Anda di halaman 1dari 6

ADAPTASI PENDIDIKAN DI ERA NEW NORMAL

Oleh: Tim Redaksi

Virus covid-19 dalam sekejap mampu melumpuhkan segalah aktivitas manusia.


Seluruh elemen masyarakat dalam segala bidang kehidupan diharapkan membiasakan
diri untuk hidup berdampingan dengan virus covid-19. Kondisi ini merupakan cara
baru yang kita kenal dengan istilah New Normal. New Normal merupakan scenario
untuk mempercepat penanganan virus covid-19 dengan cara mengubah kebiasan
perilaku untuk beraktivitas dengan selalu menerapkan protocol Kesehatan yang yang
sangat ketat. Hal ini bertujuan agar angka penyebaran virus covid-19 dapat ditekan.
Kebijakan new normal ini diterapkan di tempat kerja, sektor pelayanan public,
industri, maupun di sekolah.

Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid

Berdasarkan data yang dihimpun dari laman ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id,


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim
mengatakan, “Prinsip dikeluarkannya kebijakan pendidikan di masa Pandemi virus
korona adalah dengan memprioritaskan kesehatan dan keselamatan peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat.” Tahun ajaran baru bagi
pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar, dan pendidikan menengah di
tahun ajaran 2020/2021 tetap dimulai pada bulan Juli 2020. Namun demikian, “Untuk
daerah yang berada di zona kuning, oranye, dan merah, dilarang melakukan
pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan. Satuan pendidikan pada zona-zona
tersebut tetap melanjutkan Belajar dari Rumah,” terang Mendikbud Nadiem Anwar
Makarim, pada webinar tersebut.

 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim


menegaskan, proses pengambilan keputusan dimulainya pembelajaran tatap muka
bagi satuan pendidikan di kabupaten/kota dalam zona hijau dilakukan secara sangat
ketat dengan persyaratan berlapis. Keberadaan satuan pendidikan di zona hijau
menjadi syarat pertama dan utama yang wajib dipenuhi bagi satuan pendidikan yang
akan melakukan pembelajaran tatap muka. Persyaratan kedua, adalah jika pemerintah
daerah atau Kantor Wilayah/Kantor Kementerian Agama memberi izin. Ketiga, jika
satuan pendidikan sudah memenuhi semua daftar periksa dan siap melakukan
pembelajaran tatap muka. Keempat, orang tua/wali murid menyetujui putra/putrinya
melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.

Wilayah Kabupaten Sragen sendiri sudah masuk zona hijau sehingga sudah
diperbolehkan untuk melaksanakan pembelajaran secara tatap muka meski masih
terbatas. Demikian juga dengan SMK Sakti Gemolong, yang mulai menerapakn PTM
terbatas sekitar bulan Oktober 2021 yang lalu, tentu ketika peserta didik, pendidik,
dan seluruh tenaga kependidikan sudah menerima vaksin.

Pembelajaran bagi peserta didik di era new normal ini akan membutuhkan
adaptasi atau penyesuaian, salah satunya waktu belajar yang tersedia dan penerepan
protokol Kesehatan yang ketat. Di masa pandemi covid, para peserta didik dan guru
sudah terbiasa dengan pembelajaran secara virtual. Nah, di era new normal ini ada
penggabungan metode pembelajaran yang berbeda karena pembelajaran tatap muka
belum sepenuhnya dilaksanakan secara 100%. Hal tersebut mendorong agar guru
lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan waktu tatap muka yang lebih pendek.
Sebelum masa pandemi covid, pembelajaran tatap muka di SMK Sakti Gemolong
dalam satu jam pelajaran adalah 45 menit. Namun, saat ini satu jam pelajarannya
hanya 25 menit. Hal ini tentunya menjadi problematika tersendiri. Untuk pemecahan
masalahnya, maka sebagai guru harus pandai memilah kompetensi mana yang harus
disampaikan secara langsung, dan mana yang bisa dilakukan secara daring.

Bagaimana Upaya Guru dalam Menghadapi Pembelajaran di Era New Normal?

a. Guru harus melakukan adaptasi secara cepat. Perubahan pola pembelajaran


memang harus “memaksa” para guru untuk bisa beradaptasi, utamanya
dengan berbagai kemajuan teknologi yang relevan untuk dimanfaatkan dalam
pembelajaran. Guru juga tidak boleh mengeluh dengan segala perubahan yang
terjadi di era new normal. Selain itu, guru harus bisa menjadi inspirasi bagi
para peserta didik dalam menghadapi kekacauan pembelajaran yang
disebabkan oleh virus covid-19. Dengan demikian, sebenarnya dibutuhkan
oleh peserta didik bukan sekadar guru yang cerdas, namu guru yang mampu
beradaptasi dengan cepat terhadap segala perubahan yang terjadi.

b. Guru harus mengubah mindset dalam pembelajaran. Tidak dipungkiri bahwa


perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia Pendidikan ini menyebabkan
tekanan besar bagi para guru, peserta didk, termasuk para orang tua. Oleh
karna itu, selain harus bisa beradaptasi dengan berbagai kemajuan teknologi,
perubahan pola pikir dalam pembelajaran ini menjadi hal yang sangat penting
dan harus benar-benar diperhatikan. Guru tidak boleh terpaku hanya pada
pembelajaran tatap muka, namun juga harus mampu merancang
pemebelajaran yang dilakukan secara virtual dengan memanfaatkan platform
belajar yang ada, merancang metdoe pembelajaran berbasis teknologi
meskipun diadakan pembelajaran tatap muka, mengikuti perubahan
kurikulum, dan lain-lain. Peserta didik pun juga harus bisa melakukan
adaptasi secara cepat terhadap teknologi dan perubahan mindset pembelajaran.

c. Guru harus memperluas personal network dengan berbagai pihak, baik


dengan sesama rekan guru dalam MGMP maupun dengan pihak lain yang
dapat menyediakan berbagai kebutuhan dalam pembelajaran.

d. Guru harus bisa berkolaborasi dan bersinergi dengan orang tua karena
pembelajaran di era new normal ini menimbulkan interaksi antara guru dan
peserta didik menjadi sangat terbatas, termasuk berkurangnya perhatian guru
kepada peserta didik. Untuk itu kolaborasi dan senergi antara guru dan para
orang tua menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan.

e. Menekankan pada pengembangan moral dan motivasi. Harus diakui bahwa


pembelajaran yang dilakukan selama pandemi covid 19 termasuk masa era
new normal saat ini memunculkan berbagai persoalan, ketidaksiapan guru
dengan pola daring, ketidaktersediaan berbagai perangkat yang dibutuhkan
guru dan siswa untuk pembelajaran daring, ketidaksiapan orang tua dalam
mengawasi anak-anak mereka agar tidak melenceng dalam penggunaan
teknologi yang disediakan untuk pembelajaran, hingga kurangnya dana untuk
pelaksanaan pembelajaran adalah sejumlah persoalan yang muncul. Guru
sebagai pendidik di era new normal dituntut untuk mampu menekankan
pembelajaran berbasis moral dan motivasi, karena ketika moral dan motivasi
terbangun dengan baik di diri peserta didik, pembelajaran akan berjalan
dengan baik.

Peran Pelaku Pendidikan di Era New Normal

Di era new normal ini peran antarpihak dalam menjalankan aktivitas


pembelajaran sangat dibutuhkan, di antaranya: Pertama, sekolah harus menyiapkan
kurikulum yang simple dan fleksible. Guru harus mampu melakukan pemetaan
materi-materi esensial yang diajarkan maupun materi lain seperti penugasan. Kedua,
siswa harus mampu memanage waktu untuk tetap belajar mandiri dan disiplin.
Ketiga, orang tua harus mengawasi dan mendampingi siswa dalam belajar, bila
mungkin, memberikan dukungan infrastruktur. Keempat, peran serta masyarakat
untuk menjaga suasana agar kondusif untuk pembelajaran, termasuk infrastruktur.
Kelima, Pemerinta juga turut memfasilitasi kuota internet yang mendukung proses
pembelajaran secara online.

Selain itu, teknologi juga memagang peranan penting dalam pembelajaran di era
new normal ini. Seluruh pelaku Pendidikan dituntut untuk menguasai teknologi
karena teknologi di era new normal ini paling banyak digunakan dalam bidang
Pendidikan daan Kesehatan, seperti fenomena Work From Home (WFH), Study From
Home (SFH), Webinar atau seminar online, konsultasi Kesehatan secara online, dan
lain-lain.

Penerapan Desain Pembelajaran di Era New Normal

Penerapan pembelajaran di era New Normal dapat dilakukan dengan


menggunakan metode blanded learning. Apa itu metode blanded learning? Metode
blanded learning merupakan sebuah metode pembelajaran kombinasi. Maksudanya
adalah sebuah metode yang mengkombinasikan pemeblajaran secara tatap muka dan
secara daring (online). Dengan menerapkan sistem ini sekolah memberi pilihan
kepada orang tua pilihan terbaik dalam memberikan Pendidikan bagi buah hatinya.

Bleanded learning perlu diterapkan di sekolah karena masing-masing peserta


didik memiliki kebutuhan yang berbeda beda.Alasan lainya yaitu orang tua yang
bekerja apabila para orang tua harus bekerja sehingga mereka tidak dapat sepenuhnya
mendampingi anak mereka belajar dari rumah. 

Sistem bleanded learning ini sangat membantu para guru untuk meng-akomodasi
selain kebutuhan para peserta didiknya dalam bidang akademik  juga dalam kegiatan
sosial dan emosinya. Situasi di rumah  yang kurang kondusif juga dapat berpengaruh,
misalnya dalam suatu keluarga ada beberapa anak yang juga melakukan pembelajaran
dari rumah  hingga ada beberapa kendala seperti koneksi internet yang melambat
hingga polusi suara dari masing-masing anak atau bahkan bila orang tua memiliki
usaha dirumah anak akan kesulitan memusatkan perhatiaanya. Oleh karena itu salah
satu solusinya adalah penerapan sistem bleandead learning dimana mereka
melakukan pembelajaran tatap muka dan daring.

Blanded Learning ini dilakukan dengan cara tatap muka terbatas dengan protocol
kesehatan ketat, masuk sekolah menggunakan sistem shift, durasi pembelajaran lebih
pendek, Pembelajaran materi penting (esensial), Kolaborasi antar guru antar maple,
melakukan Proyek bersama dan Penilaian Bersama.

Hikmah Pandemi

Dengan adanya pandemi covid ini sebenarnya juga dapat dijadikan momentum
bagi dunia pendidikan untuk mempercepat proses transformasi menuju pendidikan
berbasis teknologi. Hal tersebut di antaranya adaptasi penggunaan teknologi dalam
pembelajaran sangat cepat. Pandemi ini juga mendorong tumbuhnya energi kreatif
dan positif yang sangat luar biasa besar. Kini saatnya siswa memerdekakan dirinya
mencari ilmu yang diperlukannya sesuai dengan minat,  kemampuan dan cita-citanya
berbasis merdeka belajar. Orangtua murid menguatkan kedudukannya sebagai
pemilik utama anak termasuk masa depannya. Untuk itu mereka harus bekerjasama
bahu membahu dengan kepala sekolah dan guru dalam mengelola sekolah dan
pembelajaran. Saatnya guru menjadi guru sejati yang belajar dan membelajarkan diri
sendiri dan muridnya. Pengelola sekolah secara proaktif menerapkan sebenar-
benarnya manajemen berbasis sekolah untuk membangun merdeka belajar dengan
menjadikan masyarakat sebagai pengendali mutunya.

Referensi/sumber:

dikti.go.id/highlight/menakar-pendidikan-pasca-pandemi-covid-19/

https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/pergeseran-pendidikan-era-new-
normal/

https://www.poltekindonusa.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/Pendidikan-di-Era-
Pandemi.pdf

https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/pendidikan-era-new-normal-belajar-dari-
study-from-home

https://gheroy.com/adaptasi-pendidikan-di-era-new-normal/
https://www.kompasiana.com/khikmahiffah48/61924eecc26b77272f364343/proses-
pembelajaran-di-era-new-normal?page=2&page_images=1

Anda mungkin juga menyukai