Anda di halaman 1dari 5

Definisi Publisitas

Publisitas yaitu kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang,


organisasi, atau perusahaan di media massa. Dengan kata lain, publisitas
adalah upaya orang atau organisasi agar kegiatannya diberitakan media
massa. Publisitas lebih menekankan pada proses komunikasi satu
arah (Heryanto & Rumaru, 2015).

Publisitas seperti halnya retorika memiliki peranan penting dalam public


relations politik. Ada beberapa pengertian tentang publisitas dari para
pakar, antara lain:

Menurut pendapat Heryanto (2015), publisitas adalah penyampaian


informasi yang didesain untuk membangkitkan minat lebih tinggi pada
perseorangan atau perusahaan melalui media informasi tanpa
pengeluaran biaya karena pertimbangan besarnya minat khalayak.

Lawrence dan Dennis L. Wilcox (Heryanto & Rumaru, 2015), publisitas


adalah informasi yang tidak perlu membayar ruang pemberitaannya atau
penyiarannya, namun di saat yang sama tidak dapat dikontrol oleh
individu atau perusahaan yang memberikan informasi. Sebagai akibatnya
informasi dapat mengakibatkan terbentuknya citra dan memengaruhi
orang banyak dan dapat berakibat aksi, di mana aksi ini dapat
menguntungkan atau merugikan saat informasi dipublikasikan.

Menurut Lesly (Heryanto & Rumaru, 2015), publisitas adalah penyebaran


pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan lewat
media tertentu untuk kepentingan tertentu dari organisasi dan perorangan
tanpa pembayaran tertentu pada media. Ada juga yang menyebutkan
publisitas itu sekadar pemberian saran yang mengarahkan para wartawan
utnuk memasukkan nama perusahaan atau produk ke dalam berita di
koran, majalah, acara televisi dengan memberikan ide berita, orang yang
diwawancarai, informasi latar, dan bahan-bahan lain.

2.      Saluran Publisitas


Untuk mendapatkan publisitas, ada tiga saluran yang dapat
ditempuh (Heryanto & Rumaru, 2015):

1. Menyampaikan press release dan mengonformasikan melalui


media, seperti surat kabar, stasiun televisi, atau media lain utnuk
menyampaikan informasi dalam bentuk berita.
2. Melakukan komunikasi dengan organisasi atau asosiasi profesi.
Konferensi pers akan menarik perhatian perwakilan media jika mereka
menilai topik atau pembicara bernilai berita.
3. Komunikasi tatap muka orang per orang atau yang disebut lobi.
Lobi bisa dilakukan oleh perusahaan atau organisasi kepada orang yang
berpengaruh untuk memengaruhi opini mereka, dan akhirnya
memengaruhi keputusan mereka.

ADVERTISEMENT
REPORT THIS AD

Menurut pandangan Judith Rich (Heryanto & Rumaru, 2015) tidak ada
batasan ruang kreatif kegiatan publisitas, selain dari batasan-batasan
etika. Artinya, kreativitas di sini adalah kreativitas untuk mewujudkan atau
mencapai tujuan organisasi.

3.      Tujuan Publisitas


Tujuan utama dari publisitas adalah menignkatkan popularitas lembaga
atau kandidat. Hal ini penting mengingat sebuah lembaga atau kandidat
yang memiliki popularitas bagus di khalayak akan memudahkan dalam
pencapaian tujuan-tujuan politiknya. Secara lebih rinci, tujuan publisitas
politik itu adalah sebagai berikut (Heryanto & Rumaru, 2015):

1. Memperoleh perhatian. Publisitas memang konsep dasarnya


adalah bagaimana menarik perhatian khalayak pada isu atau kejadian
yang kita buat secara terencana dan akan lebih baik jika media massa
mengulasnya secara terus menerus.
2. Memperoleh penghargaan. Publisitas diperlukan untuk mengangkat
pamor lembaga atau kandidat. Dengan terencana dan sistematis,
lembaga atau kandidat diposisikan menjadi “penting” dalam benak dan
agenda khalayak.
3. Good will (niat baik). Adanya kehendak dari pihak lain untuk
melakukan pembicaraan-pembicaraan yang mengarah pada upaya kerja
sama.
4. Adanya pengakuan eksistensi secara meluas dari khalayak
sehingga bagi kandidat dapat menaikkan elektabilitas, sementara bagi
partai politik mendapatkan pengaruh politik.
Sementara menurut Ardianto (2011), tujuan dari publisitas adalah
memperoleh perhatian publik melalui penyebaran melalui media cetak dan
elektronik, mencakup surat kabar, majalah, televisi, radio, talk show, dan
acara lainnya, publisitas online, kelompok-kelompok, dan website.

Adapun kiat-kiat memaksimalkan publisitas bagi sebuah event menurut


Natoradjo (2011) dalam menyelenggarakan sebuah event, agar mendapat
perhatian khalayak dan peliputan berita oleh media. Banyak keputusan
dan langkah harus diambil secara dini dalam proses perencanaan sebuah
event.

1. Acara yang diselenggarakan harus menarik, mempunyai nilai berita


dan mempunyai hubungan dengan isu atau tujuan program yang ingin
dicapai perusahaan.
2. Sebagai liputan berita oleh media tidak selalu terjadi dengan
sendirinya. Oleh sebab itu, PR harus aktif dan sering harus mengundang
media atau memberikan news release (lengkap dengan press kit) sebagai
bahan peliputan berita yang diharapkan dari insane pers.
3. Media akan tertarik untuk membuat berita tentang event tertentu
terutama bila ada oaring-orang penting atau selebriti terkenal turut
mengambil bagian dalam program tersebut. Alternatif ini selayaknya
menjadi salah satu pertimbangan PR saat akan menyelenggarakan
sebuat event.
4. Hadiah-hadiah dan door-prize yang diberikan harus menarik dan
unik. Di samping acara utama, event tersebut didukung oleh kegiatan
promosi lainnya, misalnya didukung atau digabung dengan talkshow,
seminar, kontes, perlombaan, demonstrasi, dan hiburan untuk menarik
pengunjung dan perhatian media.

4.      Jenis Publisitas


Menurut Heryanto (2015), publisitas dalam praktiknya memiliki bentuk
penyelenggaraan yang berbeda-beda:

1. Pure Publicity. Publisitas yang biasanya memanfaatkan ordinary


news (kejadian biasa). Banyak kejadian sehari-hari yang sesungguhnya
kuat muatan publisitasnya. Misalnya, spanduk ucapan selamat
menunaikan ibadah puasa, sementara di pojok spanduk tercantum logo
partai. Puasa bagi umat Islam di Indonesia merupakan kejadian yang
berulang setiap tahun, sehingga kerap dianggap sebagai kejadian yang
apa adanya, namun setiap kali lampu merah menyala dan kendaraan
berhenti, berapa ribu pasamg ,ata uang tanpa sengaja melihat pesan
tersebut.
2. Paid Publicity. Publisitas dengan cara membeli rubrik, kolom,
ataupun air time media. Publisitas tidak sama persis dengan iklan. Jika
iklan memang mengutamakan atas produk, jasa, atau gagasan lembaga
atau kandidat yang sifatnya langsung, maka pulisitas lebih lembut dan
elegan, yakni dengan cara masuk di talkshow, editorial, dokumenter, atau
program dan rubrik yang seolah-olah tidak direncanakan dan tidak
dibentuk.
3. Free Ride Publicity. Publisitas yang memanfaatkan keberadaan
pihak lain. Dengan menggunakan event atau situasi pihak ketiga inilah
kandidat atau lembaga akan memperoleh keuntungan popularitas,
misalnya dengan cara mengecat warung atau pos jaga di sepanjang jalan
dengna logo atau simbol lembaga atau kandidat.
4. Tie-in Publicity. Publisitas dengan memanfaatkan extraordinary
news (kejadian luar biasa). Sebuah kejadian luar biasa itu dengan
sendirinya akan mengundang para jurnalis untuk meliput, misalnya
musibah tsunami di Aceh, banjir di Jakarta, tabrakan kereta di Pemalang,
dan sebagainya. Kejadian-kejadian ini mengundang rasa simpati
sekaligus perhatian publik.

5.      Dampak Publisitas


Menurut Beckwith (2003) dampak dari Publisitas adalah:

1. Publisitas dapat membuat anda menjadi seorang ahli.


2. Publisitas dapat menjual produk dan jasa.
3. Publisitas dapat mengedukasi.
4. Pubisitas dapat membentuk opini.
5. Publisitas dapat menciptakan kredibilitas yang membuka
kesempatan.

Menurut Dorothy Doty (2003) dalam bukunya Publicity and Public


Relations juga mengungkapkan dalam tiga bab terakhirnya, mengenai
fungsi dari publisitas:

1. Publisitas dapat mengembangkan citra produk dan perusahaan.


2. Publisitas dapat menciptakan segmen pasar yang baru.
3. Publisitas dapat mempengaruhi keputusan sebelum membeli
parapembuat keputusan.

6.      Pengukuran Dampak Publisitas


Menurut Beckwith (2003) Pengukuran dampak Publisitas dapat dilakukan
dengan 3 cara:

1. Metode evaluasi : Dilakukan dengan menguji tingkat awareness,


atau sikap atau opini
2. Membandingkan Hasil : Arti dari membandingkan hasil ini adalah
dengan membandingkan hasil : dengan rencana dan tujuan rencana
publisitas yang sudah ada sebelumnya.
3. Menganalisia Konten dan mecari luas cakupan Media yang didapat.
Setiap publisitas yang diperoleh direkam, dianalisis, dan dicatatkan media-
media apa saja yang membuat berita mengenai usaha kita. Dari
pencataan ini kita bisa melihat luas cakupan pemberitaan dengan
bertumpu pada besar sirkulasi media tersebut dan tipikal media yang
meenayangkan berita tersebut.

7.      Perbedaan Publisitas Dengan


Publikasi
Bahwa tidak seluruh publikasi itu adalah publisitas, tetapi publisitas sudah
pasti publikasi. Hampir seluruh aktivitas menginformasikan yang terjadi
kepada khalayak luas membutuhkan aktivitas publikasi. Informasi
ditransmisikan dari aktor atau komunikator ke sejumlah orang sehingga
informasi itu bisa diketahui dan dipahami oleh publik, misalnya dalam hal
ini publikasi berita. Sementara, publisitas lebih khas karena
bersinggungan dengan popularitas, sehingga publisitas dipahami sebagai
aktivitas yang berkaitan dengan proses mengkonstruksikan citra lewat
beragam cara (Heryanto & Rumaru, 2015).

Daftar Pustaka
Heryanto, G., & Rumaru, S. (2015). Komunikasi Politik: Sebuah
Pengantar. Penerbit Ghalia Indonesia: Bogor.

Anda mungkin juga menyukai