Bidang Lomba :
Sosial Humaniora.
Oleh :
Ulfa Widia Hutami 15101241049/2015
Azizah Fitra Nurviana 15804241014/2015
Muhammad Nur Huda 14101241023/2014
Muhammad Ferry 14101241053/2014
Nurokhmah 15416241008/2015
Mengetahui,
Dosen Pendamping
DAFTAR ISI
RINGKASAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, pembahasan terkait permasalahan mengenai humas
dalam lembaga pendidikan masih belum difungsikan secara baik oleh
lembaga pendidikan, terutama dalam lembaga pendidikan negeri pada
tingkat sekolah dasar. Hal tersebut tidak terlepas dari kurangnya informasi
dan pengetahuan oleh para pengelola atau pelaksana mengenai kegiatan
kehumasan pendidikan dan kurangnya fasilitas serta terbatasnya anggaran
dalam melaksanakan kegiatan kehumasan. pada jenjang sekolah dasar
negeri pelaksana kegiatan kehumasan dibebankan kepada wakil kepala
sekolah bidang kehumasan. akan tetapi disini peran kepala sekolah selaku
penanggung jawab utama dalam lembaga tersebut juga diperlukan dalam hal
penyusunan perencanaan, pengawasan kegiatan kehumasan, dan evaluasi
kegiatan humas.
Hubungan sekolah dengan masyarakat (baca HUMAS) pada
hakikatnya merupakan sarana yang sangat berperan dalam meningkatkan
kualitas suatu lembaga pendidikan. Hal itu dikarenakan sekolah dan
masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan
sekolah atau pendidikan secara efisien dan efektif. Disamping itu fungsi
pokok lain dari humas sekolah di jenjang pendidikan dasar Rosady Ruslan
(1991) adalah mengembangkan pemahaman tentang maksud dan sasaran
dari sekolah, menilai program sekolah dalam kata-kata kebutuhan yang
terpenuhi, mengembangkan kesadaran pendidikan di masyarakat,
mempersatukan elemen elemen yang terlubat dalam lembaga pendidikan,
membangun dan memelihara kepercayaan terhadap sekolah, memberi tahu
masyarakat tentang pekerjaan Sekolah, dan yang paling penting adalah
dukungan bagi peningkatan dan pemeliharaan program sekolah.
Salah satu lembaga pendidikan sekolah dasar yag terletak di daerah
ngestiharjo, kasihan, Bantul adalah SD N 2 Kadipiro. SD N 2 Kadipiro
merupakan salah satu SD yang menerapkan pendidikan inklusi. Hasil survei
penulis di SD 2 Kadipiro diperoleh informasi dari kepala sekolah Menurut
pemaparan dari kepala sekolah SD 2 Kadipiro, SD ini memiliki banyak
permasalahan salah satunya di bidang kehumasan yakni citra SD 2 Kadipiro
yang terkenal dengan SD kurang prestasi dan SD yang sering menerima
murid-murid nakal yang dikeluarkan dari sekolah lain serta tingkat
partisipasi orang tua dalam kegiatan sekolah tergolong minim. SD 2
kadipiro jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah dasar lain di sekitar
kelurahan ngestiharjo, seperti SD Kadipiro 1, MI Muhammadiyah Kadipiro
dan SD lainnya, SD II Kadipiro tergolong SD yang tertinggal kualitas dan
prestasinya.
Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, kepala sekolah dan
jajaran guru SD N 2 Kadipiro salah satunya lewat program kehumasan
seperti mengadakan temu wali murid setiap akhir semester untuk melakukan
kegiatan evaluasi kegiatan belajar mengajar dan program berkunjung ke
rumah-rumah siswa yang sedang mengalami masalah belajar atau siswa
sedang sakit. Akan tetapi langkah-langkah tersebut kurang efektif menurut
kepala sekolah SD N 2 Kadipiro,
Berangkat dari fenomena tersebut, maka penulis tertarik untuk
meneliti bagaimana strategi pengelolaan humas di SD N 2 Kadipiro dalam
meningkatkan partisipasi masyrakat terhadap kegiatan sekolah dan
kelebihan dan kekurangan pelaksanan manajemen humas yang ada di SD 2
Kadipiro.
Atas dasar tersebut, penulis mengangkat judul proposal dalam
penelitian ini, dengan mengambil judul : “Implementasi Manajemen
HUMAS di SD N 2 Kadipiro, Ngestiharjo. Kasihan, Bantul”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana strategi pengelolaan humas di SD N 2 Kadipiro dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat ?
2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan pelaksananan manajemen humas
yang ada di SD 2 Kadipiro?
C. Tujuan
Tujuan yang diharapakan dengan adanya penelitian ini adalah :
1. Ingin mengetahui strategi pengelolaan humas di SD N 2 Kadipiro
dalam meningkatkan partisipasi masyrakat ?
2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan pelaksananan manajemen humas
yang ada di SD 2 Kadipiro?
D. Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi Sekolah
a. Untuk pengembangan bagi sekolah terkait, dalam hal ini sekolah
untuk dapat menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat;
b. Dapat menambah referensi dalam kegiatan manajemen pendidikan,
khususnya bidang manajemen kehumasan sekolah.
2. Bagi Mahasiswa
a. Untuk menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dan
membandingkan teori yang didapat dikelas dengan fakta dilapangan
b. Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan terkait manajemen
pendidikan khususnya manajemen kehumasan
c. Untuk pengembangan ilmu dalam bidang manajemen pendidikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Pendidikan
Menurut Kimball dan Kimball (1951) manajemen terdiri dari semua
tugas dan fungsi yang meliputi penyusunan sebuah perusahaan, pembiayaan,
penetapan garis-garis besar kebijaksanaa,penyediaan semua peralatan yang
diperlukan dan penyusunan kerangka organisasi serta pemilihan para pejabat
terasnya. Sedangkan pendidikan itu sendiri dalam arti mikro mengandung
makna sebagai kegiatan didik-mendidik. Dalam proses penyelenggaraan
pendidikan, manajemen pendidikan dinilai sebagai yang paling dalam
penyelenggaraan pendidikan, dengan tujuan membuat pendidikan yang lebih
baik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Manajemen Pendidikan itu sendiri menurut Soebagio Atmodiwirio
(2000) merupakan proses untuk melakukan perencanaan, melakukan organisasi,
untuk memimpin, untuk melakukan pengendalian. Fokusnya dilakukan oleh para
tenaga pendidik serta sumber daya dari pendidikan itu sendiri. Guna menuju
pada tujuan pendidikan yang diharapkan. Ruang lingkup dari Manajemen
Pendidikan itu sendiri meliputi ruang lingkup menurut wilayah kerja, ruang
lingkup menurut obyek garapan, ruang lingkup fungsi atau urutan kerja, dan
ruang lingkup menurut pelaksana. Menurut Lia Yuliana, ruang lingkup
berdasarkan obyek garapannya ada 9 yaitu: 1) Manajemen peserta didik; 2)
Manajemen tenaga kependidikan; 3) Manajemen kurikulum; 3) Manajemen
sarana atau material; 4) Manajemen tata laksana pendidikan dan sistem
informasi lembaga pendidikan; 5) Manajemen pembiayaan; 6) Manajemen
lembaga-lembaga dan organisasi pendidikan; 7) Manajemen hubungan
masyarakat; 8) Manajemen supervisi pendidikan. Dalam makalah ini, penulis
membatasi permasalahan yakni mengenai manajemen hubungan lembaga
pendidikan dengan masyarakat (dibaca HUMAS).
B. Humas Sekolah
Menurut Eko Ardi Wibowo (2015) Humas sekolah merupakan bagian
tersendiri dari manajemen lembaga pendidikan yang berfungsi mengidentifikasi,
membangun, dan menjaga hubungan, saling memberi manfaat antara organisasi
dan publiknya. Dalam dunia pendidikan terutama pada sekolah terkait hubungan
dengan masyarakat, adanya humas dinilai sangat penting dan perlu untuk selalu
dikembangkan dengan tujuan sebagai berikut: 1) supaya hubungan antara
masyarakat dengan sekolah dapat berlangsung dengan baik; 2) masyarakat dapat
mengetahui informasi-informasi seputar pendidikan atau sekolah; 3)
menumbuhkan pemahaman akan pentingnya pendidikan kepada masyarakat; 4)
dapat membangun kerjasama yang baik untuk meningkatkan mutu sekolah; 5)
memperlancar proses belajar mengajar di sekolah. Purwanto (1987: 194)
mengkategorikan hubungan masyarakat dengan sekolah kedalam tiga jenis
yakni: 1) hubungan edukati; 2) hubungan kultural; 3) hubungan institusional.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif disebutkan oleh Sugiyono (2014: 306) merupakan pendekatan
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci.
B. Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2016.
Sedangkan lokasi penelitian di SD SD N 2 Kadipiro, Ngestiharjo. Kasihan,
Bantul.
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah kepala sekolah,
wakil kepala sekolah bidang humas dan guru SD 2 Kadipiro serta beberapa
wali murid siswa SD N 2 Kadipiro. Dikarenakan waktu terbatas maka
sampel dipilih secara acak dari populasi yang ada.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data
yang digunakan peneliti antara lain:
a. Observasi.
Suharsimi Arikunto (Imam Gunawan, 2014: 143) mendefinisikan
bahwa observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengadakan penelitian secara teliti serta pencatatan secara
sistematis. dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian secara
tertutup. Sebagaimana dijelaskan dalam Imam Gunawan (2014, 145)
bahwa pengamatan tertutup merupakan pengamatan yang dilakukan
tanpa diketahui oleh subjek yang diamati.
Tahapan dalam observasi menurut Spradley (Imam Gunawan,
2014: 147), yaitu meliputi: 1) seleksi suatu latar (setting) dimana dan
kapan proses-proses dan individu-individu yang menarik itu dapat
diobservasi; 2) memberikan definisi tentang apa yang dapat
didokumentasikan dalam observasi itu dan dalam setiap kasus; 3) latihan
untuk pengamat supaya ada standarisasi, seperti fokus-fokus penelitian;
4) observasi deskriptive yang memberikan suatu pemaparan umum
mengenai lapangan; 5) observasi terfokus yang semakin terkonsentrasi
pada aspek-aspek yang relevan dengan pertanyaan penelitian; 6)
observasi selektif yang dimaksudkan untuk secara sengaja menangkap
hanya aspek-aspek pokok; dan 7) akhir dari observasi apabila kepenuhan
teori telah tercapai, yaitu apabila observasi lebih lanjut tidak memberikan
pengetahuan lanjutan.
Selanjutnya peneliti memiliki keterlibatan pasif dalam kegiatan
observasi penelitian ini. Suparlan (Imam Gunawan, 2014: 155)
menjelaskan bahwa keterlibatan pasif yaitu peneliti dalam kegiatan
pengamatannya tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh para pelaku yang diamatinya dan dia juga tidak melakukan sesuatu
bentuk interaksi sosial dengan pelaku atau para pelaku yang diamati.
b. Wawancara
Setyadin (Imam Gunawan, 2014: 160) menyebutkan bahwa
wawancara merupakan suatu percakapan yang diarahkan pada suatu
masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua
orang atau lebih berhadapan secara fisik. Kemudian ditegaskan oleh
Imam Gunawan bahwa wawacara dilakukan untuk memperoleh data atau
informasi sebanyak mungkin dan sejelas mungkin kepada subjek
penelitian.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara secara
terstruktur. Menurut Imam Gunawan (2014: 162) wawancara terstruktur
digunakan karena informasi yang akan diperlukan penelitian sudah pasti.
Proses wawancara terstruktur dilakukan dengan menggunakan instrumen
pedoman wawacara tertulis yang berisi pertanyaan yang akan diajukan
kepada informan.
c. Studi Dokumentasi
Djunaidi Ghoni dan Fauzan Almanshur (2012: 199)
mendefinisikan dokumen sebagai setiap catatan tertulis yang
berhubungan dengan suatu peristiwa masa lalu, baik yang dipersiapkan
maupun yang tidak dipersiapkan untuk suatu penelitian.
1. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah peneliti
itu sendiri. Peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan orang yang
membuka kunci, menelaah dan mengeksplorasi seluruh ruang secara cermat,
tertib dan leluasa bahkan ada yang menyebutnya sebagai key instrument
(Djunaidi Ghoni dan Fauzan Almanshur, 2012: 95).
Karakteristik manusia sebagai insttrumen penelitian kualitatif
dikemukakan oleh Licoln dan Quba (Djunaidi Ghoni dan Fauzan
Almanshur, 2012: 97) memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Responsif.
b. Dapat menyesuaikan diri.
c. Menekankan keutuhan.
d. Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan.
e. Manusia sebagai instrumen penelitian ini memiliki kemampuan
memperluas dan meningkatkan pengetahuan berdasarkan pengalaman-
pengalaman praktisnya.
f. Memproses data secepatnya.
g. Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi dan mengikhtisarkan.
h. Memanfaatkan kesempatan untuk mencari respons yang tidak lazim dan
idiosinkratik.
Dengan manusia sebagai instrumen, respons yang aneh, yang
menyimpang, justru diberi perhatian. Respons yang lain daripada yang
lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat
kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.
A. Rancangan Biaya
B. Jadwal Kegiatan
I II III IV
NO KEGIATAN
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Merumuskan
1
masalah
2 Menyusun proposal
Mengurus izin
3
penelitian
4 Menghimpun data
Melakukan analisis
5
data
Menarik
6
kesimpulan
7 Menyusun laporan
DAFTAR PUSTAKA
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA/ SMK
SD Muh SMP N 1 SMA N 10
Nama Institusi Pringgokusuman Kasihan, Yk Yogyakarta
Yk
Jurusan - - IPS
Tahun masuk-lulus 2003-2009 2009-2012 2012-2015
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan teat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam Research Competition tahun 2016.
2. Perjalanan
Harga
Justifikasi
Material Kuantitas Satuan Jumlah (Rp)
Pemakaian
(Rp)
Perjalanan ke
tempat/kota – n
Perjalanan ke
tempat/kota – n
SUB TOTAL (Rp)
3. Lain-lain
Harga
Justifikasi
Material Kuantitas Satuan Jumlah (Rp)
Pemakaian
(Rp)
Sebutkan
Sebutkan
SUB TOTAL (Rp)
Lampiran 3 Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana.
Kota, tanggal-bulan-
tahun