan ini
menggunakan teknik propaganda Glittering generalities dimana
iklan tesebut yaitu memperlihatkan ide dan misi dari partai
tesebut sehingga tujuan akhirnya adalah meyakinkan masyarakat
desa dan merebut simpati masyarakat desa yang bermuara pada
dukungan suara pada pemilihan umum. Teknik Glittering
generalities adalah teknik di mana sebuah ide, misi, atau produk
diasosiasikan dengan hal baik seperti kebebasan, keadilan, dan
demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai