Anda di halaman 1dari 52

Guru Millenial

Tahukah Anda bahwa riset menunjukkan wabah pandemi Covid-19


yang melanda Indonesia saat ini telah membuat keterpurukan di berbagai
pihak salah-satunya sektor pendidikan. Sebagian besar dari orang tua
berpendapat mereka direpotkan dengan mengajarkan materi yang ada di
buku tema yang bukan kapasitas mereka. Sedangkan dari guru perlu adanya
adaptasi penyesuaian pembelajaran disesuaikan dengan kondisi serta
karakteristik para siswa disekolah.
Pendidikan di masa pandemi telah membawa perubahan dalam
proses pembelajaran. Proses belajar mengajar yang biasanya tatap muka
langsung kini berubah menjadi proses belajar mengajar tatap layar melalui
media digital. Proses pertemuan tidak langsung ini dalam upaya memutus
mata rantai penyebaran virus Covid-19 yang terus merajalela. Guru, peserta
didik, dan tentunya orangtua kini ramai-ramai berjibaku mengenal dunia
digital sebagai platform dalam upaya memaksimalkan proses pembelajaran
secara online. Hal ini tentu mengubah iklim pembelajaran yang dulunya
didominasi klasikal menjadi non klasikal walaupun sebenarnya kita sedang
berada di era milenial yang kental dengan dunia digital. Belajar dari rumah
atau dikenal dengan study from home bagi peserta didik, mengajar dari
rumah atau teaching from home menjadi solusi mujarab di masa pandemi
saat ini.
Sebagai guru kita ditantang terus berinovasi dalam memaksimalkan
pembelajaran daring, luring atau pembelajaran jarak jauh, berupa belajar dari
rumah secara online dan offline. Pemanfaatan teknologi informasi digital
harus terus dikembangkan selaras dengan tuntutan profesi guru dalam
menyikapi situasi dan kondisi saat ini. Seiring dengan hal ini berbagai pihak
menawarkan kemudahan dalam mengenal, memahami, dan memanfaatkan
teknologi pembelajaran agar menjadi efektif di tengah keterbatasan bertatap
muka dengan peserta didik.

1
Dalam kondisi keterpurukan saat ini, pada sektor pendidikan guru-guru
di Indonesia mau tidak mau harus beradaptasi dengan kebiasaan baru
bangkit dalam waktu yang tidak begitu lama. Kemdikbud sendiri telah
mengeluarkan kebijakan kurikulum darurat serta surat keputusan bersama
dengan 3 menteri atau yang dikenal dengan SKB 3 Menteri terkait
pembelajaran di masa pandemi. Berbagai program yang diluncurkan salah-
satu tujuannya meningkatkan kompetensi guru-guru ditengah pandemi
seperti program seri webinar, guru belajar, guru berbagi, Analisis Kompetensi
Minimum (AKM) dan guru penggerak.
Selain itu, adanya kebijakan Kemdikbud membuat beberapa
organisasi-organisasi para guru untuk terlibat memberikan kontribusi nyata
terkait dengan peningkatan kompetensi disetiap guru terlebih lagi dalam
pemanfaatan tekhnologi sebagai bagian dari media pembelajaran saat ini.
Sebagai contoh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)
provinsi Sulawesi Tengah mengajak guru-guru untuk berpartisipasi dalam
kegiatan program jumat belajar, dimana program ini belajar memanfaatkan
beberapa platform tekhnologi pembelajaran yang digunakan pada masa
darurat covid-19. Selain itu, Ikatan Guru Indonesia (IGI) telah mengumpulkan
guru-guru yang masih resistan untuk belajar agar mampu melaksanakan
pembelajaran jarak jauh, tidak terkecuali dengan guru-guru yang berada di
daerah Sulawesi Tengah khususnya di kabupaten Sigi Kecamatan Sigi
Biromaru. Guru-guru membelajarkan bagaimana membuat video
pembelajaran di masa pandemi saat ini lebih menarik sehingga anak tidak
merasa bosan dan jenuh ketika kegiatan belajar dirumah. Selain itu, berbagai
macam platform dari google yang dimanfaatkan seperti google classroom,
google form, google suite, google meet (Zoom) serta aplikasi-aplikasi
pembelajaran lainnya ( Kahoot, Quizziz, Sway), dan lain sebagainya.
Kemudian, guru-guru di Kelompok Kerja Guru (KKG) Kecamatan Sigi
Biromaru juga merancang pembelajaran pada situasi darurat saat ini.

2
Barbagai macam strategi yang dapat digunakan dan diterapkan ke peserta
didik. Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk menuangkan beberapa
ide, gagasan yang kiranya dapat dimanfaatkan oleh guru-guru lain serta
orang tua dalam mendampingi anaknya untuk belajar dirumah. Sehingga
pembelajaran dirumah terfokus pada pendidikan kecakapan hidup dan
kegiatan belajar lebih bermakna.
Berbagai macam hal yang dapat dilakukan dalam upaya mengisi
kompetensi guru di era pandemi, sekarang ini banyak kita temui seminar-
seminar  virtual dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi tersebut. Seminar-
seminar bertema pendidikan di masa pandemi menjadi tema yang banyak
diminati para guru saat ini. Dengan kegiatan seperti itu guru sedikit banyak
mendapat informasi baru bagaimana cara pembelajaran yang sesungguhnya
dalam keadaan kedaruratan seperti saat ini.
Tehnik, metode, dan model pembelajaran serta penggunaan aplikasi
media digital yang relevan dengan situasi pandemi banyak dibicarakan dalam
seminar-seminar virtual oleh pakar-pakar pendidikan maupun komunitas atau
organisasi-organisasi pendidikan. Kolaborasi semua pihak dalam
membangun dunia pendidikan di era pandemi merupakan secercah harapan
di saat kekhawatiran semua pihak akan paparan virus Covid-19ini.
Seyogyanya bukan hanya guru saja yang diedukasi terkait
pembelajaran dalam masa pandemi ini, namun orang tua juga menjadi
bagian penting maksimalnya proses pembelajaran jarak jauh perlu mendapat
porsi yang lebih besar. Orang tua dalam hal ini berperan sebagai guru
pendamping, observer saat anak belajar di rumah.
Pandemi Covid-19 saat ini menjadikan bangkitnya guru-guru millennial
Indonesia. Guru Millenial merupakan guru yang tidak gagap tekhnologi,
resistan, influencer, inovator, bukan hanya guru muda akan tetapi guru-guru
yang digital minded, belajar sepanjang hayat, menembus ruang dan waktu.

3
Seorang guru millenial harus mampu mengelaborasi ilmu
pengetahuan, keterampilan hidup dan penguasaan teknologi informasi.
Selain itu, seorang guru menguasai teknologi informasi, guru mengajarkan
dan mendidik peserta didik supaya dapat menggunakan fasilitas dengan baik
dan benar. Sehingga tujuan pendidikan tercapai dengan baik. Mengingat
kondisi teknologi yang selalu berubah, diperlukan kemampuan adaptasi yang
tinggi agar tidak ketinggalan zaman.
Menjadi seorang guru milenial harus memiliki smartphone, laptop,
memiliki akun media sosial seperti (Facebook, WhatsApp, Instagram,
Telegram, Twitter, Line, Pinterest, dll), dan memiliki pengetahuan tentang IT
yang baik. Hal tersebut harus dimiliki dengan tujuan untuk mempermudah
dan menunjang pekerjaan guru serta dapat menumbuhan minat dan motivasi
anak dalam belajar.
Misalnya guru harus memiliki smartphone tujuannya mempermudah
komunikasi antara orang tua, siswa dan guru. Laptop juga dapat menunjang,
mempermudah dan dapat mempercepat pekerjaan guru, jadi guru harus
mampu mengoperasikan laptop dengan baik dan benar. Media sosial harus
dimiliki guru supaya tidak ketinggalan informasi yang terkini, dan untuk
memperbanyak relasi. Selain itu guru juga harus mempunyai pengetahuan
dan kemampuan dibidang IT yang baik. Guru tidak boleh gagap teknologi
(gaptek) karena hal itu dapat menghambat kegiatan belajar mengajar di
kelas.
Jadi seorang guru milenial harus belajar dan belajar untuk menguasai
IT demi tercapainya tujuan pendidikan yang seutuhnya. Mau tidak mau, suka
tidak suka zaman di era digital ini harus kita laksanakan dan tidak akan bisa
kita hindari. Karena saat ini peserta didik kita sudah pandai dan piawai dalam
menggunakan teknologi. Terutama dalam mengguanakan smartphone.
Menurut Pengamat Pendidikan Dra Wati Rosanah MPd, generasi
milenial merupakan generasi yang mahir dan gandrung akan teknologi

4
informasi dan berbagai aplikasi mutakhir. Informasi yang diakses oleh
mereka, kata Wati, bahkan tak terbatas pada informasi yang berkaitan
dengan pendidikan. Melainkan informasi yang berkaitan dengan gaya hidup
keseharian.
Kehidupan sosial di era digital ini mempunyai keunggulan dan
kelemahan yang berdampak terhadap generasi milenial. Contoh keunggulan
di era digital adalah seseorang dapat mempunyai sikap toleran yang tinggi
walaupun berbeda kultur, akan tetapi kelemahan di era digital contohnya
seseorang memiliki sifat yang individualis dan egosentris. Hal ini yang harus
di antisipasi oleh seorang guru milenial.

5
Tekhnologi dan Media Pembelajaran
Tekhnologi dan media pembelajaran merupakan sesuatu yang penting
ditengah pandemi saat ini. Pasca mewabahnya pandemi Covid-19 ke
Indonesia pada pertengahan maret 2020 maka pemerintah Indonesia melalui
pemerintah daerah mengeluarkan kebijakan dalam dunia pendidikan yaitu
meniadakan sementara pembelajaran tatap muka secara langsung dan
diganti dengan pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (Daring) ataupun luar
jaringan (Luring), baik pada tingkat sekolah dasar dan menengah, maupun
tingkat perguruan tinggi. Layanan pendidikan yang bisa digunakan melalui
sarana internet yaitu dengan menyediakan materi pembelajaran secara
online dan materi tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan.
Pasca pandemi Covid-19 Pemerintah Indonesia melalui Kemdikbud
menghimbau agar setiap sekolah memberlakukan pembelajaran online
melalui portal-portal yang telah disediakan. Ada 20 portal belajar yang dapat
dimanfaatkan dalam kegiatan belajar dari rumah. 2 diantaranya yang sering
kita dengar adalah rumah belajar oleh Pusdatin Kemendikbud yang dapat
diakses melalui https://belajar.kemdikbud.go.id pada dashboard, selain itu
ada juga pembelajaran yang dapat diakses oleh guru dan peserta didik yaitu
ruang guru dapat diakses melalui laman https://ruangguru.com situs ini
dimaksudkan untuk pengembangan pendidikan agar pembelajaran tidak
monoton dalam kondisi Covid-19 saat ini, dan untuk memberikan pelayanan
pendidikan dalam jaringan komunikasi (forum) untuk administrator sekolah,
pendidik, dan siswa.
Selain itu, disetiap sekolah memiliki data pokok pendidik, yang
didalamnya berisi tentang data pokok guru, siswa dan juga tenaga
kependidikan, jadwal pembelajaran, kurikulum darurat, kebijakan yang
menjadi dasar bagi setiap sekolah dalam proses pembelajaran di masa

6
pandemi saat ini, dan akun pembelajaran bagi setiap guru dalam mengakses
aplikasi google.
Pandemi Covid-19 telah memaksa terjadinya hal yang tidak kita
bayangkan sebelumnya yaitu kelas-kelas daring menggantikan proses belajar
konvensional tatap muka. Riset menunjukkan bahwa peserta didik
akan belajar lebih baik ketika mereka terlibat secara aktif , daripada hanya
mendengarkan ceramah dari guru secara pasif.
Ketika seorang guru berpindah kelas untuk diajar sepenuhnya secara
daring, maka guru tersebut mendapatkan banyak pengalaman belajar terkait
bagaimana mempertahankan dan memfasilitasi peserta didik agar terlibat
aktif, focus, senang dan bahagia pada materi pembelajaran yang diberikan
dengan beragam karakteristik peserta didik yang berbeda-beda.
Pembelajaran daring pada hakekatnya merupakan suatu
pembelajaran yang menggunakan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi dalam menyampaikan materi pembelajaran antara guru dengan
peserta didik. Penggunaan tekhnologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran daring bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas,
transparansi, dan akuntabilitas pembelajaran.
Pembelajaran daring merupakan suatu model yang memusatkan
peserta didik dalam pelaksanaannya. Hal ini menyebabkan peserta didik
dituntut untuk belajar secara mandiri dan memiliki tanggung jawab terhadap
setiap proses pembelajarannya, karena pembelajaran daring dapat
dilaksanakan di mana saja dan kapan saja tergantung dengan alat yang
tersedia.
Melalui pembelajaran daring peserta didik dapat menggali informasi
dan materi pembelajaran sesuai dengan silabus yang telah ditetapkan oleh
guru. Pembelajaran daring membuat peserta didik memiliki informasi yang
tak terbatas karena mereka dapat mengakses informasi dari berbagai sumber
yang sesuai dengan materi pembelajarannya.

7
Kegiatan yang dapat peserta didik lakukan pada pembelajaran daring
berupa diskusi online dengan yang ahli pada bidangnya, dapat pula melalui
e-mail atau chatting. Diterapkannya sistem pembelajaran daring diharapkan
dapat memperoleh hasil akhir pada proses belajar dengan baik, dapat
memenuhi ketuntasan belajar, dan tetap menjalankan kagiatan pendidikan
ditengah pandemi.
Bahan ajar pembelajaran daring yang dirancang guru menentukan
hasil belajar dari peserta didik, bahan materi yang dirancang dengan baik dan
profesional akan menunjang kegiatan belajar peserta didik dengan efisien.
Penyusunan bahan ajar oleh guru juga harus memperhatikan dan
penggunaan alat multimedia.
Bahan belajar dapat berupa teks, gambar, grafik, animasi, simulasi,
audio, dan video. Pemilihan warna yang tepat pada bahan ajar akan
mempengaruhi efektifitas pembelajaran yang ditampilkan pada layar monitor.
Hal ini dapat menjadikan pembelajaran daring menjadi lebih menarik,
berkesan bagi siswa, interaktif, dan atraktif.
Penerapan pembelajaran daring dilakukan melalui beberapa macam
media online. Media tersebut digunakan dengan tujuan agar materi dapat
tersampaikan kepada peserta didik. Macam-macam media pembelajaran
online antara lain:
1. E-Learning
Menurut Faridatun (2017:2) Pembelajaran berbasis E-learning
merupakan metode pembelajaran yang memanfaatkan teknologi
informasi (IT) berbasis web yang dapat diakses dari jarak jauh
sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak hanya terpaku dalam
ruang kelas dan dalam jam tertentu saja tetapi juga dapat dilakukan
kapan saja dan di mana saja. Pembelajaran ini merupakan inovasi
baru dalam pendidikan di mana memberi peran dan fungsi yang
berpengaruh terhadap dunia pendidikan.

8
2. Video
Penggunaan video dalam menyampaikan materi kepada
peserta didik merupakan suatu inovasi guru dalam pembelajaran.
Penerapan video pembelajaran akan membantu guru dalam
menyampaikan bahan ajar, dan sangat efektif digunakan pada masa
pandemi Covid-19ini. Guru tidak harus bertatap muka langsung
dengan siswa dalam menyampaikan materi, akan tetapi guru hanya
membuat suatu interaksi animasi bergerak agar menyerupai dengan
wujud yang sebenarnya melalui video yang ditujukkan kepada peserta
didik.
Penerapan video pembelajaran sebagai media belajar pada
masa pandemi Covid-19 ini dapat dilakukan dengan cara membagikan
video tersebut melalui WhatsApp group kelas peserta didik dan
Google Classroom. Kemudian memberikan bimbingan kepada peserta
didik seputar kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran seperti
berdiskusi tentang isi video, mempraktikkan materi video, dan
membuat produk media pembelajaran yang inovatif berdasarkan
materi yang telah dijelaskan melalui video tersebut.

3. WhatsApp
Aplikasi WhatsApp merupakan salah satu media komunikasi
yang dalam penggunaannya harus melalui install terlebih dahulu pada
smartphone, berfungsi sebagai alat komunikasi berupa chat dengan
mengirimkan pesan baik itu pesan teks, gambar, video, maupun
telpon. Penggunaan WhatsApp membutuhkan paket data dalam kartu
telepon pemilik smartphone/ gawai. Penggunaan WhatsApp
memungkinkan penggunanya untuk dapat bertukar pesan tanpa biaya

9
SMS karena WhatsApp Messenger menggunakan paket data internet
yang juga digunakan ketika memakai email ataupun browsing.
WhatsApp menggunakan koneksi 3G/4G maupun jaringan WiFi
dalam mengaplikasikannya. Penggunanya bisa berkomunikasi melalui
obrolan secara online, berbagi macam-macam file, mengirim
fotopesan suara atau video. Fungsi dari WhatsApp sama dengan SMS
yaitu mengirimkan pesan atau berkomunikasi melalui telpon, namun
WhatsApp tidak menggunakan pulsa akan tetapi dengan data internet.
Aplikasi WhatsApp bisa digunakan untuk meneruskan pesan
sehingga memudahkan peserta didik jika ingin berbagi pesan dengan
peserta didik lainnya. Misalnya ada peserta didik yang ketinggalan
materi di kelas atau ada peserta didik yang kurang lengkap materinya,
lalu meminta bantuan kepada teman yang lain yang memiliki catatan
materi lebih lengkap maka ia bisa membagikannya dengan fitur
forward (teruskan). Fitur ini bertujuan agar memudahkan siswa untuk
mengirim maupun melanjutkan ke teman yang lain tanpa harus
membuka file manager di smartphone/gawai.
Salah satu manfaat dari penggunaan aplikasi WhatsApp yakni
dapat melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan
fitur voice note. Pada kegiatan ini guru dan peserta didik dapat
tergabung dalam satu grup dalam aplikasi WhatsApp, pembelajaran
jarak jauh dapat terjadi jika guru tidak bisa mengajar secara langsung.
Guru membagikan materi kepada peserta didik melalui fitur Group
tersebut atau hanya sekadar memberikan pemberitahuan/
pengumuman. Selain itu, dengan voice note, guru juga dapat
membagikan materi berupa teks microsoft word atau pdf, foto, maupun
video.
Media sosial WhatsApp juga bisa digunakan untuk berdiskusi,
baik guru dengan peserta didik maupun antar peserta didik lainnya.

10
Pembelajaran ini dapat dimulai ketika guru memberikan materi
pelajaran kepada peserta didik yang terdapat dalam grup, lalu guru
memberi arahan pada peserta didik untuk mengerjakan soal tersebut.

4. Google Classroom
Menurut (Swita, 2019:231) Google Classroom merupakan
sarana yang digunakan untuk mempermudah dan memperlancar pada
kegiatan komunikasi jarak jauh antara guru dan siswa, terutama pada
kelas pengelolaan konten digital. Google Classroom dapat digunakan
pada beberapa perangkat seperti smartphone dan laptop yang
disampungkan dengan koneksi internet. Aplikasi Google Classroom
merupakan teknologi komunikasi yang biasa digunakan pada proses
pembelajaran. Teknologi ini memiliki kemampuan dalam
penggunaannya dengan metode pembelajaran secara e-learning atau
online.
Selain itu, Google Classroom ini merupakan layanan web gratis
yang dikembangkan oleh google untuk menyederhanakan, membuat,
mendistribusikan, dan menilai tugas tanpa harus bertatap muka.
Tujuan utama google classroom adalah untuk merampingkan proses
berbagi file antara guru dan peserta didik. Semua peserta didik yang
menerapkan pembelajaran ini memperoleh kesempatan sama,
sebagai sarana belajar bersama dan menerima serta membaca materi
yang tertera di dalam Google Classroom, kemudian mengirimkan
tugas dari jarak jauh sehingga dapat menampilkan penilaian tugas
tersebut secara keterbukaan.
Pengguna Google Classroom bisa memaksimalkan perangkat
internet dan fasilitasnya untuk memilih sumber mana yang bisa
digunakan melalui bantuan dari berbagai sumber yang informasi tanpa

11
batas. Menerapkan teknologi ini dapat memberi dorongan untuk
menguasai supaya pembelajaran berlangsung dengan baik.
Dewasa ini, pemerintah Indonesia melalui Kemdikbud telah
menyiapkan akun belajar secara gratis (Google Suite) dengan domain
belajar.id sampai dengan tanggal 30 Juni 2021. Akun elektronik
tersebut dapat digunakan oleh peserta didik, guru (pendidik) dan
tenaga kependidikan untuk mengakses layanan pembelajaran
berbasis elektronik.
Penggunaan akun pembelajaran bersifat opsional. Apabila akun
pembelajaran tidak diakses oleh peserta didik, tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan sama sekali sampai 30 Juni 2021, maka akun
pembelajaran tersebut akan di nonaktifkan secara otomatis. Dalam
mengakses pembelajaran berbasis elektronik menggunakan akun ini,
guru dapat membuat kelas google classroom nya, penyimpanan pada
G Drive dan Gmail ini tidak terbatas, dan fitur-fitur yang lebih canggih
seperti Google Classroom, Google Chat, dan Google Meet.

5. Google Form
Teknologi Google Form merupakan sebuah aplikasi berupa
template formulir atau lembar kerja yang bisa digunakan secara
mandiri maupun bersama-sama yang bertujuan untuk memperoleh
informasi. Aplikasi tersebut bekerja pada penyimpanan umum pada
Google Drive yang diikuti aplikasi lainnya seperti Google Sheet,
Google Docs, dan pengayaan lainnya (Tria Mardiana dkk, 2017:3).
Penggunaan template pada Google form sangat mudah, terdapat
banyak pilihan bahasa yang dapat digunakan sehinga memudahkan
penggunanya. Pemakaian aplikasi Google form harus memiliki akun
Google sebagai syarat dalam pembuatan form tersebut.

12
Google form atau biasa disebut google formulir dapat
digunakan dalam memberikan kuis, tugas atau hal lainnya berupa
pengumpulan informasi bahkan presensi atau daftar hadir peserta
didik yang  dilakukan dengan mudah dan efesien.
Apapun platform pembelajaran daring yang nanti akan kita pilih,
harus mempertimbangkan kondisi, kemampuan dan kendala yang
ada, termasuk infrastruktur, kemampuan SDM dan kondisi para
peserta didik. Yang terpenting adalah memastikan proses
pembelajaran selama masa pandemi ini tetap berjalan, tujuan
pembelajaran dapat tercapai, dengan menggunakan platform daring
apapun yang tersedia.

13
Belajar dari covid-19
Pandemi Covid-19 memaksa kita masyarakat Indonesia terlebih dunia
sejenak merenung tentang tujuan hidup dan hakikat kemanusiaan. Jika
selama ini kita dipaksa hidup dalam situasi serba cepat, serba instan, bekerja
tanpa henti, dengan kejaran target pertumbuhan ekonomi dalam sistem
kompetisi. Saat ini kita sedang melalui krisis Covid-19. Krisis yang memakan
begitu banyak nyawa. Krisis yang menjadi tantangan luar biasa bagi negara
kita dan seluruh dunia.
Namun, persebaran virus Corona (Covid-19) yang menjadi krisis besar
manusia modern, memaksa kita untuk sejenak bernafas, berhenti dari
pusaran sistem, serta melihat kembali kehidupan, keluarga, dan lingkungan
sosial dalam arti yang sebenarnya. Tetapi, dari krisis ini kita mendapatkan
banyak sekali hikmah dan pembelajaran yang bisa kita terapkan saat ini dan
setelahnya. Manusia dipaksa ‘berhenti’ dari rutinitasnya, untuk memaknai apa
yang sebenarnya dicari dari kehidupan. Dalam kata lain saat ini bumi tempat
kita berpijak tengah melakukan pembersihan penduduk bumi.
Wabah pandemi Covid-19 memberikan hikmah dan pembelajaran bagi
seorang guru dan orang tua. saat ini, pertama kalinya guru-guru melakukan
pembelajaran daring/Online melalui penggunaan perangkat digital, dan
menyadari bahwa sebenarnya pembelajaran bisa terjadi di manapun. Guru,
orang tua dan siswa, sekarang menyadari bahwa pendidikan itu bukan
sesuatu yang hanya bisa dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan
diluar sekolah yakni dirumah. Kolaborasi dari ketiga pelaku pendidikan guru,
orang tua dan siswa tersebut menjadikan pendidikan lebih efektif, bermakna
dan belajar sepanjang hayat. Selain itu, melalui krisis Covid-19 kita sebagai
pelaku pendidikan dapat memetik hikmah tentang pentingnya menjaga

14
lingkungan, kesehatan dan kebersihan serta norma-norma kemanusiaan
didalam bermasyarakat. Sehingga diharapkan timbulnya rasa empati,
toleransi serta solidaritas dalam bermasyarakat.
Belajar dari Covid-19 menjadikan peran guru harus terus berinovasi
dan melakukan pembaharuan akan informasi yang diperoleh dalam
memberikan pengajaran serta materi belajar sehingga materi yang
disampaikan menjadi lebih maksimal, hal ini tentunya disesuaikan dengan
kondisi dan karakteristik setiap peserta didik. Berinovasi dan melakukan
pembaharuan informasi yang diperoleh melalui pemanfaatan digital menjadi
sebuah tantangan baru bagi guru di era pandemi Covid-19 ini. Guru sebagai
ujung tombak dunia pendidikan dalam memberikan pengajaran kepada
peserta didik harus terus berbenah diri dalam menyiasati berbagai kondisi
saat ini dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Guru maupun peserta didik dipaksa agar memiliki kemampuan dalam
bidang teknologi pembelajaran. Penguasaan guru maupun peserta didik
terhadap teknologi pembelajaran yang sangat bervariasi, menjadi tantangan
tersendiri bagi mereka. Dengan adanya kebijakan belajar dari rumah, maka
mampu memaksa dan mempercepat para guru dan peserta didik untuk
menguasai teknologi pembelajaran secara digital sebagai suatu kebutuhan
bagi mereka. Tuntutan kebutuhan tersebut, membuat mereka dapat
mengetahui media online yang dapat menunjang sebagai pengganti
pembelajaran di kelas secara langsung, tanpa mengurangi kualitas materi
pembelajaran dan target pencapaian dalam pembelajaran.
Berbagai media pembelajaran jarak jauh pun dicoba dan digunakan.
Sarana yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran online antara
lain, E-learning, aplikasi G Meet, Google Classroom, Youtube, maupun
media sosial Whatsapp. Sarana-sarana tersebut dapat digunakan secara
maksimal, sebagai media dalam melangsungkan pembelajaran di kelas.
Melalui penggunaan media online tersebut, secara tidak langsung

15
kemampuan menggunakan serta mengakses teknologi semakin dikuasai oleh
guru maupun peserta didik.
Selama berlangsungnya belajar dari rumah, guru maupun orang tua
dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar yang menunjang aktivitas
belajar peserta didik dirumah. Benda-benda yang ada di lingkungan rumah
dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran peserta didik. Peserta didik
membangun dan mengembangkan pembelajaran sesuai dengan minatnya
sendiri dari benda-benda yang ada di sekitar rumah. Pembelajaran tersebut
sesuai dengan model pembelajaran yang dikembangkan oleh Regio Emilia.
Dalam prosesnya, pembelajaran model Regio Emilia ditujukan untuk
membantu peserta didik belajar dengan membangun konstruksi
pembelajaran mereka sendiri. Peserta didik dapat belajar sesuai dengan
tingkatan usianya yang dilakukan dengan cara berpikir yang ekspresif,
komunikatif, dan ilmiah. Pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk mengembangkan imajinasinya akan memberikan
kesenangan dan bermakna bagi peserta didik.
Selain itu, orang tua juga dapat memanfaatkan teknologi yang dimiliki
secara tepat guna sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Kemendikbud
telah menyiapkan sejumlah dukungan untuk memperlancar proses belajar
secara daring. Salah satu dukungan yang dimaksud adalah dengan
mengembangkan aplikasi pembelajaran jarak jauh berbasis android, yang
disebut dengan "Portal Rumah Belajar". “Portal Rumah Belajar, merupakan
portal pembelajaran yang menyediakan bahan belajar serta fasilitas
komunikasi yang mendukung interaksi antar komunitas.
Penggunaan teknologi dalam menyelesaikan tugas pada peserta didik,
dapat menimbulkan kreativitas dikalangan para peserta didik dalam
mengembangkan pengetahuan yang telah mereka miliki. Dengan metode
pembelajaran yang bervariasi dari guru, mereka dapat menciptakan suatu
produk pembelajaran kreatif yang dapat mengembangkan pemikiran melalui

16
analisis mereka sendiri, tanpa keluar dari pokok bahasan materi yang telah
disampaikan oleh guru.
Adanya Covid-19 menuntut peran orang tua secara maksimal dalam
pendidikan anak. untuk orang tua, pertama kalinya menyadari betapa sulitnya
tugas guru untuk bisa mengajar anak secara efektif sehingga menimbulkan
empati kepada guru yang tadinya mungkin belum ada. Orang tua dituntut
dapat beradaptasi dan juga aktif dalam mendukung kegiatan pembelajaran
daring/online ini. Setiap harinya peserta didik menunggu gurunya
mengirimkan materi ataupun tugas melalui grup Whatsapp ataupun grup
kelas melalui google classroom dengan menggunakan gawai (handphone)
atau laptop yang ada di rumah masing-masing.
Mengutip dari akun instagram resmi Penelitian, Pengembangan, dan
Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), peran
orang tua membantu anak belajar dari rumah diantaranya: 1. Orang tua
memastikan anak belajar daring dengan aman 2. Beri semangat anak untuk
belajar secara daring, dan 3. Aktif berhubungan dengan guru di sekolah.
Selain itu, Beberapa penelitian menyatakan peran serta orang tua terbukti
efektif dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik, meningkatkan
karakter peserta didik, meningkatkan ketahanan peserta didik di sekolah, dan
meningkatkan tingkat kelulusan peserta didik. Untuk itu, orang tua haruslah
aktif dan terlibat memantau anaknya belajar, hindari sifat cuek terhadap
aktivitas yang dilakukan anak saat di rumah.
Pada pembelajaran daring, peserta didik cenderung mudah bosan dan
kehilangan semangat belajar. Untuk itu, peran orang tua dapat menciptakan
suasana nyaman ketika peserta didik mengikuti pembelajaran daring/online.
Berikan ruang kepada peserta didik untuk dapat fokus dalam belajar seperti
mematikan televisi atau menghindarkan anak dari gangguan keributan.
Jauhkan segala hal yang dapat mengganggu konsentrasi peserta didik untuk

17
belajar. Dan cukupkan dengan memberikan nutrisi makanan yang seimbang
dan bergizi.
Agar lebih maksimal, sebaiknya orang tua aktif berkomunikasi dengan
gurunya. Interaksi kepada guru perlu dilakukan orang tua ketika peserta didik
dan orang tua mengalami kesulitan terhadap pelajaran yang diberikan.
Selain itu, Komunikasi dilakukan agar guru dapat memberikan solusi terbaik
terhadap kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dan juga orang tua
terutama dalam penggunaan gawai/gadget. Berikan batasan waktu kepada
peserta didik dalam menggunakan gawainya. Selain itu, sebagai orang tua
kita juga harus memperhatikan akses yang dilakukan peserta didik terhadap
internet, karena tak bisa dipungkiri perkembangan teknologi saat ini selain
berdampak positif juga berdampak negatif terhadap perkembangan peserta
didik.
Usahakan agar peserta didik membuat jadwal harian tugasnya
dirumah. Dengan jadwal harian membantu peserta didik memastikan
kebutuhan dirinya bisa terpenuhi. Bahkan membuatnya belajar untuk disiplin
dan bertanggungjawab. Dengan kedisiplinan secara tidak langsung akan
membantu perkembangan karakter peserta didik. Peserta didik harus
diajarkan berkomitmen terhadap kegiatan yang dilakukannya, dalam hal ini
komitmen dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran daring/online.
Kegiatan belajar dari rumah bagi dunia pendidikan di Indonesia
khususnya para guru serta orang tua di kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten
Sigi Sulawesi Tengah dapat menjadi titik balik digalakkannya kembali peran
keluarga dalam memberikan pondasi penanaman nilai dan karakter bagi
peserta didik. Keluarga, utamanya orang tua memegang peranan yang
sangat penting dalam perkembangan peserta didik karena orang tualah yang
paling banyak berinteraksi dengan peserta didik. Dari sisi perkembangan,
orang tua berperan sebagai pengasuh, perawat dan penyedia kebutuhan
yang berkaitan dengan pendidikan. Proses pendidikan di masa pandemi

18
Covid-19 ini memerlukan dukungan dan kerjasama antara guru dan orang
tua. Guru dapat menjadi konsultan bagi orang tua dan mengarahkan
bagaimana menciptakan kegiatan belajar yang kreatif di rumah serta
memantau perkembangan peserta didik melalui orang tua. Orang tua,
sebagai pendidik utama selama belajar dari rumah, harus menyediakan
waktu, lingkungan belajar yang menyenangkan, dan sumber belajar yang
beragam agar peserta didik tetap dapat mengembangkan kemampuannya
dan mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Perubahan rutinitas memang tidaklah mudah. Kita semua dilatih
menyesuaikan diri dengan cepat ketika kondisi tidak menentu seperti saat ini.
Konsisten menjalankan jadwal yang telah disusun. Tetap menjaga kesehatan
dan jadikanlah masa pandemi ini sebagai kesempatan positif untuk
mengembangkan diri dan anak kita melalui aktivitas online.

19
Merdeka Belajar, Covid-19, dan Pola Pembelajaran E-learning
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI melalui
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim meluncurkan
sebuah kebijakan bertajuk Merdeka Belajar pada pertengahan Desember
2019 yang lalu. Kebijakan tersebut berisi empat program mengenai kebijakan
Ujian Nasional (UN), kebijakan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN),
penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), serta
kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Terkait hal pertama, Ujian Nasional akan disubstitusikan dengan
Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Kebijakan pelaksanaan
USBN sepenuhnya diserahkan ke pihak lembaga pendidikan masing-masing.
Sama dengan kebijakan UN, secara filosofis kebijakan ini memiliki tujuan
memerdekakan institusi pendidikan dalam menilai hasil belajar peserta didik,
tanpa harus mengacu sepenuhnya pada kriteria pemerintah pusat. Ketiga,
penyederhanaan format administratif RPP menjadi satu halaman, dan
keempat ialah perluasan sistem zonasi yang diterapkan pada momen
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Secara filosofis, keempat program
yang tercakup dalam konsep Merdeka Belajar tersebut berhulu pada prinsip
independent human being.
Dalam konteks tersebut, nampak bahwa kebebasan peserta didik
dalam menikmati masa belajar merupakan titik kulminasi kebijakan Merdeka
Belajar; pendidikan diharapkan mampu memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk leluasa mengembangkan minat dan talentanya tanpa
paksaan. Belajar dilakukan dengan riang hati, sehingga secara psikis akan
berujung pada pengembangan mental yang positif. Dengan demikian,
diharapkan nantinya pembelajaran mandiri menjadi sebuah manifes nyata

20
perwujudan dari konsep tersebut. Sejauh ini, konsep Merdeka Belajar telah
mendapat respon beragam dari berbagai lembaga pendidikan yang
memfasilitasi pembelajaran para peserta didik, baik pada jenjang pendidikan
dasar, menengah dan perguruan tinggi.
Merdeka belajar bertujuan untuk memberi keleluasaan untuk guru
dalam mendesain pembelajaran yang kontekstual dan bermakna. Seorang
guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar tapi memberikan
kesempatan muridnya untuk berinovasi, belajar mandiri dan kreatif. Merdeka
belajar juga dimaksudkan untuk menciptakan ekosistem pendidikan nasional
yang lebih sehat. Termasuk menghadirkan iklim inovasi, sehingga dapat
menghasilkan SDM unggul dan berkarakter.
Aktivitas belajar lebih menekankan pada keterampilan berpikir kritis,
analisis, membandingkan, generalisasi, memprediksi, dan menyusun
hipotesis. Sehingga menekankan pada pemanfaatan pengetahuan yang
bermakna dan proses pembelajaran dalam memberi jawaban atas
pertanyaan peserta didik. Pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran yang
memerdekakan menekankan pada proses secara aktif yang melibatkan
keterampilan, terintegrasi dengan pemecahan masalah atau tidak menuntut
satu jawaban benar karena pada kenyataannya tidak ada jawaban peserta
didik yang salah.
Pandemi Covid-19 ini merupakan suatu momentum konsep merdeka
belajar diuji cobakan. Mengingat konsep merdeka belajar bahwa belajar
bukan hanya terjadi disekolah namun dapat terjadi dimana saja seperti
dirumah, pada waktu kapanpun dan dengan siapa saja, sehingga pada
situasi darurat Covid-19 ini makin mengukuhkan konsep Merdeka Belajar.
Dengan Pandemi Covid-19 mempercepat proses diterapkannya kebijakan
merdeka belajar dari yang seharusnya. Untuk itu, pemerintah Indonesia
melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan beberapa
kebijakan terkait merdeka belajar ditengah pandemi Covid-19.

21
Pemerintah melalui Kemdikbud terus melakukan upaya percepatan
regulasi Merdeka Belajar secara menyeluruh sehingga mampu menjangkau
semua lapisan masyarakat pendidikan di Indonesia, sebagaimana strategi
terbaru yang dikeluarkan oleh Mendikbud RI melalui beberapa langkah.
Pertama, adalah menggandeng TVRI pada program tayangan Belajar dari
Rumah di stasiun TVRI. Program tersebut menyediakan konten materi ajar
untuk peserta didik mulai jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga
sekolah menengah atas/sekolah menengah kejuruan (SMA/SMK) dan
sederajat yang ditayangkan secara resmi mulai 13 April 2020. Upaya
pemerintah tersebut dinilai sebagai langkah riil dari konsep Merdeka Belajar.
Proses belajar melalui media televisi menjadikan keterbatasan ruang
dan jarak tidak lagi menjadi hambatan. Melihat pada konten materi yang
disajikan secara komprehensif bagi peserta didik jenjang sekolah dasar (SD)
hingga SMA/SMK, peserta didik dan orang tua diharapkan tetap dapat
memperoleh kesempatan melakukan pembelajaran dari rumah masing-
masing.
Kedua, adalah penyajian program Pembelajaran Daring bersama Duta
Rumah Belajar. Program ini diluncurkan dengan konsep pembelajaran daring
interaktif melalui video conference yang didampingi oleh para guru Duta
Rumah Belajar dari seluruh provinsi di Indonesia. Senada dengan program
Belajar dari Rumah, pembelajaran interaktif ini juga menjaring peserta didik
dari berbagai tingkat sekolah luar biasa (SLB), SD, SMP, SMA dan SMK.
Ketiga, adalah program sosialisasi informasi terkait pendidikan di
laman resmi pemerintah, yaitu www.kemdikbud.go.id yang memungkinkan
masyarakat luas dapat mengakses dengan cepat dan mudah. Berbagai
upaya yang dilakukan pemerintah tersebut menjadi langkah yang patut
direspon secara positif oleh para pemangku kebijakan di tingkat daerah.
Keempat adalah guru belajar dan berbagi sebagai tempat bertemunya
guru-guru hebat dari berbagai bidang di seluruh Indonesia untuk bisa

22
mengikuti ragam seri belajar serta berbagi ragam bentuk pembelajaran,
gerakan kolaborasi pemerintah, guru, komunitas dan penggerak pendidikan
untuk bergotng royong berbagi ide, dan praktik baik melalui rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), artikel, video pembelajaran dan aksi
webinar, laman ini dapat diunduh melalui
http://gurubelajardanberbagi.kemdikbud.go.id
Kelima adalah program guru penggerak dan sekolah penggerak.
Program guru penggerak menciptakan pemimpin pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik. Sedangkan sekolah penggerak merupakan
pemimpin pembelajaran yang menerapkan merdeka belajar dan
menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan. Laman ini dapat diunduh
melalui http://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id
Pimpinan lembaga pendidikan juga memegang peran penting dalam
mensukseskan program Merdeka Belajar yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat. Lembaga, pendidik, maupun peserta didik akan senantiasa
mencari opsi yang fleksibel untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru yang
disebabkan oleh munculnya pandemi COVID-19 serta dampaknya dalam
proses pembelajaran. Dalam konteks ini, institusi pendidikan baik formal
maupun nonformal dapat menyediakan beragam program belajar yang
fleksibel. Hal tersebut penting dilakukan untuk membantu peserta didik dapat
mengikuti pola baru dengan hasil yang maksimal.
Berbagai kebijakan merdeka belajar ditetapkan Kemendikbud untuk
mendukung Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di tengah pandemi saat ini,
diantaranya membolehkan penggunaan dana BOS dipakai berlangganan
platform belajar online serta membeli pulsa internet, kepala sekolah diberikan
kewenangan secara utuh mengelola dana BOS untuk menunjang dan
meningkatkan kualitas kegiatan pendidikan disekolah dengan catatan
pertanggungjawaban penggunaan dana harus jelas, kebijakan kurikulum
darurat yang digunakan dimasa pandemi covid-19.

23
Untuk kurikulum darurat dimasa pandemi Covid-19 ada 3 yaitu: tetap
mengacu pada kurikulum nasional, kurikulum darurat dan kurikulum mandiri
(penyederhanaan kurikulum secara mandiri) yang ditetapkan pada 04
Agustus 2020. Satuan pendidikan pada kondisi khusus dalam pelaksanaan
pembelajaran dapat tetap mengacu pada kurikulum nasional, atau
menggunakan kurikulum darurat, atau melakukan penyederhanaan kurikulum
secara mandiri. Ketiga opsi pelaksanaan kurikulum tersebut berlaku untuk
semua jenjang pendidikan, baik yang masih melaksanakan PJJ secara penuh
di zona oranye dan merah, maupun yang sudah dapat melaksanakan
pembelajaran tatap muka di zona hijau dan kuning.
Selain itu, Kemendikbud juga menyediakan modul-modul
pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar
(SD) yang diharapkan dapat membantu proses belajar dari rumah dengan
mencakup uraian pembelajaran berbasis aktivitas untuk guru, orang tua, dan
peserta didik. Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) misalnya, kurikulum
darurat merujuk kepada 6 aspek perkembangan anak secara holistik dan
terpadu sesuai dengan usia dan tahap perkembangan anak.
Modul belajar PAUD dijalankan dengan prinsip “Bermain adalah
Belajar”. Proses pembelajaran terjadi saat anak bermain serta melakukan
kegiatan sehari-hari. Sementara untuk jenjang pendidikan SD, modul belajar
mencakup rencana pembelajaran yang mudah dilakukan secara mandiri oleh
pendamping baik orang tua maupun wali.
Untuk membantu peserta didik yang terdampak pandemi dan
berpotensi tertinggal, Mendikbud menghimbau guru perlu melakukan
asesmen atau penilaian diagnostik. Asesmen dilakukan pada semua kelas
secara berkala untuk mendiagnosis kondisi kognitif dan non-kognitif peserta
didik sebagai dampak pembelajaran jarak jauh.
Asesmen non kognitif ditujukan untuk mengukur aspek psikologis dan
kondisi emosional peserta didik. Seperti, kesejahteraan psikologi dan sosial

24
emosi peserta didik, kesenangan peserta didik selama belajar dari rumah,
dukungan psikososial peserta didik serta kondisi keluarga peserta didik.
Sementara asesmen kognitif, ditujukan untuk menguji kemampuan dan
capaian pembelajaran peserta didik. Hasil asesmen digunakan sebagai dasar
dalam memilih strategi pembelajaran dan pemberian remedial atau pelajaran
tambahan untuk peserta didik yang paling tertinggal dan pemberian
pengayaan dalam meningkatkan keterampilan peserta didik.
Adanya kebijakan merdeka belajar pada pendidikan merupakan
bentuk perluasan pembelajaran daring yang telah dipaparkan sebelumnya
sebagai strategi pembelajaran pada peserta didik untuk terus bergerak
secara psikologis seiring munculnya situasi krisis akibat Covid-19.
Pembaruan media ajar berbasis digital semakin dipercepat, dan aspek
pembelajaran berbasis teknologi yang saat ini menjadi opsi utama.
E-learning (online learning) dan pembelajaran jarak jauh merupakan
satu kajian konsep alternatif pembelajaran yang efektif digunakan dalam
situasi pandemi saat ini. Mengacu pada analisis perspektif teori
pembelajaran, bahwa sistem pendidikan yang diterapkan di kelompok kerja
guru di kecamatan Sigi Biromaru pada kondisi wabah Covid-19 menggugah
para guru, peserta didik bahkan orang tua dalam memperoleh pengetahuan
baru dengan cara mengkonstruksi pengetahuan yang telah ada sebelumnya
dengan pengalaman yang secara nyata dialami saat ini.
E-learning memberi stimulus yang bersifat generatif. Ia memberikan
makna baru dari konsep konvensional yang selama ini dijalani oleh para
peserta didik melalui pertemuan tatap muka di kelas. Dalam hal ini, pengajar
memiliki fungsi utama sebagai fasilitator melalui pembelajaran berbasis e-
learning yang diterapkan serta orang tua sebagai pendamping anak dalam
kegiatan belajar dari rumah.

25
Masalah, Tantangan, Peluang dalam Pembelajaran Online
Kebijakan belajar dari rumah menyikapi pandemi Covid-19
menggunakan pembelajaran online memberikan dampak positif dan negatif
bagi masyarakat Indonesia. Dampak positifnya adalah kesempatan bagi
semua orang untuk melek teknologi dan pemberlakuan pembelajaran online
tersebut memicu percepatan transformasi digital menuju era pendidikan 4.0.
sedangkan dampak negatifnya dirasakan oleh semua kalangan masyarakat
seperti orang tua harus mendampingi anaknya belajar dirumah yang mungkin
akan mengganggu aktivitas mereka dalam bekerja. Begitu juga aspek
psikologis peserta didik yang terbiasa dengan belajar tatap muka, sehingga
mewajibkan belajar dengan online. Proses pembelajaran secara online
ditingkat pendidikan dasar dan menengah belum pernah dilakukan. Apalagi di
daerah-daerah pedesaan yang skill pendidik dan orang tua dalam
penguasaan teknologi terbatas. Begitu juga dengan akses jaringan internet
yang kurang mendukung. Berbeda dengan pola pembelajaran pendidikan
tinggi, yang selama ini sebelum pandemi Covid-19, memang sudah
melakukan pembelajaran secara online.
Pandemi Covid-19 membuat para guru harus pintar-pintar melihat
peluang serta potensi pada peserta didik. Inovasi dalam pembelajaran sangat
penting mengingat adanya keragaman karakteristik peserta didik. Inovasi
dalam pembelajaran online yang efektif merupakan kemampuan seorang
guru dalam mendesain konten/ materi pertemuan yang baik, guru mampu
menfasilitasi diskusi, guru merespon pertanyaan dari peserta didik,
mendesain tugas dengan tepat, dan evaluasi hasil pembelajaran. Konten
pembelajaran online menjadi hal paling utama untuk keberhasilan proses

26
pembelajaran, baik konten interaksi antar pengguna, maupun konten bahan
ajar Kecuali untuk pembelajaran yang bersifat praktikum akan sulit
disampaikan melalui online.
Pembelajaran online yang terjadi di wilayah kecamatan Sigi Biromaru
Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah sangat mempengaruhi produktivitas dan
kreativitas pembelajaran disekolah. Dampak pandemik Covid-19 secara
mendadak, menyebabkan pembelajaran disekolah melaksanakan keadaan
darurat. Berdasarkan temuan lapangan penulis bersama para guru yang
berada di wilayah kecamatan Sigi Biromaru terdapat tiga masalah, tantangan
yang menjadi hambatan terlaksananya efektivitas pembelajaran online,
diantaranya: pertama, Ketersediaan perangkat pendukung teknologi
pembelajaran yang tidak memadai karena terbilang mahal. Akses jaringan
internet yang belum merata dan terbatas, sehingga menyebabkan
pembelajaran dengan media online pun terbatas. Mulai dari keterbatasan
signal dan ketidaktersediaan gawai pada setiap peserta didik. Tidak semua
peserta didik berasal dari keluarga mampu.
Kedua, pemahaman peserta didik terkait pemanfaatan serta
penggunaan teknologi pada pembelajaran online merupakan keberhasilan
dari pembelajaran online. Penguasaan serta pemahaman tentang teknologi
yang akan digunakan untuk pembelajaran online/daring merupakan hal yang
harus dilakukan dan diketahui peserta didik sebelum pembelajaran online.
Alat yang sering digunakan sebagai pembelajaran daring adalah laptop serta
telpon pintar ataupun gadget lainnya. Dengan perkembangan era 4.0
semakin banyak vitur-vitur atau aplikasi yang digunakan sebagai sarana
pembelajaran online.
Ketiga, Proses penilaian oleh guru menjadi terhambat, dikarenakan
sebagian besar informasi penilaian akan hilang, terutama proses penilaian
keahlian/keterampilan tertentu dari peserta didik. Bahkan berdampak pada

27
kesalahan pengukuran. Adanya bentuk penugasan via online dianggap
menjadi beban bagi sebagian peserta didik dan orang tua. Bagi peserta didik
dan orang tua yang belum pernah mengenal gawai akan kebingungan dan
akhirnya tidak menyelesaikan tugas yang disampaikan oleh guru. Hal ini
tentu tidak hanya berdampak pada peserta didik sekolah dasar dan
menengah, melainkan juga proses penilaian terhadap mahasiswa.
Keempat, Kualitas lulusan peserta didik dihadapkan pada hasil nilai
akhir yang diperoleh. Peserta didik yang lulus tahun ini mengalami gangguan
utama dalam penilaian akhir yang mestinya mereka dapatkan. Peserta didik
tidak memperoleh surat keterangan hasil ujian (SKHU) dari sekolah
melainkan hanya ijazah. Untuk nilai Ijazah pada ujian sekolah pun diperoleh
dari hasil semester sebelumnya. Meskipun kenyataannya mereka tetap lulus
dalam kondisi pandemi ini. Belum lagi dengan lulusan pendidikan tinggi
terjadi persaingan dengan pekerja sebelumnya ketika Ia memasuki dunia
kerja. mereka yang lulus di era Covid-19 harus berpikir ulang tentang upah
yang diharapkan. Akibat dari dampak covid-19, peserta didik tidak dapat
konsentrasi pada kegiatan belajar mereka. Pembelajaran online kurang
efektif jika dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka. Selain itu, peserta
didik merasa dipaksa belajar jarak jauh tanpa ada sarana dan prasarana
yang memadai dirumah.
Menyikapi akan permasalahan, tantangan serta hambatan dalam
efektivitas pembelajaran online diatas, Kemdikbud mengeluarkan empat
kebijakan pembelajaran selama pandemi Covid-19, yaitu: 1) mendorong
pembelajaran secara daring, baik interaktif maupun non-interaktif, 2)
memberikan pendidikan kecakapan hidup yang kontekstual dan sesuai
dengan kondisi anak, utamanya mengenai pengertian dan karakteristik, serta
cara pencegahan agar tidak terjangkit Covid-19, 3) pembelajaran di rumah
disesuaikan dengan minat dan kondisi anak, dan 4) penilaian terhadap tugas
anak tidak harus dilakukan secara berkesinambungan dan berjalan seperti

28
biasanya, namun lebih bersifat kualitatif dan dapat memberikan motivasi
pada anak.
Keempat kebijakan pembelajaran selama pandemi Covid-19 tersebut
juga menjadi acuan bagi para guru di kecamatan Sigi Biromaru dalam
melakukan proses pembelajaran kepada peserta didik jenjang sekolah dasar,
SMP maupun SMA.
Pembelajaran online di masa pandemi pada semua jenjang pendidikan
formal merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kewaspadaan
terhadap penyebaran virus covid-19. Sehingga pemerintah mengeluarkan
kebijakan-kebijakan yang mengharuskan belajar dari rumah. Aktivitas
pembelajaran tetap harus dijalankan, meskipun pembelajaran yang
dijalankan dirumah bersifat suatu pemaksaan. Hal ini tidak berdampak surut
bagi guru-guru dalam menjalankan tugasnya.
Proses pembelajaran yang dilakukan di rumah atau melalui daring
berdampak pada proses pembelajaran, proses penilaian, proses standar
kompetensi lulusan, dan penurunan penilaian publik terhadap lulusan.
Walaupun pembelajaran online yang dijalankan banyak terjadi problematika,
seorang guru dituntut harus mampu menguasai teknologi informasi untuk
bisa berinovasi dalam pembelajaran. Namun dari sisi lain sarana dan
prasarana pendukung pembelajaran pun harus tersedia dengan baik, agar
proses pembelajaran berjalan seperti yang diharapkan.

29
Strategi Pembelajaran pada Situasi Darurat 
Kelompok kerja guru (KKG) pada tingkat sekolah dasar maupun
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) jenjang SMP, merupakan wadah
para guru setingkat gugus atau kecamatan dalam menghadapi permasalahan
disekolah sehingga dapat menghadirkan pembelajaran yang bermakna dan
berorientasi pada peserta didik. Pada program KKG di wilayah kecamatan
Sigi Biromaru bermitra dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP) Sulawesi Tengah dalam meningkatkan kompetensi para guru-guru
diwilayah tersebut. Dengan ketua KKG nya Hafiludin, S,Pd. Dan ketua
kelompok kerja kepala sekolah (KKKS) kepala sekolah Ibu Azra, S.Pd, M.Pd
serta penulis sebagai sekretaris KKG.
Menurut Azra, S.Pd, M.Pd selaku kepala KKKS wilayah kecamatan
Sigi Biromaru berharap dengan adanya KKG ini dapat membantu guru-guru
di sekolah dalam memahami strategi-strategi pembelajaran sehingga dapat
diimplementasikan dalam proses pembelajaran baik dirumah maupun di
sekolah . Sebagaimana tujuan dari KKG ini adalah untuk meningkatkan
pemahaman guru terhadap strategi pembelajaran utamanya dimasa Pandemi
Covid-19 sehingga masalah dalam pembelajaran dapat terselesaikan.
Strategi pembelajaran dimasa Pandemi Covid-19 tentunya lebih
menekankan kepada penguasaan IT dari seorang guru karena pembelajaran
dilakukan secara daring/online. Kemampuan seorang guru menetapkan
strategi yang tepat dalam pembelajaran online diukur dengan tercapainya
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Aktivitas pembelajaran daring

30
dirumah mengacu pada kegiatan pembelajaran berbasis semangat merdeka
belajar seperti pembelajaran berbasis proyek dan masalah. Proses belajar
yang dipilih hendaknya tidak menyusahkan guru, peserta didik dan orang tua.
Kali ini penulis akan mendeskripsikan beberapa jurus pembelajaran
jarak jauh yang diterapkan diwilayah kecamatan Sigi Biromaru, tentunya hal
ini terkait dengan strategi pembelajaran yang dilakukan seorang guru.
strategi pembelajaran merupakan bagaimana serangkaian tahapan dan
aktivitas belajar baik yang dilakukan mandiri oleh peserta didik maupun yang
dipandu oleh guru. Sebagai berikut:
Pertama, menyusun strategi pembelajaran. Dalam merancang strategi
pembelajaran tidak terlepas dari kurikulum yang digunakan. Guru perlu
memperhatikan karakteristik setiap peserta didik terutama pada 3 faktor
(minat, cara belajar, dan pekerjaan orang tua); tujuan pembelajaran yang
ingin di capai; bukti fisik dan asesmen, bukti: apa produk atau hasil usaha
peserta didik yang membuktikan penguasaan suatu kompetensi; asesmen:
apa penilaian untuk memahami upaya dan hasil belajar peserta didik yang
menjadi bukti penguasaan kompetensi; kriteria yang diharapkan serta
aktivitas belajar yang dilakukan.
Ditengah pandemi Covid-19 saat ini tentu masing-masing guru
memiliki cara tersendiri untuk menetapkan atau merubah strategi
pembelajaran berdasarkan karakteristik serta kondisi peserta didik.
Berdasarkan hasil wawancara beberapa orang guru di KKG strategi
pembelajaran yang mereka gunakan dalam mengantisipasi agar
pembelajaran dapat berjalan optimal walaupun situasi dan kondisi sangat
sulit, seperti: pembelajaran berbasis penugasan, pembelajaran berbasis
proyek, pembelajaran berbasis literasi, dan diskusi serta Tanya jawab online
via whatsap grup.
- Pembelajaran berbasis penugasan

31
Pembelajaran berbasis penugasan merupakan strategi pembelajaran
yang berbentuk penugasan kepada peserta didik seperti penugasan
membuat resume berdasarkan materi yang baru saja diajarkan atau
meresume buku yang mereka baca. Strategi ini sangat cocok diterapkan
mengingat saat ini pandemi Covid-19 tidak membutuhkan pertemuan tatap
muka para peserta didik. Penugasan ini diberikan secara individu.
Bentuk penugasan yang diberikan guru seperti penugasan Kliping,
penugasan resume, penugasan membaca dan memahami materi yang baru
saja diajarkan via google meet atau whatsaap grup, penugasan berupa
menjawab soal-soal essai dan pilihan ganda. Bentuk penugasan ini memang
tidaklah sepenuhnya dapat menggantikan sistem pembelajaran dikelas yang
selama ini diterapkan pada pembelajaran tatap muka, akan tetapi para guru
berharap bahwa penugasan dapat mewakili peran guru meskipun ditengah
pandemi Covid-19 yang utama adalah pembelajaran tetap terlaksana.

- Pembelajaran berbasis proyek


merupakan pembelajaran yang menggunakan proyek/ kegiatan
sebagai media. Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia (diakses tanggal 28
maret 2021) Pembelajaran berbasis proyek merupakan strategi tertentu
dalam pembelajaran yang mengubah atau membalikkan wajah kelas
tradisional. Maksudnya melalui pembelajaran ini, pembelajaran di kelas yang
umumnya menggunakan pembelajaran konvensional menjadi lebih inovatif.
Dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik melakukan investigasi
(penyelidikan) melalui pertanyaan terbuka, menerapkan pengetahuan untuk
menghasilkan produk. Selain itu, dalam pembelajaran ini “disetting” agar
peserta didik yang lebih aktif dalam pembelajaran dengan bekerja sama
dalam satu kelompok.
Contoh jenis penugasan untuk strategi ini sebagaimana yang penulis
lakukan ialah penugasan merancang media pembelajaran rangkaian listrik

32
sederhana, peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan jarak
tempat tinggal mereka maksimal 3 orang, untuk bahan dan alatnya
disediakan oleh guru, peserta didik melakukan percobaan bagaimana listrik
bisa sampai kerumahmu. Peserta didik merancang kincir angin dengan
bantuan angin yang menggerakkan turbin disambungkan kekabel dialiri ke
maket rumah yang telah dibuat sebelumnya sampai lampu dapat menyala.
Selain itu, percobaan pertumbuhan tanaman, Dalam melakukan
percobaan ini diperlukan dua buah pot atau polibag yang berisi tanah. Kedua
benda tersebut kemudian ditanam dengan bibit tanaman yang cepat tumbuh
misalnya kacang-kacangan. Salah satu pot atau polibag diletakkan di dalam
rumah dan salah satunya lagi di halaman rumah. Setelah waktu dua minggu
dilakukan perbandingan pertumbuhan tanaman tersebut. Konsep IPA yang
ditanamkan adalah pertumbuhan tanaman memerlukan sinar matahari.
Percobaan lainnya, menanamkan konsep terapung, melayang dan
tenggelam kepada peserta didik. Bahan dan alatnya dari peserta didik seperti
menggunakan baskom berisi air, sepotong kayu kecil, kunci dan telur. Ketiga
benda itu kemudian dimasukkan secara bersamaan ke dalam baskom berisi
air. Nantinya akan terlihat perbedaan posisi benda-benda tersebut. Serta
masih banyak jenis percobaan sederhana yang dapat dilakukan oleh guru
dalam menanmkan konsep materi pembelajaran di rumah.
Kembali pada konsep pembelajaran berbasis proyek, membutuhkan
waktu yang tidak sebentar kurang lebih 2 minggu bahkan sebulan, biasanya
tidak dapat dikerjakan oleh individu melainkan harus dikerjakan dalam bentuk
kelompok. Olehnya perlu kerjasama serta monitoring dari guru terhadap
tugas proyek yang dikerjakan oleh peserta didik.
- Pembelajaran berbasis literasi
Pembelajaran berbasis literasi merupakan Strategi pembelajaran
berbasis literasi yang fokusnya pada pelibatan peserta didik pada aktivitas
literasi, yakni membaca, dan menulis. Untuk membudayakan, mendukung

33
aktifitas membaca dan menulis dikalangan guru dan peserta didik, budaya
literasi masuk dalam salah-satu program yang dikembangkan oleh sekolah.
Bentuk penugasan strategi ini peserta didik menuliskan kembali hasil buku
yang telah dibaca minimal 1 paragraf yang dikirimkan atau disetor setiap hari
kepada guru via Whatsaap dan google classroom.
Pembelajaran berbasis literasi mempunyai kaitan erat dengan
penerapan kurikulum 2013 yang diarahkan pada pembelajaran berbasis teks.
Penerapan pembelajaran berbasis literasi memberikan dampak positif
terhadap keterampilan literasi peserta didik khususnya pada keterampilan
menulis.
Pada dasarnya keterampilan literasi diartikan sebagai kemampuan
membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara
analitis, kritis, dan reflektif. Keterampilan literasi akan berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar dan akan membantu peserta didik dalam memahami
teks lisan, tulisan, maupun gambar. Oleh karena itu pengembangan literasi
peserta didik dalam pembelajaran selalu dilakukan secara terpadu antara
kegiatan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Melalui kegiatan literasi, peserta didik dapat memperoleh berbagai
informasi baik secara lisan, tulis, ataupun informasi dalam bentuk
pengamatan langsung yang memudahkan peserta didik dalam proses
penemuan ide. Pembelajaran berbasis literasi harus diterapkan dengan
multisumber agar informasi yang diperoleh menarik, akurat, serta dapat
memberikan pengalaman dan makna mendalam bagi peserta didik.
- Diskusi atau Tanya jawab online
Diskusi merupakan sebuah interaksi komunikasi Antara 2 orang atau
lebih, untuk bertukar pikiran, ide, gagasan dan pendapat yang bertujuan
untuk mencari kesepakatan pendapat. Tapi tidak semua kegiatan yang
bertukar pikiran disebut dengan diskusi, karena diskusi adalah suatu proses
bertukar pikiran atau pendapat secara terarah. Diskusi dilakukan jika ada

34
permasalahan yang hendak dicarikan solusinya dan persoalan tersebut
dijadikan sebagai bahan diskusi.
Diskusi online mampu menghilangkan jarak. Ketika kita ingin
berdiskusi dengan seseorang secara online, jarak bukanlah sebuah
penghalang. Dengan bantuan kemajuan teknologi diskusi online mampu
membuat kita terhubung dengan rekan diskusi kita kapan saja. Diskusi online
lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan diskusi offline. Diskusi atau
Tanya jawab online oleh peserta didik dan guru via whatsaap, panggilan
lewat video, Google Meet ataupun Google Classroom merupakan salah-satu
strategi yang banyak dilakukan oleh guru dalam memantau aktifitas peserta
didik di rumah.
Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan dalam kegiatan belajar
dari rumah seperti mempresentasikan hasil laporan tugas kegiatan yang
mereka lakukan sehari-hari dirumah atau apa yang mereka tengah rasakan
saat itu, serta kesulitan peserta didik dalam menjawab pertanyaan atau tugas
yang diberikan oleh guru. Termasuk juga dalam memberikan bimbingan
kepada orang tua peserta didik.
Contoh dalam kegiatan diskusi/ Tanya jawab online pada google
classroom mengomentari informasi kelas sekaligus sarana chatting bersama
Antara peserta didik dan guru. Setiap guru dan peserta didik berkomentar,
chatting bersama dan berdiskusi tentang informasi yang dibutuhkan.
Caranya: Klik pada kolom “Tambahkan komentar kelas” ketikkan komentar
dan klik ikon kirim disebelah kanan kolom komentar yang biasanya berwarna
hijau.
Kedua, menentukan teknologi yang digunakan; Pilih teknologi yang
sesuai dengan kondisi setiap peserta didik dan orang tua. Platform yang
dipilih guru harus mempertimbangkan dengan kebutuhan kelas, kemampuan
dan kendala yang ada, termasuk infrastruktur, kemampuan SDM dan kondisi
serta karakteristik peserta didik. Tidak perlu yang canggih, yang terpenting

35
adalah memastikan proses pembelajaran selama masa pandemi ini tetap
berjalan, tujuan pembelajaran dapat tercapai, peserta didik senang dalam
belajar dengan menggunakan platform daring apapun yang tersedia sehingga
memberikan kebahagiaan bagi seorang guru.
Ketiga, mensosialisasikan proses pembelajaran; kegiatan sosialisasi
proses pembelajaran dilakukan oleh pihak sekolah yang melibatkan setiap
guru yang menjadi wali peserta didik. Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh
seluruh orang tua peserta didik terkait dengan komitmen melakukan
pembelajaran daring/online serta kesiapan orang tua dalam mendampingi
peserta didik ketika belajar dirumah. Dalam kegiatan sosialisasi tersebut
hal-hal yang berkaitan dengan rencana pembelajaran daring/ online, luring
kepada orang tua dan peserta didik. Termasuk didalamnya tujuan
pembelajaran, bukti fisik belajar, kriteria yang diharapkan, aktivitas belajar
termasuk jadwal belajar.
Keempat, monitoring proses belajar; merupakan kegiatan
pemantauan yang menyertakan proses pengumpulan, penganalisisan,
pencatatan, pelaporan dan penggunaan informasi manajemen tentang
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Kegiatan monitoring proses belajar
berkaitan dengan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dan identifikasi tindakan untuk memperbaiki kekurangan dalam kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan. Monitoring proses belajar peserta didik
pada waktu yang telah disepakati .
Monitoring proses belajar bertujuan untuk menunjukkan empati
dengan selalu menyediakan waktu untuk konsultasi personal selama jam
kerja, jika peserta didik dan orang tua mengalami kesulitan belajar pada
akhirnya terjadi diskusi atau Tanya jawab terkait dengan pelaksanaan
pembelajaran yang telah dilakukan.
Kelima, refleksi; guru harus menyediakan waktu untuk refleksi diakhir
kegiatan belajar setiap hari untuk membantu peserta didik melakukan

36
perbaikan proses dan capaian belajar. Refleksi juga dilakukan terhadap
platform atau aplikasi IT yang digunakan oleh guru ditengah pandemi Covid-
19. Termasuk umpan balik dari orang tua. Kegiatan refleksi pembelajaran
dilakukan pada akhir pembelajaran. Refleksi pembelajaran dilakukan
bersama Antara guru dan peserta didik. Pada refleksi pembelajaran yang
dilakukan guru ditengah pandemi saat ini orang tua menjadi patner guru
sebagai observer dalam membantu kegiatan umpan balik guru.
Strategi pembelajaran memang sesuatu yang harus ada dalam
sebuah pembelajaran disekolah. Adanya pandemi Covid-19 memaksa para
guru untuk merubah strategi pembelajaran yang selama ini telah mereka
terapkan. Namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kendala yakni
sebagai berikut: kendala jaringan dan paket internet, kesulitan dalam
penerapan langkah-langkah pembelajaran, kesulitan dalam melakukan
bimbingan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan strategi yang
diterapkan.
Seorang guru tanpa alasan gaptek, tetap harus mampu menjalankan
teknologi menjadi alat pencapaian pembelajaran, mampu mendukung
pembelajaran yang dapat membawa kegembiraaan bagi guru, peserta didik
dan orang tua. Namun bagaimana pun para guru, peserta didik dan juga
orang tua sudah berupaya dalam melaksanakan pembelajaran dengan
sistem jarak jauh dan berbasis daring/online, dan hingga sekarang
pembelajaran sudah berlangsung 1 tahun ajaran (2 semester). Peran orang
tua dalam mendampingi anaknya belajar dirumah merupakan sesuatu hal
yang sangat penting karena idealnya pendidikan itu dimulai dari keluarga dan
dikembangkan dilingkungan sekolah.
Mengutip dari (Abdul Hakim, S.Pd SDIT Zamzam Kurnia Tambun
Utara) “Covid-19 memberikan pelajaran penting buat kita semua, bahwa
memang seyogyanya pendidikan berawal dari rumah, hal ini menumbuhkan
kesadaran bahwa setiap keluarga hendaknya memiliki kurikulum keluarga

37
dengan visi dan misi yang jelas, sehingga peran sekolah adalah pelanjut dari
kurikulum keluarga”.

Blended Learning yang Menggairahkan


Riset menunjukkan bahwa peserta didik akan belajar lebih baik ketika
mereka terlibat secara aktif. Dalam pembelajaran selalu dibutuhkan media
dan suatu metode baru, dua hal ini sangat kuat kaitannya dalam
mengembangkan potensi peserta didik, dalam arti metode yang baik
didukung oleh media yang modern (Musdalifah & Syaripuddin, 2017) Metode
adalah suatu cara tertentu agar materi yang telah disampaikan dapat
dipahami dengan mudah, tanpa harus belajar lebih dalam lagi pada suatu
meteri yang sedang dibahas atau dikaji. Oleh karena itu seorang tenaga
pengajar memerlukan suatu metode ataupun cara dalam pembelajaran yang
bertujuan untuk memudahkan pemahaman suatu materi dan tercapainya
sasaran dalam materi tersebut (Sulastiyo,2019).
Metode suatu pembelajaran merupakan suatu bagian dari strategi
yang berfungsi untuk menyajikan materi, menguraikan, menyampaikan, dan
memberikan latihan untuk capaian pada materi pembelajaran tertentu, akan
tetapi tidak seluruh metode yang digunakan dapat mencapai seluruh sasaran
yang ada pada meteri tersebut (Musdalifah & Syaripuddin, 2017). Penerapan
suatu metode dalam pengajaran dapat dilihat dan ditunjukkan dari segi

38
efektifitas, efiesien, kecocokan, minat dan waktu yang dimiliki oleh peserta
didik. Jadi, metode maksudnya adalah sebuah cara yang dilakukan dalam
sebuah pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik dapat memahami isi
materi pembelajaran dengan mudah.
Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan dalam pembelajaran
dimasa covid 19, yang paling sering kita dengar dan terapkan yaitu metode
pembelajaran Blended Learning. Blended learning atau pembelajaran
campuran tatap muka dengan online. pembelajaran yang dilakukan bisa
daring dan bisa luring. Blended Learning merupakan inovasi dalam suatu
metode pembelajaran yang didalamnya terdapat pengembangan pada
proses pembelajaran yang kita kenal dengan kata sinkronus dan asinkronus.
Tujuan nya adalah untuk menciptakan suasana dan keadaan baru dalam
pembelajaran serta mendapatkan hasil belajar yang optimal.
Blended learning tidak seluruhnya dapat menggantikan pembelajaran
tatap muka menjadi sesuatu yang lebih diharapkan, serta memfasilitasi
bentuk-bentuk karateristik peserta didik dan kemandirian belajar peserta
didik. Pembelajaran ini hanya dapat memberikan dukungan dan melengkapi
sebuah materi yang belum terselesaikan pada saat pembelajaran di dalam
kelas, pengembangan media pembelajaran e-learning menjadi tren yang
semakin meningkat. Akan tetapi pertemuan tatap muka masih dirasa sangat
penting.
Olehnya, pada pembahasan sebelumnya penulis telah membahas
strategi dalam pembelajaran daring serta kendala yang dihadapi guru ketika
melaksanakan pembelajaran tersebut. Kali ini penulis menitikberatkan
pembahasan Blended Learning pembelajaran Luring/ tatap muka.
Pembelajaran luring/tatap muka yang dilaksanakan menghadapi
pandemi Covid-19 merupakan salah-satu alternatif yang dilakukan oleh guru
dalam menjawab tantangan serta kendala yang dihadapi yakni kendala
jaringan dan paket internet, kesulitan dalam melakukan bimbingan terhadap

39
pelaksanaan pembelajaran pada strategi atau metode yang diterapkan.
Untuk itu, berdasarkan hasil diskusi dan Tanya jawab penulis kepada rekan-
rekan guru di kecamatan Sigi Biromaru terdapat beberapa metode yang
dapat diterapkan, sebagai berikut:
Pertama, Bermain sambil belajar. Pada kegiatan bermain sambil
belajar ini banyak dilakukan oleh guru-guru PAUD/ TK , guru Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) serta guru-guru yang mengajar
kelas rendah (kelas 1 s.d 3). yang mana kegiatan ini dilakukan oleh guru
bersama dengan keluarga peserta didik untuk menciptakan suasana
gembira, membangun karakter peserta didik. Karena saat suasana hati
sedang senang, otak akan mudah menyerap ilmu dan pengetahuan yang
disalurkan oleh guru maupun lingkungannya. Peran guru disini adalah
sebagai fasilitator, pengarah dan penilai.
Bentuk kegiatan yang dilakukan seperti kegiatan yang dilakukan oleh
guru PJOK permainan gobak sodor, Kasti, hadang, catur, engklek, dsb. Guru
kelas 1, 2,3 seperti permainan ular tangga (peserta didik diajari calistung),
monopoli, tarian, membuat pohon angka, bernyanyi, dsb. Guru PAUD/TK
kegiatan mewarnai, tarian, bernyanyi dsb. Tentunya kegiatan ini tetap
mematuhi protokoler kesehatan. Dengan kegiatan tersebut peserta didik akan
belajar tentang kerjasama, konsentrasi, calistung, kecepatan, ketepatan,
kemahiran dan tanggung jawab . Harapannya kegiatan ini memberikan
kemajuan pada soft skill peserta didik, melahirkan kegembiraan yang
berdampak imun tubuh meningkat, dan memupuk rasa kekeluargaan antar
guru dan orang tua.
Kedua, Metode Hibur. Setiap orang tanpa terkecuali menyukai
hiburan. Metode hibur merupakan metode pembelajaran yang dapat
menciptakan suasana belajar menjadi menarik, pembelajar (peserta didik)
tidak menyadari bahwa mereka telah melakukan aktifitas belajar secara
mandiri dan efektif. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

40
mengacu pada kebijakan kemdikbud tentang merdeka belajar yang
orientasinya peserta didik sebagai pusat pembelajar. Melalui metode hibur
peserta didik tanpa terasa terlibat aktif, bersemangat belajar, dan menjadi
pusat pembelajaran ditengah rangkaian proses belajar mengajar. Peran guru
adalah mengarahkan pembelajar agar tetap berada dalam koridor capaian
pembelajaran.
Bentuk kegiatan pembelajaran metode hibur adalah menonton film
pendek, atau tayangan edukasi yang menggambarkan nilai-nilai kehidupan
penuh pesan moral, nasehat dan motivasi yang disiapkan oleh guru. Contoh
film yang pernah ditayangkan oleh penulis adalah lascar pelangi (semangat
belajar yang pantang surut), senandung diatas awan (panjang menyerah
dalam mewujudkan cita-cita), Timur Matahari (belajar dimana saja dan kapan
saja meski dengan kondisi terbatas), Sekolah Rimba (Kisah anak yang
memiliki kemauan belajar yang kuat), Piper (hadapi rasa takutmu dan
beranilah mencoba), Scarlet (kekuranganmu bukanlah penghambat untuk
mencapai mimpimu), Joy and Heron (tidak ada ruginya melakukan kebaikan),
Changing Batteries (jangan sia-siakan kebersamaanmu dengan orang
tuamu), serta masih banyak flm yang lain yang dapat di unduh di channel
Youtube dan aplikasi Playstore.
Dengan metode hibur, peserta didik memiliki pengetahuan dan
pengalaman baru yang berkesan tentang kesadaran diri untuk tetap
semangat, peduli, cinta, saling mengasihi, bangga pada tanah air, pantang
menyerah, saling menyayangi, dsb. Melalui metode hibur, peserta didik akan
tergugah dan bergairah untuk merawat semangat belajar meskipun berada di
tengah pandemi Covid-19
Ketiga, Membuat rencana bersama peserta didik. Libatkan peserta
didik saat kita merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan.
Perencanaan proses pembelajaran tidak semata-mata tanggung jawab guru,

41
tetapi juga peserta didik dan orang tua. Harapannya, melalui perencanaan
bersama ini dapat menjadi jalan pengembangan potensi, bakat peserta didik.
Perencanaan pembelajaran meliputi kegiatan perumusan tujuan yang
ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran, metode yang digunakan
untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, bahan materi yang akan disajikan,
cara menyampaikannya, persiapan alat atau media yang digunakan.
Perencanaan pembelajaran menjadikan guru dapat mempersiapkan
dan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan saat proses
pembelajaran berlangsung agar proses pembelajaran dapat berlangsung
secara efektif. tujuan dalam pelaksanaan perencanaan adalah tujuan jangka
panjang dan berkelanjutan serta orientasi pelaksanaannya pun harus
memiliki pengaruh positif, termasuk dalam melaksanakan perencanaan
pembelajaran sebelum pembelajaran dilakukan.
Keempat, Sistem Bintang. Bagi sebagian guru, memberikan nilai
merupakan hak prerogatif. Namun, bagi beberapa peserta didik nilai
berhubungan dengan harga diri. Olehnya akan lebih menggairahkan jika nilai
dapat di diskusikan Antara guru dan peserta didik. Hal ini akan memberikan
kebebasan dan penghargaan kepada siswa terhadap kemajuan soft skill
berdasarkan minat dan karakter peserta didik. Melalui diskusi secara pribadi,
guru dapat memberikan dukungan dan pemahaman yang lebih baik bagi
tercapainya tujuan pembelajaran.
Sistem bintang merupakan alat ukur pada pelaksanaan evaluasi
proses pembelajaran dengan memberi tanda bintang sebagai petanda tujuan
telah tercapai. Bintang adalah benda langit yang indah dan memiliki cahaya
sendiri. Bintang adalah harapan. Bintang adalah cita-cita. Bintang adalah
sesuatu yang ingin di raih. Bintang adalah prestasi. Bintang adalah hadiah.
Bahkan tanda bintang menjadi penanda keberhasilan kinerja.
Proses pemberian tanda bintang diberikan guru kepada peserta didik
baik pada pembelajaran daring/ online maupun luring/ tatap muka. Tanda

42
bintang yang diberi menjadi penanda keberhasilan peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, tanda bintang juga sebagai
penanda dalam meraih cita-citanya. Peserta didik dengan bintang 5 menjadi
penanda prestasi yang ia miliki. Dengan sistem bintang, peserta didik
berperan sebagai pelaku pendidikan. Metode ini sangat interaktif, Inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk belajar dari
hatinya sendiri, bukan karena paksaan.
Sebelum memberikan tanda bintang, terlebih dulu guru menjelaskan
aturan “Sistem Bintang” ini bahwa dalam 1 tema pembelajaran terdapat 12
kali pertemuan baik daring atau tatap muka dan akan diberikan 5 kuis. Kuis
tersebut bias berupa permainan, pertanyaan, esai, uraian terbatas, pilihan
ganda, tugas proyek, atau tugas berupa video aktifitas peserta didik selama
belajar dirumah. Selain itu, kehadiran peserta didik mengikuti proses
pembelajaran baik daring maupun tatap muka juga menjadi bahan penilaian.
Setiap tugas akan dikoreksi secara bersama-sama oleh guru dan
peserta didik. Tugas yang memenuhi persyaratan akan di tandai dengan
gambar bintang (*). Peserta didik akan tertantang untuk mengumpulkan
bintang sebanyak-banyaknya. Dan bersemangat belajar sehingga melahirkan
kegembiraan jika peserta didik sanggup meraih bintang. Hal ini berdampak
pada peningkatan kualitas hasil belajar peserta didik. Bila dalam 1 semester
peserta didik dapat mengumpulkan 20 bintang maka untuk nilai tugas peserta
didik tersebut memperoleh nilai A dengan menggunakan rentang 10 pada
proses penilaian kurikulum 2013.

43
Manfaatkan Interaksi Antar Peserta Didik
Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana
Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024,
Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar
sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila, yakni: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri,
bernalar kritis, dan kreatif.
Profil pelajar Pancasila yang di gaungkan oleh Pusat Penguatan
Karakter (PUSPEKA) Kemdikbud, mengisyaratkan akan pentingnya
Hubungan atau interaksi seorang guru dan peserta didik, peserta didik
dengan temannya di dalam proses belajar mengajar dan interaksi sosial yang
merupakan fungsi utama seorang guru dalam memanusiakan manusia.

44
Situasi pandemi covid-19 saat ini, dimana mewajibkan pembelajaran
dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh secara daring/online dan luring,
seorang guru harus memastikan bahwa peserta didik dapat berinteraksi
dengan nyaman terlebih lagi dirumah, sesering mungkin mengajukan
pertanyaan dan berkontribusi dalam kelompok belajar, serta mengurangi
resiko kejenuhan dampak dari pembelajaran dirumah.
Salah-satu langkah yang dapat dilakukan guru adalah membagi
peserta didik ke dalam kelompok belajar (kelompok kecil) dan mengharuskan
mereka bekerja sama untuk menjawab permasalahan yang diberikan oleh
guru. tentunya pembagian kelompok belajar disini berdasar jarak rumah
peserta didik. Harapannya adalah agar peserta didik tidak jenuh/ stress
terhadap kegiatan belajar dirumah sendirian, tetap terjalin interaksi antar
temannya disekolah, sehingga nantinya tercipta interaksi yang harmonis
antar peserta didik dengan temannya, guru dan peserta didik, serta guru dan
orang tua.
Kekhawatiran terhadap Covid-19 memberikan pengaruh terhadap
interaksi dikalangan masyarakat luas. Memutuskan menjauh dari kehidupan
sosial secara normal lebih baik menurut masyarakat sekarang ini. Akibatnya
terjadi struktur masyarakat yang menimbulkan adanya kelompok sosial,
aturan dan norma baru yang bermunculan, perbedaan tingkatan, pergeseran
pola hidup sampai kebiasaan-kebiasaan baru yang dijadikan sebagai
kebudayaan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Olehnya, hal inilah
menjadi salah-satu faktor guru dalam membentuk kelompok belajar
berdasarkan jarak rumah setiap peserta didik. Sehingga dapat meredam
kekhawatiran dikalangan masyarakat tanpa harus mengabaikan hak anak
dalam berinteraksi dengan temannya di sekolah. Tentunya hal ini dilakukan
dengan mematuhi protokoler kesehatan.
Interaksi antara guru dan peserta didik merupakan kunci utama dalam
membangun hubungan kooperatif kepada peserta didik. Guru dapat

45
menanyakan dan mengungkap keadaan peserta didik dan sebaliknya
peserta didik mengajukan berbagai persoalan-persoalan dan hambatan yang
sedang dihadapi. Guru dengan peserta didik ada kedekatan dalam kegiatan
apapun, karena dengan rasa yang dekat dari guru, peserta didik akan
merasa diperhatikan. Akan tetapi rasa dekat antara guru dengan peserta
didik itu sendiri juga ada batasannya, maksudnya guru dalam berhubungan
kepada peserta didik jangan terlalu dekat. Karena kalau terlalu dekat,
peserta didik itu sendiri akan menganggap guru itu seperti temannya sendiri.
Dengan demikian dalam berinteraksi antara guru dengan peserta didik akan
menghasilkan hubungan yang baik dalam kegiatan belajar mengajar dirumah
terlebih lagi di kelas.
Dalam menjalin interaksi, seorang guru harus bisa mengerti dan
memahami keadaan peserta didik dalam kondisi apapun. Ketika guru bisa
mengerti keadaan peserta didik dengan cara memahami karakter peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar maupun yang lainnya. Maka dalam
berinteraksi akan menghasilkan pembelajaran yang optimal dan efektif
dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Selain itu guru
juga harus mengetahui latar belakang peserta didik yang berasal dari
berbagai daerah dan memiliki karakter yang berbeda-beda pula. Jadi
interaksi guru dengan peserta didik akan bisa baik, ketika guru bisa mengerti
keadaan dan kondisi peserta didik. Harapannya disinilah terjadilah suatu
proses interaksi dan komunikasi yang humanistik.

46
Peran Orang Tua dalam Masa Pandemi Covid-19
Orang tua merupakan kunci utama dalam keluarga. Bagaimana orang
tua memperlakukan anak akan berdampak pada pembentukan kepribadian
anak. Setiap orang tua memiliki kepemimpinannya tersendiri terhadap anak
sesuai dengan tipe kepribadian yang di miliki. Pendekatan tipe kepemimpinan
yang memerlukan kecermatan dan pengetahuan para orang tua dalam
menggunakannya. Sehingga dapat memilih secara tepat pola asuh yang
sesuai dengan situasi dan kondisi baik yang bersifat psikologis, sosiologis,
maupun berbagai situasi yang berhubungan dengan pendidikan maupun
bimbingan terhadap anak.
Dewasa ini, ketika peran sekolah tergantikan oleh keluarga akibat dari
kebijakan belajar dari rumah, maka peran orang tua menjadi garda terdepan
sangat krusial dalam tumbuh kembang anak. Olehnya, penulis merangkum
dan merinci beberapa bentuk kegiatan yang dapat diterapkan orang tua
dimasa pandemi Covid-19 saat ini mengacu pada permendikbud no. 111

47
tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada pendidikan dasar dan
menengah dan surat edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020 tentang
pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat. Beberapa peran
orang tua menghadapi pandemi Covid-19 saat ini, sebagai berikut:
Pertama, Meningkatkan imunitas pada anak
Salah-satu cara yang bisa dilakukan oleh orang tua (keluarga) agar
terhindar dari ancaman Covid-19 adalah membantu anak-anak menjaga daya
tahan tubuh atau imunitas. Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa bentuk
kegiatan dirumah seperti: Olahraga teratur dan mengajak anak untuk aktif
bergerak, istirahat dan tidur yang cukup, rajin mencuci tangan,
mengkonsumsi makanan dan minuman yang bernutrisi, menjaga kebersihan
makanan, mengajak anak untuk tertawa dan bahagia (menguatkan fisik dan
psikis anak), jangan biarkan anak murung atau stress, dan ajak anak
berjemur di pagi hari.
Kedua, Melakukan kegiatan bersama anak
Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan orang tua (keluarga)
dirumah bersama anak di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Mengawali
rutinitas harian yang menyenangkan setiap hari orang tua perlu
memperhatikan beberapa hal terkait dengan kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan, seperti: Menuliskan jadwal kegiatan harian untuk beraktivitas
secara rutin pengganti jadwal pelajaran, misalnya: jadwal beribadah
bersama, berolahraga, bermain, berdiskusi, menonton televisi, belajar
membuat kue, membersihkan kamar, berbagi sedekah tiap hari jumat,
penggunaan gadget dll. (karakter religius, gotong royong, mandiri, nasionalis,
integritas) serta buatlah penugasan, siapa melakukan apa dan lakukan
bersama-sama.
Ketiga, Menjadi guru pengganti di rumah
Setahun berlalu sejak diberlakukannya kebijakan Kemdikbud tentang
kegiatan belajar dari rumah, membuat orang tua sebgai guru pengganti harus

48
dapat bekerjasama dengan anggota keluarga inti lainnya dalam mendukung
serta membantu anak dalam kegiatan belajar dari rumah, orang tua
(keluarga) juga harus menambah pengetahuan misalnya belajar dari guru,
belajar menggunakan daring dan video pembelajaran, menjelaskan pada
anak kenapa harus belajar dari rumah, serta menjadi guru pengganti yang
memberikan penguatan (reward) berupa hadiah pelukan, pujian, memasak
makanan kesukaan, apabila anak melakukan kebaikan yang terjaga dan
menetap misalnya membersihkan tempat tidur setiap hari (mengembangkan
anak karakter mandiri)
Keempat, Menjalin komunikasi dengan anak
Menjalin komunikasi dengan anak dapat dilakukan dengan mengajak
anak berkomunikasi sesuai usianya, mengajak anak bercerita tentang
perasaannya setiap hari, bisa menggunakan kata-kata yang dituliskan atau
dengan menggunakan simbol gambar-gambar yang digambar atau di tulis di
kertas flano untuk ditempelkan di kamar atau di ruang keluarga sebagai
pemberi semangat bahwa hari esok kan masih ada (mengembangkan anak
budaya literasi)
Kelima, Menjalin komunikasi dengan sesama orang tua dan guru
Menjalin komunikasi dengan sesama orang tua tentang kegiatan anak-
anak, bisa dengan bertukar ide atau bertukar cara. Selain itu, Menjalin
komunikasi dengan guru terkait hal-hal yang perlu untuk dilakukan dirumah
misalnya tugas-tugas anak dirumah.
Keenam, Menanamkan nilai-nilai karakter pada anak
Nilai-nilai karakter pada anak dapat dikembangkan orang tua mengacu
pada profil pelajar pancasila yakni sebagai berikut:
- Religiusitas, mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianut

49
- Nasionalis, merupakan cara berpikir, bersikap dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepeduliaan, dan penghargaan yang tinggi
terhadap Bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik
bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan Negara diatas
kepentingan diri dan kelompok.
- Mandiri, merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain,
dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan
harapan, mimpi dan cita-cita.
- Gotong royong, mencerminkan tindakan menghargai semangat
kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama,
menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan dan
pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan
- Integritas, merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan, memiliki komitmen
dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral.
Ketujuh, Mengenal gaya belajar anak
Gaya belajar anak berbeda satu dengan lainnya. Ada yang lebih suka
belajar lewat mendengarkan, ada yang justru lebih tertarik belajar dengan
melihat gambar-gambar, ada yang semangat belajar jika bersentuhan
langsung dengan objeknya, dan tidak sedikit yang memilih gaya belajar
dengan selalu melibatkan fisiknya alias sambil bergerak ke sana kemari.
Masing-masing gaya belajar anak memiliki keunggulan dan kekurangan.
Tidak ada yang salah dengan gaya belajar anak. Tugas kita sebagai orang
tua terutama ibunya adalah mengarahkan anak agar menikmati proses
belajar mereka, apapun pilihan gaya belajar anak Ibu. Secara umum, ada 3
gaya belajar anak, yakni visual, auditori, dan kinestetik.
- Gaya belajar anak Visual

50
Anak dengan gaya belajar visual mudah menyerap informasi atau
memahami sesuatu dengan melihat. Ia bisa memaksimalkan kemampuannya
hanya dengan memperhatikan gambar-gambar atau apapun yang dilihatnya.
Selain itu, gaya belajar anak visual akan semangat jika diberi kesempatan
presentasi menggunakan gambar-gambar. Mereka juga antusias dengan
diagram-diagram ataupun mind-mapping.
Ciri-ciri anak dengan gaya belajar visual yaitu: dapat mengingat dengan
cepat dan kuat denga cara melihat, Tidak terganggu dengan suara-suara
yang berisik, memiliki ingatan yang kuat tentang bentuk, warna, dan
pemahaman artistic, pembaca cepat dan tekun, lebih suka membaca
daripada di bacakan, rapi dan teratur, mementingkan penampilan dalam hal
pakaian ataupun penampilan keseluruhan, teliti terhadap detail, pengeja yang
baik, lebih memahami gambar dan bagan daripada instruksi tertulis, dan
mudah mengingat cara seseorang melakukan sesuatu.
- Gaya belajar Auditori
Anak dengan gaya belajar auditori cepat memahami dan mempelajari
sesuatu hanya dengan mendengarkan. Gaya belajar anak ini cocok untuk
mereka yang suka menghafal. Anak yang memiliki gaya belajar auditori
mudah menyerap atau merekam apa yang mereka dengarkan, termasuk
cerita, dan ia sangat mampu menjelaskannya kembali dengan bahasanya
sendiri.
Ciri-ciri anak dengan gaya auditori yaitu: memiliki kemampuan
mengaingat yang lebih baik melalui cara mendengarkan, senang dibacakan
cerita atau mendengarkan cerita, dapat mengulangi informasi yang di
dengarnya, belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang di
diskusikan daripada yang dilihat, suka berbicara, suka berdiskusi, dan
menjelaskan sesuatu panjang lebar, lebih pandai mengeja dengan keras
daripada menuliskannya, suka music dan bernyanyi, tidak bisa diam dalam
waktu lama, suka mengerjakan tugas kelompok dan menyukai seni music.

51
- Gaya belajar Kinestetik
Anak dengan gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar anak yang
melibatkan fisik maupun gerakan tubuh. Anak kinestetik cenderung tidak bisa
diam. Ia senang belajar dengan melibatkan fisiknya, menggunakan tubuhnya
saat mempelajari tempat-tempat maupun konsep baru. Anak dengan gaya
belajar anak kinestetik biasanya sangat suka pelajaran olah tubuh, seperti
menari, olahraga, drama, atau yang sejenisnya.
Ciri-ciri anak dengan gaya kinestetik yaitu: Ketika menghafal pelajaran
dengan cara berjalan atau membuat gerakan-gerakan, menggunakan objek
nyata sebagai alat bantu, menyukai aktivitas pembelajaran yang aktif atau
permainan, suka menggunakan berbagai peralatan dan media, menyentuh
orang untuk mendapatkan perhatian, berdiri dekat ketika berbicara dengan
orang, dan belajar melalui praktik.

Nah, setiap anak belajar dengan cara yang tidak sama, orang tua harus
dapat mengenali gaya belajar pada anak. Karena sangat membantu dalam
mendukung pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis anak dirumah.
Olehnya, orang tua harus kenali kekuatan anak dengan mengetahui watak
anak, apa yang diinginkan anak sehingga apa yang menjadi potensi dalam
diri anak dapat berkembang dengan baik dan berdampak pada kualitas diri
anak tersebut.

52

Anda mungkin juga menyukai