1. Pembiasaan Sehari-hari
Kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan peserta didik dilakukan secara
bersama. Seperti, pembiasaan makan bersama anggota keluarga di ruang makan,
membersihkan rumah dan lingkungannya serta kegiatan lainnya.
Kegiatan-kegiatan tersebut bisa dilaporkan kepada guru baik dalam bentuk foto
ataupun video. Orang tua dapat mengambil gambar anaknya selama beraktivitas,
kemudian melaporkan kepada guru. Sehingga, selama kegiatan belajar mengajar
dari rumah tetap melibatkan orang tua dalam prosesnya. Ini menjadi kolaborasi
yang baik antara guru, peserta didik, dan orang tua.
Inovasi juga harus dilakukan pengawas sekolah agar tugas kepengawasan dapat
berjalan baik meskipun tidak harus selalu bertatap muka. Melakukan pembinaan,
monitoring, dan evaluasi kerja kepala sekolah dalam mengatur proses belajar
daring dapat menggunakan aplikasi Zoom Meeting secara berkala. Sehingga,
komunikasi antara pengawas sekolah dengan sekolah binaanya dapat berjalan
dan kepala sekolah harus melaporkan jalannya pembelajaran daring yang
dilaksanakan di sekolah masing-masing.
Sejauh ini, penerapan pembelajaran daring masih terkendala banyak hal, baik
dari kompetensi guru, orang tua maupun infrastruktur pendukung. Masih banyak
orang tua yang tidak mempunyai gawai yang memadai. Akibatnya, anak kesulitan
mengerjakan tugas dari gurunya. Namun demikian, masih banyak cara yang
dapat dilakukan oleh guru agar peserta didik tetap mendapatkan haknya.
Sehingga, inovasi pembelajaran harus lebih fleksibel disesuaikan dengan
kemampuan peserta didik dan letak geografis tempat tinggal peserta didik.
2 dari 5 halaman
Duta Rumah Belajar Papua, Minarti menceritakan anak-anak dari beberapa wilayah di Papua juga turut
melakukan pembelajaran jarak jauh melalui daring. (Foto:Liputan6/Yopi Makdori)
Kondisi pandemi Covid-19 ini mengakibatkan perubahan yang luar biasa,
termasukbidang pendidikan. Seolah seluruh jenjang pendidikan 'dipaksa'
bertransformasi untuk beradaptasi secara tiba-tiba drastis untuk
melakukan pembelajaran dari rumah melalui media daring (online).
Ini tentu bukanlah hal yang mudah, karena belum sepenuhnya siap.
Problematika dunia pendidikan yaitu belum seragamnya proses
pembelajaran, baik standar maupun kualitas capaian pembelajaran yang
diinginkan.
Muncul Polemik
Hal ini tentu dirasa berat oleh pendidik dan peserta didik. Terutama bagi
pendidik, dituntut kreatif dalam penyampaian materi melalui media
pembelajaran daring. Ini perlu disesuaikan juga dengan jenjang
pendidikan dalam kebutuhannya. Dampaknya akan menimbulkan tekanan
fisikmaupun psikis (mental).
Pola pikir yang positif dapat membantu menerapkan media pembelajaran
daring, sehingga menghasilkan capaian pembelajaran yang tetap
berkualitas. Belajar di rumah dengan menggunakan media daring
mengharapkan orangtua sebagai role model dalam pendampingan belajar
anak, dihadapi perubahan sikap.
Masa pandemi Covid-19 ini bisa dikatakan sebagai sebuah peluang dalam
dunia pendidikan, baik pemanfaatan teknologi seiring dengan industri 4.0,
maupun orangtua sebagai mentor. Harapannya, pasca-pandemi Covid-19,
kita menjadi terbiasa dengan sistem saat ini sebagai budaya
pembelajaran dalam pendidikan.
Tantangan Berat
Peringati Hari Anak Nasional dengan mencoba belajar jadi ibu yang pengertian melalui pola asuh mindful
parenting. (Ilustrasi: Pexels.com/Pixabay)
Guru atau dosen bukan satu-satunya tonggak penentu. Ini tantangan
berat bagi guru, dosen, maupun orangtua. Tak sedikit orangtua pun
mengeluhkan media pembelajaran jarak jauh melalui daring (internet) ini.
Terlebih bagi orangtua yang work from home (WFH), harus tetap
mendampingi anak-anaknya, khususnya anaknya yang masih usia dini. Ini
mengingat belum meratanya diperkenalkan teknologi dalam
pemanfaataan media belajar, seperti laptop, gadget, dan lainnya.
Sumber: Freepik
learning dianggap lebih dekat dengan generasi pelajar saat ini yang
Online learning mulai menjadi trend di era digital serta dapat dijadikan
Dengan online learning, interaksi antara guru dan siswa akan lebih praktis
karena tidak harus menempuh perjalanan untuk bertemu. Selain itu, tidak
ada ruang kelas sebagai tempat belajar formal. Proses belajar mengajar
seperti guru dengan spidol dan papan tulis, serta siswa dengan catatan
4. Lebih personal
Beberapa teknik online learning mungkin menggunakan materi-materi
yang bersifat satu arah, namun banyak juga yang sudah menyediakan
learning bisa dikatakan lebih personal karena baik guru dan siswa benar-
untuk mencapai kelas yang digunakan untuk belajar. Selain itu, ada biaya-
6. Mudah didokumentasi
Dengan metode pembelajaran konvensional, siswa perlu mencatat atau
untuk membuat salinan materi pelajaran untuk diri mereka. Cara lainnya
kemudian hari.
7. Ramah lingkungan
Dengan berkurangnya mobilitas, secara tidak langsung kamu sudah mengurangi polusi yang
ditimbulkan oleh kendaraan bermotor. Selain itu, online learning tidak memerlukan kertas
baik untuk pemberian materi, soal-soal maupun pendataan. Hal tersebut tentu saja memiliki
dampak yang positif bagi lingkungan karena mengurangi konsumsi kertas yang dibuat dengan
dan gurumu tidak perlu bertemu namun proses belajar mengajar dapat
terus berlanjut.
Siap untuk belajar secara online?