Anda di halaman 1dari 14

HASIL OBSERVASI PENGELOLAAN PENDIDIKAN DIMASA

PANDEMI

SDN NEGERI 2 SODONG


Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan

Mata Kuliah : Pengelolaan Pendidikan

Dosen Pengampu: Asep Kustiana M.Pd

Disusun Oleh :

Ai Elis Sriyanti
20060352

B1 PGSD 2020
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hhjkiutt
Wabah Pandemi Covid-19, merupakan bencana internasional yang
mengguncang segala aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Dengan
adanya
wabah tersebut, otomatis tidak ada pertemuan tatap muka untuk menghindari
penyebaran covid-19, atau setidaknya diminimalisirnya pertemuan, diantaranya
pertemuan guru dengan murid. Proses KBM mulanya diliburkan, tetapi seiring
berjalannya waktu, sembari menunggu vaksin covid-19 rilis, diberlakukanlah
new
normal. KBM harus tetap berjalan dengan memaksimalkan teknologi yang
mendukung pembelajaran jarak jauh.
Menurut data yang dikeluarkan oleh UNISCO bahwa kualitas guru
Indonesia sebagai komponen kunci dalam Pendidikan berada di urutan terakhir,
yaitu urutan ke-14 dari 14 negara berkembang di dunia.1 Hal ini tentu perlu
menjadi
perhatian karena guru merupakan kunci sukses pendidikan yang ada di sekola
Di masa pandemi ini,Untuk menerapkan pembelajaran jarak jauh,madrasah
dihadapkan pada kondisi teknologi dan jaringan internet yang terbatas

Kesiapan infrastruktur madrasah, kemampuan guru mengajar dalam jaringan

(daring), serta ketersediaan ponsel pintar yang memadai untuk menjalankan

Aplikasi belajar.
Kendala lain terjadi ketika melakukan proses belajar-mengajar di rumah

Secara (luring) pembelajaran dilakukan dengan memberikan tugas tertulis


kepada

Peserta didik. Menyerahkan dan menjemput tugas kepada dan dari peserta didik

merupakan tugas yang sangat berat karena sebagian besar temapt tinggal peserta

didik yang terpencar di banyak titik.


Untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah harus dilakukan
pengelolaan pendidikan yang meliputi pengelolaan kepemimpinan,
pengelolaan kurikulum, pengelolaan pembelajaran, pengelolaan peserta
didik, pengelolaan sumber daya manusia (personil atau pegawai),
pengelolaan keuangan, pengelolaan tata usaha, pengelolaan hubungan
sekolah dan masyarakat, serta pengelolaan supervisi pendidikan. Apabila
seluruh komponen tersebut dapat dikelola dengan baik maka tujuan
pendidikan yang diharapkan akan tercapai.
Saat ini, tujuan pendidikan di Indonesia masih belum tercapai
sepenuhnya. Hal tersebut terjadi karena terdapat beberapa faktor yang
menjadi kendala dan masalah dalam tercapainya tujuan pendidikan
nasional. Salah satu kendala dan masalah tersebut yaitu belum
dilaksanakannya pengelolaan pendidikan di Indonesia dengan baik dan
optimal.
Oleh karena itu, penulis melakukan observasi ke sekolah dasar
dengan tujuan untuk mengetahui pengelolaan pendidikan secara nyata
dilapangan. Penulis melakukan observasi di SDN Negeri 2 Sodong
Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat.Melalui observasi
tersebut penulis mengharapkan dapat mengetahui berbagai kendala yang
dihadapi sekolah dalam mengelola pendidikan.
 Identifikasi Sekolah
Profil, Visi, Misi
Profil
Nama sekolah : SDN Negeri 2 Sodong
No statistik : 101020824013
Desa : Tamanjaya
Kecamatan : Gununghalu
Pemerintah kabupaten : Bandung Barat
Provinsi : Jawa Barat
Status : Negeri
Kode pos : 40565
Tahun berdiri : 1965
Luas : 1.200 M²
Jumlah Guru : 11 Orang
Jumlah Murid : 134 Orang

Misi :
Visi :

B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan.
2. Untuk mengetahui Pengelolaan Pendidikan di masa pandemi di SDN
Negeri 2 Sodong
3. Untuk mengetahui analisa SWOT di SDN Negeri 2 Sodong.
C. Manfaat
Tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Untuk .
2. Untuk
3. Untuk.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengelolaan pendidikan di masa pandemi.


Pengelolaan Kepemimpinan di SD
Bapak Edi Junaedi, S.Pd selaku Kepala Sekolah di SD Negeri 2 Sodong dikenal
sebagai seorang pemimpin yang tegas dan bisa membawa nama SD Negeri 2
Sodong semakin baik lagi dimata masyarakat maupun dimata guru-guru serta
personil yang ada disekolah. Selain itu, di SD Negeri 2 Soskngmemiliki kedisiplinan
yang baik untuk ditanamkan oleh para guru dan peserta didik agar menjadikan
sekolah yang lebih baik
Kepemimpinan di SD Negeri 2 Sodong, 3 tahun kebelang berjalan dengan baik
karena kepala sekolah memimpin secara demokratis, dimana pemimpin berada di
tenagh-tengah anggota kelompoknya. Dan hubungan kepala sekolah dan guru-guru
bersifat kolegial atau kekeluargaan. Kepala sekolah mengatur agar anggotanya
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama.
Beda lagi dengan kondisi sekarang ditengah-tengah mewabahnya pandemi covid-19
membuat dunia dilanda krisis, termasuk dunia pendidikan. Salah satu
dampak krisis dalam dunia pendidikan adalah berubahnya sistem
proses belajar mengajar tatap muka menjadi sistem dalam jaringan
(daring). Kebijakan ini dilakukan untuk mencegah penularan dan
memutus mata rantai wabah virus korona. Padahal sistem
pembelajaran di negeri ini masih menggunakan pola tatap muka.

Ketidaksiapan menghadapi krisis menjadi keniscayaan yang dihadapi


stakeholder dunia pendidikan. Di sinilah letak peran signifikan
seorang kepala sekolah untuk tetap menjalankan kepemimpinannya
dengan baik di tengah situasi krisis. Kepala sekolah dituntut
menerapkan “manajemen krisis”, yaitu proses mempersiapkan dan
mengelola situasi darurat atau tidak terduga yang memengaruhi siswa,
guru, staf, dan pemangku kepentingan. Ini berbeda dari manajemen
risiko, yang mengharuskan kepala sekolah untuk menilai potensi
ancaman dan menemukan cara terbaik untuk menghindari ancaman
tersebut.

Dalam manajemen krisis, ancaman ini sudah terjadi dan harus


dihadapi. Pada awal pemberlakuan pembelajaran daring hampir semua
pihak yang terlibat dalam pendidikan merasa gagap. Sekolah harus
aktif mencari informasi yang valid bagaimana implementasi
pembelajaran daring yang berkeadilan. Berkeadilan dalam hal ini
adalah sekolah dan peserta didik mampu melakukan kewajiban dan
menerima hak yang seimbang. Karena, kebijakan yang dikeluarkan
stakeholder pada kondisi darurat tidak dilakukan dengan kajian
akademis yang memadai, sehingga terkadang terasa sulit dalam
implementasinya.

Kepala sekolah memegang peranan penting dalam membuat kebijakan


terkait manajemen sekolah di saat pandemi Covid-19. Kepala sekolah
memegang peranan vital sebagai leader dalam membangun atmosfer
pendidikan dan memastikan peserta didik mendapatkan pembelajaran
bermakna. Khusus dalam masa pandemi Covid-19 ini, kepala sekolah
pertama harus mampu menunjukkan kepemimpinan krisis (crisis
leadership).

Kepemimpinan krisis adalah respons seorang kepala sekolah dalam


menghadapi situasi abnormal untuk meminimalkan dampak krisis atau
bencana. Kemampuan lembaga pendidikan (sekolah) dalam melalui
transisi maupun transformasi sangat ditentukan oleh kompetensi
pemimpin krisis yang peka tentang berbagai potensi yang dapat
mengganggu aktivitas organisasinya. Kepemimpinan krisis pertama
adalah kemampuan kepala sekolah dalam memprediksi krisis. Kepala
sekolah harus mampu membuat kebijakan before the crisis. Dalam hal
ini kepala sekolah secara aktif memberikan edukasi literasi
pencegahan Covid-19 dengan informasi yang valid, yaitu promosi 3M
(mencuci tangan menggunakan sabun, menggunakan masker, dan
menjaga jarak fisik). Kemudian, kepala sekolah juga harus mampu
mengeluarkan kebijakan belajar daring yang menyenangkan (tidak
memberatkan guru dan peserta didik).
Kepemimpinan krisis yang selanjutnya dapat dilihat dari kebijakan
selama krisis kesehatan berlangsung (during the crisis). Pada kondisi
ini, kepala sekolah harus secara aktif memonitor dan mengevaluasi
pembelajaran daring. Kepala sekolah harus mampu memberikan
arahan pada guru agar memberikan pelajaran yang lebih bermakna
agar siswa tetap merasa nyaman dan produktif. Kemudian,
kepimimpinan krisis dapat dilihat dari setelah berakhirnya krisis
kesehatan (after the crisis). After the crisis merupakan tahapan
terakhir ketika krisis telah terjadi. Dalam tahapan ini, kepala sekolah
melakukan evaluasi atas strategi penanganan krisis yang dilakukan
apakah memang memberikan dampak yang signifikan ataukah
memang perlu pembenahan. Pertahankan Mutu Agar mutu
pembelajaran dan penilaian dapat dipertahankan dalam kondisi
keterbatasan interaksi sosial, maka kolaborasi antara kepala sekolah
dan guru harus selalu dibangun.

Bagaimanapun peran guru sesungguhnya tidak bisa digantikan dengan


teknologi. Karena guru bukan sekedar sumber ilmu pengetahuan,
melainkan mesti menjadi contoh dan teladan yang mentransfer adab
dan tata nilai. Keberadaan fisik seorang guru tetap dibutuhkan oleh
peserta didik dalam proses belajar mengajar karena fungsinya tidak
hanya menyampaikan materi dan transfer ilmu, namun mendidik
karakter serta mengajarkan bagaimana memaknai dan menjalani hidup
dengan lebih baik. Menjadi pendidik di era digital menghadapi
generasi milenial ini ditantang untuk membangun komunikasi yang
efektif dengan memanfaatkan teknologi. Hal itu bisa dimulai dari hal
yang sederhana, misalnya menggunakan daftar hadir/presensi digital
otomatis serta membagikan materi menggunakan platform berbasis
teknologi cloud computing sehingga efektif untuk pengajaran dan
memudahkan peserta didik berkomunikasi dengan pendidik.

Selanjutnya perbanyak diskusi dengan membuat kelompok-kelompok


kecil. Saat diskusi peserta didik diizinkan berselancar terkait topik
melalui sumber kredibel dan relevan. Menjadi tantangan untuk
menciptakan interaksi antarpeserta didik dan kelompok agar suasana
diskusi menjadi lebih hidup. Tentunya hal ini juga untuk
meningkatkan skill berbicara di depan orang banyak. Kemudian
berikan contoh yang relevan agar membantu peserta didik mencerna
materi lebih mudah. Kepala sekolah harus aktif melakukan supervisi
dalam tiap-tiap kelas tersebut. Hal ini guna mempertahankan mutu
pendidikan yaitu kecakapan literasi, penguatan karakter, serta
kecakapan akademis: berpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan
kolaborasi. Pandemi Covid-19 menguji kapasitas kepala sekolah
sebagai pemimpin.
Pengelolaan Kurikulum dan Pembelajaran
Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki
pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. UU Sisdiknas No. 22
Tahun 2003 menyatakan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.” Dengan kata lain
kurikulum merupakan acuan untuk menjalankan komponen-komponen
pembelajaran.
Walapun dalam kondisi pandemi Pengelolaan Kurikulum di SD
Negeri 2 Sodong menggunakan dua kurikulum yang berbeda dalam
pembelajaran. Untuk kelas I dan kelas IV menggunakan kurikulum
yang baru yaitu Kurikulum 2013 atau kurtilas. Sedangkan kelas II, III,
V dan VI menggunakan Kuruikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP).
Penilaian hasil belajar dilakukan melalui ulangan harian, ulangan
tengah semester, ujian akhir sekolah dan ujian akhir nasional bagi
kelas IV. Selain itu juga guru menilai aktivitas dan sikap peserta didik
selama proses pembelajaran.
Pengelolaan Peserta Didik di SD
Hendayat dan Wasty Soemanto (1982) dalam Deni Koswara,dkk 2007
bahwa pengelolaan siswa merupakan suatu penataan atau pengaturan
segala aktivitas yang berkaitan dengan siswa, yaitu dari mulai
masuknya siswa sampai dengan keluarnya siswa tersebut dari suatu
sekolah atau suatu lembaga pendidikan.
Jumlah siswa dari kelas I sampai dengan kelas VI samapai bulan
Oktober yakni sekitar 134 siswa yang ada di SD Negeri 2 Sodong.
Pengelolaan peserta didik memiliki peran yang terpenting. Semua
kegiatan pengelolaan diarahakan agar masing-masing peserta didik
mendapatkan layanan yang optimal, sesuai dengan kebutuhan, minat,
dan bakatnya. Dalam manajemen kesiswaan sedikitnya memiliki 3
tugas utama yaitu, penerimaan siswa baru, kegiatan kemajuan
pembelajaran, dan bimbingan serta pembinaan disiplin.
Pengelolaan peserta didik merupakan bagian administrasi pendidikan
di sekolah yang menyangkut data-data siswa sejak masuk di kelas I
sampai kelas VI, kegiatan ini meliputi :
Penerimaan calon siswa baru untuk tingkat kelas I diisyaratkan anak
yang sudah berusia 6 atau 7 Tahun.
Mencatat kehadiran siswa dilaksanakan setiap hari efektif melalui
daring/online.
Pengelolaan Personil
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan istilah yang
sebelumnya disebut pengelolaan personil atau pengelola staf. Di
sekolah meliputi kepala sekolah, guru-guru, petugas tata usaha,
petugas pelayanan khusus, dan pesuruh sekolah.
Jumlah personil di SD Negeri 2 Sodong pada tahun ajaran 2020/2021
adalah 11 orang terdiri dari kepala sekolah, 4 guru tetap (PNS), 5 guru
sukwan dan 1 orang penjaga sekolah. Guru PNS diangkat dan digaji
oleh pemerintah sedangkan guru sukwan digaji oleh sekolah dari dana
BOS.
Ada 4 orang guru di SD Negeri 2 Sodong yang telah lulus sertifikasi
dan kebanyakan di SD ini sudah memiliki gelar sarjana. Dan kepala
sekolah membagi tugas dan aktivitas mengajar personil disesuaikan
dengan kemampuan dan keahlian masing-masing. Namun kelemahan
di SD Negeri 2 Sodong kurangnya personil/guru kelas sehingga
banyak guru yang merangkap untuk menutupi kekurangan tersebut.
Pengelolaan Sarana dan Prasarana di SD
Aktivitas pengelolaan sarana dan prasarana di SD Negeri 2 Sodong dengan
merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana serta cara pemanfaatandan
pemeliharaannya untuk menjaga agar peralatan dan keadaan siap pakai. Dari segi
sarana dan prasarana yang ada di SD Negeri 2 Sodong  cukup komplit seperti
meja,kursi,perpustakaan, alat-alat kegiatan belajar mengajar. Setelah sarana dan
prasarana yang dikatakan cukup komplit, langkah selanjutnya adalah melakukan
pemeliharaan agar sarana dan prasarana tersebut selalu dalam keadaan siap pakai
dan baik untuk digunakan. Pengahapusan sarana dan prasarana di SD Negeri 2
Sodong dilakukan apabila kondisinya rusak atau apabila sarana dan prasarana
tersebut dinilai tidak efektif dan efisien lagi untuk dipergunakan.Apalagi pada kondisi
saat ini pembelajaran dilakukan secara daring, jadi sarana dan prasarana yang ada
di sekolah tidak digunakan tapi tetap pemeliharaan dilakukan agar tidak terjadi
kerusakan dan d simpan selagi pembelajaran dilakukan daring.
Pengelolaan Keuangan di SD
Pengelolaan keuangan adalah kegiatan sekolah untuk merencanakan,
memperoleh, menggunakan dan mempertanggungjawabkan keuangan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Zymelman (1975) dalam
Deni Koswara,dkk menyatakan bahwa pembiayaan pendidikan tidak
hanya menyangkut analisis sumber-sumber dana, tetapi juga
menyangkut pengunaan dana tersebut secara efisien. Makin efisien
suatu sistem pendidikan, semakin kecil dana yang diperlukan untuk
pencapaian tujuan pendidikan. Faktor keuangan merupakan yang
sangat penting untuk terlaksananya pengelolaan pendidikan agar
berjalan dengan baik.
Penerimaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dilaksanakan oleh
Kepala Sekolah dan diserahkan kepada Bendahara untuk dikelola
sesuai dengan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
(RAPBS). Ibu Ayi Siti Robiah S.Pd.selaku guru kelas 5 serta
menjabat sebagai Bendahara sekolah mengatakan bahwa dana BOS
selalu datang terlambat, dengan itu dia juga mengatakan
keterlambatan dana BOS sangat mempengaruhi pengelolaan
pendidikan di SD Negeri 2 Sodong. Karena untuk kebutuhan sekolah
sendiri sangat penting jika dana BOS tersebut datang terlambat.
Pengelolaan Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakat sekitar sekolah sangat penting
sekali. Karena masyarakat sendiri berperan dalam mempengaruhi
maju dan mundurnya sekolah. Dan sekolah juga memerlukan masukan
dari masyarakat dalam menyusun program yang relevan, sekaligus
memerlukan dukungan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan
yang menyangkut sekolah di SD Negeri 2 Sodong. Dalam hal ini
masyarakat membutuhkan jasa sekolah untuk mendapatkan program
pendidikan sesuai dengan yang diinginkan. pengelolaan hubungan
sekolah dan masyarakat dikenal pula dengan istilah public school
relation yang berarti hubungan timbal balik antara sekolah dan
masyarakat atau lingkungan terkait. Peran masyarakat sangat
mempengaruhi berjalannya program kegiatan di sekolah, maka dari itu
saling kerjasama dan musyawarah antara SD Negeri 2 Sodong dengan
masyarakat selalu terjalin dengan baik dan lancar.
Pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat di SD Negeri 2
Sodong :
Memotivasi warga masyarakat agar peduli terhadap pendidikan
sehingga merasa butuh oleh pendidikan serta merasa memiliki rasa
pendidikan yang ada di lingkungannya.
Melaksanakan kunjungan ke rumah-rumah siswa dalam rangka
pengecekan peran serta orang tua dalam mempertanggung jawabkan
pendidikan anaknya, jadwal diatur disesuaikan dengan kemampuan.
Menyampaikan laporan kemajuan siswa akan dilaksanakan setiap
waktu penyerahan buku raport tiap akhir semester.
Melaksanakan bakti sosial yang akan dikondisikan dengan hari
peringatan kemerdekaan, atau hari-hari besar keagamaan.
Rapat kenaikan kelas akan dilaksanakan akhir semester bersama
dengan orangtua murid serta komite sekolah.
Apalagi dengan kondisi saat ini wabah covid-19 semakin tinggi.
Pembelajaranpun dilakukan secara daring, guru pun sesekali
melakukan jarunjung ke rumah siswa, selain tujuannya belajar, juga
menjaga silaturahmi antara guru dan orang tua.

pengelolaan supervisi pendidikan di SD Negeri 2 Sodong dilaksanakan rutin


setiap satu bulan sekali oleh Kepala Sekolah dan Pengawas. Ini bertujuan untuk
membina kearah perbaikan situasi pendidikan yang lebih baik serta membantu
kepala sekolah dan guru-guru untuk dapat mengevaluasi aktivitasnya dalam konteks
tujuan aktivitas perkembangan peserta didik. Dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan di SD Negeri 2 Sodong diadakan pembinaan-pembinaan tertentu bagi
para seluruh personil.
Beberapa teknik supervisor dalam melaksanakan supervisi di SD Negeri 2 Sodong ,
yaitu :
Kunjungan kelas secara berencana untuk dapat memperoleh gambaran tentang
kegiatan belajar mengajar di kelas.
Pertemuan pribadi antara supervisor dengan guru untuk membicarakan masalah-
masalah khusus yang dihadapi oleh guru.
Rapat antara supervisor dengan para guru di sekolah, untuk membicarakan
masalah-masalah umum yang menyangkut perbaikan dan peningkatan mutu
pendidikan.
Kunjungan antar kelas atau antar sekolah, merupakan suatu kegiatan untuk saling
menukar pengalaman sesama guru dan kepala sekolah, tentang usaha perbaikan
belajar mengajar.
Pertemuan-pertemuan di kelompok kerja penilik, kelompok kerja kepala sekolah, dan
kelompok kerja guru.
Hal-hal yang dilakukan supervisi pada SD Negeri 2 Sodong :
a. Menyelenggarakan inspeksi
Penyelenggaraan inspeksi di SD Negeri 2 Sodong biasanya dilakukan oleh
pengawas dan kepala sekolah. Kegiatan inspeksi yang dilakukan oleh pengawas
dimaksudkan untuk mengontrol administrasi-administrasi yang ada di sekolah.
Sedangkan kegiatan inspeksi yang dilakukan oleh kepala sekolah yaitu mengenai
adminstrasi sekolah mulai dari administrasi kelas, adminstrasi guru, dan kegiatan
guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM).
b. Penilaian
Penilaian dilakukan setelah data terkumpul dan setelah data itu dikaji ulang
dimaksudkan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai.
c. Pembinaan
Pembinaan yang dilakukan dalam kegiatan supervisi dimaksudkan untuk
menciptakan kepribadian personil sekolah agar berperilaku yang sesuai dengan kode
etik dan personil mempunyai kepribadian yang baik. Pembinaan yang dilakukan di
SD Negeri 2 Sodong memberikan pengaruh yang signifikan. Dengan adanya
pembinaan ini dapat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.

Pengelolaan Perpustakaan
Di SD Negeri 2 Sodong perpustakaan sudah ada dan buku nya pun
sangat komplit seperti buku paket,buku peelajaran, buku sejarah, dll.
Namun, untuk mengelola perpustakaan di sekolah tersebut tidak ada
yang mengelola jadi sehingga perpustakaan menjadi terbengkalai dan
ruangannya tidak terpakai. Buku-buku nya pun sebagian disimpan
diruangan kantor agar tidak rusak dan buku lainnya masih tersimpan
di perpustakaan.

Pada akhirnya, penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan pada masa pandemi


memprioritaskan kesehatan dan keselamatan semua entitas pendidikan. Sehingga
dibutuhkan kerjasama dan kerja keras dan inisiasi dari semua pihak agar setiap anak
tetap mendapatkan layanan pendidikan serta memastikan semua anak bisa sekolah.

BAB III
ANALISIS SWOT SD

Strenght (Kekuatan)
Kekuatan yang dimiliki SD Negeri 2 Sodong adalah mempunyai lahan yang strategis
dan dekat dengan rumah warga di sekitar sehingga tidak sekolah di lingkungan
tersebut tidak jauh dari rumah warga dan hampir sebagian para guru sudah
menyandang gelar Sarjana (S1) ada juga guru kelas yang sudah S2. Dengan ini
kualitas sekolah tersebut sangat baik untuk menunjang kegiatan pengelolaan
pendidikan yang baik dan lancar. Hal ini juga ditunjang dengan SDM para personil
yang cukup potensial.
Selain jumlah personil sekolah, kekuatan lain ada pada bidang pembangunan. SD
Negeri 2 Sodong memiliki ruangan kelas yang cukup untuk siswa belajar, sehingga
pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar.
Faktor lain yang ikut memperkuat kelancaran program sekolah yakni pengelolaan
keuangan dari mulai pendapatan sampai penggunaan dana cukup lancar.
Weakness (Kelemahan)
Kelemahan SD Negeri 2 Sodong yang menjadi kendala adalah ketersediaan jumlah
komputer yang masih sangat minim.
Hal lain yang menjadi kelemahan SD Negeri 3 Sodong adalah kurangnya personil
dalam mengelola perpustakaan sehingga keadaan perpustakaan sangat tidak baik
karena tidak ada pengurus yang mengelolanya.
Opportunity (Peluang)
SD Negeri 2 Sodong berpotensi untuk menjadi sekolah berkualitas tinggi. Potensi itu
bisa digali dengan cara meningkatkan solidaritas dan kemampuan personil
sekolahnya. Selain itu, peluang lain dari SD Negeri 2 Sodong adalah ada beberapa
guru sudah berpendidikan S1 bahkan S2. Dengan begitu dapat menjadikan sebuah
peluang untuk dapat menciptakan kualitas sekolah yang lebih baik lagi.
Treats (Ancaman)
Ancaman untuk SD Negeri 2 Sodong yaitu tempat sekolah yang dekat jalan raya jadi
kemungkinan berbahaya untuk anak ketika menyebrang ataupun bermain di sekitar
sekolah.
BAB IIV

PENUTUP

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan
Berdasarkan paparan pada bab sebelumnya, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut :
SD Negeri 2 Sodong terletak di Kp. Nagrak Des Tamanjaya Kecamatan Gununghalu Kabupaten
Bandung Barat. dan sekolah ini didirikan di atas tanah milik pemerintah dan telah memilki
sertifikat.
Dalam hubungan peningkatan mutu pendidikan, SD ini menyelenggarakan berbagai
ekstrakulikuler dan pengayaan bagi siswa kelas IV dan pembinaan bagi para personil
Kepempinan yang terdapat di SD Negeri 2 Sodong memiliki kepemimpinana yang demokratis
sehingga hubungan kepala sekolah dan guru-guru serta masyarakat terjalin dengan baik untuk
menciptakan terjalinnya kerjasama yang baik dan berkesimbungan.

Rekomendasi
Sebaiknya dilakukan pengecekan ataupun pemeliharaan yang dapat menjaga buku-buku agar
tidak rusak. Meski tidak ada yang mengelola perpustakaan, lebih dimanfaatkan lagi adanya
ruangan perpustakaan tersebut agar peserta didik mempunyai minat baca yang tinggi. Jadi kalo
keadaan seperti tidak terpakai lagi, kurangnya untuk membaca buku bahkan meminjam buku.

Anda mungkin juga menyukai