Semester 3 Tiga
Maka disini saya mahasiswa STAI Publistik Thawalib ingin menulis makalah yang
berkaitan dengan pendidikan ditengah masa pandemi Covid 19.
1. Guru mengajak orang tua dalam medidik dan membimbing anak dalam
mengamalkan ilmu yang sudah diperolehnya
2. Guru memberikan arahan kepada wali murid mengenai cara membimbing anak
denga cara yang baik dan benar, apalagi untuk anak SD orang tuanya harus bisa
menjadikan suasana tidak tegang dan relax sehingga anak bisa belajar dengan
senang
3. Guru selalu mengingatkan orang tua agar selalu mengawasi anaknya dalam KBM,
apakah dia sedang mengerjakan tugasnya atau malah hanya main HP, apaka anak
sudah mengerjakan tugasnya apa belum, apabila terjadi sedemikian, maka guru
menegur orang tuanya agar menasehati dan mengawasi dalam KBM
4. Anak diberi semangat dalam KBM-nya karena dengan rasa semangat itu anak bisa
berkembang dan bisa berpikir secara jernih
5. Pihak sekolah memberikan fasilitas berupa uang pulsa/internet kepada guru dan
pelajar agar KBM berjalan dengan baik
6. Si anak diarahkan agar dia belajar bareng dengan teman terdekatnya/ tetangga
7. Diberikan bantuan-bantuan dana kepada guru honorer agar tetap mendapatkan
uang saku
8. Si anak diberitahukan akan kemanfaatan sebuah buku dan juga penstabilan
pemkaian buku dan juga google agar tidak terpaku hanya kepada google
Namun tidak menuntut kemungkinan pula dengan kondisi seperti ini para guru dan
dosen patut diberi apresiasi. Ditengah pandemic ini guru dan dosen masih tetap
semangat dalam mencari solusi dan berimajinasi dalam menyalurkan ilmunya kepada
murid. Dan juga murid harus tetap semangat dalam belajarnya. Tidaka ada yang
menyangka dengan pandemic ini bahwa pendidikan Indonesia berubah drastis karena
wabah ini.
Akibat social distancing untuk memutus wabah corona, memaksa perubahan dari
pendidikan formal dibangku sekolah menjadi belajar dari rumah, dengan system
online, dalam skala nasional, bahkan ujian nasional pun diatadakan.
B. Tantangan pendidikan
System online pun tidak mudah. Di samping disiplin pribadi untuk belajar secara
mandiri, ada fasilitas dan sumber daya yang mesti disediakan.
Saya sebagai guru bersyukur karena masih bisa memfasilitasi anak untuk belajar dari
jarak jauh, dan saya juga banyak mendengar keluhan wali murid dan tenaga didik
yang kesulitan, baik dalam menyediakan perangkat belajar seperti ponsel dan laptop
maupun pulsa untuk pulsa internet.
Dengan kata lain, system belajar online ini membuat kesenjangan social ekonomi
yang selama ini terjadi, menjadi semakin melebar di masa covid ini. Kemenaker
sudah mencatat bahwa sedah lebih dari 2 juta buruh dan pekerja formal dan infotmal
yang dirumahkan atau diPHK. Dengan kondisi seperti ini, banyak orang tua kesulitan
menyediakan kesempatan penddidikan yang optimal bagi anak-anak mereka.
Dalam sutiasi yang makin buruk, orang tua malah bisa berhadapan dengan pilihan hal
dilematis: member makan keluaga atau membiayai anak dalam pendidikan.
Ini berpotensi membuat angka putus sekolah meningkat. Sejak kebijakan belajar dari
rumah diterapkan secara secara nasional pada tanggal 16 maret 2020, muncul indikasi
naiknya turun angka putus sekolah diberbagai daerah. Mulai dari papua- Maluku
hingga Jakarta . ini daerah-daerah yang tergolong zona merah dalam penyebaran
wabah. Angka putus sekolah dari kawasan pendesaan juga diperkirakan akan naik.
Dalam jangka panjang. Anak anak yang putus sekolah ini memiliki kemungkinan
besar ntuk menganggur, baik secara tertutup atau terbuka. Ini bukan hanya akumulatif
akan menurunkan produktivitas nasional, tapi membuat mereka terjebak dalam
lingkaran tak berujung kemiskinan structural.
Sebagaimana langkah solusi praktis, sejak awal saya berpendapat pemerintah perlu
merealokasikan dana pelatihan 5,6 triliun bagi 5,6 juta buruh dan pekerja yang
diperkirakan terdampak krisis ekonomi akibat wabah covid 19 menjadi bantuan
langsung. Sehingga, bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pembelajaran daring ini memberikan dampak positif yaitu pemanfaatkan teknologi
dalam hal yang positif serta memujudkan tantangan guru di abad 21. Pembelajaran
daring membawa perubahan dalam system pendidikan, materi yang diajarkan,
pembelajaran yang dilakukan serta hambatan-hambatannya yang dilalui oleh guru,
siswa wali murid dan penyelenggara pendidkan.
Pandemi Covid-19 berdampak besar pada berbagai sektor, salah satunya pendidikan.
Dunia pendidikan juga ikut merasakan dampaknya. Pendidik harus memastikan
kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun peserta didik berada di rumah.
Solusinya, pendidik dituntut mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan
memanfaatkan media daring (online).
Ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait
Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam
Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).
Berbagai aplikasi media pembelajaran pun sudah tersedia, baik pemerintah maupun
swasta. Pemerintah mengeluarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 9/2018 tentang Pemanfaatan Rumah Belajar. Pihak swasta pun menyuguhkan
bimbingan belajar online seperti ruang guru, Zenius, Klassku, Kahoot, dan lainnya.
Akses-akses tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan pengetahuan
danwawasan. Sangat diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Hal ini tentu dirasa berat oleh pendidik dan peserta didik. Terutama bagi pendidik,
dituntut kreatif dalam penyampaian materi melalui media pembelajaran daring. Ini
perlu disesuaikan juga dengan jenjang pendidikan dalam kebutuhannya. Dampaknya
akan menimbulkan tekanan fisikmaupun psikis (mental).
Pola pikir yang positif dapat membantu menerapkan media pembelajaran daring,
sehingga menghasilkan capaian pembelajaran yang tetap berkualitas. Belajar di rumah
dengan menggunakan media daring mengharapkan orangtua sebagai role model
dalam pendampingan belajar anak, dihadapi perubahan sikap.
Masa pandemi Covid-19 ini bisa dikatakan sebagai sebuah peluang dalam dunia
pendidikan, baik pemanfaatan teknologi seiring dengan industri 4.0, maupun orangtua
sebagai mentor. Harapannya, pasca-pandemi Covid-19, kita menjadi terbiasa dengan
sistem saat ini sebagai budaya pembelajaran dalam pendidikan.
Wabah Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi global dan BNPB menetapkan status
darurat nasional. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah telah melakukan upaya
preventif guna mencegah dan meminimalkan penyebaran virus tersebut.
Kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia yaitu 10 dengan menerapkan social
distancing atau menjaga jarak dan Work From Home (WFH) baik pegawai negeri
maupun swasta sejak Maret lalu. Kebijakan ini mempunyai beberapa implikasi pada
berbagai bidang, tidak terkecuali bidang pendidikan.
Sekian makalah pendidikan di masa pandemi Covid 19 ini. Kami ucapkan terimakasih atas
bimbingannya selama ini. Semoga ilmu yang disampaikan kepada mahasiswa umumnya dan
saya khususnya bisa bermanfaat dunia akhirat.