Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL

KEGIATAN PEMBELAJARAN LURING DI MASA PANDEMI COVID-19


SMK PESANTREN TERPADU DLANGGU MOJOKERTO

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah perubahan perilaku orang atau makhluk hidup atas hasil dari pengalaman
atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Pembelajaran adalah proses, cara, atau perbuatan seseorang dalam belajar.
Pembelajaran juga disebut proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pendidikan ditanamkan sejak kecil hingga dewasa agar
dapat dipergunakan untuk kelangsungan hidup manusia itu sendiri.
Penyakit Virus Corona (COVID-19) adalah penyakit menular jenis baru yang telah
disebabkan oleh Virus Corona (SARS-CoV-2) yang baru-baru ini ditemukan. Pandemi COVID-19
merupakan peristiwa menyebarnya penyakit Virus Corona ini yang diawali di Tiongkok (Cina)
pada bulan Desember 2019 hingga menyebar ke seluruh dunia sampai masuk ke Indonesia.
Kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada bulan Maret 2020, hingga saat
ini dikonfirmasi 125.780 orang positif, 80.952 dinyatakan sembuh, dan 5.723 meninggal dunia.
Hal ini secara otomatis sangat mengguncang dan memaksa semua negara termasuk Indonesia
mengubah beberapa kebijakannya, karena banyak dampak negatif terjadi di beberapa sektor
seperti kesehatan, ekonomi, terlebih lagi pendidikan.
Dunia pendidikan pada masa sekarang sangat terganggu dengan adanya pandemi atau
wabah Virus Corona (COVID-19) ini. Kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di lingkungan
belajar lain dibatasi prosesnya, yaitu dengan cara Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau disebut
pembelajaran online (daring). Pembelajaran sistem ini harus didukung fasilitas-fasilitas yang
memadai seperti listrik, internet, serta alokasi dana guna menunjang pembelajaran daring baik
dari pendidik maupun peserta didiknya.

B. Tujuan Kegiatan

Sejauh ini pembelajaran daring yang sudah diterapkan di sekolah-sekolah dalam beberapa
bulan terakhir ternyata menemukan beberapa kendala, baik dari pihak guru, orangtua maupun
dari siswanya sendiri. Kendala-kendala tersebut sangat mempengaruhi kondisi fisik dan mental
para pihak yang terkait (akan dibahas lebih lanjut). Alangkah baiknya jika kita menerapkan
sistem pembelajaran langsung tatap muka atau tidak online (luring) seperti yang dilakukan
sebelumnya, karena tujuannya tidak lain adalah :
- Agar siswa bisa berkonsentrasi belajar dan membahas secara langsung teori dan tugas
dari gurunya serta mengobati siswa yang kemungkinan merasa stres dan jenuh akibat
pembelajaran daring.
- Meringankan beban dan keluhan orangtua yang sebelumnya kesulitan membimbing
putra/putrinya dalam memahami pelajaran karena adanya tanggung jawab lain di dalam
maupun diluar rumah.
- Membantu guru untuk berkomunikasi langsung dengan siswa dan orangtua dalam
mengajar, memenuhi jam belajar, serta menuntaskan kurikulum yang sedang berjalan
dengan tenang dan tidak terburu-buru.

II. PEMBAHASAN

Sistem pembelajaran online (daring) beberapa bulan ini terpaksa dilakukan baik di
perkotaan maupun di daerah sesuai instruksi dari pemerintah pusat dan daerah. Harapan
pemerintah, hal ini secara langsung dapat membawa dampak positif yaitu memutus rantai
penyebaran COVID-19 sehingga dapat meminimalisir korban terdampaknya. Tetapi secara
tidak langsung, pembelajaran ini dapat menyebabkan kondisi fisik dan mental para
penggunanya sedikit terganggu dan sekaligus membawa dampak negatif. Hal ini dibuktikan
dengan adanya beberapa kendala, antara lain :

Guru : Orangtua : Siswa :


- Guru kesulitan mengelola - Tidak semua orangtua - Siswa kesulitan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) mampu mendampingi konsentrasi belajar dari
dan cenderung fokus pada anak belajar di rumah rumah dan mengeluhkan
penuntasan kurikulum. karena ada tanggung beratnya penugasan soal
- Waktu pembelajaran jawab lainnya (kerja, dari guru.
berkurang sehingga guru urusan rumah dll.) - Peningkatan rasa stress
tidak mungkin memenuhi - Kesulitan orangtua dalam dan jenuh akibat isolasi
beban jam mengajar. memahami pelajaran dan berkelanjutan berpotensi
- Guru kesulitan berkomunikasi memotivasi anak saat menimbulkan rasa cemas
dengan orangtua sebagai mendampingi belajar di dan depresi bagi anak.
mitra di rumah. rumah.
- Akses ke sumber belajar
tergantung dengan listrik,
internet serta alokasi dana
untuk aksesnya.
Selain kendala-kendala tersebut, kelangsungan pembelajaran yang apabila tidak dilakukan di
sekolah akan berpotensi menimbulkan dampak negatif yang berkepanjangan, seperti halnya :

 Ancaman putus sekolah


1. Resiko putus sekolah dikarenakan anak terpaksa bekerja untuk membantu keuangan
keluarga di tengah Pandemi COVID-19 ini.
2. Banyak orangtua yang tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses belajar
mengajar, apabila proses pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka.

 Penurunan capaian belajar


1. Perbedaan akses dan kualitas selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dapat
mengakibatkan kesenjangan capaian belajar, terutama untuk anak dari social-ekonomi
yang berbeda.
2. Studi menemukan bahwa pembelajaran di kelas menghasilkan pencapaian yang
lebih baik saat dibandingkan dengan PJJ.

 Kekerasan pada anak dan resiko eksternal


1. Tanpa sekolah, banyak anak yang terjebak di kekerasan rumah tanpa terdeteksi oleh
guru.
2. Ketika anak tidak lagi datang ke sekolah, terdapat peningkatan resiko untuk
pernikahan dini, eksploitasi anak terutama perempuan, dan kehamilan remaja.

Oleh karena itu dengan menimbang dampak positif dan negatifnya, sangat disarankan
sebaiknya pembelajaran dilakukan di sekolah atau madrasah secara langsung tatap muka atau
tidak online (luring), karena akan menangkal serta mengurangi resiko-resiko tersebut,
tentunya dengan Protokol Kesehatan yang sudah ditentukan oleh pemerintah.

Kami di SMK Pesantren Terpadu Dlanggu Mojokerto mengusulkan adanya pembelajaran


luring dengan menerapkan Protokol Kesehatan yang wajib dan sudah kami siapkan, antara lain
:

 Thermo Gun, wajib untuk guru dan siswa sebelum melakukan KBM.
 Masker, wajib dipakai bagi siswa dan guru baik di dalam maupun luar kelas.
 Hand Sanitizer, wajib ada di dalam kelas, lab.praktik dan ruang guru.
 Sarana cuci tangan air mengalir beserta sabun, wajib di beberapa sudut SMK Pesantren
Terpadu.
Tidak lupa kami di SMK Pesantren Terpadu Dlanggu Mojokerto selalu mengingatkan ke semua
guru dan siswa untuk hidup bersih dan menjaga jarak antar sesama agar dapat meminimalisir
resiko tertular COVID-19.
III. PENUTUP

Setiap sistem pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan serta tujuan masing-
masing, kita sebagai manusia wajib berikhtiar dan berdoa untuk yang terbaik serta berharap
semoga Pandemi COVID-19 ini dapat segera berakhir. Aamiin..

Mengetahui; Mojokerto, 10 Agustus 2020


Kepala Sekolah Waka. Kurikulum
SMK Pesantren Terpadu SMK Pesantren Terpadu
Dlanggu Mojokerto Dlanggu Mojokerto

M. FAIZ SHOLICHIN, S.Pd. M.Pd. DEWI ROFIQOH, S.Si.


NIG. 2013100701003 NIG. 2013100702011

Anda mungkin juga menyukai